Menyambut Kedatangan Tuhan Dalam Kelayakan Pancaran Air Hidup 20 Desember 2023

20 December 2023

Bacaan:  Maleakhi 3 : 16 – 4 : 6 | Pujian: KJ. 85
Nats: “Ingatlah kepada Taurat  yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.” (Mal. 4:4)

Dalam setiap bungkus makanan kemasan, di sana tentu ditulis tanggal kadaluarsa. Ketika makanan itu memasuki masa kadaluarsa, maka makanan itu akan ditarik dari peredaran, dibuang, atau bahkan dihancurkan karena memang sudah berjamur dan tidak layak dikonsumsi. Hanya makanan yang tidak kadaluarsa saja yang layak untuk diedarkan dan dikonsumsi.

Dalam bacaan kita hal serupa juga berlaku dihadapan Allah. Orang-orang fasik adalah orang-orang yang tidak layak dihadapan Tuhan. Karena ketidaklayakkan itu mereka dipisahkan dari orang-orang benar yang takut akan Tuhan. Pada akhirnya orang-orang fasik akan “terbakar”.  Maleakhi 4 ingin menegaskan bahwa Allah telah memilih umat Israel menjadi anak-Nya yang istimewa. Itu karena kasih-Nya. Demikian Tuhan Allah berjanji memberkati mereka jika mereka mematuhi perintah-perintah-Nya. Allah menghendaki mereka memberi tanggapan atas kasih-Nya itu dengan hidup taat kepada-Nya. Tetapi umat Israel seringkali lupa akan kasih Allah itu, sehingga perintah-perintah Allah dirasakan mereka sebagai beban. Hal inilah yang membuat umat Israel kehilangan keinginan mematuhi perintah Allah. Bahkan banyak sekali para imam yang lupa akan tugas kewajibannya dan menjadi egois. Maka Nabi Maleakhi diutus Allah untuk mengingatkan kembali umat Israel akan kasih setia Allah kepada mereka dan mendorong mereka supaya mematuhi perintah Allah kembali. Harapannya ada kesatuan antara Allah dengan umat-Nya, tidak ada keterpisahan dan hanya pelukan kasih hangat Allah yang diterima.

Lima  hari lagi kita akan merayakan Natal. Tentunya ini menjadi moment yang membahagiakan bagi seluruh umat Kristen di seluruh penjuru negeri. Perayaan natal dapat menjadi simbol kehadiran Allah di dunia secara fisik dalam diri Yesus, yang dirayakan dengan sukacita. Tetapi yang menjadi pertanyaan bagi kita: bagaimana kita dalam menyambut kehadiran-Nya? Sudah layakkah kita? Kejujuran dan kesadaran bahwa diri kita yang masih belum layak menyambut kehadiran-Nya adalah pilihan yang bijak untuk menyiapkan diri menyambut kedatangan Kristus. Oleh sebab itu, mari kita kembali menyiapkan diri dengan kelayakan menyambut kedatangan Kristus, dengan cara hidup benar dan taat kepada perintah-perintah Allah. Amin. [KYP].

“Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi umat untuk menjadi layak.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak