Merayakan Hidup Dengan Bersyukur Hari Raya Undhuh-Undhuh GKJW Jemaat Mojowarno

19 May 2018

GKJW Jemaat Mojowarno mengadakan hari raya undhuh-undhuh pada hari Minggu 13 mei 2018. Hari raya ini merupakan hari raya ucapan syukur dan persembahan atas hasil panen yang telah diterima.

Kata undhuh-undhuh berasal dari kata “ngundhuh” (memetik). Hari raya ini terbentuk dari perjumpaan tradisi masyarakat agraris dengan ajaran Kristen. Tradisi agraris di Mojowarno mengenal ritual penyimpanan padi di lumbung saat masa panen raya. Selain itu, masyarakat juga meneladani ajaran Musa untuk mempersembahkan hasil panen pertama yang terbaik bagi Allah (Ulangan 26: 1-2).

Hari raya undhuh-undhuh di Mojowarno terdiri dari empat tahapan: Tahap persiapan, arak-arakan, ibadah dan lelangan. Tahap persiapan dilaksanakan 2 atau 3 minggu sebelum pelaksanaan undhuh-undhuh. Masing-masing blok (dukuh) mulai mengumpulkan persembahan warga dan membuat kerangka bangunan undhuh-undhuh yang akan diarak menuju halaman gedung gereja.

 

Roncean Padi

Roncean Padi – Padi ketan dironce (dirangkai/ diuntai) menjadi patung/ bangunan undhuh-undhuh yang bertema cerita-cerita Alkitab. Bangunan-bangunan ini dihiasi pula dengan sayur-sayuran, buah-buahan, atau umbi-umbian. Tahun ini terdapat 7 bangunan undhuh-undhuh (dari 5 blok, 1 pepanthan, dan 1 rumah sakit) yang diarak.

 

Ini Persembahanku

Ini Persembahanku – Sekitar pukul 6 pagi warga jemaat mengarak bangunan undhuh-undhuhnya dari masing-masing masing-masing blok menuju halaman gedung gereja. Dalam arak-arakan ini, warga membawa pula persembahan naturanya.

 

Bangunan Undhuh-Undhuh

Bangunan Undhuh-Undhuh – Tiga bangunan undhuh-undhuh telah tiba di halaman gedung gereja. Masing-masing menampilkan cerita alkitab yang berbeda. Bangunan paling kiri mengangkat kisah kesengsaraan Yesus. Sementara yang lain mengangkat kisah Yunus dan kenaikan Yesus ke sorga.

 

Kothekan Lesung

Kothekan Lesung– Kesenian tradisional kothekan lesung menyambut kedatangan bangunan undhuh-undhuh dihalaman gereja. Kelompok kothekan lesung biasanya menyanyikan tembang dolanan berbahasa jawa menyambut panen yang berlimpah.

Baca Juga:  Duh GUSTI, Ingkang Kawula Purugi Sinten Malih?

 

Hasil Bumi dan Hasil Karya

Hasil Bumi dan Hasil Karya – Selain persembahan hasil bumi, terdapat pula persembahan lukisan hasil karya warga jemaat. Lukisan wajah Yesus ini nantinya juga akan dilelang setelah ibadah usai.

 

Menerima Persembahan

Menerima Persembahan – Pendeta Wimbo Santjoko menerima persembahan natura dari warga jemaat di tengah kebaktian. Dalam khotbahnya, Pendeta Wimbo mengingatkan agar warga jemaat selalu bersyukur karena Tuhan Allah telah mencukupkan berkatNya. Undhuh-Undhuh tahun ini mengambil tema: “Merayakan Hidup Dengan Bersyukur”.

 

Lelang Undhuh-Undhuh

Lelang – Usai kebaktian diadakan lelang barang-barang persembahan. Sayur, buah, ternak, unggas, tanaman, dan lain sebagainya dijual dalam acara tersebut. Hasil lelang ini masuk dalam kas jemaat.

 

Membongkar Bangunan

Membongkar Bangunan – Bangunan undhuh-undhuh dibongkar saat lelang berlangsung. Roncean padi dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian dirontokkan dan dijemur. Padi yang sudah kering juga dilelang dalam hari raya ini.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak