Tutup Tahun
Stola Putih
Bacaan 1 : 1 Raja– raja 3 : 5 – 14
Bacaan 2 : Yohanes 8 : 12 – 19
Tema Liturgis : Oleh Kasih Karunia, Allah Menyelamatkan Manusia
Tema Khotbah: Hidup dalam Kasih Karunia
Penjelasan Teks Bacaan
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
1 Raja – raja 3 : 5 – 14
Kata “kasih setia” dalam ayat 6 dalam bahasa Ibrani hesed=kasih perjanjian. Keduanya, baik Daud maupun Allah, memenuhi perjanjian. Kata “sangat muda” dalam ayat 7 bukan dalam arti hitungan tahun yang masih sedikit, tetapi suatu ungkapan untuk menyatakan kerendahan hati; juga kata berikutnya “belum berpengalaman” (har: tiada tahu keluar masuk). Salomo belum berpengalaman dalam tugas pelayanannya yang baru (bdk. Bil. 27:17)
Kata “hati” dalam ayat 9, kata Ibrani untuk “hati” itu lebih dekat dengan kata “budi” bagi kita. Kata ini mencakup juga emosi-emosi (rencana-rencana) dan kehendak serta putusan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Kata “nyawa” dalam ayat 11 (Ibrani: nepes) biasanya diterjemahkan “nyawa”, tetapi kata ini lebih dekat dengan “pribadi” atau “hidup”. “Pengertian untuk memutuskan hukum” (Ibrani: mispat) tidak hanya berarti “hukuman” tapi juga asas ilahi yang menjadi dasar keputusan.
Dalam ayat 7 :….mengangkat hamba-Mu ini menjadi Raja; kata-kata ini memperlihatkan bahwa Salomo sungguh memahami kedudukannya sebagai Raja Israel. Tuhan Allah tetap Raja Israel yang sesungguhnya. Raja di Israel dipilih oleh Allah dan dituntut untuk menjalankan kehendak Allah.
Salomo memulai masa pemerintahannya dengan iman dan kasih kepada Allah (ayat 3). Ia berdoa memohon hikmat dan hati yang paham (ayat 5-9), Allah berkenan dengan permohonan ini (ayat 10) dan mengabulkan doanya (ayat 11-14). Akan tetapi karunia hikmat dari Allah tidak menjamin bahwa Salomo akan senantiasa bertekun dalam kesalehan; karena alasan inilah Allah menekankan bahwa Dia akan memperpanjang umur Salomo “jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan.” (ayat 14). Ketidaksetiaan Salomo dikemudian hari mencegah realisasi sepenuhnya kehendak Allah bagi hidupnya. (11:1-8).
Yohanes 8 : 12 – 19
Dalam perikup ini digunakan kiasan “terang”, suatu tema yang terdapat dalam prolog (bdk. 1:4,5,9,10). Terang berhubungan dengan hidup, seperti dalam prolog. Dalam dunia rohani, sama halnya dengan dunia alami, hidup tidak dapat berkembang dalam kegelapan. “Terang dunia” sekali lagi ada hubungan yang jelas dengan prolog, dimana firman disebutkan sebagai terang. Peristiwa yang membuat Yesus memilih perumpamaan ini mungkin penyalaan lampu bercabang di halaman Puri Wanita untuk melambangkan tiang api di padang gurun.
“Tidak akan berjalan dalam kegelapan”, gambarannya adalah tentang sebuah jalan yang diselubungi kegelapan, orang berjalan di belakang lampu yang terang, yang menyisihkan kegelapan sementara lampu bergerak maju di depan. Setiap orang yang tidak mengikutinya akan segera tersesat. Dalam arti rohani adalah perlu untuk mengikuti terang dunia (Yesus Kristus), supaya tidak tersesat.
Injil Yohanes banyak memakai “terang” dan “gelap”. Di dalam Alkitab, terang digunakan untuk menggambarkan Allah dan firman-Nya (I Yoh 1:5, Maz. 119:105) dan orang-orang atau hal-hal yang menyingkapkan kebenaran Allah (Yes. 49:6). Kegelapan menunjuk kepada tempat-tempat kesakitan dan penderitaan (Maz. 107:10) atau kebingungan (Pkh. 2:14). Lawan-lawan Allah disebut penghulu-penghulu kegelapan (Ef. 6:12), dan orang-orang yang tidak melakukan apa yang Allah harapkan dapat “dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap”(Mat. 22:13). Yohanes menggunakan kata-kata berlawanan “terang” dan “gelap” untuk menggambarkan pertarungan antara mereka yang menerima Yesus dan yang menolak untuk percaya kepada-Nya (1:19-21, 8:12-20)
Yesus berfirman: “Akulah terang dunia” dalam hal ini Yesus sedang mempertahankan kebenaran pemberitaan-Nya. Ia datang ke dunia untuk menolong manusia melihat siapa Allah sebenarnya dan untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Allah ingin memberikan hidup baru kepada semua orang.
Disamping itu, pernyataan ini juga ingin menegaskan bahwa Yesus adalah terang yang sesungguhnya (1:9). Dia melenyapkan kegelapan dan penipuan dengan menerangi jalan yang benar kepada Allah dan keselamatan.
Semua yang mengikuti Yesus dibebaskan dari kegelapan dosa, dunia, dan Iblis. Mereka yang masih berjalan dalam kegelapan belum mengikuti Dia (bdk. I Yoh 1:6-7). ”Barangsiapa mengikuti Aku” adalah bentuk kata kerja masa kini yang menunjukkan suatu tindakan yang berkelanjutan — “barangsiapa yang mengikuti terus-menerus” Yesus hanya mengakui kemuridan yang bertahan sampai kesudahan.
Benang Merah Dua Bacaan
Salomo mengakui dan meyakini bahwa pemenuhan janji Allah kepada Daud ayahnya dan dirinya serta terkabulkannya doanya, semata-mata hanya karena kasih karunia Allah. Demikian juga para pengikut Yesus, tidak lagi berjalan dalam kegelapan tetapi memiliki terang hidup, semata-mata juga karena kasih karunia Allah. Sebagai wujud ucapan syukurnya, sudah seharusnya para pengikut Yesus terus berjalan dalam terang dan menjadi terang bagi dunia.
Rancangan Khotbah : Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)
Pendahuluan
Sekarang kita berada di penghujung tahun 2020, yang tidak lama lagi akan berakhir dan kita akan memasuki tahun yang baru tahun 2021. Dalam kesempatan yang indah ini, baiklah kita kembali menghayati syair lagu pujian dari KPJ. 395:1,2 – “Sawatara Aku Noleh”
- Sawetara aku noleh marang dalan kang dak lewati
Sihe Gusti kang dak tampa kanthi eramaing ati
Sanadya akeh alangan wah kadang lelimengan,
nanging Gusti karsa nuntun
Mulane aku ngungun, wit astaning Allah ngreksa,
temah rumangsa begja - Ora merga aku becik, tanganku tinuntun astanya
ora jalaran sampurna, aku tansah rineksa
Aku tansah kaeraman, wit tansah binerkahaan
Kadiparan nggonku nampa sih tresnane Kang Kwasa ?
Daklakoni, dakedumake marang umat sadonya
Lagu ini mengingatkan kita bahwa dalam kesempatan ibadah tutup tahun/akhir tahun ini, kita harus melihat kembali perjalanan hidup kita di tahun 2020. Walaupun kadang harus mengalami kegelapan, berbagai macam halangan/hambatan, jatuh bangun, tetapi Tuhan selalu menuntun kita, memelihara dan melindungi kita, kasihNya selalu baru setiap saat. Itu semua bukan karena kebaikan kita, bukan karena kesempurnaan hidup kita, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya. Bagaimana seharusnya kita menerima kasih karunia Allah ini?
Isi
Belajar dari pengalaman Salomo, dalam kita akan mengakhiri perjalanan tahun 2020 dan memulai punapaki tahun 2021, ada beberapa pengajaran iman bagi kita :
- Selalu mengingat apa yang telah dilakukan Allah di tahun 2020 (6), bahwa Allah selalu menyatakan kasih karunia-Nya, memenuhi janji-Nya, kita harus selalu belajar memenuhi janji kita kepada Tuhan, sehingga baik kita maupun Allah sama-sama memenuhi perjanjian .
