Bacaan : Lukas 24 : 13 – 35 | Pujian : KJ. 214
Nats: “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!” (Ay. 25)
Seseorang dalam kondisi depresi berat bisa sampai pada keadaan sangat sulit untuk membedakan manakah kenyataan dan manakah imajinasi, atau mengalami delusi dan halusinasi. Kecenderungan dari kebanyakan orang yang mengidap depresi berat akan selalu membawa delusi dan halusinasi mereka ke dalam dunia nyata, menganggapnya sebagai sebuah kenyataan, maupun sebaliknya. Penyebabnya bisa jadi karena orang tersebut pernah memiliki riwayat trauma atau stres berat dalam hidupnya.
Rasa kehilangan yang mendalam dialami oleh para murid ketika mendapati kenyataan Tuhan Yesus mati di kayu salib. Peristiwa tersebut menjadi peristiwa traumatik dan membawa para murid berada dalam perasaan yang campur aduk: merasa ketakutan kemudian mengurung diri, tidak percaya dengan segala kenyataan yang terjadi, tidak mampu mengingat akan apa yang pernah Yesus katakan kepada mereka. (Band. Luk 24:36-41). Dalam peristiwa penampakan diri Tuhan Yesus pada dua orang murid yang sedang melakukan perjalanan menuju ke Emaus, terdapat peristiwa yang sangat mengherankan. Dua murid itu melakukan percakapan, bahkan berada di satu penginapan yang sama dengan Yesus, tetapi mereka baru menyadari siapa yang sedang bersama dengan mereka setelah beberapa waktu kemudian. Itu bisa saja terjadi karena mereka hanya memfokuskan diri pada rasa sedih dan kehilangan yang mereka alami. Kondisi itu telah membuat mereka lupa akan segala sesuatu yang tengah mereka kerjakan, bahkan untuk sekedar mengenali wajah Tuhan Yesus, sosok yang sangat mereka kagumi sebelumnya. Mereka mengalami kobaran hati namun tidak menyadarinya.
Kita pun memiliki kemungkinan untuk jatuh dalam kondisi yang sama, di mana kita akan sangat kesulitan untuk melihat Tuhan Yesus karena kita sangat berfokus untuk melihat masalah-masalah dalam kehidupan kita. Dengan mudahnya kita melupakan apa yang telah dijanjikan-Nya, menolak orang-orang yang dipakai oleh Yesus untuk menolong kita, menjauhkan diri dari persekutuan, bahkan meninggalkan Tuhan. Setiap mengalami persoalan hidup, mari memfokuskan pandangan kita kepada Tuhan, sembari berupaya menyelesaikannya. (OCEP)
“Jangan biarkan apa yang kamu rasakan membuatmu meragukan apa yang Tuhan katakan”