Bacaan: Mazmur 77: 11-20
Nats: “Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu” (Mazmur 77:11)
Teman-teman, pada masa lalu kakek nenek kita sangat akrab dengan yang namanya rapalan. Rapalan adalah sejenis doa hafalan yang diucapkan secara berulang-ulang demi suatu tujuan. Orang yang sedang mengucapkan rapalan ini bibirnya akan terlihat komat-kamit karena sedang membaca mantra. Nah, tokoh sejarah yang akan kita kenal saat ini adalah tokoh yang sangat hafal dengan rapalan Jawa Kristen, namanya adalah Pak Koenthi. Eitss, tapi jangan salah sangka ya, beliau bukanlah suami dari Bu atau Mbak Kunti penunggu pohon yang ketawanya menakutkan itu…
Pak Koenthi adalah salah seorang murid dari Tn. Coolen yang berasal dari Mlaten (Sidoarjo) yang sangat mencintai ajaran agama Kristen. Pak Koenthi dapat menghafal dua rapal yang dibuatkan oleh Tn. Coolen kepada murid-muridnya, yaitu rapal atau kalimat hafalan yang disebut sebagai “Pangandelan” (pengakuan iman rasuli) dan “Pujan” (Doa Bapa Kami) yang diajarkan Tn. Coolen kepada para pengikutnya.
Dia tidak hanya menghafal dua rapal tersebut, melainkan juga mengajarkannya kepada kepada Pak Sadimah yang saat itu sudah menjadi menantu dan tinggal bersamanya di Mlaten. Pak Koenthi membagikan kesukacitaan itu kepada orang-orang terdekatnya.
Yuk….kita belajar nyanyian di samping ini. Mintalah bantuan papa dan mama untuk mempelajari lagu di bawah ini lalu terjemahkan syair yang ditulis dalam bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.
Doaku: “Tuhan, mampukan aku untuk menjadi pelaku Firman-Mu. Amin”