Pribadi Yang Bertanggung Jawab Tuntunan Ibadah Anak 29 Maret 2020

15 March 2020

Tahun Gerejawi : Pra Paskah 5
Tema : Tanggung jawab
Bacaan : Matius 27:11-26
Ayat Hafalan : “Dengan demikian kamu harus berpegang pada perintah-Ku dan melakukannya; Akulah TUHAN.” (Imamat 22:31)
Lagu : Kidung Ria No. 90

Penjelasan Teks:

Dari pengadilan Kayafas, Yesus dibawa ke Pengadilan Pilatus, karena Mahkamah Agama gagal menemukan kesalahan Yesus dan hak untuk memutuskan hukuman mati ada di tangan pemerintah Romawi yang menguasai wilayah tersebut. Selanjutnya Yesus diadili oleh Pilatus selaku wali negeri. Di hadapan Kayafas Yesus harus menghadapi tuduhan-tuduhan pelecehan agama, sementara di hadapan Pilatus Yesus menerima tudingan yang bersifat politis. Yesus dituduh mengklaim atau mengakui diri-Nya adalah raja. Tuduhan yang demikian ini menempatkan Yesus dalam posisi sebagai pemberontak. Yesus yang diberikan gelar sebagai “raja orang Yahudi” ini sebenarnya sebuah ejekan dari orang Yahudi sendiri. Sebab mereka tidak akan pernah menerima Yesus sebagai Raja mereka. Bagi pemerintahan Roma, gelar ini jelas mempunyai unsur menentang pemerintah karena Yesus dapat mengumpulkan banyak orang dalam jumlah yang besar ketika memberikan pengajaran-pengajaran. Hal ini tentu saja menimbulkan kekuatiran bagi pihak pemerintah. Berdasarkan dua hal ini, baik dari sisi orang-orang Yahudi sebagai masyarakat mayoritas dan sisi pemerintah Roma sebagai yang berkuasa, maka Yesus tetap dianggap bersalah.

Ketika di hadapkan kepada Pilatus, Yesus tidak terlalu banyak menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Pada akhirnya sesungguhnya Pilatus tidak menemukan adanya kesalahan dan alasan untuk memberikan hukuman mati kepada Yesus. Namun karena permintaan rakyat sebagai  massa yang banyak dan Pilatus tidak berani menghadapi mereka, maka Yesus tetap dijatuhi hukuman mati. Pilatus takut kehilangan reputasinya sebagai wali negeri jika dia tidak mendengar suara rakyat. Rakyat bisa melakukan demonstrasi besar-besaran dan hal ini akan merugikan popularitasnya di mata orang Yahudi maupun reputasinya di mata pemerintah Romawi yang mengangkatnya. Pilatus yang takut dirinya terseret masalah, memilih untuk menyenangkan hati orang banyak dengan mengabaikan hati nuraninya sendiri. Pilatus sebagai seorang pemimpin tidak memiliki sikap yang tegas dalam mengambil keputusan. Solusi yang ia tawarkan hanyalah untuk keamanan dirinya sendiri, padahal ia bertanggung jawab untuk menyelesaikan dan memiliki wewenang untuk memutuskan.

Selanjutnya Pilatus melakukan ritual cuci tangan. Tindakan Pilatus yang membasuh tangannya setelah menjatuhi hukuman hendak menyatakan bahwa ia tidak bersalah dalam menjatuhkan hukuman mati atas Yesus. Ia ingin menyatakan bahwa kematian Yesus karena disalib adalah keputusan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, meskipun pelaksanaan hukuman itu tidak akan terjadi tanpa persetujuannya selaku wali negeri. Dalam cerita ini, selain Tuhan Yesus, Pilatus juga menjadi tokoh utama. Tindakannya yang tidak bertanggung jawab menjadi bahan refleksi bagi para pamong. Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh pamong sampai saat ini? Apakah masing-masing sudah benar-benar bertanggung jawab pada tugas dan pelayannya? Apakah persiapan-persiapan sudah dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelayanan yang dilakukan? Memasuki minggu prapaskah yang kelima ini, pamong diingatkan untuk senantiasa bertanggung jawab dalam tugas dan pelayannya. Bukan seperti Pilatus yang “mencuci tangan” atau lepas tanggung jawab dari tugas dan pelayanan. Mempersiapkan materi pelayanan atau saat pertemuan kebaktian anak dengan sebaik-baiknya adalah wujud tanggung jawab pelayan yang bisa dilakukan oleh para pamong. Sekalipun harus berkorban kehilangan: waktu, materi, tenaga dan pikiran (bukan popularitas seperti Pilatus).

 


 

TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA

Tujuan : Anak dapat menceritakan kembali kisah Pilatus yang membiarkan Yesus dinyatakan bersalah karena desakan para Imam dan tua-tua Yahudi.

Alat Peraga:

  • Gambar 1         : Adegan Yesus dihadapan Pilatus bersama dengan imam-imam kepala dan tua-tua.
  • Gambar 2         : Adegan seorang tahanan lain “Barabas” dibawa keluar.
  • Gambar 3         : Adegan orang banyak bersorak “Salibkan Dia!”
  • Gambar 4         : Adegan Pilatus sedang mencuci tangan (berwarna+hitam putih-untuk aktivitas)

Pendahuluan

(Sebelum pertemuan kebaktian dimulai atau bahkan sebelum anak-anak datang buatlah ruangan pertemuan sedikit berantakan. Mainan atau alat musik yang berantakan, buku-buku anak-anak di mana-mana dan lain sebagainya.)

Selamat pagi anak-anak…

Waahh.. ruangan kita kok berantakan ya, tidak tertata rapi. Kira-kira anak-anak senang atau tidak kalau ruangan kita seperti ini? Kalau begitu mari kita tata bersama-sama (pamong mengajak anak dan orangtua yang mengantar untuk merapikan ruangan). Anak-anak.. kira-kira di rumah kalian pernah seperti tadi tidak ya? Ada mainan di mana-mana, buku-buku tidak ditata, mungkin sepatu tercecer? Ada tidak ya? Kalau ada tandanya bahwa anak-anak adalah anak yang kurang bertanggung jawab. Karena tidak merapikan kembali setelah anak-anak melakukan aktivitas. Misalnya: setelah bermain dengan banyak mainan anak-anak tidak mau mengembalikan mainannya, setelah menggambar anak-anak tidak mau mengembalikan buku gambar pada tempatnya, setelah bepergian anak-anak tidak menempatkan sepatu pada tempatnya. Anak-anak bisa melakukan semua itu meskipun masih dibantu oleh orangtua, tapi tidak anak-anak lakukan. Kira-kira sikap yang demikian ini baik atau tidak ya? Lalu bagaimana yang seharusnya kita lakukan?

Inti Penyampaian

Pagi ini kita akan belajar dari seorang yang bernama Pontius Pilatus. Siapa? P-O-N-T-I-U-S P-I-L-A-T-U-S. Pontius Pilatus ini adalah seorang yang berkuasa untuk memberikan keputusan. Apakah seseorang bisa dihukum atau tidak. Suatu ketika Tuhan Yesus yang telah ditangkap dibawa menghadap kepada Pontius Pilatus oleh para imam dan tua-tua Yahudi (tunjukkan gambar 1). Saat itu Tuhan Yesus diberikan banyak pertanyaan olehnya, tapi Tuhan Yesus tidak menjawab. Dari banyak pertanyaan itu, Pontius Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Lalu Pontius Pilatus membawa Tuhan Yesus keluar untuk ditunjukkan kepada banyak orang yang sudah menunggu keputusan Pontius Pilatus. Selain Tuhan Yesus ada seorang penjahat yang juga ditunjukkan kepada orang banyak. Nama penjahat itu adalah Barabas. Siapa? B-A-R-A-B-A-S. Ini dia Barabas dihadapan banyak orang (tunjukkan gambar 2). Waktu itu sudah menjadi kebiasaan bahwa saat hari raya Wali Negeri akan melepaskan seorang tahanan. Oleh sebab itu Pontius Pilatus bertanya kepada orang banyak yang ada di sana: “Siapakah yang harus dihukum?” (pamong mengucapkan kalimat ini dengan tegas) Orang banyak menjawab sambil berteriak: (tunjukkan gambar 3) “Yesus!”..”Salibkan Dia! Salibkan DIa!” (pamong mengajak anak-anak untuk mengikuti perkataan pamong; Salibkan Dia!)

Pontius Pilatus yang saat itu tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, mulai kebingungan dan berpikir. Orang banyak itu meminta supaya Yesus disalibkan dan jika permintaan itu tidak diikuti maka Pontius Pilatus diragukan kekuasaannya. Maka Pontius Pilatus mengambil keputusan untuk menghukum Tuhan Yesus yakni dengan hukuman salib. Setelah itu Pontius Pilatus mencuci tangannya tanda bahwa dia tidak mau ikut campur atas keputusan yang terjadi (tunjukkan gambar 4). Nah apa yang dilakukan oleh Pontius Pilatus ini disebut dengan sikap yang tidak bertanggung jawab. Seharusnya dia bisa melakukan sesuatu tapi tidak dia lakukan. Seharusnya dia tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah dan tidak perlu dijatuhi hukuman, tetapi dia justru menghukum Tuhan Yesus. Sama seperti apa yang disampaikan di awal tadi. Jadi sikap tanggung jawab itu adalah sikap di mana kita melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan.

Penerapan

Anak-anak.. coba sebutkan ada siapa saja tadi tokoh-tokoh dalam cerita kita hari ini? (pamong membantu anak untuk mengingat kembali cerita yang sudah disampaikan dengan kembali menunjukkan gambar-gambar yang sudah digunakan) Tentu ada Tuhan Yesus, Pontius Pilatus, para Imam, tua-tua Yahudi, orang banyak dan Barabas. Bagaimana sikap Yesus saat menghadapi Pontius Pilatus? Apakah Tuhan Yesus menjawab semua pertanyaan Pontius Pilatus? Tidak semua dijawab-Nya Lalu apakah Tuhan Yesus sebenarnya bersalah? Tidak. Siapa yang berhak untuk memberi keputusan bahwa seseorang dihukum atau tidak? Pontius Pilatus. Lalu saat Pontius Pilatus tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah yang dihukum untuk disalibkan Barabas atau Tuhan Yesus? Tuhan Yesus. Pada akhirnya Tuhan Yesus harus dihukum dan disalibkan. Anak-anak pagi ini kita belajar untuk menjadi anak-anak Tuhan Yesus yang bertanggung jawab, yakni melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan. Misalnya kalau kita selesai bermain atau menggambar ya kita kembalikan lagi, kita rapikan mainan kita. Siapa yang mau menjadi anak yang bertanggung jawab angkat tangan?

Aktivitas: Mewarnai gambar Pilatus yang sedang cuci tangan (sekaligus menjadi bagian dari gambar untuk alat peraga)

Diberi tulisan di bagian bawahnya:

“Saya ……………….. (diisi nama anak) Mau Menjadi Anak yang Bertanggung jawab!”

 


 

TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali kisah Pilatus yang membiarkan Yesus dinyatakan bersalah karena desakan para Imam dan tua-tua Yahudi.

Alat Peraga:

  • Gambar 1         : Adegan Yesus dihadapan Pilatus bersama dengan imam-imam kepala dan tua-tua.
  • Gambar 2         : Adegan seorang tahanan lain “Barabas” dibawa keluar.
  • Gambar 3         : Adegan orang banyak bersorak “Salibkan Dia!”
  • Gambar 4         : Adegan Pilatus sedang mencuci tangan (berwarna+hitam putih-untuk aktivitas)

Pendahuluan:

Selamat pagi anak-anak..

Pagi ini kita awali dengan bermain. Nama permainannya adalah “Temukan Kata” (pamong membagikan permainan dalam lembar Permainan Pratama 29032020 dan melakukan permainan sesuai dengan perintah yang ada dalam lembar tersebut.) —Jika sudah— Adakah yang tahu siapakah nama lengkap PILATUS? (pamong memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Namanya adalah Pontius Pilatus. Adakah yang tahu siapakah dia? Apakah dia seorang yang berkuasa atau tidak? Lalu bagaimana ya kira-kira kisah Alkitab yang menceritakan tentang Pontius Pilatus?

Inti Penyampaian:

Pontius Pilatus ini adalah seorang wali negeri yang berkuasa untuk memberikan keputusan. Keputusan bahwa seseorang bisa dihukum atau tidak. Suatu ketika Tuhan Yesus yang telah ditangkap dibawa menghadap kepada Pontius Pilatus oleh para imam dan tua-tua Yahudi (tunjukkan gambar 1). Saat itu Tuhan Yesus diberikan banyak pertanyaan olehnya. Beberapa pertanyaan diantaranya berkaitan tentang tuduhan bahwa Yesus mengakui diri-Nya sebagai seorang raja Yahudi, tapi Tuhan Yesus tidak menjawab sama sekali. Dari banyak pertanyaan itu, Pontius Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Lalu Pontius Pilatus membawa Tuhan Yesus keluar untuk ditunjukkan kepada banyak orang yang sudah menunggu keputusan Pontius Pilatus. Selain Tuhan Yesus ada seorang penjahat yang juga ditunjukkan kepada orang banyak. Namanya penjahat itu adalah Barabas. Ini dia Barabas dihadapan banyak orang (tunjukkan gambar 2). Waktu itu sudah menjadi kebiasaan bahwa saat hari raya Wali Negeri akan melepaskan seorang tahanan. Oleh sebab itu Pontius Pilatus bertanya kepada orang banyak yang ada di sana: “Siapakah yang harus dihukum?” (pamong mengucapkan kalimat ini dengan tegas) “Apakah Tuhan Yesus ataukah Barabas?”. Orang banyak menjawab sambil berteriak: (tunjukkan gambar 3) “Yesus!”..”Salibkan Dia! Salibkan DIa!” (pamong mengajak anak-anak untuk mengikuti perkataan pamong; Salibkan Dia!)

Pontius Pilatus yang saat itu tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, mulai kebingungan dan berpikir. Sebab orang banyak itu meminta supaya Yesus yang disalibkan dan jika permintaan itu tidak diikuti maka Pontius Pilatus diragukan kekuasaannya. Maka Pontius Pilatus mengambil keputusan untuk menghukum Tuhan Yesus yakni dengan hukuman salib. Setelah itu Pontius Pilatus mencuci tangannya tanda bahwa dia tidak mau ikut campur atas keputusan yang terjadi (tunjukkan gambar 4). Nah apa yang dilakukan oleh Pontius Pilatus ini disebut dengan sikap yang tidak bertanggung jawab. Seharusnya dia bisa melakukan sesuatu tapi tidak dia lakukan. Seharusnya dia tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah dan tidak perlu dijatuhi hukuman, tetapi dia justru menghukum Tuhan Yesus. Jadi sikap tanggung jawab itu adalah sikap di mana kita benar-benar melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan hingga tuntas.

Penerapan:

Anak-anak.. coba sebutkan ada siapa saja tadi tokoh-tokoh dalam cerita kita hari ini? (pamong membantu anak untuk mengingat kembali cerita yang sudah disampaikan dengan kembali menunjukkan gambar-gambar yang sudah digunakan) Tentu ada Tuhan Yesus, Pontius Pilatus, para Imam, tua-tua Yahudi, orang banyak dan Barabas. Bagaimana sikap Yesus saat menghadapi Pontius Pilatus? Apakah Tuhan Yesus menjawab semua pertanyaan Pontius Pilatus? Tidak semua dijawab-Nya Lalu apakah Tuhan Yesus sebenarnya bersalah? Tentu tidak. Siapa yang berhak untuk member keputusan bahwa seseorang dihukum atau tidak? Pontius Pilatus. Lalu saat Pontius Pilatus tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah yang dihukum untuk disalibkan Barabas atau justru Tuhan Yesus? Tuhan Yesus. Pada akhirnya Tuhan Yesus harus dihukum dan disalibkan. Anak-anak pagi ini kita belajar untuk menjadi anak-anak Tuhan Yesus yang bertanggung jawab, yakni melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan. Misalnya kalau kita selesai bermain atau menggambar ya kita kembalikan lagi, kita rapikan mainan kita. Siapa yang mau menjadi anak yang bertanggung jawab angkat tangan?

Aktivitas: Lihat Aktivitas Pratama 29032020.

 


 

TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan:

  1. Anak dapat menunjukkan sikap Pilatus sebagai pemimpin yang lalai akan tanggung jawabnya menegakkan keadilan.
  2. Anak dapat menjelaskan perasaannya ketika menjumpai seorang pemimpin yang lalai akan tanggung jawabnya menegakkan keadilan.
  3. Anak dapat memberikan contoh sikap yang benar seorang pemimpin yang bertanggung jawab.

Alat Peraga:

  1. Alkitab.
  2. Alat tulis (kertas dan bolpoin).

Pendahuluan:

Selamat pagi anak-anak..

Pagi ini akan dibacakan salah satu peristiwa dalam Alkitab. Tugas anak-anak adalah mendata siapa saja tokoh-tokoh dalam peristiwa tersebut dan sebutkan bagaimana karakter mereka. Siap ya? (pamong membacakan bacaan firman Tuhan hari ini dari Matius 27:11-26 dan ajak anak-anak untuk mencermati dengan sungguh-sungguh setiap bagian ceritanya)

Jika sudah

Sekarang mari kita data satu persatu ada siapa saja, mulai dari tokoh yang muncul pertama sampai terakhir.

Tokoh Karakter
Wali Negeri (Pilatus) Tegas, Berwibawa
Tuhan Yesus Rendah hati
Penjahat (Barabas) (Karakter orang jahat)
Orang Banyak Bengis, Memaksa

(Setelah semua telah disebutkan maka pamong dapat memberikan penekanan khusus kepada tokoh Pontius Pilatus, yang mungkin belum disebutkan oleh anak-anak)

Anak-anak…dari semua tokoh dan karakternya yang sudah disebutkan, ada satu hal yang belum ditemukan oleh anak-anak. Kira-kira apa ya? Hayo siapa yang tahu? (pamong memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Kata kuncinya adalah karakter pada tokoh Pontius Pilatus. Apa ya? Salah satu karakter dari Pontius Pilatus yang belum disebutkan adalah bahwa Pontius Pilatus ini termasuk orang yang tidak bertanggung jawab. Tentu kita akan bertanya-tanya.. kok bisa ya? Bagian mana yang menunjukkan bahwa Pontius Pilatus merupakan orang yang tidak bertanggung jawab? Begini ceritanya…

Inti Penyampaian:

Pontius Pilatus ini adalah seorang wali negeri, seorang pemimpin yang berkuasa untuk memberikan keputusan. Keputusan bahwa seseorang bisa dihukum atau tidak. Suatu ketika Tuhan Yesus yang telah ditangkap dibawa menghadap kepada Pontius Pilatus oleh para imam dan tua-tua Yahudi. Saat itu Tuhan Yesus diberikan banyak pertanyaan olehnya. Beberapa pertanyaan diantaranya berkaitan tentang tuduhan bahwa Yesus mengakui diri-Nya sebagai seorang raja Yahudi, tapi Tuhan Yesus tidak menjawab sama sekali. Dari banyak pertanyaan itu, Pontius Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Lalu Pontius Pilatus membawa Tuhan Yesus keluar untuk ditunjukkan kepada banyak orang yang sudah menunggu keputusan Pontius Pilatus. Selain Tuhan Yesus ada seorang penjahat yang juga ditunjukkan kepada orang banyak. Nama penjahat itu adalah Barabas. Waktu itu sudah menjadi kebiasaan bahwa saat hari raya, Wali Negeri akan melepaskan seorang tahanan. Oleh sebab itu Pontius Pilatus bertanya kepada orang banyak yang ada di sana: “Siapakah yang harus dihukum?” (pamong mengucapkan kalimat ini dengan tegas) “Apakah Tuhan Yesus ataukah Barabas?”. Orang banyak menjawab sambil berteriak: “Yesus!”..”Salibkan Dia! Salibkan DIa!” (pamong mengajak anak-anak untuk mengikuti perkataan pamong; Salibkan Dia!)

Pontius Pilatus yang saat itu tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, mulai kebingungan dan berpikir. Namun karna orang banyak itu meminta supaya Yesus yang disalibkan dan jika permintaan itu tidak diikuti maka Pontius Pilatus diragukan kekuasaannya. Maka Pontius Pilatus mengambil keputusan untuk menghukum Tuhan Yesus yakni dengan hukuman salib. Setelah itu Pontius Pilatus mencuci tangannya tanda bahwa dia tidak mau ikut campur atas keputusan yang terjadi. Nah apa yang dilakukan oleh Pontius Pilatus ini disebut dengan sikap yang tidak bertanggungjawab. Seharusnya dia bisa melakukan sesuatu tapi tidak dia lakukan. Seharusnya dia tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah dan tidak perlu dijatuhi hukuman, tetapi dia justru menghukum Tuhan Yesus. Jadi sikap tanggungjawab itu adalah sikap di mana kita benar-benar melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan hingga tuntas.

Penerapan:

Anak-anak… menurut kalian bagaimana sikap Pilatus sebagai seorang pemimpin yang berkuasa? Apakah sosok Pilatus adalah sosok pemimpin yang adil dalam pengambilan keputusan? (berikan waktu kepada anak untuk menjawab) Lalu bagaimana perasaan kalian ketika bertemu atau mempunyai seorang pemimpin yang tidak bertanggungjawab atau lalai terhadap tanggungjawabnya untuk menjaga keadilan? (berikan waktu kepada anak untuk menjawab) Tentu sikap Pilatus bukanlah sikap yang baik untuk menjadi teladan. Seharusnya seseorang harus mempunyai sikap bertanggung jawab dengan tugasnya apalagi sebagai seorang pemimpin. Kita anak-anak Tuhan sebagai calon-calon pemimpin harus mempunyai sikap yang bertanggung jawab. Bagaimana caranya? Yakni melakukan semua tugas kita sesuai dengan aturan yang ada dan menyelesaikannya hingga tuntas. Siapkah kita menjadi calon pemimpin yang demikian? (berikan waktu kepada anak-anak untuk menjawab.)

Aktivitas: Lihat Aktivitas Madya 29032020

Renungan Harian

Renungan Harian Anak