Bacaan : Matius 1 : 18 – 25 | Pujian : KJ. 366 : 1, 2
Nats: “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus””(ayat 18)
Menyelami pikiran Allah tentu tidak akan sanggup dimiliki dan dilakukan oleh manusia. Sebentar lagi kita akan memperingati kelahiran Tuhan Yesus Kristus, dimana Allah sudi turun ke bumi untuk hadir secara pribadi menyelamatkan umatNya. Kesukacitaan bercampur keheranan besar menyelimuti batin kita. Sungguh suatu kehormatan bagi kita manusia yang penuh dosa yang selalu diingatNya.
Adalah Yusuf dan Maria, sepasang anak manusia yang sedang menunggu hari bahagia. Hari yang telah dinanti-nantikan yaitu pernikahan. Serangkaian proses telah dijalani, termasuk juga pertunangan yang sifatnya sangat mengikat kedua belah pihak. Namun semua berubah saat Maria mengaku mengandung. Gambaran tentang mengawali kehidupan berumah tangga menjadi samar kembali. Percaya tidak percaya namun itulah kenyataan yang terjadi. Sangat sulit diterima akal.
Tentu Maria butuh kekuatan dan kebijaksaan untuk dapat menerangkan keadaannya. Demikian juga Yusuf perlu waktu untuk memahami semuanya. Di dalam kekalutan mereka, Tuhan Allah berkarya menerangi batin keduanya. Tentu butuh waktu bagi mereka untuk memahami karya Allah melalui hidup mereka. Namun sungguh tak dapat dipungkiri kesukacitaan besar mereka rasakan. Dimana sebagai manusia biasa, mereka dilibatkan dalam karya keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia. Dan mereka menjalani dengan setia.
Ada kenyataan hidup yang harus kita jalani. Dan tak selamanya kita bisa segera memahami apa maksud Tuhan atas kehidupan kita. Tetaplah menjalaninya sambil menajamkan kepekaan akan maksud Tuhan di dalamnya. Percayalah Tuhan tidak akan berhenti menuntun sampai kita benar-benar mengerti maksudNya. Dan saatnya akan tiba, kebaikanNya dinyatakan bagi saya, anda ataupun mereka. [PKS]
“Tetaplah berjalan sampai menemukan maksud kebaikanNya”