Tahun Gerejawi: Bulan Penciptaan
Tema: Manusia yang dikasihi Allah adalah manusia yang mengasihi Sesama ciptaan.
Judul: Manusia Istimewa, Ciptaan Allah yang penuh kasih
Bacaan: Kejadian 1: 24-31
Ayat Hafalan: “… Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka…” (Kejadian 1:27)
Lagu Tema: Yesus cinta semua anak
Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Kejadian 1:24-31 merupakan bagian dari kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian, khususnya hari keenam penciptaan. Dalam bagian ini, Allah menciptakan berbagai makhluk hidup yang tinggal di darat, termasuk binatang liar, ternak, dan binatang melata. Puncaknya adalah penciptaan manusia yang dilakukan menurut gambar dan rupa Allah.
Dalam proses pencipataan binatang di darat dimulai dengan frasa bahwa bumi menghasilkan segala jenis makhluk hidup yang tinggal di darat! Hal ini menunjukkan kuasa Allah yang tidak terbatas – di mana bumi yang Ia ciptakan sebelumnya saat ini berfungsi untuk mengeluarkan makhluk hidup darat. Teks menambahkan bahwa pembagian makhluk darat ke dalam tiga kategori, yaitu ternak, binatang melata, dan binatang liar. Hal ini mengindikasikan pengelompokan makhluk hidup yang tidak hanya berdasarkan ukuran atau jenis, tetapi juga berdasarkan fungsi dalam ekosistemnya.
Teks penciptaan ini dilanjutkan dengan kata “menurut jenisnya”. Hal ini menunjukkan keberagaman dalam penciptaan Allah – setiap makhluk hidup diciptakan unik, namun tetap dalam batas-batas tertentu. Penegasan tentang adanya hukum alam yang sudah Allah tetapkan sejak awal, di mana setiap makhluk berkembang biak dan hidup sesuai dengan spesies atau jenisnya masing-masing.
Selanjutnya, teks memaparkan tentang proses penciptaan manusia. Hal menarik yang muncul adalah penggunaan “baiklah Kita” seakan Allah itu bersifat jamak! Namun dalam tradisi Yahudi, “Kita” bisa diartikan sebagai plural majestatis, yaitu cara bicara yang menunjukkan keagungan atau kebesaran. Raja-raja dan orang yang berotoritas tinggi sering kali menggunakan bentuk jamak untuk menyatakan keputusan yang besar dan berwibawa. Dalam konteks ini, penggunaan “Kita” menggarisbawahi kebesaran dan keagungan Tuhan dalam tindakan penciptaan-Nya. Hal ini dapat dijadikan salah satu dasar pemikiran agar tidak dengan tergesa-gesa menganggap Allah itu plural! Ciptaan yang bernama manusia ini menjadi ciptaan yang unik karena mengacu pada karakteristik keistimewaan Allah – hal ini termasuk akal budi, moralitas, kapasitas untuk relasi, dan kemampuan untuk memerintah. Bagian ini tidak serta merta berarti bahwa manusia secara fisik serupa dengan Allah, tetapi manusia memiliki atribut yang merefleksikan sifat Allah secara unik di antara semua ciptaan.
Manusia yang diciptakan dalam gambar Allah, baik laki-laki maupun perempuan, menegaskan kesetaraan martabat di hadapan-Nya, suatu konsep yang menantang budaya patriarki saat itu. Allah memberkati manusia dengan tugas untuk beranak cucu, memenuhi bumi, dan menguasainya. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk “berkuasa” atas ciptaan lainnya, yaitu untuk menjadi pengelola atau wakil Allah di bumi. Kuasa ini bukanlah eksploitasi, tetapi tanggung jawab yang harus mencerminkan keadilan dan kasih Allah. Dia juga menyediakan tumbuh-tumbuhan sebagai makanan bagi manusia dan semua makhluk, menggambarkan hubungan harmonis dalam ciptaan. Akhirnya, Allah menyatakan seluruh ciptaan-Nya “sungguh amat baik,” yang mencerminkan kepuasan ilahi atas dunia yang diciptakan dalam kesempurnaan dan keseimbangan.
Refleksi Pamong
Kejadian 1:24-31 menceritakan hari keenam penciptaan, di mana Allah menciptakan binatang-binatang di darat dan akhirnya menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. Dalam perikop ini, kita melihat keindahan ciptaan Allah yang sempurna, teratur dan baik adanya.
