Tahun Gerejawi : Pra-Paskah
Tema : Puasa
Bacaan : 2 Samuel 12:1-25
Ayat Hafalan : “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.” (Efesus 4:2a)
Lagu : Kidung Ria No. 112
Penjelasan Teks :
Teks bacaan 2 Samuel 12:1-25 ini merupakan kelanjutan dari kisah dalam 2 Samuel pasal 11, sehingga keduanya saling berkaitan. Dalam pasal 11 diceritakan bahwa Daud tinggal di Yerusalem, ketika para tentara Daud sedang berperang melawan orang Amon. Suatu waktu saat petang, Daud melihat Batsyeba sedang mandi dan menyuruh orang untuk membawanya ke istana supaya Batsyeba dapat tidur dengan Daud. Rencana ini terlaksana dan mengandunglah Batsyeba. Saat ia mengandung, Daud mengatur rencana untuk menempatkan suami Batsyeba di barisan paling depan pertempuran supaya dia terbunuh. Setelah Uria (suami Batsyeba) meninggal, Daud memperistri Batsyeba dan mereka memiliki seorang anak. Akan tetapi Allah tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh Daud. Oleh sebab itu dalam bacaan 2 Samuel 12:1-25, Tuhan menegur Daud melalui perantaraan Nabi Natan.
Melalui perjumpaanya dengan Daud, Natan tidak langsung menegur Daud dengan kata-kata yang tegas, melainkan melalui sebuah perumpamaan. Dalam perumpamaan tersebut digambarkan ada dua orang, yang satu kaya dan yang lain miskin. Si kaya mempunyai banyak kambing domba dan lembu sapi, sementara si miskin hanya mempunyai seekor anak domba betina saja. Berkat pemeliharaan si miskin, maka anak kambing betina itu semakin bertumbuh bersama dengan anak-anaknya. Pada suatu kesempatan si kaya kedatangan tamu. Si kaya merasa sayang jika harus mengorbankan kambing domba atau lembu sapinya untuk menjamu tamu tersebut, sehingga si kaya itu mengambil anak kambing betina milik si miskin. Demikian perumpaan ini disampaikan kepada Daud.
Ketika mendengar perumpamaan ini, Daud menjadi marah dan menerapkan pembayaran yang diwajibkan dalam hukum Taurat (Kel. 22:1) yakni “….harus dibayar gantinya empat kali lipat”. Daud belum mengerti bahwa yang dimaksud oleh Natan bahwa si kaya itu adalah gambaran dari Daud. Oleh sebab itu Natan mengatakan: “Engkaulah orang itu..”. Selanjutnya Natan memberikan penjelasannya bahwa Daud telah diberikan segala kelimpahan oleh Tuhan (ayat 7-8), namun Daud melakukan apa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sekalipun Daud telah mengakui bahwa dia berdosa kepada Tuhan (ayat 13) namun Daud tetap menanggung konsekuensi atas perbuatannya yakni anak yang dilahirkan oleh Betsyeba akan mati (ayat 14). Anak itu memang tidak langsung mati melainkan menderita sakit terlebih dahulu selama beberapa hari. Saat anak itu dalam kondisi sakit Daud berpuasa.
Dalam tradisi Yahudi, puasa merupakan cara yang biasa dilakukan untuk mengungkapkan rasa dukacita. Puasa adalah berpantang terhadap makanan yang secara luas masih merupakan kewajiban religius. Puasa dilakukan juga dengan doa dan merupakan simbol kerendahan hati manusia. Puasa harus dijalankan dengan disertai pertobatan. Pada peristiwa ini puasa yang dilakukan oleh Daud adalah untuk memohon kepada Tuhan supaya Tuhan mengasihinya dan anaknya tetap hidup. Melalui puasanya Daud sedang berupaya untuk rendah hati, menerima dengan ikhlas kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidupnya. Namun hukuman Tuhan bagi Daud tidak bisa dibatalkan, pada hari yang ketujuh anaknya mati. Setelah Daud mengetahui bahwa anaknya telah mati, maka dia berhenti dari puasanya.
Melalui kisah Daud, kita tahu bahwa puasa merupakan salah satu upaya untuk belajar rendah hati. Sebagai pamong, sekali waktu perlu untuk melakukan puasa. Puasa tidak selalu harus dilakukan dengan berpantang makan dan minum, melainkan bisa dengan berpantang terhadap suatu kegiatan atau aktivitas yang disukai secara berlebihan serta berdampak mengganggu pelayanan. Melalui puasa tersebut masing-masing pamong diajak untuk belajar rendah hati melakukan pelayanannya kepada anak-anak. Bukan memaksakan keinginannya dalam melakukan pelayanan tetapi belajar menerima dengan ikhlas kehendak Tuhan dalam memakai pamong untuk menjadi saluran berkatNya bagi anak-anak. Sehingga saat terjadi masalah atau ganjalan dalam pelayanan, pamong tidak lekas-lekas menyalahkan atau menghukum orang lain, baik rekan sepelayanan, anak-anak, orang tua atau majelis jemaat. Akan tetapi lebih bersabar dan menyikapi segala sesuatu dengan berserah diri pada Tuhan dan rendah hati pada Tuhan dan sesama.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali tujuan Daud berpuasa.
Alat Peraga:
- Gambar 3 : Batsyeba melahirkan seorang anak.
- Gambar 6 : Natan menegur Daud.
- Gambar 7 : Daud menyesali perbuatannya.
- Gambar 8 : Daud berpuasa dan memohon kepada Tuhan.
- Gambar 9 : Anak Daud dan Batsyeba meninggal.
Pendahuluan
Selamat pagi Anak-anak…
(Pamong tiba-tiba merengek dan meminta sesuatu seperti seorang anak yang memaksa orang tuanya untuk meminta sesuatu) “huuuuuu.. (merengek/menangis) pokoknya aku minta mainan itu mah…huuuuuu..huuuu…(terisak-isak)”, “pokoknya aku mau jajanan itu mah….”. Hayo Anak-anak.. Siapa yang biasanya seperti itu? Siapa yang biasanya meminta kepada orang tua tapi dengan memaksa, apalagi sampai merengek dan menangis? Hayo siapa? Kira-kira kalau seperti itu baik atau tidak ya? Kalau kita meminta sesuatu kepada orang tua kita dengan memaksa, terus merengek begitu baik atau tidak? (berikan kesempatan kepada anak untuk merespon) Kalau tidak baik apakah masih perlu kita lakukan? Tentu tidak ya.. Anak-anak pagi hari ini kita mau belajar dari Daud… Siapa? D-A-U-D (ajak anak untuk menirukan dan mengulangi) Kira-kira apakah Daud juga suka memaksa ya? Apakah Daud juga merengek ketika meminta sesuatu?
Inti Penyampaian
Anak-anak, siapakah Daud itu? Daud adalah seorang raja bangsa Israel. Daud mempunyai istri bernama Batsyeba dan mereka mempunyai seorang anak (tunjukkan gambar 3). Sebagai seorang raja tentu Daud bisa melakukan apa saja yang dia senangi. Suatu kali Daud melakukan apa yang jahat bagi Tuhan. Kemudian Tuhan mengutus seorang nabi bernama nabi Natan (tunjukkan gambar 6) untuk datang kepada Daud. Nabi siapa? N-A-T-A-N. Nabi Natan datang kepada Daud untuk mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Daud tidak seperti yang Tuhan inginkan. Saat Nabi Natan mengingatkan Daud, Daud sedih dan mengerti bahwa Daud telah melakukan kesalahan (tunjukkan gambar 7). Waktu Natan mengingatkan Daud, anak Daud menjadi sakit karena perbuatan Daud tadi. Maka Daud berpuasa, Daud tidak makan dan tidak minum. Daud berdoa terus setiap hari. Daud sangat menginginkan supaya anaknya sehat dan tetap hidup. Dalam memenuhi keinginannya ini ternyata Daud tidak merengek dan memaksa Tuhan. Daud berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengijinkan anaknya tetap hidup (tunjukkan gambar 8). Namun Tuhan tetap berkuasa, pada hari yang ketujuh sejak Daud berpuasa, anaknya yang sakit meninggal (tunjukkan gambar 9). Tentu Daud dan istrinya Batsyeba sedih karena anak yang dikasihinya meninggal.
Penerapan
Anak-anak itulah cerita Daud. Daud berpuasa, tidak makan dan tidak minum karena Daud sedang berdoa. Daud meminta kepada Tuhan supaya tidak menghukumnya dan anak yang dikasihi tetap hidup. Dengan berpuasa Daud berdoa dan berusaha untuk tidak memaksa Tuhan melakukan keinginan Daud.
Aktivitas
- Cetak, gunting dan bagikan gambar dibawah ini kepada anak-anak. (gambar juga tersedia di CD)
- Minta anak-anak untuk menghubungkan garis putus-putus.
- Jika semua garis sudah terhubung ajak anak untuk mewarnai tulisan yang ada.
- Ajak anak-anak untuk membacanya bersama-sama.
- Jelaskan kembali kepada anak bahwa Daud berpuasa dan puasa yang dilakukan Daud adalah untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan. Daud mengikuti rencana Tuhan dan tidak memaksa Tuhan memenuhi keinginannya.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali tujuan Daud berpuasa.
Alat Peraga
- Gambar 1 : Daud dan Batsyeba
- Gambar 2 : Batsyeba melahirkan seorang anak
- Gambar 3 : Suami Batsyeba (Uria) terbunuh dalam pertempuran
- Gambar 4 : Si kaya mengambil domba si miskin
- Gambar 5 : Daud marah mendengar perumpamaan yang disampaikan Natan
- Gambar 6 : Natan menegur Daud
- Gambar 7 : Daud menyesali perbuatannya
- Gambar 8 : Daud berpuasa dan memohon kepada Tuhan
- Gambar 9 : Anak Daud dan Batsyeba meninggal
Pendahuluan
Selamat pagi Anak-anak… adakah yang pernah mendengar atau melihat tentang PUASA? Di mana dan kapan seringkali kita melihat, membaca atau bahkan mendengar kata puasa? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Menurut kalian apa artinya puasa itu? (berikan anak-anak waktu untuk menjawab) Puasa adalah kegiatan tidak makan, tidak minum, tidak bermain game, tidak bermain HP atau banyak hal lain yang menyenangkan dalam waktu tertentu. Apakah kalian pernah malakukan puasa? Puasa apa yang kalian lakukan? Apakah hanya tidak makan dan tidak minum atau ada yang lainnya? Anak-anak pagi ini kita mau belajar dari salah satu tokoh Alkitab yang melakukan kegiatan puasa ini. Siapakah dia? Salah satu tokoh Alkitab yang melakukan puasa adalah Daud. Kira-kira kenapa dan untuk apa Daud berpuasa? (berikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjawab)
Inti Penyampaian
Daud adalah raja atas bangsa Israel. Saat menjadi raja, Daud melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Saat itu ia mengambil seorang perempuan bernama Batsyeba untuk menjadi istrinya (tunjukkan gambar 1). Dari kebersamaannya dengan Daud, Batsyeba melahirkan seorang anak (tunjukkan gambar 2). Setelah itu Daud menata supaya suami Batsyeba turut serta dalam perang dan membiarkanya kalah dan mati (tunjukkan gambar 3). Inilah apa yang jahat di mata Tuhan dan Tuhan tidak berkenan kepada Daud. Oleh sebab itu Tuhan menegur Daud yakni dengan mengutus nabi Natan untuk datang kepada Daud. Nabi Natan tidak menegur Daud secara langsung melainkan dengan perumpaan. Nabi Natan mengisahkan ada dua orang yang tinggal di suatu kota yakni si miskin dan si kaya. Si kaya mempunyai banyak kambing domba dan lembu sapi sementara si miskin hanya seekor saja. Saat si kaya kedatangan tamu dari jauh, dia tidak mau mengurangi jumlah kambing domba dan lembu sapinya yang banyak untuk disembelih, maka dia mengambil milik si miskin untuk disembelihnya (tunjukkan gambar 4). Mendengar cerita nabi Natan yang demikian ini Daud marah (tunjukkan gambar 5).
Melalui cerita tersebut yang dimaksud oleh nabi Natan tentang si kaya adalah Daud sendiri, tapi Daud tidak mengerti. Maksud nabi Natan adalah bahwa Daud telah diberkati senantiasa oleh Tuhan namun Daud masih melakukan apa yang jahat dimata Tuhan yakni dengan mengambil Batsyeba (istri Uria) dan membiarkan Uria mati terbunuh dalam pertempuran. Nabi Natan menegur dan menjelaskan maksud ceritanya kepada Daud (tunjukkan gambar 6). Mendengar teguran nabi Natan, Daud sedih (tunjukkan gambar 7). Tuhan memberikan hukuman kepada Daud yakni anaknya menjadi sakit. Saat anaknya sakit dan hampir mati, Daud berpuasa (tidak makan dan tidak minum). Puasa yang Daud lakukan ini adalah untuk meminta supaya Tuhan membatalkan hukumannya kepada Daud dan anaknya dapat diselamatkan (tunjukkan gambar 8). Dalam puasanya Daud berusaha untuk rendah hati atau tidak memaksa Tuhan untuk melakukan keinginan Daud. Sekalipun Daud telah berpuasa, namun Tuhanlah yang berkuasa. Pada hari ketujuh sejak Daud berpuasa anak Daud meninggal (tunjukkan gambar 9). Setelah anaknya meninggal Daud berhenti berpuasa dan kembali makan serta minum.
Penerapan
Anak-anak itulah cerita Daud. Daud berpuasa, tidak makan dan tidak minum karena Daud sedang berdoa. Daud meminta kepada Tuhan supaya tidak menghukumnya dan anaknya yang dikasihi tidak meninggal. Dengan berpuasa Daud berusaha untuk tidak memaksa Tuhan melakukan keinginan Daud. Daud memang mengasihi anaknya namun Tuhan lebih berkuasa.
Aktivitas: Lihat Aktivitas Pratama seperti diatas
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak dapat menunjukkan alasan Daud berpuasa.
- Anak dapat menyadari bahwa Puasa adalah salah satu sarana untuk memohon kepada Tuhan.
- Anak dapat melatih diri untuk berpuasa
Alat Peraga:
- Gambar 1 : Daud dan Batsyeba
- Gambar 2 : Batsyeba melahirkan seorang anak
- Gambar 3 : Suami Batsyeba (Uria) terbunuh dalam pertempuran
- Gambar 4 : Si kaya mengambil domba si miskin
- Gambar 5 : Daud marah mendengar perumpamaan yang disampaikan Natan
- Gambar 6 : Natan menegur Daud
- Gambar 7 : Daud menyesali perbuatannya
- Gambar 8 : Daud berpuasa dan memohon kepada Tuhan
- Gambar 9 : Anak Daud dan Batsyeba meninggal
Pendahuluan
Selamat pagi Anak-anak.. pagi ini kita akan belajar dari seorang tokoh dalam Alkitab. Kira-kira siapakah dia? Kata kuncinya.. Dia adalah anak dari Bapak Isai… Siapa ya? (berikan waktu kepada anak untuk menjawab) Dia adalah raja Israel… Tubuhnya tidak terlalu besar, tetapi dia berhasil mengalahkan seseorang yang tubuhnya lebih besar namanya…. (berhenti dan buat anak penasaran) nama orang yang dikalahkan adalah Goliat.. jadi siapakah dia? Dia adalah Daud… Lalu apa yang mau kita lihat dari sosok Daud…bersama kita akan temukan dalam bacaan kita hari ini yakni kitab 2 Samuel 12:1-25. Mari kita baca secara bergantian ya… masing-masing 1 ayat.. (ajak anak untuk membaca secara bergantian)
Inti Penyampaian
Daud adalah raja atas bangsa Israel. Saat menjadi raja, Daud melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Saat itu ia mengambil seorang perempuan bernama Batsyeba untuk menjadi istrinya (tunjukkan gambar 1). Dari kebersamaannya dengan Daud, Batsyeba melahirkan seorang anak (tunjukkan gambar 2). Setelah itu Daud menata supaya suami Batsyeba turut serta dalam perang dan membiarkanya kalah dan mati (tunjukkan gambar 3). Inilah apa yang jahat di mata Tuhan dan Tuhan tidak berkenan kepada Daud. Oleh sebab itu Tuhan menegur Daud yakni dengan mengutus nabi Natan untuk datang kepada Daud. Nabi Natan tidak menegur Daud secara langsung melainkan dengan perumpaan. Nabi Natan mengisahkan ada dua orang yang tinggal di suatu kota yakni si miskin dan si kaya. Si kaya mempunyai banyak kambing domba dan lembu sapi sementara si miskin hanya seekor saja. Saat si kaya kedatangan tamu dari jauh, dia tidak mau mengurangi jumlah kambing domba dan lembu sapinya yang banyak untuk disembelih, maka dia mengambil milik si miskin untuk disembelihnya (tunjukkan gambar 4). Mendengar cerita nabi Natan yang demikian ini Daud marah (tunjukkan gambar 5).
Melalui cerita tersebut yang dimaksud oleh nabi Natan tentang si kaya adalah Daud sendiri, tapi Daud tidak mengerti. Maksud nabi Natan adalah bahwa Daud telah diberkati senantiasa oleh Tuhan namun Daud masih melakukan apa yang jahat dimata Tuhan yakni dengan mengambil Batsyeba (istri Uria) dan membiarkan Uria mati terbunuh dalam pertempuran. Nabi Natan menegur dan menjelaskan maksud ceritanya kepada Daud (tunjukkan gambar 6). Mendengar teguran nabi Natan, Daud sedih (tunjukkan gambar 7). Tuhan memberikan hukuman kepada Daud yakni anaknya menjadi sakit. Saat anaknya sakit dan hampir mati, Daud berpuasa (tidak makan dan tidak minum). Puasa yang Daud lakukan ini adalah untuk meminta supaya Tuhan membatalkan hukumannya kepada Daud dan anaknya dapat diselamatkan (tunjukkan gambar 8). Dalam puasanya Daud berusaha untuk rendah hati atau tidak memaksa Tuhan untuk melakukan keinginan Daud. Sekalipun Daud telah berpuasa, namun Tuhanlah yang berkuasa. Pada hari ketujuh sejak Daud berpuasa anak Daud meninggal (tunjukkan gambar 9). Setelah anaknya meninggal Daud berhenti berpuasa dan kembali makan serta minum.
Penerapan
Anak-anak itulah cerita Daud. Daud berpuasa, tidak makan dan tidak minum karena Daud sedang berdoa. Daud meminta kepada Tuhan supaya tidak menghukumnya dan anaknya yang dikasihi tidak meninggal. Dengan berpuasa Daud berusaha untuk tidak memaksa Tuhan melakukan keinginan Daud. Daud memang mengasihi anaknya namun Tuhan lebih berkuasa. Nah, kalua Daud bisa berpuasa, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga bisa? Anak-anak, puasa bukan hanya bisa dilakukan dengan pantang makan dan minum, melainkan juga pantang terhadap sesuatu yang kita sukai dalam kurun waktu yang kita tentukan. Perlu diingat bahwa puasa bukan hanya soal menahan diri untuk tidak makan dan tidak minum, tetapi dalam puasa kita berdoa dan memohon kepada Tuhan.
Aktivitas
Hai Anak-anak… Ayo pikirkan dan tuliskan puasa apa yang akan kamu lakukan setiap hari pada kolom “Kegiatan Puasa” serta tentukan durasi atau lama waktu kamu berpuasa. Kemudian sejak senin besok kamu akan memulainya dan memberikan penilaian pada dirimu, apakah kamu berhasil atau belum! Perlu diingat bahwa puasa bukan hanya menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu, tetapi puasa juga menjadi sarana bagi kita untuk berdoa dan mohon kekuatan kepada Tuhan supaya Tuhan mampukan. Andalkan Tuhan ya.., bukan kekuatanmu! Selamat berpuasa!