Persembahan yang terbaik Tuntunan Ibadah Anak 10 November 2024

28 October 2024

Judul: Persembahan yang terbaik
Tahun Liturgis: Bulan Budaya
Tema: Menjadikan hal-hal baik sebagai Gaya Hidup anak-anak Tuhan Yesus.

Bacaan Alkitab: Markus 12:41-44
Ayat Hafalan: Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.(Markus 12:44)

Lagu Tema: Bawa Persembahanmu

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Perihal memberikan persembahan bagi Tuhan merupakan hal yang lazim dilakukan oleh orang Yahudi pada masa itu. Persembahan dianggap sebagai bagian dari ritus keagamaan Yahudi wajib mereka lakukan. Mereka membawa sebagian uang mereka ke Bait Alah dan mempersembahkannya di sana. Persembahan tersebut nantinya dikelola oleh para imam dan digunakan untuk berbagai kepentingan operasional di Bait Allah dan mendukung kehidupan banyak orang disekitaran Bait Allah yang membutuhkan. Oleh sebab itu dalam bagian ini diceritakan ada “orang banyak” yang datang dan memasukkan persembahan mereka ke dalam peti yang ada di pelataran Bait Allah. Orang yang datang pun beragam latar belakangnya serta jumlah persembahannya.

Dalam bacaan saat ini, Tuhan Yesus memberikan fokus kepada orang kaya serta seorang janda yang miskin. Kemudian Tuhan Yesus membandingkan orang kaya yang mampu memberikan persembakan dengan jumlah yang besar dari sebagian kekayaannya dengan janda miskin  yang hanya memberikan dua peser saja yang adalah semua nafkahnya.

Di antara mata uang yang berlaku pada saat itu, peser merupakan satuan mata uang yang nilainya paling kecil di antara kalangan Yahudi. Janda miskin itu memberikan dua peser artinya ia memberikan dua kepingan uang yang bernilai satu duit. Satu duit pada waktu itu hanya bisa dipakai untuk membeli satu ikat kecil buah anggur atau satu buah delima. Meski demikian janda miskin itu memberikan semua yang ada padanya, artinya kedua kepingan yang tak seberapa nilainya itu. Inilah kekayaan yang dimilikinya.

Berbeda dengan orang kaya yang masih memiliki kelebihan uang setelah mereka memberikan sebagai persembahan. Orang kaya itu masih memiliki uang yang mungkin juga masih banyak jumlahnya, sementara janda miskin itu memberikan semua miliknya (semua nafkahnya-bdk ayat 44). Ia tentu tidak punya apa-apa lagi setelah dua keping uang peser diserahkannya sebagai persembahan. Dengan kondisi yang miskin dan hdup sebatang kara, uang sekecil apa pun sangat berarti bagi wanita itu untuk bertahan hidup. Hidupnya bergantung pada dua peser uang miliknya. Namun, semua itu diberikan ke Bait Allah. Semua dipersembahkan kepada Tuhan.

Kebaikan hati janda miskin yang demikian inilah yang sedang disoroti oleh Tuhan Yesus. Ia sadar betul bahwa setelah uang itu diserahkan, ia tak lagi memiliki sejumlah uang lain untuk bisa membeli apapun yang dia inginkan atau sekedar bertahan hidup. Tuhan Yesus bukan hanya sekedar menilai jumlah uang yang diberikan oleh janda miskin itu tapi kerelaan hatinya untuk melepas apa yang bukan miliknya dan berserah penuh kepada Sang Pemilik Hidup yang Sejati. Dengan memberikan semua miliknya berarti ia tak lagi mampu bergantung pada kekayaan tapi hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Janda miskin itu tidak kuatir dengan keberlangsungan hidupnya yang tanpa uang setelah ia memberikan semua miliknya kepada Tuhan. Peristiwa tersebut tidak hanya berlalu begitu saja, melainkan menjadi sebuah kesempatan baik bagi Tuhan Yesus untuk mengajar para murid-murid-Nya. Oleh sebab itu, dengan segera Tuhan Yesus memanggil para murid-Nya dan memberikan pengajaran yang sangat bernilai bagi kehidupan mereka.

Refleksi Untuk Pamong
Salah satu nilai penting dari pengajaran Tuhan Yesus ini adalah kebergantungan seorang kepada Tuhannya. Bagaimana dengan kita sebagai pamong? Kepada siapa kita menggantungkan hidup kita? Apakah kepada segala kekayaan yang kita miliki? Atau sepenuhnya kepada Tuhan Sang pemilik hidup? Mari belajar dari kisah persembahan janda miskin ini. Ia tidak menggantungkan hidupnya kepada uang atau kekayaan yang dimilikinya (meskipun kesempatan itu ada) melainkan ia benar-benar bergantung kepada Tuhan. Ia menyerahkan semua miliknya kepada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Sang janda itu yakin bahwa Sang Pemilik kehidupan akan tetap menjaga dan menata keberlangsungan hidupnya selanjutnya. Inilah yang dinilai “lebih banyak” oleh Tuhan Yesus dibandingkan dengan orang kaya yang memebrikan persembahan dari sebagian kekayaannya. Mereka tentu masih bisa menggantungkan hidupnya pada uang atau kekayaan yang mereka miliki setelah mereka memberikan persembahan bagi Tuhan. Maka “nilai banyak” itu bukan hanya terletak pada nominal atau jumlah uangnya tapi juga pada bagaimana seorang memaknai “memberi” persembahan bagi Tuhan.


TUNTUNAN IBADAH ANAK  BALITA

Tujuan
Anak mengurutkan gambar cerita tentang persembahan janda miskin

Alat Peraga
Pamong menyiapkan gambar :

  1. Gambar pelataran bait Allah yang ada peti persembahannya
  2. Gambar orang banyak datang di Bait Allah untuk memberikan persembahan
  3. Gambar seorang janda miskin
  4. Gambar janda miskin yang memberikan persembahan
  5. Gambar uang dua peser
  6. Gambar Yesus bersama para murid-Nya
  7. Kantong persembahan atau wadah yang biasanya dipakai untuk mengumpulkan persembahan.
  8. Uang pecahan besar (Rp. 20.000 – Rp. 100.000) dan kecil (Rp. 100 – Rp. 5.000) jika memungkinkan masing-masing pecahan disiapkan 1 keping dan 1 lembar untuk mendukung aktivitas di jenjang pratama dan madya

Pendahuluan
Halo … (anak-anak menjawab “Hi”)

Hi… (anak-anak menjawab “halo”)

(sapaan ini bisa diulang-ulang dan divariasikan sesuai kreativitas para pamong. Misalnya pamong menyapa: Hi-Hi-Halo, maka anak-anak akan menjawab Halo-Halo-Hi. Demikian seterusnya)

Anak-anak, setiap ibadah minggu ada suatu kebiasaan yang pasti kita lakukan selain memuji Tuhan dan berdoa, kira-kira apakah itu? Apakah ada yang bisa menjawab? (berikan kesempatan kepada anak untuk merespon!) Ya benar mendengarkan cerita firman Tuhan! Tapi adalagi, selain ketiga hal itu dan selalu kita lakukan. Apa ya? Ya benar. Kita memberikan persembahan kepada Tuhan. Siapa di sini yang tidak lupa memberikan persembahan bagi Tuhan?

Inti Penyampaian
Waaah… Puji Tuhan! semua anak selalu ingat untuk memberikan persembahan bagi Tuhan. Tapi ternyata bukan hanya kita saja lho… Ada banyak orang yang juga datang ke Bait Allah untuk memberikan persembahan kepada Tuhan (tunjukkan gambar 2!) Siapa ya orang-orang ini? (berikan kesempatan kepada anak untuk merespon!) ini adalah orang-orang Yahudi yang berbondong-bondong datang ke bait Allah untuk memberikan persembahan. Rata-rata mereka adalah orang kaya yang memberikan persembahan dari sebagian kekayaannya. Tapi ada juga seorang perempuan (tunjukkan gambar 3) yang adalah janda (seorang perempuan yang sudah tidak memiliki suami) yang miskin dan ia memberikan persembahan dari seluruh nafkahnya (tunjukkan gambar 4). Janda miskin ini memberikan dua peser atau dua keping uang di peti persembahan di pelataran bait Allah. Anak-anak peser adalah nominal uang terkecil yang ada pada masa itu (tunjukkan gambar 5). Ini adalah satu-satunya uang yang dimiliki oleh janda tersebut yang adalah semua nafkahnya. Namun dengan yakin ia bawa ke Bait Allah untuk dipersembahkan. Melihat tindakan si janda miskin itu, Tuhan Yesus segera memanggil para murid-Nya (tunjukkan gambar 6). Mereka semua datang untuk turut menyaksikan peristiwa tersebut dan mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus.

Bagi Tuhan Yesus, persembahan yang diberikan oleh si janda miskin itu “lebih banyak” daripada yang diberikan oleh banyak orang kaya. Lho kok bisa? Padahal dia memberikan dua peser saja, tadi katanya mata uang terendah. Sementara banyak orang kaya memberikan lebih besar dan banyak jumlahnya. Mengapa Tuhan Yesus menilai begitu? Sebab janda miskin itu memberikan semua miliknya sementara orang kaya hanya sebagian saja. Setelah memberikan uangnya semua sebagai persembahan si janda miskin itu tidak punya uang lagi. Justru di sinilah “nilai banyak” yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus “nilai banyak” itu bukan sekedar dilihat dari jumlahnya tapi bagaimana kita memaknai memberikan persembahan itu bagi Tuhan. Janda miskin itu mungkin tidak punya uang lagi, tapi dia punya keyakinan yang besar dan banyak bahwa Tuhan akan terus memelihara hidupnya sehingga hidupnya tidak bergantung pada uang atau kekayaan yang dia miliki tetapi sepenuhnya kepada Tuhan. Sementara orang kaya masih bisa menggunakan uang miliknya untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Orang kaya masih bisa bergantung pada uang dan kekayaannya untuk kelangsungan hidupnya.

Penerapan
Anak-anak kita tentu bisa memberikan persembahan dengan jumlah yang berbeda-beda. Tapi dari si janda miskin ini kita belajar untuk memberikan persembahan dengan penuh kerelaan hati. Kita juga belajar memberikan yang terbaik dan yakin bahwa Tuhan akan tetap dan terus memberkati kehidupan kita. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus akan terus mencukupkan semua kebutuhan hidup kita. Mari sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan hari ini bukan sekedar mendengar dan melupakannya, tapi mengingat dan melakukannya.

Aktivitas
Ajak anak-anak untuk kembali mengurutkan gambar sesuai dengan alur cerita yang sudah disampaikan oleh pamong. Oleh sebab itu, pamong harus mengacak semua gambar sebelum mengajak anak-anak untuk mengurutkannya kembali.


TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan
Anak membandingkan sikap orang lain dan sikap janda miskin dalam memberi persembahan

Pendahuluan
Halo … (anak-anak menjawab “Hi”)

Hi… (anak-anak menjawab “halo”)

(sapaan ini bisa diulang-ulang dan divariasikan sesuai kreativitas para pamong. Misalnya pamong menyapa: Hi-Hi-Halo, maka anak-anak akan menjawab Halo-Halo-Hi. Demikian seterusnya)

Anak-anak, setiap ibadah minggu ada suatu kebiasaan yang pasti kita lakukan selain memuji Tuhan dan berdoa. Kira-kira apakah itu? Apakah ada yang bisa menjawab? (berikan kesempatan kepada anak untuk merespon!) Ya benar mendengarkan cerita firman Tuhan! Tapi ada lagi, selain ketiga hal itu dan selalu kita lakukan. Apa ya? Ya benar.  Kita memberikan persembahan kepada Tuhan. Siapa di sini yang tidak lupa memberikan persembahan bagi Tuhan?

Inti Penyampaian
Waaah… Puji Tuhan! semua anak selalu ingat untuk memberikan persembahan bagi Tuhan. Tapi ternyata bukan hanya kita saja lho… Tapi ada banyak orang yang juga datang ke Bait Allah untuk memberikan persembahan kepada Tuhan (tunjukkan gambar 2) Siapa ya orang-orang ini? (berikan kesempatan kepada anak untuk merespon!) ini adalah orang-orang Yahudi yang berbondong-bondong datang ke Bait Allah untuk memberikan persembahan. Rata-rata mereka adalah orang kaya, yang memberikan persembahan dari sebagian kekayaannya. Tapi ada juga seorang perempuan (tunjukkan gambar 3) yang adalah janda (seorang perempuan yang sudah tidak memiliki suami) yang miskin, yang memberikan persembahan dari seluruh nafkahnya (tunjukkan gambar 4). Janda miskin ini memberikan dua peser atau dua keping uang di peti persembahan di pelataran Bait Allah.

Peser adalah nominal uang terkecil yang ada pada masa itu (tunjukkan gambar 5). Ini adalah satu-satunya uang yang dimiliki oleh janda tersebut yang adalah semua nafkahnya. Namun dengan yakin ia bawa ke Bait Allah untuk dipersembahkan. Melihat tindakan si janda miskin itu, Tuhan Yesus segera memanggil para murid-Nya (tunjukkan gambar 6). Mereka semua datang untuk turut menyaksikan peristiwa tersebut dan mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus.

Bagi Tuhan Yesus, persembahan yang diberikan oleh si janda miskin itu “lebih banyak” daripada yang diberikan oleh orang kaya. Lho kok bisa? Bukankah janda hanya itu memberikan dua peser saja? Sementara orang kaya memberikan lebih besar dan banyak jumlahnya. Mengapa Tuhan Yesus menilai begitu? Sebab janda miskin itu memberikan semua miliknya sementara orang kaya hanya sebagian saja. Setelah memberikan uangnya semua sebagai persembahan si janda miskin itu tidak punya uang lagi. Justru di sinilah “nilai banyak” yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus “nilai banyak” itu bukan sekedar dilihat dari jumlahnya. Janda miskin itu mungkin tidak punya uang lagi, tapi dia punya keyakinan yang besar bahwa Tuhan akan terus memelihara hidupnya sehingga hidupnya tidak bergantung pada uang atau kekayaan yang dia miliki tetapi sepenuhnya kepada Tuhan. Sementara orang kaya masih bisa menggunakan uang miliknya untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Orang kaya masih bisa bergantung pada uang dan kekayaannya untuk kelangsungan hidupnya.

Penerapan
Anak-anak, dari si janda miskin ini kita belajar untuk memberikan persembhaan dengan penuh kerelaan hati. Kita juga belajar memberikan yang terbaik dan yakin bahwa Tuhan akan tetap dan terus memberkati kehidupan kita. Percayalah bahwa Tuhan Yesus akan terus mencukupkan semua kebutuhan hidup kita. Mari sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan hari ini bukan sekedar mendengar dan melupakannya, tapi mengingat dan melakukannya.

Aktivitas
Anak-anak, saya bawa beberapa kepingan uang logam dan beberapa lembar uang kertas. Kita akan mencoba mengelompokkan mana yang masuk nominasi besar dan kecil. (Pamong memegang sekeping uang koin Rp. 100 dan Rp. 200) dari kedua keping uang ini mana yang lebih besar? (selenjutnya pamong memegang sekeping uang Rp. 200 dan Rp. 500) dari kedua keping uang ini, mana yang lebih besar? (ini dilanjutkan sampai semua keping dan lembar uang selesai) kira-kira mana yang terbaik yang patut kita berikan kepada Tuhan? Tentu masing-masing kita punya ukuran yang berbeda-beda tapi dibalik besaran uang yang kita berikan mari terus mengingat untuk memberikan dengan penuh kerelaan hati sambil terus yakin dan percaya bahwa Tuhan akan tetap dan terus menjaga hidup kita, sehingga kita tidak akan kekurangan.


TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan

  1. Anak membandingkan sikap orang lain dan sikap janda miskin dalam memberi persembahan
  2. Anak menjelaskan ulang penilaian Yesus terhadap sikap janda miskin dalam memberikan persembahan

Pendahuluan
Halo … (anak-anak menjawab “Hi”)

Hi… (anak-anak menjawab “halo”)

(sapaan ini bisa diulang-ulang dan divariasikan sesuai kreativitas para pamong. Misalnya pamong menyapa: Hi-Hi-Halo, maka anak-anak akan menjawab Halo-Halo-Hi. Demikian seterusnya)

Anak-anak, coba perhatikan apa yang sedang saya pegang? (beri kesempatan kepada anak untuk merespon!) Benar sekali ini ada kantong atau wadah untuk mengumpulkan persembahan. Apakah kalian selalu memberikan persembahan saat ibadah minggu? Apakah semua anak memberikan persembahan dengan nominal yang sama? Tentu tidak! Masing-masing kita punya kerelaan hati yang berbeda untuk memberikan persembahan bagi Tuhan. Kira-kira hari ini kita mau belajar apa ya? Kok dibuka dengan kantong atau wadah persembahan? Mari perhatikan cerita firman Tuhan berikut ini dengan baik!

Inti Penyampaian
Anak-anak,  cerita hari ini dikisahkan ada banyak orang yang juga datang ke Bait Allah. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang berbondong-bondong datang ke Bait Allah untuk memberikan persembahan. Rata-rata mereka adalah orang kaya yang memberikan persembahan dari sebagian kekayaannya. Tapi ada juga seorang perempuan janda (seorang perempuan yang sudah tidak memiliki suami) yang miskin, yang memberikan persembahan dari seluruh nafkahnya. Janda miskin ini memberikan dua peser atau dua keping uang di peti persembahan di pelataran bait Allah.

Peser adalah nominal uang terkecil yang ada pada masa itu. Ini adalah satu-satunya uang yang dimiliki oleh janda tersebut yang adalah semua nafkahnya. Namun dengan yakin ia bawa ke Bait Allah untuk dipersembahkan. Melihat tindakan si janda miskin itu, Tuhan Yesus segera memanggil para murid-Nya. Mereka semua datang untuk turut menyaksikan peristiwa tersebut dan mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus.

Bagi Tuhan Yesus, persembahan yang diberikan oleh si janda miskin itu “lebih banyak” daripada yang diberikan oleh orang kaya. Lho kok bisa? Bukankah janda itu hanya memberikan dua peser saja. Sementara banyak orang kaya memberikan lebih besar dan banyak jumlahnya. Mengapa Tuhan Yesus menilai begitu? Sebab janda miskin itu memberikan semua miliknya sementara orang kaya hanya sebagian saja. Setelah memberikan uangnya semua sebagai persembahan si janda miskin itu tidak punya uang lagi. Justru di sinilah “nilai banyak” yang dimaksud oleh Tuhan Yesus.

Bagi Tuhan Yesus “nilai banyak” itu bukan sekedar dilihat dari jumlahnya tapi bagaimana kita memaknai memberikan persembahan itu bagi Tuhan. Janda miskin itu mungkin tidak punya uang lagi, tapi dia punya keyakinan yang besar bahwa Tuhan akan terus memelihara hidupnya sehingga hidupnya tidak bergantung pada uang atau kekayaan yang dia miliki tetapi sepenuhnya kepada Tuhan. Sementara di waktu yang sama banyak orang kaya masih bisa menggunakan uang miliknya untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Orang kaya masih bisa bergantung pada uang dan kekayaannya untuk kelangsungan hidupnya.

Penerapan
Anak-anak, dari si janda miskin ini kita belajar untuk memberikan persembahan dengan penuh kerelaan hati. Kita juga belajar memberikan yang terbaik dan yakin bahwa Tuhan akan tetap dan terus memberkati kehidupan kita. Percayalah bahwa Tuhan Yesus akan terus mencukupkan semua kebutuhan hidup kita. Mari kita sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan hari ini bukan sekedar mendengar dan melupakannya, tapi mengingat dan melakukannya.

Aktivitas
Anak-anak, saya bawa beberapa kepingan uang logam dan beberapa lembar uang kertas. Kita akan mencoba mengelompokkan mana yang masuk nominasi besar dan kecil. (Pamong memegang sekeping uang koin Rp. 100 dan Rp. 200) dari kedua keping uang ini mana yang lebih besar? (selenjutnya pamong memegang sekeping uang Rp. 200 dan Rp. 500) dari kedua keping uang ini, mana yang lebih besar? (ini dilanjutkan sampai semua keping dan lembar uang selesai) kira-kira mana yang terbaik yang patut kita berikan kepada Tuhan? Tentu masing-masing kita punya ukuran yang berbeda-beda tapi dibalik besaran uang yang kita berikan mari terus mengingat untuk memberikan dengan penuh kerelaan hati, sambil terus yakin dan percaya bahwa Tuhan akan tetap dan terus menjaga hidup kita, sehingga kita tidak akan kekurangan bahkan meskipun kita memberikan semua milik kita seperti si janda miskin.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak