GKJW Jemaat Sidoreno, Jember menggelar drama jalan salib untuk memperingati Jumat Agung tanggal 30 maret lalu. Drama ini digelar di sepanjang jalan dusun Sidoreno. Gerimis yang turun saat drama dimainkan tidak mengurangi semangat warga Sidoreno ambil bagian dalam drama jalan salib ini.
Pementasaan drama ini adalah hal baru bagi Jemaat Sidoreno. Saat Jumat Agung tahun-tahun yang lalu, biasanya hanya anak-anak yang mengadakan pawai obor keliling dusun. Ide pementasan drama ini pertama kali datang dari para pemuda. Seluruh anggota warga jemaat menyambut dan ikut terlibat dalam acara ini.
Latihan – Para pemain berlatih adegan penyaliban sehari sebelum pementasan. Latihan ini diadakan disela-sela kesibukan mereka sebagai petani. Masa-masa ini sebenarnya adalah masa sibuk bagi para petani di Sidoreno karena berbarengan dengan masa panen padi.
Perlengkapan Drama – Semua perlengkapan drama dibuat sendiri oleh warga jemaat Sidoreno. Pada saat latihan, diuji pula kekuatan kayu salib dalam menahan beban tubuh pemeran Tuhan Yesus.
Obor – Seluruh lampu penerangan jalan Dusun Sidoreno dimatikan selama drama berlangsung. Drama hanya diterangi ratusan obor yang dibawa warga jemaat. Sempat muncul kekhawatiran hujan akan turun semakin deras dan mematikan obor yang mereka bawa.
Berdoa di Taman Getsemani – Drama dibuka dengan adegan Tuhan Yesus berdoa di Taman Getsemani. Pak Suyadi yang berperan sebagai Tuhan Yesus menyiapkan sendiri batu tempatnya berdoa. Adegan Tuhan Yesus berdoa ini dimainkan di halaman sekolah SD Sidoreno.
Memanggul Salib – Pak Suyadi harus memanggul salib kurang lebih 1 kilometer sepanjang dusun Sidoreno. Di sepanjang jalan, beberapa orang yang telah ditunjuk berteriak “Salibkan Dia! – Salibkan Dia!”. Adegan Tuhan Yesus memanggul salib ini berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
Basuh Wajah – Adegan seorang wanita membasuh wajah Yesus juga ditampilkan dalam drama ini. Dalam rangkaian jalan salib, adegan ini adalah perhentian ke-6.
Penyaliban – Para pemeran prajurit mengikat tangan Pak Suyadi ke kayu salib. Pak Suyadi sebagai pemeran Tuhan Yesus juga berteriak-teriak kesakitan seolah-olah ada paku yang menancap ditangannya. Adegan ini dimainkan di halaman gereja GKJW Jemaat Sidoreno.
Diatas Kayu Salib – Saat Pak Suyadi sudah berada di atas kayu salib disampaikan refleksi singkat tentang makna jalan salib oleh Pdt. Nicky Widyaningrum. Seluruh jemaat masuk dalam keheningan seolah ikut merasakan penderitaan Tuhan Yesus. “Saya pun harus menahan tangis dari atas kayu salib” kata Pak Suyadi.