Kita dan Sesama Itu Sama Tuntunan Ibadah Anak 8 Desember 2024

25 November 2024

Judul: Kita dan sesama itu sama
Tahun Liturgi: Adven 2 (Disabilitas Internasional)
Tema: Bertobat: Kesetaraan bagi penyandang Disabilitas

Bacaan Alkitab: Lukas 3 : 1 – 6
Ayat Hafalan: Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Lukas 3 : 3)

Lagu Tema:

  1. ‘Ku Kasihi kau dengan kasih Tuhan
  2. Aku mengasihi Engkau Yesus (dengan bahasa isyarat indonesia / BISINDO)

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Masa penantian akan kedatangan Tuhan Yesus semakin dekat dan sikap yang tepat untuk menyambutNya adalah dengan bertobat. Bacaan kali ini mengungkapkan tentang “bertobatlah, dan berilah dirimu dibaptis”. Bertobat itu dalam bahasa Yunani : metanoia. Meta artinya “berubah atau melampaui” dan Nous artinya “pikiran”. Metanoia berarti perubahan pikiran atau melampaui pikiran. Hal ini penting karena pusat segala perasaan dan perilaku itu ada di pikiran. Pusat kendali ada di sana. Apa yang dipikirkan, akan nampak dalam perasaan dan nyata dalam perilaku.

Sementara dalam kehidupan ini, orang sering melakukan segala sesesuatu hanya berdasar perasaan atau emosional bukan buah pikiran yang rasional. Salah satu contohnya : pada awalnya orang akan lebih cepat memperhatikan perasaan yang benci kepada seseorang, baru kemudian mencari alasan yang masuk akal untuk mendukung rasa bencinya. Pikiranku, mendukung perasaanku!

Jadi, Bertobat itu pertama-tama perubahan pikiran. Yohanes yang telah melewati masa hening di padang gurun diutus menyampaikan berita : bahwa sebelum hal-hal lain dilakukan, bertobat itu yang pertama. Bertobat – dibaptis – dosa diampuni. Ketiganya harus dialami! Bertobat itu berubah, berpaling, berbalik 180 derajat. Bertobat ini berkaitan dengan perubahan hidup, meninggalkan manusia lama menjadi manusia baru yang ditandai dengan Baptis. Bertobat itu, melampaui pikiran manusiawi kita, dan mengarahkannya pada Kristus! Inilah ajakan Yohanes kepada kita supaya merenungkan ulang orientasi utama dari pikiran kita : ke manakah selama ini pikiran kita tertuju? Apakah tertuju pada kebaikan semata atau kesenangan sementara?

Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional yang mengajak kita untuk melihat bahwa di sekitar kita ada teman-teman penyandang disalibitas yang harus kita kasihi, terima dan ajak berkarya bersama-sama. Pada umumnya, para penyandang disalibitas itu mendapatkan perlakukan yang buruk, tidak adil bahkan stigma dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, sebagai gereja, anak-anak Tuhan, pada Minggu Adven II ini kita diajak untuk bertobat dengan berhenti memandang teman-teman penyandang disalibitas sebagai “orang yang berbeda” dengan kita apalagi lebih buruk dari kita. Sama seperti kita dan teman yang lain, Tuhan menciptakan kita istimewa. Jadi mari tidak ikut-ikutan melakukan hal buruk, namun belajar bertumbuh bersama mereka. Ada banyak macam teman penyandang disabilitas, seperti teman tuli, teman bisu, teman daksa, teman netra, dsb.

Kita dipanggil untuk bertobat, berubah dalam pikiran, menyelaraskan pikirannya dengan pikiran sang Kristus, sehingga pada gilirannya hidup kita juga akan berubah seturut dengan pikiran dan kehendak Kristus. Dengan pemikiran yang baik demikian, kita juga akan melihat sesama di sekitar kita dengan perasaan dan sikap yang baik.

Refleksi Untuk Pamong
Mengajarkan pertobatan perlu dimulai dari diri sendiri. Sebagai pamong kita diajak terus bertumbuh dalam pemikiran yang baik, selaras dengan Kristus. Maka, mari mengalami pertobatan dengan mengelola pikiran dengan baik ketika berhadapan dengan anak-anak khususnya penyandang disabilitas. Mari berteman dengan mereka dan belajar berkomunikasi baik dengan mereka. Di moment hari disabilitas ini, sangat baik jika Pamong belajar bisindo (bahasa isyarat Indonesia) yang sederhana. Seperti belajar lagu pada link youtube di atas, maupun melihat pengalaman teman-teman penyandang disalibitas.

Misalnya :

  1. Mengucapkan selamat hari disabilitas internasional
  2. Belajar 3 kata ajaib : tolong, maaf, terima kasih
  3. Anak berdoa dengan bisindo

TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA

Tujuan:
Anak menirukan kalimat, “Aku mengasihi….” ( teman tuli, teman daksa, teman bisu, teman netra)

Alat Peraga
Kartu bergambar teman penyandang disabilitas: teman netra, teman daksa, teman tuli.

Pendahuluan
Teman-teman, pernah melihat orang seperti di gambar ini? Ada yang punya teman seperti ini? Kita bisa menyebut mereka ini teman netra, karena mereka tidak bisa melihat. Jadi kalau berjalan menggunakan alat bantu. Kita bisa menyebut mereka teman daksa, karena bagian tubuh yang berbeda. Kita bisa menyebut mereka teman tuli, karena mereka tidak bisa mendengar, sehingga kalau bicara dengan mereka tidak menggunakan suara tapi isyarat.

Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, semua anak Tuhan itu istimewa. Kita dan teman-teman lain seperti teman daksa, netra dan tuli itu sama. Tuhan menerima dan mengasihi kita semua maka kita juga harus mengasihi mereka juga.

Teman-teman, coba sekarang matanya ditutup semua. Terang atau gelap? Kalau gelap, bagaimana caranya berjalan. Kita perlu bantuan, berjalan perlahan sembari meraba, meminta orang lain menggandeng kita atau memakai tongkat.

Teman-teman, coba sekarang telinganya ditutup semua. Bisa mendengar atau tidak? kalau masih bisa mendengar berarti kurang rapat menutupnya. Karena tidak bisa mendengar suara, namun bisa melihat, maka bicara dengan mereka harus pelan-pelan dan memakai gerakan tangan. Seperti ini contohnya : bisa langsung mengambil bagian yang dibutuhkan. Belajar Bahasa Isyarat Bareng Surya Sahetapy. Bagaimana dengan mereka yang bagian tubuhnya berbeda atau lain. Seperti ini cara mereka berjalan (kisah inspiratif) Merangkak ke Sekolah.

Teman-teman, kita semua sama di hadapan Tuhan. Sama-sama istimewa dan dikasihi. Jadi, mari mengasihi semua teman yang kita temui ya.

Aktivitas
Anak-anak diajak untuk mewarnai gambar teman penyandang disabilitas. Pamong memberikan kepada anak dengan terlebih dulu mengajak anak menirukan “aku mengasihi.. ( teman tuli, teman daksa, teman bisu, teman netra, dsb). Atau pamong mengajak anak menggunakan bisindo Aku Cinta Kamu.


TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan:
Anak memilih sikap baik yang akan mereka lakukan ketika bertemu dengan para penyandang disabilitas.

Alat Peraga
Gambar teman-teman penyandang disabilitas seperti pada Balita.

Pendahuluan
(bagikan kartu bergambar teman penyandang disabilitas pada anak-anak) Teman-teman, kartu bergambar apa yang kalian terima? Ceritakan siapa mereka menurut kalian? (beri kesempatan anak-anak untuk mengungkapkan, beri mereka pertanyaan lanjutan apakah mereka kenal teman penyandang disabilitas di sekitar mereka, atau bisa juga pengalaman-pengalaman yang mereka punyai).

Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, kita dan teman-teman dalam gambar itu sama-sama istimewa. Tuhan menciptakan kita dengan sangat baik dan mengasihi kita dengan sempurna, maka kita juga harus belajar mengasihi dan menerima semua teman kita, termasuk penyandang disabilitas itu dengan kasih yang tulus. Keadaan teman-teman kita itu membuat kita harus mau belajar menyesuaikan diri.

Mengapa saya bilang kita harus mau belajar? Karena ada yang tidak mau, sehingga membuat teman-teman menjadi sedih dan merasa tidak dikasihi. Misalnya begini : coba sekarang mata ditutup semua. Terang atau gelap? Kalau gelap, bagaimana caranya berjalan. Kita perlu bantuan, berjalan perlahan sembari meraba, meminta orang lain menggandeng kita atau memakai tongkat.

Teman-teman, coba sekarang telinganya ditutup semua. Bisa mendengar atau tidak? kalau masih bisa mendengar berarti kurang rapat menutupnya. Karena tidak bisa mendengar suara, namun bisa melihat, maka bicara dengan mereka harus pelan-pelan dan memakai gerakan tangan. Seperti ini contohnya : bisa langsung mengambil bagian yang dibutuhkan. Belajar Bahasa Isyarat Bareng Surya Sahetapy. Bagaimana dengan mereka yang bagian tubuhnya berbeda atau lain.Seperti ini cara mereka berjalan (kisah inspiratif) Merangkak ke Sekolah.

Mereka yang tidak mau belajar itu malah mengolok-olok, curang pada teman yang tidak bisa melihat atau memarah-marahi teman yang tidak bisa mendengar. Kalau kita pernah seperti itu, kita harus bertobat. Seperti Firman Tuhan hari ini. kita harus berubah dan berbalik, berhenti melakukan itu. Mari bersikap baik kepada teman-teman penyandang disabilitas dimulai dari pikiran kita. “teman-teman itu istimewa, sama seperti kita. Tuhan mengasihi mereka, sama seperti mengasihi kita.

Aktivitas
Bagikan kartu bergambar penyandang disabilitas dan mintalah anak-anak menuliskan sikap baik apa yang akan diambil ketika bertemu mereka.


TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan:
Dengan berkelompok, Anak menggambar sebuah poster yang menyuarakan kesetaraan bagi para penyandang disabilitas (tidak membanding- bandingkan)

Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan Video atlit penyandang disabilitas di Atlet Para Tenis Meja Sabet 27 Medali Emas ASEAN Para Games 2022 atau di Catatan Pelaksanaan ASEAN Para Games 2022.

Pendahuluan
Ajak anak-anak melihat video pada link di atas. Sesudah itu, ajak anak-anak berdiskusi:

  1. Apa kesan atau komentar teman-teman melihat video tadi? (beri kesempatan anak-anak berpendapat. Jika kesulitan bisa diminta mengungkapkan dalam satu kata)
  2. Menurut teman-teman, apa yang membuat mereka bisa menang? (diberi kesempatan yang sama, perjuangan dan semangat yang besar, dsb)

Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, semua orang diciptakan Tuhan sejak awal dengan sangat baik. Jika ada di antara kita berbeda dalam kemampuan atau keadaan fisik, mereka sama atau setara di hadapan Tuhan. Jadi, ada teman yang menganggap rendah, bersikap buruk atau mengolok teman-teman penyandang disabilitas itu sikap yang keliru. Misalnya, ketika ada teman tuli atau bisu yang tidak bisa mendengar atau bicara, mereka tidak pernah ditanya atau disapa, apalagi diajak bicara. Ketika ada teman daksa yang kesulitan berjalan, justru malah ditinggalkan. Ketika ada teman netra yang tidak bisa melihat, tidak pernah diberi kesempatan untuk berkegiatan bersama-sama.

Jika kita pernah melakukan hal yang demikian, maka kita harus bertobat. Kita harus berbalik dan belajar mengenal mereka, termasuk cara berkomunikasi dan berkegiatan bersama mereka. Pertobatan itu tidak bisa tiba-tiba dilakukan, tapi harus melalui perubahan pikiran. Misalnya: jika selama ini kita berpikir teman-teman penyandang disabilitas itu kurang, maka sekarang kita berpikir bahwa mereka istimewa sama dan setara dengan kita.

Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional yang mengajak kita untuk melihat bahwa di sekitar kita ada teman-teman penyandang disalibitas yang harus kita kasihi, terima dan ajak berkarya bersama-sama. Mari memiliki pemikiran yang baik kepada teman-teman penyandang disabilitas agar kita bisa berbuat baik juga. Dengan demikian, kita juga akan melihat sesama di sekitar kita dengan perasaan dan sikap yang baik. Hal-hal baik yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Mengucapkan selamat hari disabilitas internasional
  2. Belajar 3 kata ajaib : tolong, maaf, terima kasih
  3. Anak berdoa dengan bisindo

Aktivitas

  1. Anak-anak dibagi menjadi 2-4 kelompok.
  2. Minta anak-anak menggambar sebuah poster yang menyuarakan kesetaraan bagi para penyandang disabilitas (tidak membanding- bandingkan). Bisa melengkapi gambar terlampir, dihias dan dilengkapi suara baik mereka.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak