Bacaan : Matius 27:1-5
Tahun Gerejawi : Pra Paskah 2
Tema : Mengakui kesalahan
Ayat Hafalan : Mazmur 38:19, “ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.”
Lagu : Kidung Ria No. 80
Penjelasan Teks
Membaca kisah penderitaan Yesus dalam Matius 27:1-5, maka pembaca akan diingatkan pada kisah sebelumnya dalam Matius 26:14-16. Satu bagian perikop yang singkat namun cukup menjelaskan latar belakang tindakan Yudas dalam bacaan minggu ini. Perikop pendek tersebut menceritakan bahwa di saat murid-murid berkumpul bersama Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya, ada salah seorang dari antara mereka yang pergi meninggalkan kumpulan tersebut. Orang itu tidak lain adalah Yudas Iskariot. Dia pergi kepada Imam-imam kepala dan menjual Yesus dengan harga tiga puluh uang perak. Selanjutnya Alkitab mencatat bahwa sejak saat itu Yudas Iskariot mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada Imam-imam kepala. Kesempatan itu di dapatkan saat Yesus bersama dengan murid-murid-Nya di taman Getsemani. Di sana Yesus berdoa sementara para murid diminta-Nya untuk tetap berjaga-jaga. Namun karena beberapa kali para murid didapati-Nya sedang tidur maka Yesus menegur mereka.
Saat Yesus sedang berbicara dengan para murid-murid-Nya, Yudas bersama dengan segerombolan orang yang membawa pedang dan pentung datang, mereka siap menangkap Yesus. Setelah ditangkap, Yesus dibawa menghadap Mahkamah Agama. Mahkamah Agama setuju bahwa Yesus harus dihukum mati, tetapi hanya pemerintah Roma yang berhak menjatuhkan hukuman mati. Oleh sebab itu Yesus dibawa kepada wali negeri yakni Pilatus. ( Pilatus adalah wakil pemerintahan Roma yang bertugas di Yudea. Rumah dinasnya berada di Kaisarea, di pantai Laut Tengah.) Ketika hari mulai siang, saat Yudas tahu bahwa Yesus akan dijatuhi hukuman mati maka ia menyesal. Kemudian Yudas mengembalikan uang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, namun mereka tidak mau menerimanya. Para imam kepala dan tua-tua tidak mau turut campur dalam keputusan Yudas menjual Yesus dan menganggap bahwa itu sepenuhnya adalah tanggung jawab Yudas seorang diri. Yudas pergi dan melemparkan uang tiga puluh perak tersebut ke dalam Bait Suci. Imam-imam kepala yang melihat hal tersebut, kemudian mengambil uang itu. Uang yang dilemparkan oleh Yudas ini tidak dimasukkan sebagai persembahan karena dalam tadisi Yahudi dianggap najis (Ulangan 23:18). Oleh sebab itu digunakan untuk membeli Tanah Tukang Periuk dan dijadikan sebagai tempat pekuburan orang asing.
Tindakan Yudas mengembalikan uang hasil menjual Yesus. Tidaklah dapat mengubah keadaan. Keputusan para imam dan tua-tua Yahudi untuk membunuh Yesus tidak dapat diubah. Hal ini nampak dari sikap mereka menanggapi penyesalan Yudas yang mengakui bahwa dia telah menyerahkan darah orang tidak berdosa, dengan mengatakan bahwa tindakan Yudas itu adalah urusannya sendiri. Karena merasa telah berdosa, Yudas akhirnya memilih jalan pintas yakni dengan bunuh diri. Bunuh diri bukanlah jalan keluar untuk memperbaiki suatu kesalahan. Jika seseorang menyadari bahwa dirinya telah berbuat dosa kepada Allah, maka dia perlu datang kepada Tuhan dan mengakui dosa tersebut serta mohon pengampunan dari-Nya. Maka pengampunan tersebut dapat dilihat sebagai suatu kesempatan besar yang Allah berikan supaya setiap manusia dapat memperbaiki kembali hubungan yang terputus oleh karena dosa.
