Bacaan Alkitab : Markus 7:1-23
Tahun Gerejawi : Bulan Budaya
Tema : Bulan Budaya
Ayat Hafalan : “Segala sesuatu diperbolehkan”. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. (1 Korintus 10:23a)
Lagu : Kidung Ria No. 25
Penjelasan Teks
Dalam cerita ini ada tiga tokoh utama yang terlibat dalam sebuah percakapan, di antaranya: Tuhan Yesus, orang Farisi dan ahli Taurat. Orang Farisi dan ahli Taurat merupakan segolongan orang yang memelihara berbagai peraturan agama dengan taat. Mereka juga bertindak seperti polisi agama, yang bertugas mengawasi apakah semua orang benar-benar menaati berbagai peraturan tersebut atau tidak. Demikian halnya Tuhan Yesus dan para murid-Nya juga menjadi sasaran pengawasan mereka. Sebenarnya ada motif terselubung dibalik kedatangan orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem ke tempat Yesus. Mereka datang untuk mencari kesalahan Yesus. Tradisi najis dan tidak najis sangat kuat dianut oleh orang Farisi dan ahli Taurat. Oleh sebab itu mereka tidak dapat menerima murid-murid Tuhan Yesus makan dengan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu sebagaimana adat istiadat nenek moyang mereka. Menurut hukum Taurat jika seseorang menyentuh sesuatu yang najis sebelum makan, makanan yang akan disentuhnya akan menjadi najis juga. Oleh sebab itu hukum Taurat memerintahkan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan. Peraturan tersebut juga berlaku bagi barang-barang yang ada kaitannya dengan makanan. Benda apapun yang berhubungan dengan makanan, jika benda itu najis maka makanan yang ada di atas atau di dalamnya juga najis. Menurut orang Farisi, karena para murid tidak melakukan sebagaimana aturan yang berlaku, maka mereka dianggap tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang mereka.
Orang Farisi dan ahli Taurat berusaha memagari hukum Allah dengan berbagai peraturan buatan mereka sendiri, dengan alasan supaya orang Israel tidak melanggar aturan yang ada. Mereka bahkan menganggap otoritas peraturan itu sama dengan otoritas hukum Tuhan (ayat 8). Namun dalam kenyataannya berbagai peraturan itu justru bertentangan dengan hukum Tuhan. Selain itu, mereka berusaha mencari celah untuk menghindar dari kewajiban menaati hukum Allah dengan menunjukkan ketaatan pada peraturan buatan sendiri (ayat 9-13) Karena itu Yesus secara keras menegur mereka. Menurut Yesus adalah sebuah kemunafikan ketika seseorang terlihat beribadah kepada Allah, tetapi memegang ajaran manusia. Tuhan Yesus memperkuat gagasan-Nya dengan membandingkan antara perintah Allah melalui Musa dalam Taurat dengan realita atau kejadian yang sesungguhnya mereka kerjakan. Saat dalam Taurat dikatakan bahwa Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! Tetapi orang Farisi justru tidak melakukannya. Ini adalah perintah Allah yang justru mereka kesampingkan untuk mempertahankan adat istiadatnya. Salah satu adat istiadatnya adalah memberikan persembahan untuk Allah. Ketika ini mereka kerjakan maka mereka tidak lagi mempunyai perhatian bagi orangtua mereka dan juga tidak lagi melakukan perintah Tuhan.
Berbicara mengenai adat istiadat dan atau budaya, perlu diingat kembali apa makna budaya itu sendiri. Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia (KBBI) budaya merupakan pikiran, akal budi atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Artinya, budaya tidak selalu sesuatu yang istimewa (seperti: tarian, lagu-lagu daerah, aturan-aturan adat istiadat dll) melainkan hal-hal kecil tetapi itu sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah, itu juga disebut sebagai budaya (misalnya: makan dengan tangan kanan, cuci tangan sebelum makan, anak-anak bangun tidur menata kasur). Dengan demikian ada pemikiran yang lebih luas terhadap budaya. Melalui kisah percakapan Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat, yang utama bukanlah tentang bagaimana mereka menerapkan adat-istiadat melampaui perintah Tuhan, melainkan tentang lahirnya budaya baru yang tanpa mereka sadari semakin jauh dari perintah Tuhan. Budaya baru yang dimaksud adalah budaya menyalahkan orang lain. Orang Farisi dan ahli Taurat menganggap diri sendiri benar dan orang lain salah, maka tindakan menyalahkan orang lain lama-lama akan menjadi suatu kebiasaan dan bahkan menjadi budaya.
Hal baik yang bisa diambil dari cerita hari ini adalah bahwa budaya berangkat dari suatu kebiasaan kecil yang terus menerus dilakukan dan menjadi sebuah budaya. Kebiasaan tersebut bisa kebiasaan baik ataupun yang kurang baik. Sebagai pamong dan anak-anak diajak untuk memulai suatu kebiasaan yang baik yakni tidak menyalahkan orang lain menurut nilai kebenarannya sendiri. Di samping itu juga melakukan banyak kegiatan yang baik serta terus-menerus dilakukan hingga menjadi suatu budaya baru yang baik.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali kisah percakapan Tuhan Yesus dan orang Farisi.
Alat Peraga (Gambar terdapat di CD)
- Gambar 1 : Gambar para murid yang makan sementara disampingnya ada tempat cuci tangan.
- Gambar 2 : Gambar Orang Farisi dan Ahli Taurat bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus.
Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik…
Pagi hari ini adik-adik tampak ceria sekali… tentu sehat-sehat semua ya? Apa ada yang sakit? Apakah semua sudah mandi pagi ini? Adik-adik tentu tahu lagu: “Bangun Tidur Ku terus mandi” ya? Mari kita nyanyikan bersama-sama (pamong mengajak anak untuk menyanyi bersama-sama) Adik-adik ini adalah lagu yang menceritakan urutan kegiatan kita setelah bangun tidur, betul? (tunggu jawaban atau respon anak) Coba kita ingat-ingat lagi apa saja yang dilakukan setelah bangun tidur!
- Bangun tidur
- Mandi (tidak lupa gosok gigi)
- Menolong Ibu (membersihkan tempat tidur)
Adakah di antara adik-adik yang sudah melakukan seperti isi lagu ini setiap hari? (pamong memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Adik-adik, kalau kita sudah melakukannya setiap hari dan terus menerus maka itu disebut juga sebagai budaya. Coba diulang BU-DA-YA. Apa itu budaya? Sesuatu yang dilakukan terus-menerus dan menjadi sebuah kabiasaan. Budaya ini sudah ada sejak lama sekali, termasuk di jaman Tuhan Yesus. Kira-kira apa ya budaya yang ada di jaman Tuhan Yesus?
Inti Penyampaian
Salah satu budaya atau kebiasaan yang ada pada jaman Tuhan Yesus adalah budaya cuci tangan. Cuci tangan harus dilakukan sebelum makan, supaya tangannya tetap bersih dan makanan yang mau dimakan tidak tercemari oleh kotoran yang ada di tangan. Siapa di sini yang sudah melakukan seperti ini? Siapa yang selalu cuci tangan sebelum makan? (Berikan kesempatan kepada anak untuk merespon, kemudian berikan apresiasi dengan bertepuk tangan bersama) waaah.. adik-adik hebat, selalu menjaga kebersihan supaya tetap sehat. Adik-adik dalam cerita kita pagi ini ada sekelompok orang yang namanya orang Farisi. Siapa? Orang FA-RI-SI dan Ahli Taurat, coba ulangi AH-LI TA-U-RAT. siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang mengaku mengerti betul tentang adat istiadat atau kebiasaan yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Waktu itu mereka melihat murid-murid Tuhan Yesus sedang makan, tetapi mereka tidak mencuci tangan mereka (tunjukkan gambar 1). Akhirnya mereka menegur Tuhan Yesus, mereka bertanya kenapa murid-murid Tuhan Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Maka terjadi percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat (tunjukkan gambar 2). Adik-adik, di jaman Tuhan Yesus kebiasaan cuci tangan bukan sekedar karena alasan kesehatan, tetapi masuk dalam bagian aturan keagamaan jadi harus benar-benar dilakukan. Jika tidak dilakukan maka dianggap melanggar peraturan yang berlaku. Tuhan Yesus tentu menjawab orang Farisi dan ahli Taurat itu. Tuhan mengingatkan supaya mereka tetap mengutamakan perintah Tuhan daripada adat istiadat atau budaya atau kebiasaan yang mereka buat sendiri.
Penerapan
Adik-adik coba kita ingat-ingat kembali ada siapa saja orang-orang dalam cerita kita, yang pertama tentu ada Tuhan? YE-SUS, setelah itu ada siapa lagi, ada orang? FA-RI-SI kurang satu lagi, yakni ahli? TA-U-RAT. Apa yang sedang terjadi diantara mereka? Mereka sedang bercakap-cakap ya… (tunjukkan kembali gambar 2) apa yang sedang mereka bicarakan? Mereka berbicara tentang para murid yang tidak membasuh atau mencuci tangan mereka sebelum makan.. (tunjukkan kembali gambar 1). Menurut adik-adik mencuci tangan sebelum makan itu baik atau tidak? Tentu baik ya, karna untuk kesehatan kita sendiri. Supaya apa? Supaya kuman atau kotoran yang menempel ditangan kita tidak ikut masuk ke dalam tubuh kita. Adik-adik itu salah satu kebiasaan yang baik yang harus kita lakukan sehingga bisa menjadi kebiasaan atau apa tadi namanya? BU-DA-YA.
Aktivitas : Pamong mengajak anak untuk mencuci tangan yang benar sesuai dengan langkah cuci tangan sesuai standard WHO.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan:
- Anak dapat menceritakan kembali kisah percakapan Tuhan Yesus dan orang Farisi.
- Anak dapat menyebutkan budaya lokal di daerahnya masing-masing.
Alat Peraga: (Gambar terdapat di CD)
- Gambar 1 : Gambar Tarian daerah
- Gambar 2 : Gambar alat-alat musik daerah
- Gambar 3 : Gambar para murid yang makan sementara disampingnya ada tempat cuci tangan (bisa dilihat di bagian balita).
- Gambar 4 : Gambar Orang Farisi dan Ahli Taurat bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus (bisa dilihat di bagian balita).
Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik…
Coba perhtaikan gambar ini (tunjukkan gambar 1) ini gambar apa ya? Coba kit abaca, oo..ternyata ini adalah gambar anak-anak yang sedang menari. Sekarang coba lihat gambar ini (tunjukkan gambar 2) ini gambar apa ya? Ini adalah gambar alat-alat music ya? Apakah ada yang punya di rumahnya? Adik-adik, dua gambar ini merupakan bagian dari apa yang disebut budaya. Apa itu budaya? budaya merupakan pikiran, akal budi atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dua gambar ini termasuk dalam budaya yang istimewa, kenapa disebut istimewa, karena hanya ada pada saat-saat tertentu, baik tari-tarian maupun alat musiknya. Nah, dalam kehidupan kita sehari-hari ada juga yang disebut budaya. Budaya dalam hidup sehari-hari merupakan sesuatu yang dilakukan secara turun-temurun dan terus menerus dan itu menjadi sulit dihilangkan sehingga menjadi suatu kebiasaan. Kalau dalam kehidupan kita saat ini ada budaya apakah dijaman Yesus juga ada ya?
Inti Penyampaian
Salah satu budaya atau kebiasaan yang ada pada jaman Tuhan Yesus adalah budaya cuci tangan. Cuci tangan harus dilakukan sebelum makan, supaya tangannya tetap bersih dan makanan yang mau dimakan tidak tercemari oleh kotoran yang ada di tangan. Siapa di sini yang sudah melakukan seperti ini? Siapa yang selalu cuci tangan sebelum makan? (Berikan kesempatan kepada anak untuk merespon, kemudian berikan apresiasi dengan bertepuk tangan bersama) waaah.. adik-adik hebat, selalu menjaga kebersihan supaya tetap sehat. Adik-adik dalam cerita kita pagi ini ada sekelompok orang yang namanya orang Farisi dan ahli Taurat. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang mengaku mengerti betul tentang adat istiadat atau kebiasaan yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Waktu itu mereka melihat murid-murid Tuhan Yesus sedang makan, tetapi mereka tidak mencuci tangan mereka (tunjukkan gambar 3). Akhirnya mereka menegur Tuhan Yesus, mereka bertanya kenapa murid-murid Tuhan Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan.
Maka terjadi percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat (tunjukkan gambar 4). Adik-adik, di jaman Tuhan Yesus kebiasaan cuci tangan bukan sekedar karena alasan kesehatan, tetapi masuk dalam bagian aturan keagamaan jadi harus benar-benar dilakukan. Jika tidak dilakukan maka dianggap melanggar peraturan yang berlaku. Tuhan Yesus tentu menjawab orang Farisi dan ahli Taurat itu. Tuhan mengingatkan supaya mereka tetap mengutamakan perintah Tuhan daripada adat istiadat atau budaya atau kebiasaan yang mereka buat sendiri. Selain itu, Tuhan tidak berkenan jika mereka dengan mudah membenarkan diri dan menyalahkan orang lain.
Penerapan
Adik-adik coba kita ingat-ingat kembali ada siapa saja orang-orang dalam cerita kita, yang pertama tentu ada? (Tuhan Yesus), setelah itu ada siapa lagi? (Orang Farisi) kurang satu lagi, yakni? (Ahli Taurat). Apa yang sedang terjadi diantara mereka? Mereka sedang bercakap-cakap (tunjukkan kembali gambar 3) apa yang sedang mereka bicarakan? Mereka berbicara tentang para murid yang tidak membasuh atau mencuci tangan mereka sebelum makan.. (tunjukkan kembali gambar 4). Menurut adik-adik mencuci tangan sebelum makan itu baik atau tidak? Tentu baik ya, karna untuk kesehatan kita sendiri. Supaya apa? Supaya kuman atau kotoran yang menempel ditangan kita tidak ikut masuk ke dalam tubuh kita. Apa yang terjadi kalau kotoran masuk ke dalam tubuh kita? Pasti kita akan sakit, kalau sudah sakit, apa masih bisa bermain dengan teman-teman? Pasti tidak! Karena kalau sakit harus banyak istirahat. Adik-adik itu salah satu kebiasaan yang baik yang harus kita lakukan sehingga bisa menjadi kebiasaan dan menjadi budaya.
Aktivitas: Menggolongkan Budaya
- Cetak (print) lembaran ini sejumlah anak.
- Mintalah anak untuk menentukan manakah budaya-budaya yang termasuk dalam budaya istimewa dan mana yang termasuk dalam budaya sehari-hari. Berikan keterangan BI (untuk budaya istimewa) dan BS (untuk budaya sehari-hari).
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan :
- Anak dapat menceritakan kembali kisah percakapan Tuhan Yesus dan orang Farisi.
- Anak dapat menyebutkan budaya lokal di daerahnya masing-masing.
Alat Peraga:
- Kertas ukuran besar (manila atau lainnya)
- Spidol besar
- Kertas ukuran kecil
- Alat tulis
Pendahuluan
(sebelum pertemuan dimulai, tempelkan kertas ukuran besar yang telah disediakan di tengah-tengah ruangan atau tempat yang bisa dilihat oleh semua anak.)
Selamat pagi adik-adik…
Adik-adik masih ingat ya, kalau minggu lalu adik-adik diberikan tugas untuk mencari budaya apa saja yang masih ada di sekitar lingkungan adik-adik. Sekarang coba mari kita data apa saja yang berhasil adik-adik temukan di tempat adik-adik (pamong mendata dan menulis di kertas yang telah ditempel, budaya apa saja yang masih ada di lingkungan anak-anak). Ayo sekarang sebutkan satu persatu! (jika anak tidak menemukan terlalu banyak budaya, maka pamong bisa menambahkan, diantaranya: tarian, musik, adat istiadat dst) Adik-adik yang adik-adik temukan ini memang termasuk budaya. Akan tetapi yang namanya budaya itu bukan hanya ini saja. Ini termasuk ke dalam budaya yang istimewa, disamping ada budaya yang biasa. Sebelum kita mendata yang biasa itu, kita cari tahu dulu apakah arti budaya! Menurut adik-adik budaya itu apa ya? Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia (KBBI) budaya merupakan pikiran, akal budi atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Artinya, budaya tidak selalu sesuatu yang istimewa seperti: tarian, lagu-lagu daerah, aturan-aturan adat istiadat dll. Melainkan hal-hal kecil tetapi itu sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah, itu juga disebut sebagai budaya. Misalnya: makan dengan tangan kanan, cuci tangan sebelum makan, anak-anak banguan tidur menata kasur. Coba kalian sebutkan hal-hal kecil apa saja yang itu sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah? (pamong memberikan kesempatan kepada anak untuk merespon).
Inti Penyampaian
Pagi hari ini kita akan belajar dari salah satu budaya, yang ternyata bukan hanya ada di masa kita sekarang tetapi sudah ada sejak jaman Tuhan Yesus. Budaya apakah kira-kira? Salah satu budaya atau kebiasaan yang ada pada jaman Tuhan Yesus adalah budaya cuci tangan. Cuci tangan harus dilakukan sebelum makan, supaya tangannya tetap bersih dan makanan yang mau dimakan tidak tercemari oleh kotoran yang ada di tangan. Adik-adik, dalam cerita kita pagi ini ada sekelompok orang yang namanya orang Farisi dan ahli Taurat, siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang mengaku mengerti betul tentang adat istiadat atau kebiasaan yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Waktu itu mereka melihat murid-murid Tuhan Yesus sedang makan, tetapi mereka tidak mencuci tangan mereka (tunjukkan gambar 1). Akhirnya mereka menegur Tuhan Yesus, mereka bertanya kenapa murid-murid Tuhan Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Terjadi percakapan antara Tuhan Yesus dan juga orang Farisi (tunjukkan gambar 2).
Adik-adik, di jaman Tuhan Yesus kebiasaan cuci tangan bukan sekedar karena alasan kesehatan, tetapi masuk dalam bagian aturan keagamaan jadi harus benar-benar dilakukan. Jika tidak dilakukan maka dianggap melanggar peraturan yang berlaku. Tuhan Yesus menjawab orang-orang Farisi itu sekaligus meluruskan apa yang mereka pahami. Seringkali aturan yang dilakukan oleh orang Farisi sudah berbeda dengan apa yang dimaksud oleh Tuhan. Namun dengan berani mereka menyalahkan orang lain yang tidak melakukan seperti adat-istiadat, sementara mereka sendiri belum tentu melakukan yang benar. Kebiasaan inilah yang tanpa disadari menjadi suatu budaya baru yang kurang baik. Jika tindakan menyalahkan orang lain ini terus menerus dilakukan, maka akan menjadi suatu kebiasaan dan menjadi suatu budaya yang baru.
Penerapan
Adik-adik, apa yang dapat kita simpulkan dari percakapan Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan para ahli Taurat tadi? Apa yang sebenarnya ingin dipertahankan oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat? Apakah perintah Tuhan di dalam Taurat atau justru adat istiadat buatan mereka sendiri? Tentu mereka ingin mempertahankan adat istiadat buatan mereka sendiri yang semakin jauh dari kehendak Tuhan. Jika ditarik dalam kehidupan kita pada masa kita, maka kita juga akan senantiasa berjumpa dengan banyak budaya, baik yang istimewa maupun yang sederhana. Kita sebagai anak-anak Tuhan Yesus juga diingatkan untuk senantiasa mengutamakan perintah Tuhan serta tidak mudah menyalahkan orang lain yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan.
Aktivitas
Budaya Positif vs Negatif
- Pamong menuliskan budaya atau kebiasaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari baik yang positif dan negative (seperti dalam tabel dan atau bisa ditambahkan dengan kebiasaan lainnya yang mungkin belum masuk di dalam tabel) dibuat dua rangkap untuk masing-masing kelompok.
- Setelah ditulis kemudian kertas digulung sehingga tulisan tidak terlihat.
- Kocok dan acaklah semua gulungan.
- Mintalah anak untuk membentuk kelompok menjadi dua kelompok saja.
- Berikan kertas ukuran besar kepada anak-anak.
- Bagikan gulungan-gulungan yang sudah di acak kepada masing-masing kelompok.
- Mintalah mereka mengelompokkan mana saja kebiasaan atau budaya yang baik (positif) dan perlu diteruskan serta kebiasaan atau budaya yang kurang baik (negatif) dan tidak perlu diteruskan.
- Mintalah mereka menempelkan gulungan yang sudah dibuka pada kertas ukuran besar, sesuai dengan pengelompokkan yang sudah mereka temukan.
Positif | Negatif |
Mencuci tangan sebelum makan | Membuang sampah sembarangan |
Makan menggunakan tangan kanan | Melanggar tata tertib atau aturan |
Mengantri | Menerobos antrian |
Memberikan apresiasi atau penghargaan | Berkata-kata kotor atau mengumpat |
Memberikan salam | Bergosip/membicarakan orang |
Bangun Tidur menata tempat tidur | Menyendiri |
Dst | Dst |