Tahun Liturgi: Bulan Budaya
Tema: Menegur dengan kasih, mengingatkan dengan baik
Judul: Menegur Dengan Cara Yang Baik
Bacaan: 2 Tesalonika 3 : 6-13
Ayat Hafalan: “Tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara” ( 2 Tesalonika 3:15)
Lagu Tema:
- Buah-buah Roh, Kidung Siwi no 49
- Rukun saling menyayangi, Kidung Siwi no 126
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Tesalonika adalah kota penting dan sangat makmur karena letaknya yang strategis. Selain jalan raya utama yang menghubungkan antara benua Eropa dan Asia, kota ini juga memiliki pelabuhan yang ramai. Paulus memberitakan Ajaran Yesus di kota ini dan banyak orang percaya baru karenanya. Orang percaya baru ini adalah orang-orang yang cukup penting di pemerintahan, akibatnya orang-orang Yahudi yang menolak ajaran Yesus menuduh mereka melawan kaisar. Karena inilah akhirnya Paulus diusir keluar dari kota Tesalonika.
Pekerjaan mengajar Paulus ini terbilang sukses sehingga kegiatan pelayanan mendapatkan support materi. Namun hal ini membuat Paulus kuatir, karena menyebabkan para pengikut di Tesalonika menjadi malas bekerja. Paulus ini memberikan contoh tentang dirinya sendiri yang tetap bekerja mencari nafkah sebagai tukang tenda. Dalam suratnya ia mengatakan, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”(Ayat 10). Ia ingin orang percaya baru di Tesalonika bertumbuh dalam imannya namun tetap giat bekerja mengusahakan kehidupan sehari-harinya.
Menulis surat adalah sebuah cara bagi Paulus untuk tetap dekat dengan para pengikut Yesus. Dengan mengirim surat, ia tetap hadir walaupun berlainan kota dan terpisah jarak. Dengan teguran dan nasehat dalam suratnya, ia ingin tetap peduli dengan mereka. Istilahnya, mereka orang-orang percaya ini adalah saudara senasib dan sepenanggungannya, siapa lagi yang memberikan perhatian kalau bukan dirinya?
Refleksi Untuk Pamong
Kalau punya rekan sepelayanan yang kompak rasanya menyenangkan. Kemana-mana bersama, ada masalah dipecahkan bersama, keadaan semacam ini membuat semangat melayani makin membara. Namun kadang mungkin ada juga rekan yang tidak seirama, lebih-lebih berkelakuan buruk. Apa yang sebaiknya kita lakukan? Mendiamkan saja, agar supaya hubungan kita dengannya tetap baik? Ataukah, menegurnya demi kebaikan. Pilihan kedua memang beresiko, namun memang itulah yang terbaik. Siapa yang bisa menegur atau mengingatkan kalau bukan kita orang terdekatnya? Awalnya mungkin akan ditolaknya, namun seiring waktu dan pemahaman ia akan mengerti kalau kita menegur karena kita menyayanginya.
Seperti cara Paulus, kita akan menegur rekan kita dengan lemah lembut dan penuh kasih. Kadang juga memang perlu menegur dengan menunjukkan. Paulus menunjukkan rutinitasnya bekerja, agar rekannya mengerti bahwa bekerja juga sebuah tugas dalam kehidupan. Tanpa bukti dan teladan baik, sebuah teguran kadang dianggap hanya omong kosong belaka, bukan?
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan:
Anak dapat menyebutkan satu kata yang baik untuk menegur teman dengan lembut.
Alat Peraga
Pamong menyediakan gambar ini.
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Apa kabar hari ini? Kita memuji Tuhan dulu ya, supaya kita bersemangat beribadahnya. Kita menyanyi Buah-buah roh dari Kidung Siwi no 49.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Pernahkah anak-anak melihat kota Jakarta? Atau datang sendiri ke kota Jakarta? Atau Surabaya? Apakah banyak Gedung besar dan bertingkat? Iya, kota besar seperti Jakarta dan Surabaya punya Gedung besar, tinggi, jalan rayanya juga ramai oleh kendaraan.
(Pamong menunjukkan gambar).
Nah sekarang , coba lihat gambar ini. Ini gambar bangunan yang sudah runtuh atau rusak. Rusak karena umurnya sudah ribuan tahun yang lalu. Bangunan-bangunan besar ini tadinya adalah bangunan di kota Tesalonika. Sama seperti Jakarta dan Surabaya, kota Tesalonika sangat ramai karena kotanya berkembang pesat.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Rasul Paulus memberitakan ajaran Yesus di kota Tesalonika yang besar dan ramai itu, Puji Tuhan banyak yang menyambut dengan gembira. Tapi tetap saja ada yang tidak suka dengan ajaran Yesus, mereka menyebarkan berita bahwa pengikut Yesus melawan kaisar. Karena tuduhan ini, Paulus diusir dari kota Tesalonika.
Walaupun berlainan kota, ternyata Paulus tetap perhatian kepada pengikut Yesus di kota Tesalonika. Rasul Paulus rajin menulis surat. Apalagi di kota Tesalonika itu, banyak orang percaya yang sukses, Paulus takut kalau mereka menjadi pemalas dan tidak mau bekerja. Paulus memberi contoh dirinya sendiri yang tetap rajin bekerja, padahal sehari-hari juga rajin mengabarkan ajaran Yesus.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Pernah atau tidak, menegur atau mengingatkan teman atau siapapun? Menegur artinya memberitahu mana yang baik yang harus dilakukan, padahal temanmu melakukan yang tidak baik. Anak-anak menegur artinya anak-anak menyayanginya. Anak-anak menegur dengan berkata-kata yang sopan dan lemah lembut. Kata-kata yang sopan dan lemah lembut ini tidak akan membuatnya sakit hati. Saat menegur, sebaiknya diawali dengan kata ‘maaf’. Coba diulang, kata apa yang diucapkan sebelum memberi teguran? M-A-A-F. Iya, anak-anak Tuhan memang pintar. Ayo kita latihan!
Aktivitas
Pamong mengajak anak-anak balita untuk role play. Tema yang dipilih bisa disesuaikan kreatifitas pamong. Contoh tema kali ini adalah tentang menegur karena membuang sampah sembarangan. Aturlah anak-anak agar berpasangan dan berdiri saling berhadapan. Kalimat bisa dipenggal sesuai kemampuan anak-anak balita di gereja. Mintalah untuk bergantian mengucapkan hal ini:
Anak 1: Maaf, jangan membuang sampah sembarangan ya, buanglah di tempat sampah
Anak 2: oh baiklah, aku akan membuangnya di tempat sampah. Trimakasih sudah diingatkan.
Anak 1: Trimakasih juga karena mau mendengarkan.
(Anjurkan kedua anak untuk berjabat tangan atau saling memeluk. Aturlah posisi anak 1 menjadi anak 2, demikian juga sebaliknya, agar masing-masing anak dapat mencoba mengucapkan: ‘Maaf’ dan ‘Terima kasih’)
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan:
Anak dapat menyebutkan satu kata yang baik untuk menegur teman dengan lembut.
Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan Alat Peraga yang terdapat di Jenjang Balita
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Kakak senang karena bisa berjumpa lagi dengan anak-anak. Apakah ada yang mau bercerita tentang kejadian satu minggu ini? Kakak berikan kesempatan ya. Baiklah, trimakasih sudah mau bercerita, untuk kejadian yang sudah kita alami sebelumnya jangan lupa bersyukur ya. Bersyukur bisa dengan bermacam cara, bisa dengan berdoa, memuji Tuhan atau melakukan kebaikan. Kali ini kita mau bersyukur dengan memuji nama Tuhan. Ayo kita menyanyikan lagu buah-buah roh dari kidung Siwi no 49.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Apakah anak-anak pernah pergi atau melihat foto Jakarta, ibukota negara Indonesia? Atau pergi ke Surabaya, ibukota provinsi Jawa Timur? Iya siapa yang bisa bercerita bagaimana keadaan di Jakarta atau Surabaya itu? Iya, benar. Jakarta dan Surabaya adalah kota besar yang ramai penduduknya. Kendaraannya juga ramai sehingga jalanan macet. Ada satu lagi kesamaan dua kota besar yang disebutkan tadi, yaitu sama-sama punya pelabuhan besar. Apa sih pelabuhan? Pelabuhan adalah tempat bersandarnya kapal-kapal besar dari kota atau pulau lainnya. Sebuah kapal biasanya mengangkut penumpang dan barang-barang.
(Pamong menunjukkan gambar).
Ada satu kota yang mirip dengan Jakarta, tapi ada di jaman dulu, tempat cerita Alkitab hari ini. Namanya Tesalonika. Gambar ini adalah foto kota itu jaman sekarang. Kotanya sudah rusak karena sudah berusia ribuan tahun. Pada jaman itu, Tesalonika kota yang Makmur dan maju, punya pelabuhan besar sehingga rata-rata penduduknya kaya. Di kota ini, rasul Paulus memberitakan ajaran Yesus, sehingga banyak orang yang percaya dan menjadi pengikut Yesus. Namun tentu saja ada golongan orang yang menentang, orang Yahudi menyebarkan berita kalau pengikut Yesus di Tesalonika menentang kaisar. Karena itulah Paulus diusir.
Di kota lain yaitu Korintus, Paulus menulis surat kepada pengikut Yesus di Tesalonika ini. Paulus berusaha menasehati mereka, menegur jika melakukan kesalahan. Termasuk ketika tahu situasi di Tesalonika. Banyak orang percaya baru yang tidak bekerja dan hanya bermalas-malasan saja. Paulus memberikan contoh dirinya sendiri yang rajin bekerja padahal juga giat berkabar Injil.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Surat yang ditulis oleh Paulus ini adalah sebuah teguran, sebuah cara mengingatkan temannya yang berbuat kesalahan. Dalam surat itu, Paulus menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Bekerja dengan rajin itu benar, bermalas-malasan itu salah. Apakah Paulus menegur teman-temannya dengan marah-marah dan memukul? Tentu saja tidak. Paulus ingin ketika mendengar teguran, teman-temannya itu bisa menerima dengan senang hati.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Apakah pernah menegur temannya yang berbuat salah? Atau menegur kakak atau orangtua yang usianya diatas kalian? Apakah kalian berani menegur? Harus berani ya, menegur yang baik sama artinya dengan menyayangi. Karena dengan menegur, kita punya tujuan yaitu supaya orang yang kita tegur tidak berbuat kesalahan lagi. Tapi, menegur ada caranya. Menegur yang baik tidak sambil marah atau membentak-bentak. Kalau menegur dengan marah atau membentak, biasanya apa yang terjadi? Iya benar, orang yang ditegur akan merasa sakit hati. Akibatnya, teguran itu sebaik apapun tujuannya tidak akan berguna.
Cobalah menegur dengan kata-kata yang lemah lembut dan sopan, jangan lupa sebelum menegur, ucapkan kata maaf terlebih dahulu. Mengapa demikian? Karena apa yang kita sampaikan biasanya tidak sama dengan pendapat atau pemikirannya. Dengan mengucap ‘Maaf’, kecil kemungkinannya ia marah dan tidak terima.
Cobalah ucapkan: “Maaf, jangan buang sampah sembarangan ya!”, “Maaf, kamu harus mengantri dibelakangku, karena aku lebih dulu datang.”, “Maaf, bisakah kamu tidak mencoret-coret tembok? Supaya tembok ini bersih dan sedap dipandang.”
Wah keren! Anak-anak Tuhan memang paling pintar menegur. Menegur dengan baik dan sopan adalah bentuk kesaksian kita sebagai anak-anak Tuhan.
Aktivitas
Pamong mencetak bahan di bawah ini.
klik pada gambar untuk memperbesar
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak dapat menyebutkan satu kata yang baik untuk menegur teman dengan lembut.
- Anak dapat memahami bahwa Tuhan ingin kita berbicara dengan baik kepada teman.
Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan Alat Peraga yang ada di materi Jenjang Balita
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan, hari ini hari yang cerah bukan? Kakak yakin anak-anak gembira pergi ke gereja setiap minggunya. Siapa yang pergi ke gereja harus dipaksa dulu? Siapa yang malas dan tidak bersemangat pergi ke gereja? Puji Tuhan kalau semua anak suka pergi ke gereja. Kakak senang pergi ke gereja karena bisa bertemu dengan teman seiman. Bisa bercerita seminggu kemarin ada kejadian apa saja, bisa menyanyi bersama dan mendengarkan Firman Tuhan bersama. . Ayo kita menyanyikan lagu buah-buah roh dari kidung Siwi no 49. Kita akan belajar tentang salah satu dari Sembilan buah roh itu yaitu kelemahlembutan.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan. Coba lihat gambar ini (Pamong menunjukkan gambar alat peraga). Ini adalah kota Tesalonika. Kota ini bentuknya sudah tidak bagus lagi karena umurnya sudah ribuan tahun, padahal dulunya Tesalonika adalah kota besar dan bagus. Mungkin saja, Tesalonika sama bagusnya dengan kota Jakarta dan Surabaya yang kita kenal. Kota ini punya pelabuhan yang sibuk, punya jalan raya yang ramai. Rasul Paulus pun datang kesini dan mengabarkan injil. Puji Tuhan banyak orang yang percaya dan menjadi pengikut Yesus. Tetapi, tentu saja tetap ada golongan orang yang tidak suka dan menyebarkan berita bahwa mereka menentang kaisar sehingga Paulus diusir keluar.
Di kota Korintus yang berjarak jauh, Paulus memantau perkembangan mereka. Orang percaya baru itu banyak yang berbaik hati memberikan bantuan untuk kegiatan pelayanan. Sayangnya bantuan ini membuat orang percaya baru menjadi malas bekerja. Karena merasa mereka ini adalah saudaranya, Paulus menegur dalam surat yang dikirimkan. Paulus juga memberikan contoh kalau dirinya tetap bekerja walaupun juga sedang mengabarkan injil.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan, pernahkah kalian menegur seseorang? Bagaimana rasanya? Kadang ada rasa segan karena takut yang ditegur akan marah. Tapi kalau tidak ditegur, kita juga akan salah- karena sudah tahu salah, kok tidak ditegur? Menegur itu untuk tujuan yang baik. Menegur adalah menunjukkan apa yang benar. Kadang, orang membutuhkan teguran agar ia tahu kalau sudah berbuat tidak baik. Bagi yang sudah pernah menegur, pasti juga pernah merasakan bagaimana reaksi orang yang ditegur. Ada yang marah, karena merasa tidak bersalah. Kalau sudah tahu begitu, apakah kalian tidak mau lagi menegur demi kebaikan?
Mari kita meniru rasul Paulus, ia menganggap orang-orang di Tesalonika adalah saudaranya sendiri. Ia ingin memberitahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dengan menegur, Rasul Paulus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang di Tesalonika. Saat menegur orang-orang yang bermalas-malasan pun, rasul Paulus memberikan teladan atau contoh bahwa dirinya yang tetap rajin bekerja. Apa tujuannya? Agar mereka tahu, rasul Paulus tidak asal bicara atau omong kosong belaka tapi juga benar-benar membuktikan.
Begitu juga dengan anak-anak Tuhan disini. Tegurlah orang lain dengan kata-kata yang lemah lembut juga teladan baik. Kalau sedang menegur orang yang membuang sampah sembarangan, kalian pun jangan membuang sampah sembarangan. Tunjukkan bahwa ucapan dan perbuatan kalian sama baiknya. Dan, ucapkan kata M-A-A-F terlebih dahulu sebelum menegur. Kata M-A-A-F ini akan membuat yang mendengarkan lebih bisa menerima teguranmu. Anak-anak harus tahu bahwa Tuhan ingin kita berbicara yang baik kepada teman. Nah, sekarang kita mau praktekkan bagaimana cara menegur yang baik ya!
Aktivitas
Ada beberapa contoh kasus yang disediakan, namun pamong dapat menggantinya untuk menyesuaikan situasi dan kondisi di jemaat.
- Temanmu di gereja makan permen dan membuang bungkusnya ke lantai. Bungkus permen itu kecil, tapi tetap saja itu perbuatan yang tidak baik. Bagaimana caramu menegurnya?
- Kak Felix adalah pemuda yang melatih drama natal. Ia mengumumkan kepada anak-anak untuk berlatih sore hari ini. Sore hari ini tiba-tiba hujan deras turun, namun anak-anak tetap datang untuk berlatih karena sudah berjanji untuk datang. Setelah 1 jam menunggu di gereja, kak Felix baru memberi kabar kalau tidak bisa datang karena hujan itu. Bagaimana caramu menegur kak Felix?
- Kak Bondan menunjukkan game terbaru yang baru didownload padahal ibadah sudah dimulai. Bagaimana caramu menegurnya?