Tahun Gerejawi : Pra Paskah 1
Tema : Puasa
Bacaan Alkitab : Ester 4 : 1-16
Ayat Hafalan : “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya” (Ratapan 3 : 25)
Tujuan :
- Remaja dapat menyebutkan alasan Ester berpuasa.
- Remaja dapat menyebutkan cara-cara berpuasa.
- Remaja melakukan puasa dalam rangka Pra-Paskah
Penjelasan Teks:
- Ester atau Hadasa adalah anak Abihail, namun sejak kecil Ester sudah tidak berbapa ibu, karena orang tuanya sudah mati. Oleh karena itulah Ester diasuh oleh Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin. Mordekhai adalah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda ketika diangkut ke dalam pembuangan oleh Raja Nebukadnezar. Oleh Mordekhai, Ester kemudian diangkat sebagai anaknya. Diceritakan bahwa Ester adalah gadis yang elok perawakannya dan cantik parasnya, sehingga Ester diangkat menggantikan Ratu Wasti oleh raja Ahasyweros (Ester 2). Baik, Ester maupun Mordekhai adalah bangsa Yahudi.
- Dalam kitab Ester, bangsa Yahudi hendak dimusnahkan. Mengapa demikian? Pemusnahan bangsa Yahudi sebenarnya bermula dari konflik pribadi antara Haman -yang pada saat itu mempunyai jabatan sebagai penjaga gerbang pintu istana raja- dengan Mordekhai. Haman merasa tidak dihormati oleh Mordekhai, karena setiap kali ia lewat, Mordekhai tidak pernah menunduk dan hormat kepada mereka, sementara orang-orang yang di situ menunduk dan hormat. Haman merasa kesal dan panas hati. Dia ingin menghabisi Mordekhai, namun Haman merasa hina kalau hanya membunuh Mordekhai, sehingga Haman berikhtiar untuk memusnahkan bangsa Yahudi. Haman menggunakan kekuasaannya lalu menyampaikan kepada raja agar menerbitkan surat untuk memusnahkan bangsa Yahudi (Ester 3). Raja menerbitkan surat tersebut dan gemparlah orang Yahudi.
- Atas surat itu, Mordekhai berkabung. Diceritakan bahwa dia mengoyakkan pakaiannya, memakai kain kabung dan abu, kemudian berjalan-jalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih (Ester 4 : 1). Seluruh orang Yahudi yang tinggal di situ melakukan perkabungan besar melalui puasa dan ratap tangis. Mereka membentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya. Dayang-dayang Ester menceritakan hal tersebut kepada Ester, sehingga risaulah hati Ester. Ester mengutus seorang sida-sida raja yang bernama Hatah untuk bertanya kepada Mordekhai tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi. Setelah bertemu Mordekhai, Hatah kembali kepada Ester dan menceritakan yang terjadi. Mendengar apa yang diceritakan oleh Hatah, Ester berniat menolong, namun dia terkendala aturan raja, bahwa siapapun yang datang menghadap raja dengan tidak ditunjuk menggunakan tongkat emas (ayat 11), maka dia akan mati. Atas permohonan Mordekhai agar memperjuangkan kehidupan bangsanya, pada akhirnya Ester memutuskan untuk menghadap raja dengan konsekuensi bahwa dirinya bisa mati. Atas dasar itulah, Ester mengajak semua orang Yahudi berpuasa untuknya –dengan cara tidak makan dan minum selama tiga hari- bersama-sama dengan dia sebagai wujud solidaritas untuk memperjuangkan kehidupan bangsanya.
Pendahuluan
A. Langkah – langkah Penyampaian
- Pamong mengajak remaja untuk mempersiapkan perikop atau bacaan, lalu mengajak untuk membaca perikop atau bacaan tersebut.
- Pamong mengajak remaja untuk melakukan Akitvitas.
- Pamong mengulas bacaan/perikop dengan penekanan pada CERITA (Pesan Teks) tentang Ester yang berpuasa dan mengajak seluruh orang Yahudi sebagai wujud solidaritas untuk memperjuangkan kehidupan bangsanya. Di akhir penjelasan, tanyakan kepada remaja tentang sebab Ester berpuasa.
- Sampaikan Artikel yang berjudul GERAKAN PAN-TIK-FOAM. Gerakan Pan-Tik-Foam adalah salah satu wujud puasa Prapaskah yang dicetuskan oleh Keuskupan Agung Jakarta di tahun 2013 sebagai wujud belarasa atau pro eksistensi (pro : mendukung, eksistensi : kehidupan) kepada alam.
- Ajak masing-masing remaja untuk membuat sebuah aksi puasa selama Minggu Prapaskah sesuai dengan yang mereka mampu. Untuk mengawalinya, minta mereka melakukannya selama seminggu ke depan, lalu di kebaktian hari Minggu berikutnya, remaja diminta untuk menceritakan aksi puasanya.
B. Artikel
“Gerakan Pan-Tik-Foam”
Tema APP (Aksi Puasa Pembangunan) Keuskupan Agung Jakarta tahun 2013 ini adalah “Makin beriman, makin bersaudara, makin berbelarasa.” Termaktub di dalamnya bahwa iman, yang berarti meyakini cinta Tuhan pada manusia, akan mengalir dalam persaudaraan dengan sesama dan akan menumbuhkan belarasa pada yang menderita. Pantang, puasa dan derma bisa dilihat dalam upaya untuk mengasah belarasa itu. Artinya, pantang dan puasa juga dipahami sebagai upaya lebih menghemat dan dengan kemudian memberikan hasil penghematan itu pada yang lebih menderita.
Dalam hal ini, makin kita sadari bahwa penderitaan manusia juga diakibatkan oleh bumi yang makin rusak. Orang kehausan juga disebabkan oleh air bersih yang makin mahal. Orang kelaparan juga disebabkan oleh tanah yang kurang subur lagi dan tanaman yang rusak. Orang sakit juga disebabkan oleh udara dan air yang terpolusi.
Orang dipenjara bisa juga karena berebut air dan/atau sumber-daya alam lain yang makin langka. Pendeknya, penderitaan manusia tidak lepas dari ‘penderitaan’ yang dialami bumi seisinya. Dengan kata lain, belarasa kita tidak hanya langsung pada sesama yang menderita, tetapi juga melalui belarasa pada ciptaan Tuhan yang lain.
Kepedulian pada lingkungan hidup, atau yang sering disebut ‘go green’ memang juga bersemangat kristiani, yaitu semangat menjaga ciptaan sebagai mitra Allah. Banyak upaya bisa dilakukan, tetapi sebagai upaya bersama, perlu dicarikan fokus yang lebih jelas. Sehubungan dengan hal itu, untuk tahun 2013 ini, dalam semangat sebagai mitra Allah tadi, kita mau bersama melakukan gerakan sederhana, yaitu pantang plastik dan styrofoam. Kita tahu bahwa pada jaman modern ini, salah satu yang mengotori dan merusak alam adalah plastik dan styrofoam yang tidak dikelola dengan baik. Karena itu, gerakan ini lebih mengajak umat Katolik agar lebih mampu mengelola pemakaian plastik dan styrofoam dalam semangat belarasa tadi.
Supaya pantang plastik dan styrofoam ini didasari oleh suatu pemahaman yang benar, booklet itu diterbitkan. Isinya adalah pengetahuan ringkas tentang plastik dan bahayanya bagi bumi dan manusia, lalu diakhiri dengan beberapa gagasan bagaimana kita bisa menghemat plastik dan styrofoam. Bagian akhir itu lebih berupa gagasan, bukan kewajiban, karena yang paling pokok adalah bagaimana dengan tindakan yang sederhana kita mewujudkan kepedulian dan cinta kita.
Tidak sedikit upaya dan kreativitas yang belum disebutkan disini, dan juga bisa berkembang lebih jauh. Karena itu, gagasan ini lebih bersifat.
pemancing, supaya bisa ditindaklanjuti dan dikembangkan sesuai konteks masing-masing. Pun, sebagai sebuah booklet sederhana, bukan teksbook, paparan yang ada di dalamnya sangat terbatas, hanya diambil dari sumber yang juga relatif terbatas, yaitu internet. Tujuan informasi itu bukan untuk pengetahuan semata, tetapi lebih untuk mendorong dan memotivasi umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta.
Dengan kata lain, booklet ini hanya untuk kalangan sendiri dan tidak diperjualbelikan, serta tidak ada copyright. Jika ada yang menginginkannya, soft-copy juga akan disediakan. (Untuk ini, terimakasih atas partisipasi aktif rekan Kartini dari paroki Don Bosco yang mengedit dan Jana Broto dari paroki St. Stefanus yang menata-letak booklet ini).
Karena itu, jika ada masukan untuk dikembangkan, atau juga sharing pengalaman bagaimana menghemat plastik dan styrofoam, atau bisa juga pertanyaan, sila menghubungi kami di pemukat@gmail.com. Akhirnya, selamat kembali menjadi mitra Allah dengan hal yang sederhana, dan semoga upaya sederhana ini memang sungguh membuat iman kita bertumbuh dan berbuah, karena, seperti dikatakan oleh St. Yakobus, “iman tanpa perbuatanperbuatan adalah mati” (Yak 2: 26)!
Salam Al. Andang L. Binawan, SJ Koordinator Gerakan Hidup Bersih dan Sehat
Keuskupan Agung Jakarta
http://www.kaj.or.id/read/2013/02/20/5452/gerakan-pan-tik-foam-pantang-plastik-dan-styrofoam.php
Penerapan
Puasa yang dilakukan oleh Ester dan seluruh orang Yahudi adalah demi keberlangsungan hidup bangsa Yahudi. Biasanya orang banyak memahami bahwa puasa selalu identik dengan tidak makan dan tidak minum. Puasa yang dilakukan oleh Ester tidak hanya sekadar tidak makan dan tidak minum, namun Ester memutuskan untuk menghadap raja sebagai tindakan konkretnya. Ester menunjukkan bahwa puasa bukan sekedar ritual namun dibarengi dengan sebuah aksi nyata yang dilakukan.
Aktivitas
Pamong membentuk kelompok dengan anggota 5 orang. Siapkan kertas manila, sticky note dan alat tulis, lalu mintalah masing-masing kelompok berdiskusi dengan panduan pertanyaan di bawah ini:
- Menurut kalian, berpuasa itu apa? (masing-masing menuliskan jawabannya di sticky note, lalu menempelkan di kertas manila)
- Sebutkan jenis-jenis puasa yang pernah diketahui! (masing-masing menuliskan jawabannya di sticky note, lalu menempelkan di kertas manila)
Lagu Tema
- Kaulah Harapan
- KJ 445 : 1 “Harap Akan Tuhan”