Dalam kisah ini, ada sikap Yudas yang layak untuk diapresiasi yakni Yudas mau mengakui kesalahannya itu; “…. Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” (ayat 4). Pernyataan ini muncul dari sebuah penyesalan yang mendalam akibat tindakan kurang tepat yang dipilih dan dilakukannya. Setiap orang tentu pernah melakukan suatu kesalahan dihadapan Tuhan. Sikap Yudas yang mau mengakui kesalahannya adalah sikap yang patut dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang pamong, mungkin juga pernah melakukan kesalahan baik kesalahan di hadapan Tuhan maupun dalam hubungannya dengan rekan sepelayanan. Minggu ini, dalam masa pra paskah yang kedua, pamong diajak untuk berani mengakui kesalahannya. Jika ada kesalahan di hadapan Tuhan, pamong diajak untuk datang kepada-Nya dan bersedia mengakui segala kesalahannya serta melakukan pertobatan. Artinya berusaha untuk hidup benar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika dalam hubungannya dengan rekan sepelayanan pernah melakukan kesalahan, maka pamong diajak untuk rendah hati dan berani mengakui kesalahannya tersebut.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan : Anak dapat menceritakan kembali kisah Yudas Iskariot menyesali kesalahannya.
Alat Peraga:
Gambar 1 : Yesus berdoa.
Gambar 2 : Yesus terkejut saat rombongan Yudas datang.
Gambar 3 : Yudas mencium Yesus.
Gambar 4 : Yudas melihat Yesus dibelenggu dan siap dijatuhi hukum.
Gambar 5 : Yudas berbicara dengan para Imam.
Gambar 6 : Yudas menyesal dan pergi.
Pendahuluan
Selamat pagi Anak-anak…. Coba lihat ini gambar siapa? (tunjukkan gambar 1) Ini adalah gambar Tuhan Yesus yang sedang berdoa. Coba sekarang bagaimana sikap Anak-anak saat berdoa? (berikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan sikap mereka dalam berdoa). Anak-anak kalian sayang tidak dengan Tuhan Yesus? Siapa yang sayang dengan Tuhan Yesus, angkat tangan?! Kenapa Anak-anak sayang dengan Tuhan Yesus? Ya tentu karena kita ini sudah disayang oleh Tuhan Yesus maka kita juga harus sayang kepada Tuhan Yesus. Anak-anak berapa ya jumlah murid Tuhan Yesus? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Jumlah murid Tuhan Yesus adalah 12 orang, berapa? (ulangi beberapa kali) Kira-kira apakah semua murid Tuhan Yesus juga sayang kepada Tuhan Yesus? Ternyata tidak, ada salah satu murid Tuhan Yesus yang tidak sayang. Wah.. siapakah dia?
Inti Penyampaian
Dia adalah Yudas Iskariot. Saat itu Yudas berencana untuk menyerahkan Yesus kepada para Imam. Siapa para imam itu? Imam adalah pemimpin agama Yahudi. Para Imam ini merasa terganggu dengan kehadiran Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus disukai banyak orang. Tuhan Yesus senang mengajar, menolong orang dengan membuat mukjizat dan baik pada semua orang. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ternyata tidak disukai oleh para imam. Lalu, jika Yudas Iskariot berhasil menyerahkan Tuhan Yesus kepada para Imam, maka Yudas Iskariot akan mendapatkan imbalan berupa uang. Kemudian Yudas melaksanakan rencananya.
Waktu itu Tuhan Yesus sedang berdoa ditemani oleh murid-murid-Nya di taman Getsemani. Yudas datang bersama dengan para prajurit untuk menangkap Yesus. Yesus terkejut saat tahu Yudas telah datang bersama dengan banyak orang (tunjukkan gambar 2). Kemudian Yudas menghampiri Yesus dan mencium-Nya (tunjukkan gambar 3). Setelah itu bersama dengan para prajurit dan banyak orang, Tuhan Yesus dibawa untuk dihukum. Ketika mengetahui bahwa Yesus akan dihukum, Yudas menjadi sedih (tunjukkan gambar 4). Lalu Yudas datang kembali kepada para Imam untuk mengembalikan uang yang diterimanya (tunjukkan gambar 5). Yudas mengakui bahwa Yudas telah melakukan kesalahan dengan menyerahkan Tuhan Yesus kepada para Imam. Namun para Imam tidak mau menerima uang tersebut. Akhirnya Yudas pergi meninggalkan para Imam dan Tuhan Yesus dengan penuh kesedihan (tunjukkan gambar 6).
Penerapan
Anak-anak, ternyata meskipun Yudas Iskariot menyerahkan Yesus pada para imam, tetapi dari cerita Yudas Iskariot ini ada satu sikapnya yang bisa kita contoh yakni mengakui kesalahannya. Mengapa Yudas Iskariot mengakui kesalahannya? Ya, karena Yudas tahu bahwa yang dilakukan adalah perbuatan yang tidak baik. Apa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot? Yudas telah menyerahkan Tuhan Yesus. Kepada siapa Yudas menyerahkan Tuhan Yesus? Ya, Yudas menyerahkannya kepada para Imam. Nah coba siapa berani mengaku salah kalau melakukan kesalahan? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Hebaaaat!!
Aktivitas: Lihat Aktivitas Balita 08032020 di CD
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali kisah Yudas Iskariot menyesali kesalahannya.
Alat Peraga
- Telepon Jadul
- Alat dan bahan
- Kaleng susu bekas atau gelas air mineral bekas (2 buah)
- Benang yang biasa digunakan untuk membantu pertukangan (± 3 meter)
- Gunting atau obeng (untuk melubangi kaleng atau gelas plastik)
- Cara membuat Telepon Jadul
- Buatlah lubang pada bagian bawah kaleng atau gelas plastik. Ukuran lobang jangan terlalu besar, yang penting benang bisa masuk. Lakukan pada kedua kaleng atau gelas plastik.
- Masukan benang ke dalam lobang dan ikatlah pada bagian dalam kaleng sehingga benang tidak lepas dari kaleng. Demikian juga pada bagian ujung benang yang lainnya, sehingga di ujung-ujung benang telah terpasang kaleng dan telepon jadul siap digunakan.
- Cara main Telepon Jadul
- Mintalah anak untuk membentuk kelompok (minimal 2 kelompok)
- Tentukan titik mana sebagai pengirim pesan dan titik mana sebagai penerima pesan.
- Mintalah masing-masing kelompok untuk memilih 1 orang sebagai pendengar pesan, 1 orang sebagai penulis pesan (keduanya ada di titik penerima pesan) dan yang lainnya sebagai pengirim pesan.
- Tugas pengirim pesan adalah menyampaikan pesan dari titik pengirim pesan.
- Tugas pendengar pesan adalah mendengarkan pesan dari pengirim pesan.
- Tugas penulis pesan adalah menulis pesan dari pendengar pesan.
- Dalam permainan ini anak akan menyampaikan pesan “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” yang merupakan perkataan Yudas Iskariot untuk mengakui kesalahannya. 1 kalimat terdiri dari 10 kata.
- Masing-masing anak sebagai pengirim pesan akan menyampaikan satu kata saja dari kalimat yang ada, misal: orang pertama akan menyampaikan kata “Aku”, anak kedua menyampaikan kata “telah” demikian seterusnya sampai semua kata tersampaikan.
- Saat permainan akan dimulai, mintalah anak menarik dan membentangkan benang yang sudah ada kalengnya sehingga benang tidak kendor dan kuat, maka permainan siap dimulai.
- Pengirim pesan dilarang berteriak dan usahakan hanya penerima pesan yang mendengarnya.
- Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang dapat menyusun kata demi kata menjadi suatu kalimat utuh seperti instruksi dari pamong.
Pendahuluan
Selamat pagi Anak-anak… sebelum kita masuk dalam renungan kita hari ini, kita akan bermain permainan Telepon Jadul (ajaklah anak untuk bermain seperti penjelasan dalam permainan Telepon Jadul)
–JIKA SUDAH—
Bagaimana perasaan kalian saat bermain permainan Telepon Jadul? Sulit atau mudah? Coba kita baca kembali ya kalimat yang sudah kita susun bersama-sama ini. (ajaklah anak untuk membaca kalimat yang sudah tersusun secara bersama-sama) “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah”.
Anak-anak, adakah yang tahu siapa ya kira-kira yang menyampaikan pesan ini? Apa ya yang terjadi sehingga dia menyampaikan pesan yang demikian ini? (berikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan jawabannya) Kalimat ini adalah perkataan Yudas Iskariot. Siapakah Yudas Iskariot? Apakah dia salah satu dari antara murid-murid Tuhan Yesus? Berapa jumlah murid Tuhan Yesus? Lalu mengapa Yudas Iskariot berkata demikian?
Inti Penyampaian
Anak-anak, pada masa itu ada sesuatu yang dilakukan oleh Yudas terhadap Yesus. Apakah yang dia lakukan? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Ya, Yudas menjual Yesus dengan harga tiga puluh perak. Rencana ini sudah lama sekali disiapkan oleh Yudas. Saat itu Yudas menemui para Imam dan bermaksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Siapa para Imam? Imam adalah pemimpin agama Yahudi. Mereka merasa terganggu dengan kehadiran Tuhan Yesus sehingga mencari cara untuk menyingkirkan-Nya. Yudas Iskariotlah orang yang berhasil membuat rencana para Imam itu terlaksana. Saat itu, Yudas dan rombongan datang menemui Yesus ketika Yesus sedang berdoa ditemani oleh para murid yang lainnya (tunjukkan gambar 1). Ketika Yudas berjumpa dengan Yesus, Yesus terkejut (tunjukkan gambar 2). Kemudian Yudas mendekat kepada Yesus dan mencium-Nya (tunjukkan gambar 3) sebagai tanda bahwa Dialah orang yang dimaksud Yudas untuk ditangkap oleh para prajurit. Setelah itu Yesus ditangkap dan dibawa, sementara para murid berlarian karena takut. Yesus dibawa menghadap kepada Mahkamah Agama dan mereka setuju bahwa Yesus harus dihukum mati. Akan tetapi hanya pemerintah Romawi yang berhak menjatuhkan hukuman mati. Oleh sebab itu Yesus dibawa kepada wali negeri yakni Pilatus. Saat Yudas tahu bahwa Yesus akan dijatuhi hukuman mati (tunjukkan gambar 4) Yudas menyesal. Yudas pergi kepada para Imam dan bermaksud untuk mengembalikan uang yang diterimanya. Namun para Imam itu tidak mau menerima uang dari Yudas (tunjukkan gambar 5). Para Imam tidak mau ikut campur dalam keputusan Yudas. Saat itu Yudas merasa begitu menyesal: ia juga sedih dan malu. Ini tampak dalam perkataannya: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” (ayat 4a). Selanjutnya Yudas melemparkan uang yang diperolehnya dari para Imam dan pergi meninggalkan mereka dengan kesedihan (tunjukkan gambar 6).
Penerapan
Anak-anak, ternyata meskipun Yudas Iskariot menjual Yesus pada para imam, tetapi kemudian dari cerita Yudas Iskariot ini ada satu sikapnya yang bisa kita contoh yakni mengakui kesalahannya. Mengapa Yudas Iskariot mengakui kesalahannya? Ya, karena Yudas tahu bahwa yang dilakukan adalah perbuatan yang tidak baik. Apa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot? Yudas telah menjual Tuhan Yesus. Kepada siapa Yudas menjual Tuhan Yesus? Ya, Yudas menjualnya kepada para Imam. Nah coba siapa berani mengaku salah kalau melakukan kesalahan? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Hebaaaat!!
Aktivitas (gambar juga tersedia di CD)
- Cetak dan perbanyak tulisan dalam kolom dibawah ini.
- Guntinglah kolom per kolom yang berisi kata.
- Acaklah kata-kata tersebut.
- Sediakan selembar kertas (A4)
- Mintalah anak-anak untuk menyusun kata-kata tersebut dan menempelkannya pada lembar kertas yang telash disediakan oleh pamong.
- Susunan kalimat yang benar adalah; “ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.” Mazmur 38:19
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan
- Anak dapat menunjukkan sikap penyesalan Yudas Iskariot yang telah menjual Yesus.
- Anak dapat menyebutkan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya selama seminggu.
- Anak dapat menulis doa penyesalan dosa kepada Tuhan.
- Anak dapat melatih diri untuk menjaga diri hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Alat Peraga
- Baskom atau wadah besar yang bening dan bisa dilihat jika diisi air. (1 buah)
- Ember sedang diisi dengan air bersih sampai penuh. (usahakan cukup untuk dibagi sesuai jumlah anak)
- Gelas air mineral bekas yang transparan. (sesuai dengan jumlah anak dalam kelas)
- Air bersih/bening. (untuk mengisi wadah baskom pada poin 1)
- Pewarna makanan. (secukupnya)
- Pinset atau sedotan.
Pendahuluan
(Baskom atau wadah besar yang telah diisi dengan air sudah disiapkan di tengah ruangan sebelum anak-anak datang) Selamat pagi anak-anak… Coba perhatikan apa yang ada di tengah-tengah kita saat ini (menunjukkan baskom atau wadah besar berisi air bersih)
Baskom ini berisi air bersih, coba lihat bening sekali. Sekarang masing-masing anak silahkan maju ke depan. Secara bergantian kalian akan menuangkan pewarna makanan ke dalam baskom yang berisi air ini (sediakan pewarna makanan dalam pinset atau sedotan sehingga anak-anak tinggal meneteskan). Masing-masing anak hanya boleh meneteskan satu tetes saja ya.. (jika jumlah anak tidak banyak, maka pamong bisa ikut meneteskan pewarna makanan ke dalam baskom. Usahakan air dalam baskom berubah warna sesuai dengan warna pewarna makanan yang diteteskan.)
Coba sekarang kita lihat, apakah air dalam baskom ini tetap bersih dan bening? Ternyata warnanya sudah tidak bening lagi ya? Apa yang akan terjadi jika terus kita teteskan pewarna ke dalam air tersebut? Apakah semakin bersih bening atau semakin gelap? Kira-kira apa ya hubungannya dengan renungan kita pagi ini? Mari kita buka dan baca Alkitab kita terlebih dahulu, dari Injil Matius 27:1-5. Kita akan membaca secara bergantian, anak laki-laki membaca bagian ayat yang ganjil dan anak perempuan membaca bagian ayat yang genap.
Inti Penyampaian
Anak-anak bacaan kita pagi hari ini menceritakan tentang Yudas Iskariot. Siapakah Yudas Iskariot? Dia adalah salah satu dari kedua belas murid Yesus. Apa yang dilakukan oleh Yudas terhadap Yesus? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Ya, Yudas menjual Yesus dengan harga tiga puluh perak. Rencana ini sudah lama sekali disiapkan oleh Yudas. Saat itu Yudas menemui para Imam dan bermaksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Kemudian rencana itu semakin nyata saat Yudas dan rombongan datang menemui Yesus ketika Yesus sedang berdoa ditemani oleh para murid yang lainnya di taman Getsemani (tunjukkan gambar 1).
Ketika Yudas berjumpa dengan Yesus, Yesus terkejut (tunjukkan gambar 2). Kemudian Yudas mendekat kepada Yesus dan mencium-Nya (tunjukkan gambar 3) sebagai tanda bahwa Dialah orang yang dimaksud Yudas untuk ditangkap oleh para prajurit. Setelah itu Yesus ditangkap dan dibawa, sementara para murid berlarian karena takut. Yesus dibawa menghadap kepada Mahkamah Agama dan mereka setuju bahwa Yesus harus dihukum mati. Akan tetapi hanya pemerintah Romawi yang berhak menjatuhkan hukuman mati. Oleh sebab itu Yesus dibawa kepada wali negeri yakni Pilatus. Saat Yudas tahu bahwa Yesus akan dijatuhi hukuman mati (tunjukkan gambar 4) Yudas menyesal. Yudas pergi kepada para Imam dan bermaksud untuk mengembalikan uang yang diterimanya. Namun para Imam itu tidak mau menerima uang dari Yudas (tunjukkan gambar 5). Para Imam tidak mau ikut campur dalam keputusan Yudas. Saat itu Yudas merasa begitu menyesal. Ia juga merasa sedih dan malu. Ini tampak dalam perkataannya: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” (ayat 4a). Selanjutnya Yudas melemparkan uang yang diperolehnya dari para Imam dan pergi meninggalkan mereka dengan kesedihan (tunjukkan gambar 6).
Anak-anak, melalui cerita ini ada satu bagian yang perlu kita contoh dari sikap Yudas bahwa Yudas menyadari dan mau mengakui kesalahannya. Dia tahu bahwa dia telah bersalah dengan menjual darah orang yang tak bersalah, yang dia maksud adalah Yesus. Kira-kira dalam keseharian kita sulit atau tidak ya mengakui kesalahan itu? Kepada orang tua, guru, pamong, apalagi kepada Tuhan. Bagaimana? sulit atau tidak ya? Apa yang terjadi jika kita tidak mengakui kesalahan kita? Apakah kita akan merasa senang dan tenang? Apakah kita akan baik-baik saja? Mari kita buka Mazmur 38:19, yang berbunyi demikian: “ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.” Pemazmur menyatakan bahwa orang yang berdosa-tidak mengakui kesalahannya akan selalu merasa cemas.
Mari kembali memperhatikan air dalam baskom ini. Awalnya air ini begitu bersih dan bening ya? Itu adalah gambaran dari kita manusia yang pada awalnya diciptakan baik oleh Tuhan, semuanya baik dan bersih. Namun, saat kita meneteskan pewarna makanan ke dalamnya, air itu berubah menjadi berwarna. Itu adalah gambaran dari kita manusia yang seringkali melakukan kesalahan, melanggar perintah Tuhan, tidak melakukan perintah Tuhan, suka marah-marah kepada orang tua, berbohong dan masih banyak lainnya. Semakin sering kita melakukan kealahan dan tidak mengakuinya, maka seperti air ini yang berubah menjadi berwarna dan gelap, demikian juga hidup kita akan semakin banyak kesalahannya. Lalu jika kita banyak melakukan kesalahan, apakah hidup kita akan semakin tenang dan baik-baik saja? Tentu akan ada perasaan tidak nyaman dan ada rasa ketakutan yang muncul. Saat bertemu dengan orang tua kita akan merasa takut jika dimarahi kalau orang tua tahu kita melakukan kesalahan, maka kita memilih diam-diam saja dan menyimpan ketakutan demi ketakutan itu. (berikan kesempatan kepada anak untuk mengingat kembali pengalamannya saat melakukan kesalahan) Lalu bagaimana ya caranya supaya air ini kembali menjadi bersih lagi?
Sekarang anak-anak silahkan maju lagi dan masing-masing silahkan untuk menuangkan air sebanyak satu gelas air bersih ini. Namun sebelum maju, silahkan pikirkan satu kesalahan yang menurutmu paling besar dalam waktu satu minggu ini dan kamu perlu untuk mengakuinya, misalnya: berbohong kepada orang tua, mengambil barang milik teman atau yang lainnya. (berikan waktu kepada anak untuk berpikir dan mengingat kembali kesalahannya)
Sekarang masing-masing disilahkan maju ke depan. Saat menuangkan air anak-anak diminta untuk mengatakan: “Ya Tuhan, aku mengakui kesalahanku, maafkan aku!” (berikan kesempatan untuk maju ke depan secara bergantian dan menuangkan air ke dalam baskom, usahakan ada wadah penampung yang disiapkan untuk menampung air yang mengalir dari baskom) Mari kita perhatikan, air dalam wadah baskom sedikit demi sedikit sudah kembali bening dan bersih. Artinya apa? Kalau kita berbuat kesalahan maka kita perlu segera mengakuinya, sehingga hidup kita selalu bersih dan penuh damai sejahtera tanpa kecemasan.
Penerapan
Anak-anak, sama seperti Yudas Iskariot yang dengan berani mengakui bahwa dia salah. Demikian juga dengan kita, sekecil apapun kesalahan yang kita lakukan, kepada siapapun itu (kepada Tuhan, orang tua, guru pamong dll) di mana pun itu (rumah, sekolah, gereja) mari kita segera mengakuinya dengan penuh keberanian.
Aktivitas (gambar juga tersedia di CD)
Cetak lembar ini dan perbanyak sesuai dengan jumlah anak dalam kelas, kemudian bagiakan kepada anak-anak serta ajaklah mereka untuk menuliskan doa penyesalan dosa (pengakuan kesalahannya)