Bacaan : Mazmur 23 : 1 – 6 | Pujian : KJ. 285 : 1, 2
Nats: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku” (Ay. 4).
A : “Bagaimana caranya seorang gembala memberitahu domba-dombanya bahwa ada rumput hijau yang masih segar dan nikmat untuk dimakan?”
B: “Ya, diberi tahu kalau ini rumputnya enak untuk dimakan”.
A: “Salah! Yang benar adalah si gembala harus memakan rumput itu dulu baru domba-dombanya akan mengerti kalau rumput itu merupakan makanan yang enak”.
Berbicara mengenai hubungan antara seorang gembala dan domba, kali ini kita bertemu dengan Mazmur 23 yang sudah tidak asing lagi karena ada banyak nyanyian yang dibuat berdasarkan kesaksian Pemazmur ini. Dalam hal ini, Pemazmur menggambarkan hubungan antara dirinya dengan Tuhan bagaikan domba yang dipelihara oleh gembala yang baik. Gembala yang baik bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan domba-dombanya (ayat 1). Dia menyediakan kebutuhan untuk makanan yang hijau dan segar dan air yang menyejukkan (ayat 2). Dia menyertai mereka saat perjalanan sulit dan melindungi mereka atas musuh-musuh yang ganas (ayat 3,4). Selain itu, Pemazmur juga menggambarkan Tuhan sebagai tuan rumah yang menerimanya sebagai tamu kehormatan. Dia melindungi tamu itu dengan kehormatan dan mengurapinya dengan wewangian (ayat 5). Jaminan kebajikan dan kemurahan meneduhkan si pemazmur sehingga ia bertekad untuk hanya mengandalkan Tuhan seumur hidupnya (ayat 6).
Sungguh indah apa yang disampaikan oleh Pemazmur ini. Suatu gambaran yang menyejukkan hati bagi setiap orang yang mendengarnya. Terlebih lagi bagi kita orang-orang yang hidup di tengah dunia yang kian panas, baik iklim maupun situasi perpolitikan. Ketika kita mengalami suatu pergumulan maka akan sulit bagi kita untuk bertemu dengan orang-orang yang kepadanya kita dapat menaruh harap dan percaya. Hanya kepada Tuhan Sang Gembala baik kita akan merasa tentram dan damai. Oleh karena itu, mari kita senantiasa bersandar kepada Yesus Kristus Sang Gembala kita. Amin. (Wee).
“Tuhan adalah Gembalaku, tempat mengadu isi hatiku”