Tahun Gerejawi: Bulan Penciptaan
Tema: Laut/Air
Bacaan: Keluaran 15:22-26
Ayat Hafalan: Mazmur 124:8 – “Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”
Lagu: Kidung Ria No. 126, “Kasih-Nya Seperti Sungai”
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Secara menyeluruh, kitab Keluaran berisi tentang kisah perjalanan umat Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Kisah menarik yang menjadi pengingat bagi seluruh generasi umat Tuhan tentang penyertaan dan pertologan Tuhan bagi umat-Nya. Bagian bacaan hari ini merupakan bagian dari cerita tentang cara Tuhan menolong umat-Nya. Peristiwanya terjadi setelah mukjizat Tuhan dinyatakan saat Musa memimpin umat menyeberangi Laut Teberau. Seketika itu air laut yang penuh, terbelah menjadi dua dan kering bagian tengahnya sehingga umat dapat melintasi bagian kering itu menuju ke sebrang.
Setelah menyeberang, umat Israel melanjutkan perjalanan mereka menuju padang gurun Syur. Selama tiga hari mereka berjalan di padang gurun itu, namun mereka tidak mendapatkan air. Ketika tiba di daerah yang disebut Mara, mereka menemukan air, akan tetapi air itu pahit dan tidak dapat diminum. Mereka pun bersungut-sungut kepada Musa dan meminta supaya Musa meminta mukjizat Tuhan kembali dinyatakan atas mereka. Kemudian sesuai dengan petunjuk Tuhan Allah, Musa melemparkan sepotong kayu ke dalam air yang pahit tadi dan seketika itu juga air itu berubah menjadi manis sehingga umat Israel dapat meminum air itu dan tidak kehausan lagi. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di daerah yang bernama Elim. Di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma serta mereka berkemah di sana.
Air adalah kebutuhan hidup manusia. Bahkan air adalah bagian integral (utuh/tidak terpisahkan) dari manusia. Setiap langkah manusia tetap membutuhkan air. Begitu juga Bangsa Israel ketika hidup di Mara. Bangsa Israel tidak menemukan air di daerah Mara. Bangsa Israel mencoba meminta Tuhan untuk menunjukkan kuasaNya melalui permintaan dari Musa. Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan memberikan air yang terasa manis. Dari sini Tuhan juga menunjukkan belas kasihanNya dengan tidak hanya memberikan air untuk kehausan bangsa Israel, namun Tuhan juga menunjukkan penyertaanNya dengan janji bahwa tidak akan meninggalkan bangsa Israel.
Refleksi Untuk Pamong
Air adalah perwujudan kuasa Tuhan di mana air tidak hanya untuk rasa haus melainkan juga tanda penyertaan Tuhan yang tiada habisnya. Mengingat bahwa air adalah kebutuhan manusia, maka setiap umat Tuhan diajak untuk terus berupaya menjaga kelestarian air. Dengan harapan air tidak akan habis dan bisa memenuhi kebutuhan hidup manusia terus-menerus.
Melalui bacaan hari ini, kita juga diingatkan bahwa Tuhan mampu mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin karena Ia Mahakuasa. Yang dibutuhkan dari kita adalah mau datang kepada-Nya dan tiada henti memohon belas kasihan-Nya
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan. Anak dapat menceritakan kembali kisah Bangsa Israel yang kehausan di Mara.
Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan :
- Segelas air putih
- Sebatang kayu (ukuran menyesuaikan wadah tempat air)
- Air dalam wadah (baskom)
- Gambar-gambar di bawah ini :
Pendahuluan
(saat anak-anak belum tiba, pamong menyiapkan air dalam wadah dan ditempatkan di tengah-tengah kelas/ruang)
Halo anak-anak…. Coba lihat apa yang saya bawa? (Pamong mengangkat segelas air putih) Ya…ini adalah segelas air putih. Anak-anak, kapan biasanya kalian minum air putih? (Pamong memberikan kesempatan kepada anak untuk merespon) paling tidak saat kita haus, selesai makan dan selesai olahraga. Kira-kira bagaimana ya rasanya kalau kita sedang merasa haus karena habis olahraga, tapi kita tidak menemukan air? Mungkin kita akan marah-marah ke orangtua kita (pamong bisa memperagakan orang yang sedang marah sambil mengomel mencari air). Selain itu, badan kita akan menjadi lemas dan tidak semangat untuk melakukan kegiatan. Nah.. Anak-anak di Alkitab ada lho cerita tentang orang-orang yang marah-marah karena kehausan. Kira-kira siapakah mereka? Mari kita simak cerita selengkapnya.
Inti Penyampaian
Anak-anak, masih ingat ya dengan Pak MU-SA? Siapa anak-anak? Coba diulang! (pamong mengajak untuk mengulang nama Musa beberapa kali) Pak Musa adalah orang yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin umat Israel. Suatu ketika Pak Musa dan umat Israel melakukan perjalanan di padang gurun. Mereka berjalan terus selama tiga hari lamanya. Saat itu mereka merasa kehausan.
(Pamong menunjukkan gambar 1)
Ketika tiba di daerah yang bernama MA-RA, mereka menemukan air, tapi rasanya pahit dan tidak bisa diminum (pamong berjalan menuju air dalam wadah). Akhirnya umat Israel marah-marah kepada Pak Musa dan berkata: “apakah yang akan kami minum?” (diulang-ulang). Kemudian Pak Musa berdoa kepada Tuhan dan Tuhan menjawab serta memberikan petunjuk kepada Pak Musa. Tuhan memerintahkan Pak Musa untuk melemparkan kayu ke air yang pahit tadi. Mendengar perintah Tuhan itu, Pak Musa melakukannya sesuai dengan perintah Tuhan. Pak Musa melemparkan sebatang kayu ke dalam air yang pahit tadi (pamong melemparkan sebatang kayu ke dalam wadah yang berisi air). Seketika itu juga air yang tadinya rasanya pahit berubah menjadi manis, sehingga Pak Musa dan umat Israel dapat meminum air itu dengan penuh sukacita
(pamong menunjukkan gambar 2 dan 3).
Setelah minum dan mereka tidak haus lagi, mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di daerah yang bernama EL-LIM. Di sana mereka mendapati dua belas mata iar dan tujuh puluh pohon korma serta mereka berkemah di sana.
Penerapan
Anak-anak, siapa nama orang yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin umat Israel? (berikan kesempatan kepada anak untuk menjawab) Ya! Pak Musa. Setelah tiga hari melakukan perjalanan apa yang dialami oleh umat? Mereka merasa kehausan. Saat tiba di MA-RA mereka menemukan air tapi rasanya? PAHIT dan tidak bisa diminum. Bagaimana reaksi mereka saat haus dan menemukan air yang pahit? Mereka marah-marah kepada Pak Musa. Setelah itu Pak Musa berdoa kepada Tuhan dan Tuhan memberikan petunjuk kepada Pak Musa, apakah perintah Tuhan ke Pak Musa? Pak Musa diminta untuk melemparkan kayu ke air yang pahit dan seketika itu bagaimana airnya? Apakah berubah rasa? Ya! Airnya menjadi manis dan dapat diminum. Akhirnya umat merasa senang dan melanjutkan perjalanan.
Aktivitas
- Perbanyak gambar di bawah ini.
- Mintalah anak mewarnai kedua gelas air dengan warna yang berbeda. (Warna yang berbeda menunjukkan adanya perubahan)
- Mintalah anak menghubungkan garis putus-putus pada tulisan “PAHIT” dan “MANIS”
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan
- Anak dapat menceritakan kembali kisah Bangsa Israel yang kehausan di Mara.
- Anak dapat menunjukkan dampak dari kekurangan air bagi bangsa Israel.
- Anak dapat menunjukkan dampak kekurangan air bagi kehidupan.
- Anak dapat menunjukkan contoh menjaga kelestarian air.
Alat Peraga: Alat Peraga sama dengan Balita
Pendahuluan
(saat anak-anak belum tiba, pamong menyiapkan air dalam wadah dan ditempatkan di tengah-tengah kelas/ruang)
Halo anak-anak.. sebelum kita mendengar cerita, kita akan menyanyi terlebih dahulu. Kita akan nyanyikan lagu: “Jalan serta Yesus” sambil bergerak (pamong mengajak anak menyanyi sambil gerakan dan bisa divariasikan sesuai dengan kreativitas pamong).
–Setelah menyanyi—
Anak-anak bagaimana rasanya setelah kita menyanyi dan bergerak? Apakah ada yang merasa haus? Apa yang akan kalian lakukan jika kalian sedang merasa haus tapi tidak segera mendapatkan air? Apakah kalian akan marah atau senang atau biasa saja? Dalam Alkitab ada kisah yang menceritakan tentang orang-orang yang bersungut-sungut karena haus. Seperti apa ceritanya? Mari kita perhatikan bersama-sama.
Inti Penyampaian
Anak-anak, masih ingat ya dengan Pak MU-SA? Siapa anak-anak? Pak Musa adalah orang yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin umat Israel. Suatu ketika Pak Musa dan umat Israel melakukan perjalanan di padang gurun. Mereka berjalan terus selama tiga hari lamanya. Saat itu mereka merasa kehausan.
(Pamong menunjukkan gambar 1)
Ketika tiba di daerah yang bernama MA-RA, mereka menemukan air, tapi rasanya pahit dan tidak bisa diminum (pamong berjalan menuju air dalam wadah). Akhirnya umat Israel marah-marah kepada Pak Musa dan berkata: “apakah yang akan kami minum?” (diulang-ulang). Kemudian Pak Musa berdoa kepada Tuhan dan Tuhan menjawab serta memberikan petunjuk kepada Pak Musa. Tuhan memerintahkan Pak Musa untuk melemparkan kayu ke air yang pahit tadi. Mendengar perintah Tuhan itu, Pak Musa melakukannya sesuai dengan perintah Tuhan. Pak Musa melemparkan sebatang kayu ke dalam air yang pahit tadi (pamong melemparkan sebatang kayu ke dalam wadah yang berisi air). Seketika itu juga air yang tadinya rasanya pahit berubah menjadi manis, sehingga Pak Musa dan umat Israel dapat meminum air itu dengan penuh sukacita
(pamong menunjukkan gambar 2 dan 3).
Setelah minum dan mereka tidak haus lagi, mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di daerah yang bernama EL-LIM. Di sana mereka mendapati dua belas mata iar dan tujuh puluh pohon korma serta mereka berkemah di sana.
Penerapan
Anak-anak coba kita ingat-ingat lagi, apa yang membuat umat Israel bersungut-sungut atau marah kepada Musa? Karena mereka kehausan dan mereka mendapati hanya ada air yang berasa pahit saat di Mara. Namun, setelah Musa berdoa dan melemparkan sebatang kayu ke dalam air, maka air yang pahit berubah menjadi manis dan mereka dapat meminumnya. Dari cerita ini kita perhatikan bahwa air merupakan kebutuhan utama setiap orang/manusia. Karena kehausan dan tidak mendapatkan air, umat Israel bersungut-sungut. Bagaimana dengan kita? Jika tidak ada air tubuh kita akan menjadi lemas dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas. Jika demikian, maka kita sebagai anak-anak Tuhan perlu untuk terus menjaga kelestarian air. Artinya menjaga supaya air tetap ada, demi menunjang kehidupan kita semua. Jika air tetap ada maka manusia akan tetap bertahan hidup dan melakukan banyak kegiatan.
Aktivitas
Mintalah anak-anak untuk menjelaskan isi aktivitas dalam gambar.
Apa yang Tidak Boleh dilakukan supaya Air tetap bersih dan lestari?
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan
- Anak dapat menceritakan kembali kisah Bangsa Israel yang kehausan di Mara.
- Anak dapat menunjukkan dampak dari kekurangan air bagi bangsa Israel.
- Anak dapat menunjukkan dampak kekurangan air bagi kehidupan.
- Anak dapat menunjukkan contoh menjaga kelestarian air.
Alat Peraga
- Tulisan MARA
- Tulisan Elim
- Sebatang kayu (ukuran menyesuaikan wadah tempat air)
- Air dalam wadah (baskom
Pendahuluan
(Sebelum anak-anak datang, pamong bisa menata ruangan dengan menempelkan tulisan Mara pada salah satu sudut ruangan dan menempatkan air dalam wadah di bawah tulisan tersebut. Selain itu, pamong menyiapkan sebatang kayu di sekitar wadah berisi air tadi. Pamong juga menempelkan tulisan Elim di sudut ruangan lainnya)
Halo anak-anak… hari ini kita akan membaca cerita tentang Musa dan umat Israel saat berada di Mara dan Elim. Mari kita buka Alkitab kita dari kitab Keluaran 15:22-26 (pamong mengajak anak untuk membuka dan membaca Alkitab) Nah.. akan lebih seru kalau kita coba menghidupkan cerita ini. Bagaimana caranya? Kita akan bersama-sama memperagakan cerita Alkitab kita hari ini. Anak-anak ada yang bertugas untuk menjadi narator dan umat Israel sementara saya akan menjadi Musa. Mari kita mulai…
Inti Penyampaian
Narator: “Pada suatu hari Musa dan umat Israel melakukan perjalanan setelah menyebrang Laut Teberau menuju padang gurun Syur. Mereka berjalan selama 3 hari lamanya”.
(saat narator membaca, Musa dan umat Israel berjalan mengelilingi ruangan)
“Mereka terus berjalan sampai mereka tiba di daerah yang bernama MARA”.
(Musa dan umat Israel berhenti pada tulisan MARA)
Umat:
(seolah-oleh mencicipi air dalam wadah dan merasakan bahwa air itu pahit rasanya dan mereka mulai bersungut-sungut)
“Air ini pahit dan tidak dapat diminum” (diucapkan oleh beberapa anak)
“Apakah yang akan kami minum?” (diucapkan oleh beberapa anak)
“Kami haus, kami ingin minum” (diucapkan oleh beberapa anak)
Musa: “Ya Tuhan apakah yang harus kuperbuat atas umat Israel?”
Narator: “Setelah Musa berseru-seru kepada Tuhan, maka Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu, lalu Musa melemparkan kayu itu ke dalam air dan air itu menjadi manis sehingga dapat diminum”.
(saat narator membaca, Musa mengambil batang kayu dan melemparkannya ke dalam wadah yang berisi air)
Musa: “Sekarang coba minumlah air ini!”
Umat:
“Air ini menjadi manis!” (diucapkan oleh beberapa anak)
“Mari kita minum air ini!” (diucapkan oleh beberapa anak)
“Kami sudah tidak kehausan lagi!” (diucapkan oleh beberapa anak)
Narator: “Setelah menikmati air dan mereka tidak kehausan lagi, maka mereka melanjutkan perjalanan mereka hingga tiba di daerah yang bernama Elim. Di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma dan mereka berkemah di sana”.
(saat narator membaca, Musa dan umat kembali berjalan mengelilingi ruangan/di luar ruangan)
(Setelah selesai bermain peran, pamong melanjutkan dengan mengajak anak-anak untuk menarik makna atas cerita hari ini)
Penerapan
Anak-anak coba kita ingat-ingat lagi, apa yang membuat umat Israel bersungut-sungut atau marah kepada Musa? Karena mereka kehausan dan mereka mendapati hanya ada air yang berasa pahit saat di Mara. Namun, setelah Musa berdoa dan melemparkan sebatang kayu ke dalam air, maka air yang pahit berubah menjadi manis dan mereka dapat meminumnya. Dari cerita ini kita perhatikan bahwa air merupakan kebutuhan utama setiap orang/manusia. Karena kehausan dan tidak mendapatkan air, umat Israel bersungut-sungut. Bagaimana dengan kita? Jika tidak ada air tubuh kita akan menjadi lemas dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas. Jika demikian, maka kita sebagai anak-anak Tuhan perlu untuk terus menjaga kelestarian air. Artinya menjaga supaya air tetap ada, demi menunjang kehidupan kita semua. Jika air tetap ada maka manusia akan tetap bertahan hidup dan melakukan banyak kegiatan.
Aktivitas
Mintalah anak untuk menuliskan isi aktivitas dalam gambar kemudian mintalah mereka menuliskan juga apa yang seharusnya mereka lakukan.
Apa yang seharusnya saya lakukan?