- Semua yang terjadi di tahun 2020, kita sikapi dengan penuh kerendahan hati; bahwa semuanya yang kita terima, bukan karena kebaikan kita, bukan karena kesempurnaan kita, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya. Tidak ada tempat untuk saling berebut jasa, saling menonjolkan diri dan menyombongkan diri.
- Pengakuan akan otoritas Allah dalam kehidupan kita (ayat 7), bahwa hanya Tuhan yang menentukan segalanya, termasuk pengaturan waktu yang kita alami, semuanya berada dibawah kendali kuasa dan wewenang Tuhan.
- Mungkin di tahun 2020 kita mengalami berbagai macam bentuk kesusahan dan penderitaan, tetapi kita tahu dan merasakan bahwa Allah menjamin kasih karunia-Nya, kasih setia-Nya kepada kita, yang memampukan kita melewati semuanya dengan penuh ucapan syukur.
Menghayati perjalanan hidup kita di tahun 2020, kita dipanggil untuk senantiasa mewujudkan rasa syukur kita di tahun 2021 dalam bentuk/dengan jalan :
- Senantiasa memahami siapa diri kita, sehingga dapat menempatkan diri dengan baik dan benar dihadapan Tuhan; bahwa sesungguhnya Tuhanlah Sang Pencipta dan kita hanya mahkluk ciptaan-Nya, kita dituntut untuk menjalankan kehendak Tuhan; memiliki hati (budi) yang mempunyai rencana-rencana dan kehendak serta putusan untuk membedakan yang baik dan yang buruk berdasarkan asas-asas ilahi.
- Memulai segala aktivitas hidup dan kehidupan kita dengan iman dan kasih kepada Allah. Kolose 3:17 mengatakan : “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”.
- Memahami cakupan tugas kita (1 Raj. 3:8), hiduplah di dalam doa, mohonlah kepada Tuhan sesuai dengan cakupan tugas kita (1 Raj. 3:9), memohon hikmat dan hati yang paham, doa permohonan yang tidak berorientasi pada kepentingan diri sendiri, tetapi pada tugas-tugas kehidupan, menegakkan kebenaran dan keadilan; pasti Tuhan berkenan (1 Raj. :10-12), bahkan Tuhan memberikan yang tidak kita mohon, kekayaan dan kemuliaan (1 Raj. 3:13)
- Hidup menurut jalan, ketetapan dan perintah Tuhan, hidup di dalam terang Tuhan; Tuhan akan mengaruniakan umur panjang (tidak hanya dalam bentuk banyaknya hitungan tahun, tetapi juga dalam bentuk banyaknya rejeki/berkat lahir dan batin, kesehatan, damai sejahtera,dsb) dan tidak tersesat di jalan. Ingatlah! Ketidaksetiaan kita mencegah realisasi sepenuhnya kehendak Allah/janji Allah bagi hidup kita.
- Hidup dalam terang Kristus artinya mempresentasikan Allah dan firman-Nya termasuk menyingkapkan kebenaran Allah, supaya hidup kita dapat berkembang, sebab di dalam kegelapan hidup, kita tidak dapat berkembang. Bagaikan tumbuh-tumbuhan yang membutuhkan terang/ sinar matahari supaya dapat hidup dan berkembang, demikian juga kehidupan kerohanian kita membutuhkan terang Kristus, supaya dapat hidup dan berkembang serta pada akhirnya berbuah menjadi terang bagi sesama.
- Tidak menjadi penghulu-penghulu kegelapan, yang berakibat kesakitan dan penderitaan serta kebingungan dan lebih dari itu supaya kita tidak dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (Mat. 22:13). Sebaliknya tetap setia mengikut Yesus sampai kesudahan, supaya dibebaskan dari dosa, dunia dan Iblis.
Penutup
Di dalam iman kita mampu mengatakan/bersaksi bahwa sesungguhnya kita dapat hidup sebagaimana kita ada dalam keberadaan kita saat ini, bukan karena kebaikan kita, bukan karena kesempurnaan kita, tapi semata-mata hanya dari dan oleh kasih karunia Allah. Maka kita harus hidup untuk kasih karunia. Kapiran nggonku nampa sih katresnane Kang Kwasa ? Daklakoni, dakedumake marang umat sadonya. Menerima terang Kristus, hidup di dalam terangNya, serta menjadi terang bagi dunia. Amin (SS).
Nyanyian : KJ. 331 : 4 – 6 Siang, Malam, Musim, Tahun
—
Rancangan Khotbah : Basa Jawi
Pambuka
Sekedap malih kita bade mengkeraken warsa 2020, lan lumebet warsa enggal 2021. Ing wekdal ingkang adi punika prayogi menawi kita ngresepi pamuji KPJ. 395 : 1, 2 – “Sawatara Aku Noleh”
- Sawetara aku noleh marang dalan kang dak lewati
Sihe Gusti kang dak tampa kanthi eramaing ati
Sanadya akeh alangan wah kadang lelimengan,
nanging Gusti karsa nuntun
Mulane aku ngungun, wit astaning Allah ngreksa,
temah rumangsa begja - Ora merga aku becik, tanganku tinuntun astanya
ora jalaran sampurna, aku tansah rineksa
Aku tansah kaeraman, wit tansah binerkahaan
Kadiparan nggonku nampa sih tresnane Kang Kwasa ?
Daklakoni, dakedumake marang umat sadonya
Pepujian punika ngengetaken dhateng kita, bilih ing salebeting kita nindakaken pangabekti ing pungkasaning warsa punika, kita kedah ningali malih lelampahaning gesang kita ing warsa 2020. Senadyan kedah ngadepi maneka warni pambengan, kadang-kadang rumaos lumampah ing margi ingkang lelimengan, ananging Gusti tansah nuntun lan ngreksa kita, ngrimati kita, sih katresnanipun Gusti tansah enggal ing saben wekdal. Sedaya punika boten awit kasaenan kita, kasampurnan kita, ananging namung amargi sih katresnanipun Gusti. Kapiran nggonku nampa sih katresnaning Gusti Kang Mahakwasa?
Isi
Adedasar punapa ingkang dipun alami Sang Prabu Suleman, ing salebeting kita mungkasi warsa 2020 lan tumapak warsa enggal 2021, wonten piwulang kangge kita sami :
- Tansah ngengeti punapa ingkang sampun katindakaken dening Gusti Allah ing warsa 2020 (waosan 1 ayat 6), bilih Gusti Allah tansah nedahaken sih katresnanipun, tansah nuhoni punapa ingkang dados janjinipun, pramila kita katimbalan tansah sinau netepi janji kita dhateng Gusti, matemah kita lan Gusti Allah kepareng sami-sami netepi prajanjian.
- Sedaya ingkang kelampahan ing tahun 2020, kita tampi kanthi andap asoring manah; bilih sedaya ingkang kita tampi punika boten awit kasaenan kita, boten awit kasampurnan kita, ananging namung karana sih katresnanipun Gusti kemawon. Boten wonten papan kangge ngegungaken diri, boten wonten papan kangge rebatan jasa; matemah tebih saking sikaping gesang adigang, adigung, adiguna, sapa sira sapa ingsun.
- Ngakeni otoritas ipun Gusti Allah ing gesang lan pigesangan kita (waosan 1 ayat 7), bilih namung Gusti Allah ingkang namtokaken samukawisipun, kalebet pranata wekdal ingkang kita alami, sedaya kaagem dening pangwasanipun Gusti, dibawah kendali kuasa dan wewenang Allah.
- Bokbilih ing warsa 2020 kita ngalami maneka warni kasisahan lan kasangsaran, ananging kita nyumurupi, rumaos lan kraos bilih Gusti Allah tansah ngluberaken sih katresnanipun, sih susetyanipun kangge kita, ingkang nyagetaken kita nglangkungi sedaya punika kanthi kebak saos sukur.
Ngengeti sedaya ingkang kelampahan wonten gesang kita ing warsa 2020, kita katimbalan tansah babaraken raos sukur kita ing tahun 2021, ingkang awujud tumindak lan patraping gesang :
- Tansah rumaos lan kraos “sinten sejatosipun kita punika” matemah saged mapanaken awak/dekek awak kanthi sae lan leres, bener lan pener wonten ing ngarsanipun Gusti Allah; bilih sejatosipun Gusti Allah punika Sang Pencipta lan kita punika namung titah sawantah, kedah nggadahi manah (budi) ingkang nggadahi rancangan-rancangan lan pikajeng sarta putusan kangge bedakaken pundi ingkang sae lan ingkang awon, pundi ingkang leres lan pundi ingkang lepat adedasar asas ilahi; kita katimbalan nindakaken karsanipun Gusti.
- Punapa kemawon ingkang badhe kita tindakaken ing gesang lan pigesangan kita, kita wiwiti kanthi iman kapitadosan lan katresnan kita dhateng Gusti Allah. Kitab Kolose 3:17 dawuhaken : “ Lan sadhengah apa kang koktindakake kalawan tembung utawa kalawan panggawe, iku kabeh lakonana atas Asmane Gusti Yesus, kambia saos sokur marang Gusti Allah, Rama kita lumantar Panjenengane”
- Mengertosi punapa ingkang dados tugasipun/jejibahanipun (waosan 1 ayat 8), tansah gesanga ing pandonga, nyenyuwuna dhateng Gusti cundhuk kaliyan jejibahan/tugas kita (waosan 1 ayat 9), nyuwuna “manah ingkang kebak kawicaksanan lan kelimpadan”, panyuwun ingkang boten berorientasi dhateng kepentingan diri pribadi, ananging dhateng tugas/jejibahaning gesang inggih punika jejegaken kaadilan lan kaleresan; mesthi Gusti ngestoaken ing panggalih (waosan 1 ayat 10-12), malahan Gusti maringaken punapa ingkang boten kita suwun, inggih punika kasugihan lan kaluhuran (waosan 1 ayat 13)
- Tansah gesang kados ingkang kadawuhaken dening Gusti ing waosan 1 ayat 14 “Lan menawa lakunira metu ing dalan kang Suntedahake lan lestari manut sakehing katetepan lan prentahingSun”, gesang wonten ing pepadang; Gusti badhe maringi yuswa panjang artosipun boten namung awujud tambahing tahun, ananging ugi awujud kesehatan, kacekapan sandang, pangan lan papan, katentreman, lsp lan boten kesasar gesangipun. Engeta ! Bilih ketidaksetiaan kita dados pepalang kebabaring sawetahing karsanipun Gusti tumrap gesang kita.
- Gesang ing salebeting papadhang (pepadhangipun Sang Kristus), artosipun tansah mempresentasikan Gusti Allah lan dawuh pangandikanipun, kalebet babaraken kaleresanipun Gusti Allah, supados gesang kita tuwuh lan sangsaya mekar, karana wonten ing pepetang gesang boten saged tuwuh lan mekar. Kadosdene tetuwuhan betahaken pepadang/sinar, supados saged gesang lan sangsaya tuwuh, mekaten ugi menggahing gesanging karohanen kita betahaken pepadangipun Sang Kristus, supados saged gesang lan sangsaya tumuwuh sarta ing wasananipun ngedalaken woh inggih punika dados pepadhanging jagad.
- Boten dados anthek-anthekipun pepeteng, ingkang nuwuhaken sesakit, kasangsaran lan kebingungan, langkung saking punika supados kita boten kauncalaken dhateng panggenan ingkang peteng piyambak (Mat. 22:13). Kosokwangsulipun tetep setya derek Gusti ngantos dumugi delahan, supados kauwalaken saking dosa, donya lan Iblis.
Panutup
Ing salebeting iman kapitadosan kita, kula lan panjenengan sami sinagedaken atur paseksi blih sejatosipun kita saged gesang kadosdene kita gesang ing samangke, boten karana kasaenan kita, boten karana kasampurnan kita, ananging anamung saking lan dening sih katresnanipun Gusti Allah kemawon. Pramila kita kedah gesang kagem sih katresnan. Kapiran nggonku nampa sih katresnane Kang Kawasa ? Daklakoni, dakedumaken marang umat sadonya. Swawi nampeni pepadangipun Sang Kritus, gesang ing pepadangiPun, sarta dados pepadanging jagad. Padangmu sorotna! Amin. (SS).
Pamuji : KPJ. 395 : 1, 2 Sawatara Aku Noleh