Anugerah K(L)awan Penderitaan? Renungan Harian 12 Mei 2020

12 May 2020

Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 7 : 44 – 56 |     Pujian : KJ. 408 : 1, 2
Nats
: “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah” (Ay. 55)

Pada umumnya setiap orang memiliki kecenderungan berpikir dikotomis, jika A maka bukan B atau jika B maka bukan A. Alhasil, kita sulit (tidak terbiasa) untuk mengatakan jika A maka B atau jika B maka A, terlebih untuk hal-hal yang diketahui memiliki perbedaan pengertian dan sifat. Dalam kehidupan iman percaya pun demikian. Segala hal yang menyenangkan dan membahagiakan dianggap sebagai sebuah anugerah, sedangkan segala hal yang menyedihkan dan mendukakan seringkali dianggap sebagai sebuah penderitaan. Anugerah dan penderitaan adalah sebuah “lawan”, tidak dapat diperdamaikan.

Namun, melalui Kisah Para Rasul 7:55, kita diajak untuk melihat sebuah perspektif yang berbeda. Ternyata, tidak selalu dan selamanya anugerah dan penderitaan adalah “lawan”, ada kalanya anugerah dan penderitaan adalah “kawan”. Stefanus mengalami hal tersebut. Ia merasakan bahwa di dalam penderitaan dan penganiayaan yang dialaminya, dirinya  mendapatkan anugerah yang besar dari Allah. Ia mampu melihat kemuliaan Allah dan menyaksikan pribadi Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah Bapa (ayat 55). Hal tersebut (melihat kemuliaan Allah) hanya terjadi atas orang-orang pilihan Allah dan Stefanus salah satunya.

Dengan demikian, maka kita diajak untuk merenungkan kembali setiap pengalaman hidup kita. Benarkah dalam penderitaan tidak ada anugerah sama sekali? Benarkah dalam anugerah tidak ada penderitaan sama sekali? Apakah setiap orang kaya tidak memiliki pergumulan dan permasalahan? Apakah setiap orang miskin tidak bisa merasakan sukacita dan kebahagiaan? Apakah kehidupan rumah tangga seorang pengusaha sukses selalu harmonis? Apakah kehidupan rumah tangga seorang buruh harian selalu dipenuhi dengan percek-cokan? Marilah kita belajar berpikir harmonis, tidak selalu dikotomis, sebab cinta kasih Allah tidak selalu “hitam” dan “putih”, terkadang juga “abu-abu”. Jadi, bersyukurlah dalam segala keadaan. (7us).

“Dalam anugerah ada penderitaan, dalam penderitaan ada anugerah”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak