Terjadilah kehendak-Mu, Tuhan Tuntunan Ibadah Anak Natal 25 Desember 2023

11 December 2023

Tahun Gerejawi: Natal
Tema: Kelahiran Yesus
Judul: Terjadilah kehendak-Mu, Tuhan

Bacaan Alkitab: Matius 1:18-25
Ayat Hafalan:“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud”. (Lukas 2:11)

Lagu:

  1. S’lamat, S’lamat Datang (KJ 123)
  2. Seorang Anak T’lah Lahir

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong )
Proses kelahiran Yesus Kristus secara luar biasa menandai hadirnya tatanan dunia baru. Tatanan dunia baru diawali ketika Injil Matius secara eksplisit mengatakan bahwa ketika Yesus lahir, Maria adalah seorang perawan (parthenos). Di ayat 18, teks menyatakan bahwa “Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup sebagai suami istri.”

Hal penting lainnya adalah tanggapan Yusuf. Di tengah rasa sedih, kecewa, dan ketidakmengertian atas kehamilan Maria, Yusuf tidak memilih untuk menjadi sosok yang reaktif, melainkan memilih menjadi sosok yang reflektif (ayat 24). Artinya Yusuf mempertimbangkan dulu secara matang dan baik sebelum memutuskan dan tidak terburu-buru mengikuti keinginan hatinya yang semula dengan diam-diam hendak menceraikan atau memutuskan tali pertunangannya dengan Maria (ayat 19). Setelah malaikat datang dalam mimpi Yusuf dan memberitahukan bahwa anak yang dikandung Maria berasal dari Roh Kudus (ayat 20-23) Yusuf pun memilih taat dan tidak lagi takut untuk memperistri Maria (ayat 24).

Refleksi Untuk Pamong
Para pamong yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita diajak untuk meneladani sikap dan perilaku Yusuf. Di tengah situasi yang serba tidak pasti dan tidak mudah, Yusuf memilih untuk mendengar suara Tuhan, menaatinya dengan berbuat seperti yang malaikat perintahkan kepadanya. Ia yakin bahwa apa pun yang terjadi Tuhan Allah senantiasa menyertai (Bahasa Yunani : Imanuel). Lantas bagaimana dengan kita? Di tengah rasa gundah gulana tatkala mengalami ketidakpastian hidup apakah kita memiliki keyakinan akan penyertaan Tuhan?


TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA

Tujuan: Anak mau belajar mengerti kehendak Tuhan Allah.

 Alat Peraga

  1. Permen sebungkus (isi lebih dari 20 butir).
  2. Kertas origami

Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, silahkan pamong bermain peran dengan menggunakan alat peraga sebungkus permen. Perankan dua orang anak yang memiliki perilaku berbeda.

Anak ke-1:
Membawa sebungkus permen dan asyik menghabiskan semua permen tersebut hingga tak tersisa. Padahal orangtua memberikan permen si anak telah diingatkan untuk tidak boleh menghabiskan semua permen dan hanya boleh memakan permen setiap hari satu permen saja.

Anak ke-2:
Membawa sebungkus permen dan ketika ada teman yang datang bermain ke rumahnya, ia mau berbagi permen. Hal ini ia lakukan karena ia mengingat pesan orangtuanya untuk tidak menghabiskan permennya sendirian berbagi permen dengan teman-temannya.

Setelah pamong selesai bermain peran, beri anak-anak pertanyaan sebagai berikut: “Dari kedua anak yang sudah pamong perankan tadi, adakah perbedaan dari anak ke-1 dan anak ke-2?  Tentu ada perbedaan ya. Kalau anak ke-1 adalah anak yang semaunya sendiri atau mengikuti kehendaknya sendiri. Sedangkan anak ke-2 adalah anak yang penurut. Ia mau mengikuti kehendak orangtuanya.

Inti Penyampaian
Nah apakah kaitan kisah kelahiran Yesus Kristus dengan kisah kedua anak tadi? Ada hubungannya nggak ya? Tentu ada. Khususnya ketika kita mencermati pribadi Yusuf, ayah dari Yesus Kristus. Injil Matius 1:18-25 memperlihatkan Yusuf sebagai seorang yang memiliki hati yang tulus (ayat 19) dan sosok yang setia melakukan kehendak Tuhan (ayat 24).

Coba bandingkan dengan contoh anak ke-1 yang semaunya sendiri, tidak nurut atau tidak mau mengikuti kehendak orangtuanya (permen sebungkus dihabiskan semua). Sikap anak ke-1, berbeda dengan anak ke-2 yang tulus, mau berbagi dan nurut atau mengikuti kehendak orangtua untuk berbagi permen dengan teman-temannya. Jadi sosok Yusuf yang nurut dengan kehendak Tuhan, sama sifatnya seperti anak ke-1 yang gak nurut atau anak ke-2 yang taat dan penurut ya?

Penerapan
Anak-anak yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita diajak untuk meneladani sikap dan perilaku Yusuf. Di saat anak-anak diperhadapkan dengan dua pilihan, yaitu mau menjadi anak yang semaunya sendiri atau menjadi anak yang mau melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kira-kira anak-anak akan memilih yang mana ya?

Dalam cerita hari ini, kita tahu Yusuf memilih untuk mendengar suara Tuhan. Yusuf memberikan teladan sikap taat. Ia adalah sosok yang menaati kehendak Tuhan, dengan berbuat seperti yang malaikat perintahkan kepadanya, dan yakin bahwa apa pun yang terjadi Tuhan Allah senantiasa menyertai (Imanuel).

Aktivitas

  1. Sebagai aktivitas, ajaklah anak-anak utuk membuat bentuk hati dari kertas origami.
  2. Setelah anak-anak selesai membuat hati dari kertas origami, persilahkan setiap anak untuk saling bertukar hasil karya satu sama lain, sambil mengucapkan selamat Natal.
  3. Silahkan pamong mengamati proses pertukaran hati. Untuk anak-anak yang tidak mau saling tukar bentuk hati dari kertas origami, dan lebih memilih hasil buatannya sendiri tidak mengapa, namun pamong memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak-anak untuk belajar menghidupi kerelaan hati.

TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan: Anak mau belajar mengerti kehendak Tuhan Allah.

Alat Peraga

  1. Permen sebungkus (isi lebih dari 20 butir).
  2. Kertas origami

Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, silahkan pamong bermain peran dengan menggunakan alat peraga sebungkus permen. Perankan dua orang anak yang memiliki perilaku berbeda.

Anak ke-1:
Membawa sebungkus permen dan asyik menghabiskan semua permen tersebut hingga tak tersisa. Padahal orangtua memberikan permen si anak telah diingatkan untuk tidak boleh sekaligus menghabiskan semua permen  dan hanya boleh memakan permen setiap hari satu permen saja.

Anak ke-2:
Membawa sebungkus permen dan ketika ada teman yang datang bermain ke rumahnya, ia mau berbagi permen. Hal ini ia lakukan karena ia mengingat pesan orangtuanya untuk tidak menghabiskan permennya sendirian dan berbagi permen dengan teman-temannya.

Setelah pamong selesai bermain peran, beri anak-anak pertanyaan sebagai berikut: “Dari kedua anak yang sudah pamong perankan tadi, adakah perbedaan dari anak ke-1 dan anak ke-2?  Tentu ada perbedaan ya. Kalau anak ke-1 adalah anak yang semaunya sendiri atau mengikuti kehendaknya sendiri. Sedangkan anak ke-2 adalah anak yang penurut. Ia mau mengikuti kehendak orangtuanya.

Inti Penyampaian
Nah apakah kaitan kisah kelahiran Yesus Kristus dengan kisah kedua anak tadi? Ada hubungannya nggak ya? Tentu ada. Khususnya ketika kita mencermati pribadi Yusuf ayah dari Yesus Kristus. Injil Matius 1:18-25 memperlihatkan Yusuf sebagai seseorang yang memiliki hati yang tulus (ayat 19) dan sosok yang setia melakukan kehendak Tuhan (ayat 24). Coba bandingkan dengan contoh anak ke-1 yang semaunya sendiri, tidak nurut atau tidak mau mengikuti perintah orangtuanya (permen sebungkus dihabiskan semua). Sikap anak ke-1, berbeda dengan anak ke-2 yang tulus, mau berbagi dan nurut atau mengikuti perintah orangtua untuk berbagi permen dengan teman-temannya. Jadi sosok Yusuf yang nurut dengan kehendak Tuhan, sama sifatnya seperti anak ke-1 yang gak nurut atau anak ke-2 yang taat dan penurut ya?

Penerapan
Anak-anak yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita diajak untuk meneladani sikap dan perilaku Yusuf. Di saat anak-anak diperhadapkan dengan dua pilihan, yaitu mau menjadi anak yang semaunya sendiri atau menjadi anak yang mau melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kira-kira anak-anak akan memilih yang mana ya?

Dalam cerita hari ini, kita tahu Yusuf memilih untuk mendengar suara Tuhan. Yusuf memberikan teladan sikap taat. Ia adalah sosok yang menaati kehendak Tuhan, dengan berbuat seperti yang malaikat perintahkan kepadanya, dan yakin bahwa apa pun yang terjadi Tuhan Allah senantiasa menyertai (Imanuel).

Aktivitas
Sebagai aktivitas, ajaklah anak utuk membuat bentuk hati dari kertas origami. Setelah anak-anak selesai membuat hati dari kertas origami, persilahkan setiap anak untuk saling bertukar hasil karya satu sama lain, sambil mengucapkan selamat Natal.

Silahkan pamong mengamati proses pertukaran hati. Untuk anak-anak yang tidak mau saling tukar bentuk hati dari kertas origami, dan lebih memilih hasil buatannya sendiri tidak mengapa, namun pamong memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak-anak untuk belajar menghidupi kerelaan hati.


TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan: Anak mau belajar mengerti kehendak Tuhan dengan sepenuh hati dan menaati-Nya.

Alat Peraga
Kertas Lipat Origami

Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, ajak anak-anak untuk membuat bentuk hati dari kertas origami sesuai dengan instruksi dari pamong (Sebelumnya pamong bisa belajar dahulu cara membuat bentuk hati dari kertas origami melalui Youtube).

Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus,

Bagaimana rasanya mengikuti instruksi saat membuat bentuk hati menggunakan kertas origami? Coba perhatikan kembali, siapa yang berhasil dan yang tidak berhasil membuat kertas berbentuk hati? Kira-kira mengapa demikian? (pamong bertanya kepada anak yang berhasil dan yang tidak berhasil membuat bentuk hati).

Yang berhasil membuat kertas berbentuk hati, bisa jadi karena sudah pernah tahu cara pembuatannya atau bisa jadi karena mau nurut, mau mengikuti instruksi cara pembuatan ya?! Nah, jikalau kita tidak pernah tahu bagaimana cara membuat kertas berbentuk hati sebelumnya, tapi kita malah sok tahu bikin semaunya sendiri dan tidak melakukan sesuai instruksi yang diberikan pamong apakah kalian akan berhasil membuatnya? Tentu tidak ya.

Nah kini mari memperhatikan Bacaan Alkitab kita, dari Injil Matius 1:18-25 yang mengisahkan tentang Yusuf, ayah dari Yesus Kristus. Pada ayat ke-18, teks menyatakan bahwa “Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup sebagai suami istri.” Ketika mengetahui bahwa Maria hamil, ada hal menarik yang perlu kita cermati tentang sikap Yusuf. Di ayat ke-18, ditegaskan bahwa Yusuf adalah seorang yang tulus hati dan selalu melakukan apa yang menjadi kehendak TUHAN. Jadi Yusuf adalah sosok yang nurut atau taat. Nah, saat Yusuf mendengar kabar bahwa Maria hamil padahal status Maria masih menjadi tunangannya  dan belum sah menjadi istrinya apa yang Yusuf lakukan?

Yusuf ternyata mempertimbangkan dulu secara matang sebelum memutuskan. Yusuf tidak terburu-buru mengikuti keinginan hatinya yang semula dengan diam-diam hendak menceraikan atau memutuskan tali pertunangannya dengan Maria (ayat 19). Jadi. setelah malaikat datang dalam mimpi Yusuf dan memberitahukan bahwa anak yang dikandung Maria berasal dari Roh Kudus (ayat 20-23), Yusuf ternyata memilih taat dengan inetruksi atau kehendak Tuhan dan tidak lagi merasa takut untuk memperistri Maria (ayat 24).

Penerapan
Anak-anak yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita diajak untuk meneladani sikap dan perilaku Yusuf. Di tengah situasi yang serba tidak pasti dan tidak mudah, ternyata Yusuf mau memilih untuk mendengar suara Tuhan dengan sepenuh hati dan menaatinya. Yusuf ternyata mau berbuat seperti yang malaikat perintahkan kepadanya, dengan keyakinan bahwa apa pun yang terjadi Tuhan Allah senantiasa menyertai (Imanuel). Maka, kiranya teladan ketaatan, dan kesediaan Yusuf untuk mendengar kehendak Tuhan juga boleh kita hidupi dalam hidup sehari-hari.

Aktivitas
Karena mengingat hari ini adalah hari Natal, maka mari kita beri ucapan “Selamat Natal” dengan saling bertukar kertas bentuk hati yang sudah anak-anak buat di bagian awal/pendahuluan tadi.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak