Bacaan Alkitab: Yohanes 1:19-28
Tahun Gerajawi : HUT GKJW ke 87
Tema : Tokoh GKJW (Paulus Tosari)
Ayat Hafalan : “Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa” (Markus 13:10)
Lagu Pendukung : Special Songs for Kids 2 147 “Pakaiku, urapiku”
Penjelasan Teks
Siapa yang tidak bangga jika dirinya disejajarkan dengan tokoh yang terkenal sebab dengan demikian dia juga akan menjadi terkenal. Untungnya Yohanes Pembaptis bukanlah orang yang senang mencari popularitas. Ketika dia disejajarkan dengan Mesias atau Elia atau nabi yang akan datang oleh beberapa imam dan orang-orang Lewi, Yohanes menjawab “bukan”. Dia bukanlah Mesias. Dia bukan Elia. Dan dia juga bukan nabi yang akan datang. Baginya, dia adalah orang yang telah dinubuatkan oleh Yesaya untuk berseru-seru di padang gurun dengan mengatakan : “Luruskanlah jalan Tuhan!”
Yohanes Pembaptis menganggap dirinya hanyalah alat. Sebagai alat, dia bukanlah orang yang penting. Ada yang yang lebih penting darinya, yaitu orang yang akan datang sesudah dirinya. Dia hanya bertugas untuk mempersiapkan sebuah jalan bagi kehadiran Seseorang yang lebih besar darinya. Untuk membuka kasutNya pun, ia tidak layak. Meskipun ia hanya alat atau dianggap tidak penting, tetapi Yohanes Pembaptis mengerjakan bagiannya dengan sungguh-sungguh. Makanya ia tidak mencari popularitas, tetapi mempersembahkan hidupnya kepada Dia yang mempunyai kuasa lebih darinya.
Seperti Yohanes pembaptis menganggap dirinya sebagai alat Tuhan, maka GKJW adalah juga alat yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan kebaikanNya kepada semesta. Dan kita yang menjadi bagian dari GKJW adalah juga alat Allah untuk menyatakan kebaikan kepada segala makhluk. Maka mari kita lakukan bagian kita dengan sungguh-sungguh tanpa ada keinginan untuk mencari popularitas, tetapi hanya demi hormat dan kemuliaanNya.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan:
Anak dapat menceritakan kembali tokoh Yohanes Pembaptis yang dipakai oleh Allah mempersiapkan kedatangan Yesus
Alat Peraga:
Pamong dapat memperbesar gambar di bawah ini (gambar juga terdapat di CD) dan tulisan “Imanuel”:
Pembukaan/Pengantar/Persiapan
Selamat Pagi Anak-Anak yang dikasihi Yesus,
Apa kabar semuanya? Baik? Puji Tuhan. Itu semua karena Tuhan selalu menyertai kita (Pamong menunjukkan tulisan Imanuel). Masih ingat dengan tulisan ini? Mari baca bersama dengan saya : I – M – A – N – U – E – L. Artinya Tuhan menyertai kita.
Inti Penyampaian
(Pamong menunjukkan gambar Yohanes Pembaptis).
Anak-anak,
Ini adalah gambar Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis tinggalnya di tempat yang jauh dari orang banyak yaitu ia tinggal di padang gurun (Pamong menunjukkan gambar Padang Gurun). Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus oleh Allah untuk mengingatkan orang-orang yang suka mengganggu temannya, suka memukul temannya, suka mengejek temannya agar segera berhenti dari perbuatannya yang tidak baik itu. Banyak orang datang kepadanya karena mereka mendengarkan ucapan Yohanes Pembaptis.
Penerapan
Inilah yang diucapkan oleh Yohanes Pambaptis kepada semua orang : “Luruskanlah jalan Tuhan”. Ayo….kita ulangi bersama-sama ucapan Yohanes Pembaptis : “Luruskanlah jalan Tuhan”.
Nah….sekarang, saya meminta kalian untuk mengucapkan perkataan Yohanes Pembaptis satu per satu.
Wah….kalian memang hebat. Ayo…sekali lagi kita ucapkan bersama-sama perkataan Yohanes Pembaptis : “Luruskanlah jalan Tuhan”
Aktivitas
BERMAIN : BERJALAN LURUS DENGAN DITUTUP MATANYA
Pamong menyiapkan kain atau saputangan sebanyak 2 lembar. Pamong juga membuat garis start dan Finish. Kemudian minta 2 orang anak untuk maju ke depan. Pamong menjelaskan kepada anak yang maju bahwa mereka akan ditutup matanya dan akan diminta berjalan dari garis start menuju ke Finish yang akan dibimbing oleh Pamong dengan mendengarkan petunjuk Pamong.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan:
- Anak dapat mencirikan sikap Yohanes Pembaptis : pemberani yang rendah hati
- Anak dapat mencirikan karakter dari seorang tokoh GKJW yang bernama Paulus Tosari
Alat Peraga:
Pamong memperbesar gambar di bawah ini sebagai alat peraga (gambar juga terdapat di CD) :
Pendahuluan:
(Pamong menyiapkan gambar Yohanes pembaptis sebagai alat Peraga)
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Yesus,
(Pamong menunjukkan gambar Yohanes Pembaptis). Ini adalah gambar Yohanes Pembaptis. Ia dipakai oleh Tuhan untuk mengingatkan orang-orang yang suka melawan perintah Tuhan. Siapa yang dapat menyebutkan contoh melawan perintah Tuhan? (Beri waktu kepada anak-anak untuk menjawab-nya). Nah….itulah tugas Yohanes pembaptis. Ia ingin orang-orang tidak lagi berbuat dosa.
Inti Penyampaian:
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Ada tokoh di GKJW yang juga dipakai oleh Tuhan sehingga GKJW ada di tanah Jawa Timur. Dia bernama Paulus Tosari (Pamong menunjukkan gambar Paulus Tosari). Siapakah Paulus Tosari?
Paulus Tosari berasal dari keturunan suku Madura. Nama aslinya adalah Pak Liyah. Ia berasal dari Kedung Turi Surabaya. Ketika masih kecil namanya Kasan, setelah dewasa namanya berganti Satipah. Jalan hidup Satipah tidak mulus. Dia seorang penjudi. Satipah pernah mengadu nasib dengan berjualan kapuk, tetapi berkali-kali ia bangkrut.
Di Ngoro ada seorang guru yang terkenal namanya Coolen. Coolen adalah pengikut Kristus. Karena ketaatannya kepada Yesus, Coolen dianggap orang sakti maka banyak orang ingin belajar kepadanya, termasuk Satipah. Satipah tertarik ajaran Coolen yang diambil dari Matius 5:3 yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang miskin, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Melalui sabda ini secara berangsur-angsur Pak Satipah memulai hidup baru. Apalagi didukung oleh ibu barunya yang bernama Gadung. Hidupnya berubah 180 derajat. Ia mulai membuka persawahan di Kerjorejo (Tragal) dan menjadi pengikut Kritus yang taat.
Setiap Minggu Satipah datang ke Coolen di Ngoro untuk mendengarkan wejangannya. Karena ketekunaannya, Coolen menghadiahi Satipah Alkitab Perjanjian Baru. Dan Satipah diberi kepercayaan oleh Coolen untuk melayani pertemuan hari Minggu dan Kamis.
Setelah berkenalan dengan para sahabatnya dari Surabaya dan Wiyung, Pak Satipah baptis pada tahun 1844 dengan nama baru Paulus Tosari dan istrinya bernama Lidiyah. Selanjutnya Paulus Tosari dan Lidiyah menetap di desa kelahirannya Sidokare Sidoarjo. Paulus Tosari masih tetap mengabarkan Injil sampai ke wilayah Madura, namun kurang mendapat sambutan, bahkan oleh anggota keluarganya sendiri ia ditolak.
Bersama Abisai (Ditotaruna), Paulus Tosari membuka hutan Kracil di Timur wilayah Tunggorono, yang selanjutnya diberi nama Mojowarno. Sambil membuka hutan, Paulus Tosari dan Abisai tetap mengajarkan kekristenan, sampai terhimpun 56 orang. Kegiatan tersebut banyak mendapat bantuan dari seorang pedagang di Sidokare, Gunsh namanya. Kelahiran perkumpulan Kristen baru di Mojowarno menjadi perhatian NZG, badan Pekabaran Injil Belanda, sehingga J.E Jellesma diutus ke Jawa Timur. Pada tahun 1844 tiba di Surabaya, selanjutnya melakukan kunjungan pertama ke Mojowarno pada tahun 1848.
Sampai dengan akhir hayatnya, pada tanggal 21 Mei 1882, Paulus Tosari tetap setia membaktikan dirinya dalam pelayanan di Jemaat Mojowarno. Tahun 1869, ia sempat mendapat tawaran untuk pindah ke Jemaat Surabaya sebagai pemuka, tetapi tawaran itu ditolaknya, karena ia merasa panggilannya adalah melayani di desa Mojowarno. Meskipun secara formal pada tanggal 25 Maret 1851 ia hanya diangkat sebagai pemuka, bukan pendeta di jemaat Mojowarno, namun sesungguhnya ia sudah menjalankan tugas-tugas dan fungsi pendeta bumiputera yang pertama di Jawa Timur. Hal ini dibuktikan dengan hasil pelayanannya, yaitu bahwa sepeninggal Jellesma, sejak April 1859 sampai dengan 30 Agustus 1874 ia sudah memberkati perkawinan 62 pasang mempelai. Dan sejak tanggal 10 Desember 1859 sampai dengan 15 Nopember 1863, ia telah membaptis 33 orang. Dalam usia 70 tahun, Paulus Tosari meninggal dunia dalam pelukan kasih Pdt. Kruyt.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Yesus,
Itulah dua tokoh kita hari ini yaitu Johanes Peembaptis dan Paulus Tosari. Mereka berdua dipakai luar biasa oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil. Mereka tidak mengenal lelah untuk mengabarkan Injil. Meskipun mereka pernah ditolak, tetapi tidak membuat mereka putus asa. Mereka tetap berjuang untuk memberitakan Injil.
Hari ini kita memperingati hari lahirnya GKJW. Melalui Pak Paulus Tosari, GKJW ada. Oleh sebab itu, mari kita mencontoh semangat Paulus Tosari untuk selalu memberitakan Injil kepada semua orang agar banyak orang makin mengenal Kristus.
Aktivitas
Pamong dapat memperbesar gambar Paulus Tosari dan dipotong-potong lalu dibagikan ke anak-anak untuk disusun kembali.
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak dapat mencirikan sikap Yohanes Pembaptis : pemberani yang rendah hati
- Anak dapat mencirikan karakter dari seorang tokoh GKJW yang bernama Paulus Tosari
- Anak dapat meniru karakter pemberani yang rendah hati dari Yohanes Pembaptis dan Paulus Tosari
Alat Peraga: Pamong menyiapkan gambar Paulus Tosari.
Pendahuluan:
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Yesus,
(Tokoh yang akan ditebak adalah Yohanes Pembaptis).
Mari kita bermain tebak tokoh. Tokoh ini ada Alkitab. Siapa yang bisa menebak akan saya beri hadiah. Kalian boleh melontarkan pertanyaan apa saja dan saya akan menjawab pertanyaan kalian dengan jawaban : iya, tidak atau bisa jadi. Contoh: Apakah tokoh ini ada di Perjanjian Lama? (Pamong mendorong anak-anak terus melontarkan pertanyaan sampai tokoh dapat dijawab)
Yaaa….tokoh kita hari ini adalah Yohanes Pembaptis. Tugas Yohanes Pembaptis adalah menyiapkan jalan bagi kehadiran Yesus Kristus. Meskipun banyak orang yang akhirnya bertobat karena pemberitaan Injil, tetapi itu tidak membuat Yohanes Pembaptis menjadi sombong. Malah sebaliknya ia mengatakan bahwa dirinya tidak layak membuka tali kasut-Nya. Hayo….coba dicari ayat berapa perkataan Yohanes itu? Betul….ayat 27. Jadi Yohanes Pembaptis bukanlah orang yang suka mencari ketenaran.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Hari ini kita memperingati hari ulang tahun GKJW ke 87. Ada tokoh di GKJW yang juga dipakai oleh Tuhan sehingga GKJW ada di tanah Jawa Timur. Dia bernama Paulus Tosari (Pamong menunjukkan gambar Paulus Tosari). Siapakah Paulus Tosari itu?
Paulus Tosari berasal dari keturunan suku Madura. Nama aslinya Pak Liyah Ia berasal dari Kedung Turi Surabaya. Ketika masih kecil namanya Kasan, setelah dewasa namanya berganti Satipah. Jalan hidup Satipah tidak mulus. Ia tidak tamat Madrasah. Dia juga seorang penjudi. Satipah pernah mengadu nasib dengan berjualan kapuk, tetapi berkali-kali ia bangkrut.
Di Ngoro ada seorang guru yang terkenal namanya Coolen. Coolen adalah pengikut Kristus. Karena ketaatannya kepada Yesus, Coolen dianggap orang sakti maka banyak orang ingin belajar kepadanya, termasuk Satipah. Satipah tertarik ajaran Coolen yang diambil dari Matius 5:3 yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang miskin, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Melalui sabda ini secara berangsur-angsur Pak Satipah memulai hidup baaru. Apalagi didukung oleh ibu barunya yang bernama Gadung. Hidupnya berubah 180 derajat. Ia mulai membuka persawahan di Kerjorejo (Tragal) dan menjadi pengikut Kritus yang taat.
Setiap Minggu Satipah datang ke Coolen di Ngoro untuk mendengarkan wejangannya. Karena ketekunaannya, Coolen menghadiahi Satipah Alkitab Perjanjian Baru. Dan Satipah diberi kepercayaan oleh Coolen untuk melayani pertemuan hari Minggu dan Kamis.
Setelah berkenalan dengan para sahabatnya dari Surabaya dan Wiyung, Pak Satipah baptis pada tahun 1844 dengan nama baru Paulus Tosari dan istrinya bernama Lidiyah. Selanjutnya Paulus Tosari dan Lidiyah menetap di desa kelahirannya Sidokare Sidoarjo. Paulus Tosari masih tetap mengabarkan Injil sampai ke wilayah Madura, namun kurang mendapat sambutan, bahkan oleh anggota keluarganya sendiri ia ditolak.
Bersama Abisai (Ditotaruna), Paulus Tosari membuka hutan Kracil di Timur wilayah Tunggorono, yang selanjutnya diberi nama Mojowarno. Sambil membuka hutan, Paulus Tosari dan Abisai tetap mengajarkan kekristenan, sampai terhimpun 56 orang. Kegiatan tersebut banyak mendapat bantuan dari seorang pedagang di Sidokare, Gunsh namanya. Kelahiran perkumpulan Kristen baru di Mojowarno menjadi perhatian NZG, badan Pekabaran Injil Belanda, sehingga J.E Jellesma diutus ke Jawa Timur. Pada tahun 1844 tiba di Surabaya, selanjutnya melakukan kunjungan pertama ke Mojowarno pada tahun 1848.
Sampai dengan akhir hayatnya, pada tanggal 21 Mei 1882, Paulus Tosari tetap setia membaktikan dirinya dalam pelayanan di Jemaat Mojowarno. Tahun 1869, ia sempat mendapat tawaran untuk pindah ke Jemaat Surabaya sebagai pemuka, tetapi tawaran itu ditolaknya, karena ia merasa panggilannya adalah melayani di desa Mojowarno. Meskipun secara formal pada tanggal 25 Maret 1851 ia hanya diangkat sebagai pemuka, bukan pendeta di jemaat Mojowarno, namun sesungguhnya ia sudah menjalankan tugas-tugas dan fungsi pendeta bumiputera yang pertama di Jawa Timur. Hal ini dibuktikan dengan hasil pelayanannya, yaitu bahwa sepeninggal Jellesma, sejak April 1859 sampai dengan 30 Agustus 1874 ia sudah memberkati perkawinan 62 pasang mempelai. Dan sejak tanggal 10 Desember 1859 sampai dengan 15 Nopember 1863, ia telah membaptis 33 orang. Dalam usia 70 tahun, Paulus Tosari meninggal dunia dalam pelukan kasih Pdt. Kruyt.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Yesus,
Itulah dua tokoh kita hari ini yaitu Yohanes Pembaptis dan Paulus Tosari. Mereka berdua dipakai luar biasa oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil. Mereka tidak mengenal lelah untuk mengabarkan Injil. Meskipun mereka pernah ditolak, tetapi tidak membuat mereka putus asa. Mereka tetap berjuang untuk memberitakan Injil.
Hari ini kita memperingati hari lahirnya GKJW. Melalui Pak Paulus Tosari, GKJW ada. Oleh sebab itu, mari kita mencontoh semangat Paulus Tosari untuk selalu memberitakan Injil kepada semua orang agar banyak orang makin mengenal Kristus.
Aktivitas
Untuk aktivitas hari ini adalah membuat buku yang isinya tentang Paulus Tosari. Pamong dapat menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu :
- Narasi tentang Paulus Tosari yang terdapat pada uraian di atas.
- Kertas Manila untuk menempel Narasi Paulus Tosari agar lebih tebal.
- Memperbanyak gambar Paulus Tosari untuk Cover depan buku.
- Di bagian akhir adalah TTS untuk membantu anak-anak mengingat tokoh-tokoh dan tempat yang berhubungan dengan Paulus Tosari (Terdapat di CD)
Pertanyaan :
Mendatar
- Nama Pendeta dari Zending Belanda
- Tempat Pak Liyah berguru
- Nama kecil Pak Liyah
- (dibalik) dipangkuannya Pak Liyah meninggal
- Guru Pak Liyah
- Teman Pak Liyah
- Nama Baptis Pak Liyah
- Asal sahabat pak Liyah
- Tanah kelahiran Pak Liyah
Menurun
- Nama baptis istri Pak Liyah
- Tempat Pak Liyah melayani
- Asal Pak Liyah
- Nama Pak Liyah setelah dewasa
- Nama istri kedua pak Liyah
- Suku asal Pak Liyah
- Lembaga Zending yang mengirim Jellesma
- Nama baptis Pak Liyah
Lagu Pendukung : Special Songs for Kids 2 “Pakaiku, Urapku”
Gambar: Sweetpublishing.com