Bacaan: Efesus 5: 1-10
Nats: “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih…” (Efesus 5:1)
Teman-teman, tentu sebagai anak, kita pernah diminta pertolongan oleh kedua orang tua kita, entah itu untuk mengambilkan sesuatu, membelikan sesuatu atau bentuk pertolongan yang lain. Apakah ketika kita diminta pertolongan itu kita melakukannya dengan tulus hati atau dengan menggerutu, atau bahkan tidak melakukannya?
Tokoh dalam sejarah GKJW yang akan kita kenal saat ini bernama Pak Sadimah. Ketika dia diminta pertolongan, dengan sigap melakukannya dengan tulus hati.
Pak Sadimah merupakan menantu dari Pak Koenthi sekaligus keponakan dari Pak Dasimah yang berasal dari Wiyung, Surabaya. Kegigihannya untuk belajar tentang Firman Tuhan sungguh luar biasa Ssetelah mendapatkan dua kalimat hafalan dari mertuanya yaitu hafalan Pengakuan Iman Rasuli dan Doa Bapa Kami, Pak Sadimah pun dengan penuh semangat juga meneruskannya kepada orang-orang terdekatnya, yaitu Pak Jemiah (orang tuanya) dan Pak Dasimah (Pak Dhe-nya). Maksud hati, Pak Sadimah pada saat itu, beliau juga ingin memahami apa makna dari dua rapalan yang telah diperoleh dari mertuanya tersebut. Akan tetapi, Pak Jemiah dan Pak Dasimah ternyata juga tidak memahami kedua rapalan tersebut.
Karena Pak Dasimah pada saat itu juga sedang berusaha memahami makna dari selembar kertas Injil Markus, semakin dibuat penasaran dengan makna dari dua rapalan tersebut. singkat cerita, mereka berdua pun menugaskan Pak Sadimah untuk pergi ke Ngoro bertanya kepada Tuan Coolen yang menjadi guru dari mertuanya. Pak Sadimah pun segera berangkat dan melakukan tugasnya tersebut dengan ditemai Pak Koenthi. Demi dapat memperoleh penjelasan dari Tn. Coolen, mereka berdua pun tinggal di Ngoro selama 5 hari.
Doa: “Tuhan, jadikanlah aku anak yang penurut atas orangtuaku. Amin”