Majelis Agung GKJW mengadakan ibadah khusus pelepasan dan pelantikan beberapa pendeta di Kapel IPTh. Balewiyata, Malang pada Jumat, 12 Juni 2020. Ibadah itu menandai pelepasan tugas dan penerimaan tugas baru (mutasi) 5 pendeta secara bersama-sama sebagaimana keputusan bidang personalia sidang ke-116 Majelis Agung GKJW.
Ibadah mutasi pendeta biasanya diadakan secara terpisah di tempat seorang pendeta meninggalkan tugas lamanya atau di tempat dimana seorang pendeta menerima tugas barunya. Namun, pandemi Covid-19 membuat ibadah mutasi yang biasa tersebut tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan khusus agar pelayanan di jemaat tidak terganggu.
Majelis Agung GKJW memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dalam ibadah khusus ini yang hanya boleh dihadiri 28 orang ini. Semua yang hadir harus diukur suhu tubuhnya & mencuci tangan terlebih dahulu. Penggunaan masker diwajibkan ditambah penggunaan pelindung wajah (face shield) khususnya bagi pelayan ibadah dan pendeta mutasi.
Ibadah khusus ini dilayani Pdt Tjondro F. Gardjito, Ketua Majelis Agung GKJW. Dalam khotbahnya yang diambil dari I Korintus 7:17-24, Pdt Tjondro menekankan kesiapan kita untuk memasuki hidup baru saat ini. Dengan berdisiplin, kita memulai hidup sehat sebagai wujud tanggung jawab kita terhadap keberlangsungan hidup bersama. Persoalan lahiriah yg menjadi topik pergujingan seperti yang terjadi di jemaat korintus harus diganti dengan perubahan hati yang memihak pada karya keselamatan Allah demi terciptanya kesejahteraan dan kedamaian semua mahkluk ciptaan Tuhan.
Allah pada dasarnya memiliki tujuan dalam setiap manusia. Kesadaran ini mengingatkan diri kita bahwa kita dipakai Tuhan untuk untuk mewujudkan karyaNya yg besar dalam situasi apapun. Kehadiran kita harus menopang, menguatkan, menghibur, mendampingi, mengobati yg lemah.
Pdt. Tjondro menambahkan bahwa situasi kelaziman baru saat ini membutuhkan kerjasama, gotong royong, dan toleransi. Dengan tiga hal itu, kita akan mampu membangun sebuah peradaban baru yg lebih bermartabat serta menjunjung tinggi kemanusiaan. Inilah komitmen kita untuk membangun iman umat kedepan.
Prosesi pelepasan tugas dan penerimaan tugas baru diadakan setelah pelayanan firman selesai. Terdapat tiga jenis mutasi yang langsung dilakukan dalam ibadah ini:
- Pelepasan pendeta konsulen.
Para pendeta yang melepaskan tugasnya sebagai pendeta konsulen di sebuah jemaat ialah:- Pdt. Brahm Kharismatius – mengakhiri tugasnya sebagai pendeta konsulen GKJW Jemaat Singosari.
- Pdt. Rudy Sewoyo – mengakhiri tugasnya sebagai pendeta konsulen GKJW JemaatTrosobo.
- Pelepasan pendeta baku.
Para pendeta yang melepaskan tugasnya sebagai pendeta baku di sebuah jemaat ialah:- Pdt.Rudy Sewoyo – mengakhiri masa tugasnya sebagai pendeta baku GKJW Jemaat Darmo.
- Pdt. Jonet Soedarmoko – mengakhiri masa tugasnya sebagai pendeta baku GKJW Jemaat Dawarblandong.
- Pdt. Yudi Heri Setiyono – mengakhiri masa tugasnya sebagai pendeta baku GKJW Jemaat Ngunut.
- Pelantikan pendeta baku.
Para pendeta yang menerima tugas baru sebagai pendeta baku di sebuah jemaat ialah:- Pdt. Rudy Sewoyo ditugaskan melayani GKJW Jemaat Singosari.
- Pdt. Jonet Soedarmoko ditugaskan melayani GKJW Jemaat Darmo.
- Pdt. Yudi Heri Setiyono ditugaskan melayani GKJW Jemaat Trosobo.
- Pdt. Gita Restu Anandani ditugaskan melayani GKJW Jemaat Ngunut.
- Pdt. Dhemi Afrista Randi ditugaskan melayani GKJW Jemaat Sumbergondang.
Sementara itu Pdt. Nugroho Adi Wasono tidak dapat hadir dalam ibadah ini karena alasan kesehatan. Pdt. Nugroho Adi Wasono seharusnya melepaskan tugasnya sebagai pendeta baku GKJW Jemaat Sumbergondang dan menerima tugas baru sebagai pendeta baku GKJW Jemaat Dawarblandong. Karena alasan kesehatan itu pula, Pdt. Nugroho Adi Wasono ditugaskan sementara di Kantor Majelis Agung GKJW.
Ibadah pelantikan pendeta dalam ibadah khusus ini tak ubahnya ibadah pelantikan biasa meskipun tidak dihadiri warga jemaat secara langsung. Dalam ibadah tersebut tetap diadakan tanya jawab (tantingan) akan kesediaan pendeta dan perwakilan warga jemaat untuk saling bekerja sama.