Inspirasi Perempuan Tuntunan Ibadah Remaja 21 Juli 2019

Tahun Gerejawi :  Bulan Keluarga
Tema Tokoh: Wanita
Bacaan Alkitab : Yohanes 20 : 11-18
Tujuan:

  1. Anak dapat menceritakan kisah penampakan Tuhan Yesus kepada murid perempuan di hari pertama  kebangkitannya.
  2. anak dapat menyebutkan nama-nama tokoh wanita yang inspiratif di lingkungannya.
  3. Anak dapat menyebutkan hambatan-hambatan untuk menjadi teladan di lingkungannya.
  4. Anak dapat menjadi teladan/ inspirasi tentang kebaikan di lingkungan keluarga, gereja dan masyarakat.

Ayat Hafalan : Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid : “Aku telah melihat Tuhan” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yohanes 20 : 18 )
Lagu Tema : Kidung Ria 138 “Satu Hal Telah Kuminta”, Kasih Ibu Kepada Beta

 

Penjelasan Teks

Bacaan ini, dalam perspektif Bulan Keluarga, mengajak kita untuk melihat arti diri dari sosok perempuan dalam persekutuan, komunitas dan keluarganya. Dalam kisah Yesus menampakkan diri ini, dimana Maria menemukan kubur Yesus yang sudah kosong , yang menonjol adalah suasana hati dari sosok perempuan. Mengapa perempuan menjadi tokoh utama dalam perikop ini. Padahal suasana era abad I Masehi dan budaya Yahudi lebih mengutamakan kedudukan laki-laki. Tentunya kisah ini hendak menunjukkan bahwa perempuan pun memiliki fungsi penting dalam pengembangan kehidupan dan persekutuan para murid, bahkan sejak awal berhimpunnya orang percaya kepada Yesus (bandingkan dengan kisah Dorkas, Eunike dan Priskila).

Menangis (ayat 11, 13, 15) menjadi salah satu ciri yang diidentikkan dengan perempuan. Memang kultur kita telah menerangkan demikian. Namun juga tidak sepenuhnya benar. Dalam kisah Kebangkitan Yesus, terdapat suasana kepedihan yang mendalam karena kehilangan seseorang. Bahkan termasuk juga rasa takut tentang kepastian masa depan. Namun kesedihan dan tangis itu sendiri tidak lantas menghilangkan kepekaan dengan suara dari Tuhan (ay.16). Dan pada gilirannya nanti, Maria Magdalena menjadi insirasi tentang keberanian dan bertindak untuk mewartakan kebangkitan Yesus. Sebuah sikap yang bertolak belakang dengan para murid lainnya, -yang kemungkinan didominasi oleh laki-laki-, serta lebih memilih untuk menutup diri dan takut (ay.19).

Ciri khas yohanes adalah kiasan yang diambil dari hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran rohani, misalnya : air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya. Ketika pada ayat 18, Maria Magdalena mengucapkan kata “aku telah melihat Tuhan”, ungkapan ini diawali dengan kemampuan mendengar suara Yesus.  Dan pada point ini, kita bisa menyimpulkan adanya potensi perempuan dalam hal kepekaan perasaan, khususnya mengenal suara Tuhan. Ini tentunya menerangkan tentang kemampuan seorang gembala dalam mengenal suara dombanya (Yoh 10:4). Sebuah hal berbeda dengan sikap Tomas yang menyatakan baru percaya setelah mendengar dan melihat (Yoh 20:24-29). Sebagai hal yang sering menjadi kekhasan laki-laki, mengutamakan hal yang bersifat logika.

Dari peristiwa yang dialami oleh Maria Magdalena, kita bisa menemukan beberapa pokok pemikiran. Antara lain:

  1. Perempuan yang dipandang banyak mengingat kenangan dan mengedepankan perasaan tidak lantas menjadi hal yang tidak tepat sasaran,
  2. Perempuan juga memiliki semangat pewarta, dan
  3. Perempuan dalam kedudukan para murid juga dipulihkan untuk berperan lebih besar.

Oleh karena itu dalam refleksi teologis yang bisa ditampilkan pada era kini adalah kemauan untuk menghargai peran dan kedudukan perempuan. Serta pada diri perempuan sendiri harus bisa menunjukkan diri dan potensinya yang sejajar dengan laki-laki.

Pendahuluan :

Pada bagian awal, remaja diajak untuk menggambar wajah perempuan-perempuan yang ada di rumah remaja masing-masing. Selanjutnya remaja diajak berdiskusi tentang peran dari perempuan tersebut bagi kehidupan masing-masing remaja. Dalam diskusi ini, remaja diajak untuk mengungkapkan bentuk dan bagaimana apresiasi serta ucapan terimakasih kepada para perempuan tersebut.

 Cerita:

Di bagian ini, pertama disampaikan bahwa di kebudayaan bangsa Indonesia, juga ada sistem Matrilinial. Yaitu paham suatu adat masyarakat yang mengatur garis keturunan yang menganut alur dari pihak ibu. Kebanyakan berada di wilayah Sumatra bagian barat, antara lain suku Minangkabau dan suku Enggano.

Berikutnya, dikaitkan dengan kisah Maria Magdalena, disampaikan kepada remaja tentang sosok perempuan yang berperan penting dalam membangun dan menumbuhkan persekutuan para murid. Mengajak dari sikap takut menjadi berani sebagai pewarta kebangkitan Yesus. Termasuk juga  mampu menunjukkan bahwa kepekaan perasaan, juga tidak kalah penting dengan segala sesuatu yang bersifat logika semata, seperti yang ditunjukkan oleh Tomas. Melalui kisah ini, Yesus telah memastikan bahwa perempuan pun wajib dihormati.

Dari pemaparan kisah ini, para remaja laki-laki diajak untuk menemukan cara mengakui bahwa perempuan adalah sosok yang berarti. Dan bagi para remaja perempuan diajak untuk menemukan potensi yang dapat menunjukkan dirinya juga bermakna.

Pada konteks Bulan Keluarga, para remaja ini, baik laki-laki maupun perempuan diajak untuk menunjukkan rasa emphaty dan perhatian serta hormat kepada ibu/perempuan di rumah masing-masing. Yang telah dengan segala cara memberikan kemampuan dan potensinya bagi kehidupan para remaja tersebut. Misalnya ibu yang bekerja, ibu yang melakukan aktivitas di rumah tangga dan keluarga serta perempuan yang segaris dengan para remaja antara lain ibu, nenek, bibi dan seterusnya.

Aktivitas

Untuk aktivitas, para remaja diajak untuk menuliskan nama perempuan di sekitar tempat tinggalnya masing-masing. Dan kemudian menunjukkan hal-hal yang bisa dicontoh oleh para remaja. Khususnya sikap dan karya mereka yang bisa menjadi pemantik tindakan hidup yang semakin bermakna bagi sesama. Selanjutnya, menemui para tokoh inspiratif tersebut dan sharing tentang suka duka dan kesempatan serta hambatan dalam memberikan hal yang baik untuk sesamanya.

Untuk pokok bahasan ini, para pamong dapat mencari bahan pendukung, antara lain kisah dari Butet Manurung yang memberikan dirinya untuk merintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil, utamanya di daerah Jambi, yaitu untuk Suku Kubu yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi.

Buku Pendukung :Sokola Rimba, Butet Manurung

Renungan Harian

Renungan Harian Anak