Bacaan : Yesaya 50 : 4 – 9 | Pujian: KJ 40
Nats: “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.” [ayat 4]
Bangsa Israel memang terlalu banyak mengeluh dan menyalahkan Allah atas pederitaan yang mereka alami selama di pembuangan. Akhirnya, mereka sering menggunakan lidah mereka untuk menggerutu, mengumbar kesedihan, bahkan menghujat Allah. Namun ada salah satu orang Israel yang berbeda. Nyanyian Yesaya 50:4 ini menggambarkan bagaimana salah satu orang Israel yang mengakui bahwa Allah yang memberinya lidah (bahasa untuk berkata-kata). Dia akan menggunakan lidahnya itu untuk mengatakan perkataan yang memberi semangat baru kepada sesamanya. Memilih hidup lebih baik dan berbeda dari sesamanya, tentu perlu diteriakkan, agar orang lain pun mendapatkan berkat dari kebaikan itu.
Pesatnya perkembangan teknologi, membuat semua orang bisa bicara bukan hanya dengan lidah. Bahkan jempol pun bisa dipakai untuk berbicara meneriakkan apapun. Apakah kita yang menjadi bagian kemajuan teknologi juga bersedia menghayati bahwa jempol kita ini adalah jempol seorang murid? Sehingga ketika kita berbicara lewat jempol ini, melalui apa yang kita ketikkan di ponsel atau semacamnya, kita hanya mau mengetikkan kalimat-kalimat yang bersumber dari ajaran Sang Maha Guru, kalimat yang dapat memberi semangat baru kepada siapa saja yang membacanya. Ya benar, bahwa jempol dan jari-jemari kita ini sejatinya adalah miliki ALLAH yang patutlah itu pun dipakai untuk meneriakkan kalimat-kalimat yang mulia.
Jempol seorang murid adalah jempol yang berhasil mengetikkan tulisan-tulisan yang bernilai kerendahan hati, tulisan yang bernilai pemberi semangat dan sukacita baru, tulisan yang penuh kesaksian syukur. Bukan tulisan-tulisan yang berisi umpatan, keluhan, fitnah, adu domba, kebencian. Biarlah jempol kita pun dituntun oleh hati yang tunduk kepada Allah, sehingga melalui seluruh indra yang ada pada kita, akan semakin banyak orang yang merasakan damai sejahtera. [Dee]
“Mulutmu: Harimaumu – Jempolmu: Malaikatmu!”