Allah mempercayakan manusia untuk berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya, tetapi kuasa ini bukanlah alasan untuk menguasai atau merusak, sebaliknya manusia dipanggil untuk mengelola dengan kasih, seperti Allah yang penuh kasih menciptakan segala sesuatu.
Perikop ini juga mengajarkan bahwa manusia bukan hanya makhluk yang memiliki keunikan dalam gambar Allah, tetapi juga bagian dari keseluruhan ciptaan. Hubungan manusia dengan makhluk hidup di darat bukanlah hubungan yang hierarki tanpa tanggung jawab, melainkan sebuah amanat untuk hidup berdampingan dengan penuh kasih. Allah melihat semua yang telah Ia ciptakan dan menyatakannya sebagai “sungguh amat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa semua ciptaan, termasuk manusia dan makhluk hidup lainnya, memiliki nilai di mata Allah.
Manusia yang dikasihi Allah dipanggil untuk mencerminkan kasih itu kepada sesama ciptaan – mengasihi sesama manusia dengan segala keunikan, karakter, dan kepribadiannya merupakan cara untuk mencerminkan kasih Allah. Namun, kasih itu tidak berhenti pada manusia saja, tetapi meluas kepada seluruh ciptaan yang dipercayakan kepada manusia. Ketika manusia menunjukkan belas kasih kepada binatang dan menjaga lingkungan hidup, mereka menghidupi mandat Allah untuk menjadi pengelola ciptaan yang baik.
Menjadi manusia yang mengasihi berarti mengupayakan harmoni, baik dengan manusia lain maupun dengan alam. Bagian ini merupakan bentuk kasih yang sejati, kasih yang mencerminkan Sang Pencipta yang baik dan penuh belas kasih. Dengan demikian, panggilan untuk menjadi manusia yang dikasihi Allah adalah panggilan untuk mengasihi sesama, menjaga keharmonisan dengan ciptaan dan hidup selaras dengan tujuan Allah menciptakan dunia.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak-anak mengetahui bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam bentuknya.
Alat Peraga:
Gambar manusia dengan keragamannya. Gambar dapat diunduh di sini.
Pendahuluan
Anak-anak yang terkasih, hari ini kita akan mendengar cerita tentang bagaimana Allah menciptakan manusia. Tapi sebelum itu, pernahkah kalian melihat teman-temanmu yang berbeda-beda? Ada yang rambutnya keriting, ada yang kulitnya hitam, ada yang tinggi, ada yang pendek, dan masih banyak lagi. Nah, hari ini kite akan belajar tentang betapa istimewanya setiap manusia, dan bagaimana Allah sangat mengasihi kita semua.
Inti Penyampaian
Pada waktu pertama kali Allah menciptakan bumi, Dia menciptakan segala sesuatu dengan sangat baik. Allah menciptakan langit, bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan banyak hal lainnya. Lalu, pada hari keenam, Allah menciptakan manusia. Kamu dan aku, kita semua diciptakan oleh Allah!
Allah melihat bahwa segala yang diciptakan-Nya itu sangat baik. Itu artinya, Allah sangat menyayangi manusia yang sudah Dia ciptakan. Tapi, tidak hanya itu, Allah juga memberikan tugas kepada manusia.
Penerapan
Anak-anak yang terkasih, kita semua adalah ciptaan Allah yang sangat istimewa. Meskipun kita berbeda-beda, kita semua sama di mata Allah. Ada yang kulitnya gelap, ada yang kulitnya terang, ada yang rambutnya keriting, ada yang rambutnya lurus, dan setiap orang punya wajah yang unik. Semua itu adalah bagian dari ciptaan Allah yang sangat baik! Tapi, yang lebih penting lagi adalah, Allah mengajarkan kita untuk mengasihi sesama. Seperti Allah mengasihi kita, kita juga harus mengasihi teman-teman kita. Kalau kita melihat teman kita sedih atau membutuhkan bantuan, kita harus menolong mereka, karena itu adalah cara kita mengasihi teman-teman kita, seperti Allah mengasihi kita. Contohnya, kalau ada teman yang jatuh dan terluka, kita bisa menolongnya. Dengan begitu, kita bisa menunjukkan kasih sayang kita kepada orang lain, dan itu membuat Allah senang!
Jadi, anak-anak yang terkasih, ingatlah selalu bahwa kamu adalah ciptaan yang sangat istimewa bagi Allah, dan Allah sangat mengasihimu. Tapi, kita juga harus mengasihi teman-teman kita. Semua orang itu penting, dan kita harus saling menyayangi. Dengan begitu, kita bisa hidup bersama-sama dengan bahagia dan saling membantu, karena kita semua adalah ciptaan Allah yang sangat baik!
Aktivitas
(Wajah Unik Kita)
Bahan:
- Cermin kecil
- Kertas gambar
- Crayon atau pensil warna
Langkah-langkah:
- Masing-masing anak diberi cermin kecil
- Minta mereka melihat wajah mereka di cermin dan pamong menanyakan “apa warna rambut mu? Bagaimana bentuk mata dan bibir mu?”
- Setelah anak-anak mengamati wajah mereka masing-masing, minta mereka menggambar wajah mereka di kertas
- Jelaskan bahwa setiap wajah unik, tetapi Allah mengasihi kita semua sama.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak-anak mengetahui bahwa kasih kepada sesama adalah bagian penting dari hidup kita, seperti yang diajarkan oleh Tuhan.
Alat Peraga:
Gambar manusia. Gambar dapat diunduh di sini.
Pendahuluan
Halo Anak-anak terkasih, siapa yang hari ini merasa senang datang ke gereja? Waahh…. Ternyata semua senang datang ke gereja ya… Hari ini kita akan belajar tentang ciptaan Tuhan yang Istimewa yaitu…. MANUSIA.
Inti Penyampaian
Dahulu sekali, Tuhan menciptakan dunia ini dengan sangat baik. Tuhan menciptakan langit, laut, tumbuhan dan binatang. Lalu, Tuhan menciptakan ciptaan yang sangat Istimewa, kira-kira ada yang bisa menebak apa itu? Iya! MANUSIA! Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri, yang artinya manusia itu istimewa sekali.
Penerapan
Anak-anak…sekarang coba kalian perhatikan teman-teman yang ada di sekitar kita, Ada yang rambutnya keriting, ada yang lurus, ada yang kulitnya cerah dan ada yang lebih gelap. Semuanya berbeda, tetapi semuanya cantik dan ganteng karena Tuhan yang menciptakan kita. Naahh…sekarang coba kita pegang tangan kita masing-masing, lihat Tuhan menciptakan tangan kita supaya digunakan untuk membantu. Bisa membantu orang tua, saudara dan teman.
Lalu sekarang coba kita pegang dada kita masing-masing, di dalam dada kita ada yang namanya hati. Hati diciptakan Tuhan untuk menyayangi orang lain dan itulah cara kita mengasihi Tuhan!
Sekarang Saya mau tanya…Siapa disini yang mau jadi anak yang dikasihi Tuhan? Kalau kita semua mau jadi anak yang dikasihi Tuhan, kita juga harus saling mengasihi sesama. Bagaimana caranya?
- Kalau ada teman yang jatuh kita harus membantu mereka berdiri
- Kalau ada teman yang sedang sedih, kita bisa bilang “Jangan sedih, aku temani ya”
- Kalau kita dipinjami mainan kita harus bilang terima kasih.
Anak-anak terkasih… Tuhan sudah menciptakan kita dengan sangat Istimewa. Tuhan juga mau kita saling mengasihi, jadi mulai hari ini ayo kita ingat untuk sayang kepada teman-teman, keluarga dan semua orang.
Aktivitas
“Kasih Mengalir ke Teman” (Permainan Gerakan)
Bahan yang diperlukan:
- Musik ceria.
- Ruang yang cukup luas untuk bergerak.
Langkah-langkah:
- Ajak anak-anak berdiri di sekitar ruangan dan tunjukkan gerakan-gerakan yang sederhana, seperti melambai, berpelukan, atau memegang tangan teman.
- Putar musik ceria, dan saat musik berhenti, anak-anak harus saling memberi pelukan atau berjabat tangan dengan teman di sebelah mereka, sebagai tanda kasih.
- Setelah beberapa putaran, ajak anak-anak untuk berdiskusi: “Bagaimana rasanya saat kita memberikan kasih kepada teman-teman kita? Mengapa kita harus mengasihi satu sama lain?”
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan: Anak- anak mengetahui tentang keberagaman manusia dan bagaimana setiap orang itu unik dan berharga di mata Tuhan.
Alat Peraga:
Gambar manusia. Gambar dapat diunduh di sini.
Pendahuluan
Anak-anak yang terkasih, Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana Allah menciptakan dunia dan segala isinya, termasuk kita sebagai manusia. Kita juga akan belajar bagaimana Allah mengasihi kita, dan bagaimana kita sebagai manusia yang dikasihi Allah, bisa mengasihi sesama ciptaan-Nya.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang terkasih, Dalam Kejadian 1:24-31, kita melihat bagaimana Allah menciptakan dunia ini dengan sangat indah. Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan yang sangat baik. Allah menciptakan binatang, tumbuhan, dan segala makhluk lainnya, tetapi ada satu makhluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yaitu manusia!
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberikan kita tanggung jawab yang besar: untuk menjaga dan merawat bumi, mengasihi sesama, serta mengasihi ciptaan-Nya yang lain.
Allah memberikan kita semua keunikannya, baik dalam tubuh, perasaan, dan pikiran, tetapi yang paling penting adalah kita diciptakan untuk mencerminkan kasih-Nya kepada dunia ini.
Apa artinya mengasihi sesama ciptaan? Pertama, menghargai dan merawat ciptaan Allah. Allah menciptakan binatang, tumbuhan, dan semua yang ada di bumi ini dengan tujuan yang indah. Sebagai manusia yang dikasihi Allah, kita juga diminta untuk menghargai ciptaan-Nya. Hal ini berarti kita tidak boleh merusak alam, binatang, atau bahkan orang lain. Sebagai contoh, ketika kita merawat tanaman atau memberi makan binatang, kita sedang menunjukkan kasih kepada ciptaan Allah. Kedua, mengasihi sesama manusia. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan kita dalam rupa-Nya. Setiap orang itu unik, memiliki keistimewaan dan kelebihan yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus mengasihi satu sama lain, menghargai perbedaan, dan hidup dalam damai. Kalau kita mengasihi sesama, itu adalah bukti kita mengenal kasih Allah.
Lantas bagaimana kita bisa mengasihi sesama ciptaan?
- Peduli dan mengasihi teman-teman kita. Hal ini berarti kita tidak menyakiti mereka dengan perkataan atau perbuatan. Kita juga membantu mereka yang sedang membutuhkan, seperti menolong teman yang kesulitan, memberi senyuman, atau mendengarkan cerita mereka.
- Merawat alam sekitar. Kita bisa mengasihi ciptaan dengan merawat alam sekitar. Tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga kelestarian tanaman dan binatang.
Anak-anak yang terkasih, kita adalah manusia yang dikasihi Allah, dan sebagai ciptaan yang sangat istimewa, kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama ciptaan-Nya. Ini bukan hanya tentang mengasihi manusia, tetapi juga tentang merawat dan menjaga alam serta semua makhluk hidup di bumi ini. Mari kita berdoa kepada Allah, agar kita selalu ingat untuk mengasihi sesama, menjaga ciptaan-Nya, dan hidup sesuai dengan kasih yang Dia berikan kepada kita.
Aktivitas
“Menciptakan Manusia Unik” (Crafting Manusia)
Bahan yang diperlukan:
- Potongan karton atau kertas warna
- Gunting
- Lem, krayon, dan stiker
- Mata karet atau gambar mata yang bisa ditempel
Langkah-langkah:
- Berikan potongan karton atau kertas warna yang sudah dipotong sesuai bentuk tubuh manusia (kepala, badan, tangan, kaki).
- Ajak anak-anak untuk menghias manusia tersebut dengan mata, rambut, dan pakaian yang mereka suka menggunakan krayon, stiker, atau bahan lain.
- Setelah selesai, anak-anak bisa membawa hasil karyanya pulang dan menjelaskan kepada orang tua atau guru, “Ini manusia yang saya buat, dan dia sangat istimewa seperti saya.”
BAHASA JAWA
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Para bocah kang dipuntresnani Gusti, ing pangabekti iki kita badhe sinau bab Gusti Allah kang nitahaken manungsa. Sakderenge, kabeh kang ana ing kene, apa nate ndeleng kahanan kang beda-beda? Ana kang rambute kriting, ana kang kulite sawo mateng, ana kang dhuwur, lan sapiturutipun. Nah, ing dina iki kita badhe sinau yen manungsa kui adi lan kapiye Gusti Allah iku nresnani kita kabeh. Nalika Gusti Allah nitahaken alam ndonya, sadaya dipuntitahaken kanthi sae. Ing dina kang kaping enem, Gusti Allah nitahaken titah kang adi, yaitu manungsa, aku lan sampean kabeh iki kagolong manungsa kang dititahake kanthi sae.
Sedaya kang kapirsanan sae iku ateges Gusti Allah nresnani manungsa kang wus katitahaken, ananging Gusti uga paring tugas marang manungsa supaya manungsa bisa nggulawenthah alam ndonya iki kanthi sae mbangun miturut karsane Gusti.
Para Bocah kang dipuntresnani, kita kabeh iki minangka titahipun Gusti kang adi, sanadyan kahanan kita beda-beda – kang rambute kriting, lurus, kulite putih utawa sawo mateng, saben wong utawa bocah iku nduweni kahanan kang beda, nanging kabeh mau padha ing ngarsane Gusti Allah – awit kabeh mau titahipun Gusti ingkang sae lan adi. Nanging, kang luwih penting tugas kang dipunparingaken Gusti Allah nyinauni kita supaya tansah nresnani sesami kayadene Gusti Allah nresnani kita. Yen ndeleng kanca kang lagi ngalami sedhih utawa nandhang momotan, kita ngupaya paring pitulungan, wit kui salah satunggaling cara nresnani kanca, kayadene tresnanipun Gusti Allah. Contone, yen ana kanca kang tiba lan catu, kita bisa paring pitulungan. Lumantar bab iku kita bisa mbabar tresna marang kanca kita, lan bab iku kang ndadosaken Gusti Allah bungah.
Para putrane Gusti, tansah eling yen sampean kabeh ditatahake kanthi adi kaliyan Gusti, lan Gusti nresnani sampean kabeh. Mila, sampean uga nresnanana kanca-kanca lan kabeh manungsa. Kabeh manungsa iku penting, lan kita kedah nresnani. Kanthi mekaten, kita bisa bebarengan kanthi sukabingah lan tulung-tinulung, wit kita kabeh iku titahipun Gusti kang sae, endah, lan adi.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Para bocah kang dipuntresnani dening Gusti, sapa kang ngraosaken sukabingan awit teka ning greja? Wah… kabeh padha ngraosaken sukabingah. Para bocah, ing dina ini kita badhe sinau bab titahipun Gusti ingkang adi, yaiku MANUNGSA. Kabeh wus pada ngerti ta, manungsa kui kaya apa? Nalika Gusti Allah nitahaken alam donya, sedaya dipuntitahaken kanthi sae! Gusti nitahaken langit, segara, wit-witan, ugi sato-kewan. Lajeng Gusti Allah nitahaken titah kang adi, mbangun miturut kaliyan gambare Gusti Allah, punapa ana kang bisa mangsuli titah apa ta iku? Iya! MANUNGSA! Gusti Allah nitahaken manungsa mbangun miturut gambaripun Gusti Allah pribadi, kang ateges manungsa kui adi! Lan punapa para bocah wanuh yen Gusti Allah mirsani manungsa lan paring dhawuh “Estu sae!”. Bab punika nedahaken yen Gusti Allah iku tresna lan asih marang kita.
Saiki, coba gatekne kanca-kanca ing sakiwa-tengene, ana kang rambute kriting, ana kang lurus, ana kang kulite putih, ana kang kulite sawo mateng. Kabeh beda-beda, ning kabeh kanca-kanca ganteng lan ayu awit kabeh iku Gusti Allah kang nitahaken.
Saiki, coba nyekel tangaen dhewe-dhewe, Gusti Allah nitahaken tangan iku mau supaya isa paring pitulungan marang liyan – tiyang sepuh, sadulur, kanca, lan dipunginakaken kagem babagan kang endah. Lha, saiki uga bareng-bareng nyekel dhadhane dhewe, ning sajroning dhadha kui ana manah. Manah kui dipuntitahaken dening Gusti supaya kita bisa nresnani marang liyan ugi wujud kita nresnani Gusti Allah.
Saiki, (pamong) arep takon marang bocah-bocah, sapa ning kene kang pengen tan saya manteb dadi putraning Gusti kang ditresnani? Yen kabeh iki mau kepengen dadi putraning Gusti kang ditresnani, ayo padha nresnani uga marang sesami. Lajeng kepiye caranipun?
Yen ana kanca kan tiba utawa dhawah, kita kedah paring pitulungan supaya kanca kalawau bisa ngadeg maneh
Yen ana kanca kang rumaos sedhih, kita bisa dadi kanca kang ngancani
Yen kita nyilih barang saking kanca kita, kedahipun bisa matur “matunuwun”
Para bocah kang dipuntresnani dening Gusti, Gusti Allah sampun nitahaken manungsa kanthi adi, sae, lan endah sanget kanthi katresnan ingkang sejati – mila kita kedahipun uga nresnani marang sesami, ayo padha mujudne tresna-tinresna marang kanca, bapak, ibu, sadulur lan sedaya manungsa lan titahipun Gusti.
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Para bocah kang ditresnani Gusti, ing dina iki kita badhe sinau sesarengan bab Gusti Allah kang nitahaken alam ndonya, ugi nitahaken kita minangka manungsa. Kita uga badhe sinau kados pundi Gusti Allah nresnani kita, lan kita kang dados titahipun Gusti uga bisa nresnani marang sesami lan sedaya titahipun Gusti.
Ing seratan Pur. 1:24-31, kita bisa mirsani kados pundi Gusti Allah nitahaken alm ndonya kanthi sae lan endah. Gusti Allah nitahaken sedaya kalawau kanthi pangangkah kang sae. Gusti Allah nitahaken sato kewan, wit-witan, lan sedaya titah sanesipun, ananging ana titah kang katitahaken mbangun miturut kaliyan gambare Gusti Allah pribadi, yaiku manungsa!
Nalika Gusti Allah nitahaken manungsa, Gusti ugi paring tanggel-jawab kang adi, saperlu nggulawenthah alam ndonya, nresnani sesami, uga nresnani titah sanesipun. Gusti Allah nitahaken manungsa kanthi kahanan ingkang beda-beda, sae ing bab kajasmanen, sifat, pamanggih, anangin kang paling wigati yaiku kita dipuntitahaken saperlu mbabarakaen katresnanipun Gusti Allah marang ndonya.
Apa ta sejatine nresnani titahipun Gusti? Sepisan, Nggulawenthah titahipun Gusti Allah. Gusti nitahaken sato-kewan, wit-witan, lan titah sanesipun kanthi pangangkah kang endah lan sae. Minangka manungsa kang dipuntresanani Gusti Allah, kita uga diutus nampeni titah iku mau kanthi tresna. Bab iku ateges, kita mboten dikeparengaken ngrusak alam, sato-kewan, wit-witan, ugi sesami kita. Contonipun, nalika kita ngopeni wit-witan uga sato-kewan, sejatine kita mbabaraken tresna marang titahipun Gusti Allah. Kaping pindho, nresnani sesami. Nalika Gusti Allah nitahaken manungsa, Panjenenganipun nitahaken kita mbangun miturut kaliyan gambaripun. Saben wong kui beda, nduweni kasagedan kang beda-beda. Pramila, kedahipun kita kedah nresnani, nampi kanthi sadar saben kahanan kang beda, lan mujudaken katentreman tumrap sedayanipun. Nresnani sesami iku wujud nyata kita wanuh kaliyan katresnanipun Gusti Allah.
Lajeng, kepiye kita bisa nresnani titahipun Gusti?
Peduli marang kanca-kanca. Bab iki ateges kita mboten nglarani, sae ing bab tetembungan lan tingkah laku. Kita uga paring pambiyantu-pitulungan marang kanca kang sami nandhang momotan, kaya ta mitulungi kanca kang ngalami reribet, utawi dados kanca kang mirengaken apa kang dadi momotanipun.
Mranata alam sakiwa-tengen – kita bisa nresnani titahipun Gusti kanthi tumindak kang nyata, kaya ta, mbuang sampah ing papan kang wus kacawisaken, ngupaya lingkungan tetep resik, lan ngupaya wit-witan saha sato-kewan tetep lestari.
Para bocah kang dipuntresnani, kita minangka manungsa kang dadi titah kang adi, kita bebarengan dipuntimbali saperlu mujudaken katresnan marang titahipun Gusti. Babagan iki ora mung winates marang sesami manungsa, nanging ugi nresnani lan ngupaya kasaenan marang titah sanesipun. Ayo padha ndedonga marang Gusti supaya kita tansah eling yen kita nduweni tanggeljawab nresnani, ngupaya, lan mujudaken apa kang dadi katresnanipun Gusti marang jagad.