Judul: Mendengar dan Mentaati Gembala
Tahun Liturgi: Minggu Paskah 4
Tema: Setia Mendengarkan tuntunan Tuhan Yesus, Sang Gembala yang baik.
Bacaan Alkitab: Yohanes 10:11-18
Ayat Hafalan: “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku, sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” (Yohanes 10:14-15)
Lagu Tema:
- KJ 407 “Tuhan Kau Gembala Kami”
- KJ 184 “Yesus Sayang Padaku”
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Dalam perikop Gembala yang Baik, Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai pintu dari kadang domba dan Gembala dari domba-domba itu, meskipun status gembala ini sebetulnya dipandang rendah dalam masyarakat pada zaman-Nya. Dalam Kitab Suci, domba dan kawanan domba adalah gambaran untuk umat Allah.
Seorang Gembala dari kawanan domba menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat, mengawasi dan melindungi domba-dombanya dari segala mara bahaya, dari serangan binatang buas maupun dari para pencuri. Gembala yang baik rela berkorban bagi kawanan domba-Nya tanpa pamrih, tanpa upah. Gembala yang baik mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan domba-domba-Nya. Hal ini sangat berbeda dengan gembala upahan yang melakukan tugas bukan karena tanggung jawab dan kasih sayang tetapi karena upah yang diterima, sehingga waktu bahaya datang ia akan menyelamatkan diri sendiri dan meninggalkan domba-domba itu. Gembala yang baik mengenal semua – satu per satu, domba-Nya karena semua domba itu berasal dari Bapa. Itu sebabnya, domba-domba itu mengenal Gembala dan suaraNya. Domba-domba yang dimaksud Yesus di sini tidak terbatas pada kaum Israel saja tetapi berlaku juga bagi siapa saja yang mau mendengarkan-Nya. Dia akan menuntun domba-domba baik dari kaum Israel maupun dari luar Israel, menjadi satu kawanan di bawah satu gembala.
Gambaran kisah Gembala yang Baik ini dapat diperluas dan direfleksikan untuk melukiskan hubungan antar sesama manusia. Gelar tersebut dapat diterapkan secara luas pada semua orang yang membaktikan diri kepada Allah untuk kesejahteraan umatNya. Ketika seorang gembala ingin disebut gembala yang baik, tentu haruslah mengikuti teladan Tuhan Yesus yang tertulis dalam Kitab Suci. Demikian halnya, para domba harus selalu mendengarkan gembalanya agar mereka tetap hidup di jalan yang benar.
Refleksi Pamong
Seorang Pamong adalah gembala yang baik bagi anak-anak yang Tuhan percayakan untuk dididik melalui beragam ibadah dan kegiatan-kegiatan gerejawi. Mereka adalah domba-domba kepunyaan Allah yang harus kita rawat, bimbing, jaga dan lindungi. Melindungi mereka dari ancaman dan bahaya pengaruh jahat dunia di masa kini, serta merawat iman mereka agar terus bertumbuh. Sebagai seorang gembala, seorang pamong harus lebih dahulu mengenali domba-dombanya, memiliki hubungan yang baik dan sehat, mau mendengar dan memahami situasi dan kondisi para domba – satu per satu. Dengan demikian, domba-domba akan percaya dan terus mengikuti gembalanya.
Untuk menjadi gembala yang baik, maka para pamong harus mengikuti teladan Tuhan Yesus yang tertulis dalam Yohanes 10. Seorang gembala itu harus membawa domba-dombanya ke jalan yang benar, yang sesuai dengan Firman Tuhan, mengajarkan mereka tentang Firman itu sendiri agar hidup mereka berkualitas di dalam masyarakat dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Tentu maksud dari ‘berkualitas’ itu adalah hidup dalam nilai-nilai Kerajaan Allah yang dewasa dan penuh ketaatan kepada Sang Pencipta. Karena hanya dari sanalah sumber datangnya segala kebaikan, kedamaian dan kehidupan yang berlimpah sukacita.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak menyebutkan orang-orang yang mengasihi, merawat dan mendidik mereka, yang mereka patuhi seperti mematuhi Tuhan Yesus
Alat Peraga
Gambar-gambar dapat di unduh dan dicetak atau diprint sebagai penunjang bagi para pamong untuk bercerita kepada anak-anak.
Pendahuluan
Shalom anak yang dikasihi Tuhan Yesus. Bagaimana kabarnya hari ini? Ada yang sedang bersedih? Ada yang masih mengantuk? hoaaaam…. Ada yang bersukacita hari ini? (Jika ada yang bersedih, tanyakan mengapa mereka bersedih, demikian juga yang bersukacita). Okedeh… Siapa yang mau main games? Yuk yuk yuk, nama games-nya adalah “Dengar Suara Gembala”
Aturan Main
Pamong: Gembala
Anak-anak: Domba-domba
- Tugas pamong adalah memberikan instruksi atau perintah yang baik kepada anak-anak untuk dilakukan atau Contoh Instruksi: Berkata “Haleluya” 3x; Tos dengan teman di kiri dan kanan; cari 2 teman, bernyanyi “Kambing Mbek-Mbek”, Senyum unjuk Gigi, dsb.
- Pamong bisa menyusun instruksi lebih lagi, sebanyak dan sekreatif mungkin.
- Bila ada 2 pamong, libatkan pamong lain untuk menjadi gembala upahan. Tugasnya adalah memberikan instruksi yang tidak boleh dilakukan. Bila ada 2 gembala, instruksi yang diberikan bisa secara spontan tetapi bergantian.
- Beri tahu anak-anak bahwa mereka harus konsentrasi dan fokus mendengarkan perintah gembala yang baik, lalu melakukan perintah tersebut. Jangan sampai terkecoh dengan perintah dan gangguan dari gembala upahan.
- Bila hanya ada 1 pamong, maka permainan ini cukuplah hanya mengikuti perintah gembala yang baik.
Permainan ini menggambarkan bagaimana domba-domba itu harus mengenal dan mendengar suara gembalanya.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang manis… ternyata menjadi anak yang dengar-dengaran itu penting. Bila mau dengar-dengaran, kalian pasti menjadi anak yang pintar! Siapa yang mau menjadi anak pintar? Sayaaa!!
Okay, hari ini saya membawa sebuah gambar. Ada yang tahu gambar siapa ini? (Gambar 1). Ada domba, ada bukit-bukit, ada seseorang yang membawa tongkat… Wah, ada yang tahu pekerjaan bapak ini apa? Dia adalah seorang gembala.
Tugas dari gembala adalah menjaga domba-domba. Ada yang tahu bagaimana suara domba? “Beeee!” Bapak gembala harus merawat, membimbing dan melindungi domba-domba dari hewan-hewan buas yang bisa menerkam mereka seperti serigala “Auuuu!!”. Gembala yang baik bahkan rela berkorban dan melakukan segala hal demi keselamatan domba-dombanya. Semuanya itu dilakukan karena Gembala sangat sayang kepada para domba.
Penerapan
Teman-teman, (Gambar 2) Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik dan kita adalah domba-dombaNya (Gambar 3); (Gambar 4). Tuhan Yesus sayang pada kita dan ingin selalu menjaga domba-dombanya. Tapi bagaimana kita bisa mendengar suara Gembala itu? Suara Tuhan Yesus bisa kita dengar melalui nasihat orang tua, nasihat Pamong, nasihat nenek kakek dan juga nasihat dari guru-guru kita. Mereka adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk membimbing, menjaga dan melindungi kita. Melalui nasihat mereka, kita bisa mendengar dan mengenal suara Tuhan Yesus.
Domba yang patuh kepada Gembalanya, pasti akan selamat dari segala macam bahaya. Yuk jadi domba-domba hebat yang dengar-dengaran dan taat melakukan perintah Gembala! Tuhan Yesus pasti senang dan selalu menjaga kita.
Aktivitas
- Anak-anak menjawab pertanyaan dari Pamong:
- Siapakah yang harus domba-domba dengar dan patuhi suaranya?
- Siapakah Gembala yang Baik itu?
- Kalau di dunia ini, melalui siapa kita bisa mendengar suara Tuhan Yesus?”
- Ajak anak-anak untuk membuat ikat kepala bergambar domba. Gambar domba dapat diunduh di sini.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak menyebutkan contoh sikap atau perilaku patuh kepada orang yang mengasihi, merawat dan mendidik mereka, seperti mematuhi Tuhan Yesus
Pendahuluan
Bermain permainan “Gembala dan Domba-dombanya”
Persiapan:
- Sebuah sapu tangan.
- Jumlah peserta tidak terbatas.
- Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
- Seorang dari peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan.
Cara bermain:
Seorang dari antara para peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) untuk menjadi “gembala” dan kemudian diminta maju ke depan. Lalu matanya ditutup dengan sapu tangan. Semua peserta yang lain diumpamakan dengan “domba” dan mereka berjongkok di tempat yang berbeda-beda, tetapi jangan terlalu berjauhan.
Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk mencari “domba-dombanya”, ia harus meraba-raba setiap domba. Domba yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-buat sehingga gembala tidak dapat menebak suara siapa itu.
Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama “domba” tersebut, ia harus mencari lagi “domba-domba” yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan benar nama “domba” yang disentuhnya. Orang yang disebutkan namanya harus menjadi gembala untuk menggantikannya.
Tujuan Permainan:
Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-dombanya, seperti halnya Tuhan Yesus, gembala kita yang baik, mengenal kita, domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).
Inti Penjelasan
Hari ini saya membawa sebuah gambar. Ada yang tahu gambar siapa ini? (Gambar 1). Ada yang tahu pekerjaan bapak ini apa? Ya betul, dia adalah seorang gembala. Siapa teman-teman? Gembala. Apa ya tugas dari seorang gembala? Tentunya menjaga domba-domba. Bapak gembala dengan tulus dan penuh kasih sayang senantiasa merawat, menuntun dan juga melindungi domba-domba dari hewan-hewan buas yang bisa menerkam mereka seperti serigala. Gembala yang baik bahkan rela berkorban dan melakukan segala hal demi keselamatan domba-dombanya. Semuanya itu dilakukan karena Gembala sangat sayang kepada para domba. Tindakan tersebut jelas berbanding terbalik dengan Gembala Upahan yang hanya melakukan tugasnya demi upah. Jika ada serigala, ia akan lari meninggalkan domba-domba itu.
Penerapan
Teman-teman, (Gambar 2) Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik dan kita adalah domba-dombaNya (Gambar 3); (Gambar 4). Tuhan Yesus sayang pada kita dan ingin selalu menjaga domba-dombanya. Gembala yang baik mengenal domba-dombaNya satu persatu, demikianlah Tuhan mengenal seluruh kehidupan kita. Tuhan ingin agar kita selalu patuh dan mendengar suaraNya.
Tapi bagaimana kita bisa mendengar suara Gembala itu? Suara Tuhan Yesus bisa kita dengar melalui nasihat orang tua, nasihat pamong, nasihat nenek kakek dan juga nasihat dari guru-guru kita. Mereka adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk membimbing, menjaga dan melindungi kita. Melalui nasihat mereka, kita bisa mendengar dan mengenal suara Tuhan Yesus. Domba yang patuh kepada Gembalanya, pasti akan selamat dari segala macam bahaya. Yuk jadi domba-domba hebat yang dengar-dengaran dan taat melakukan perintah Gembala! Tuhan Yesus pasti senang dan selalu menjaga kita.
Aktivitas
Bagaimana contoh sikap patuh kita kepada orang yang telah mengasihi, merawat dan mendidik kita sampai hari ini?
Beri anak secarik kertas, minta mereka menuliskan sebanyak-banyaknya sikap taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari kepada: Tuhan, Orang Tua dan Guru
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan: Anak memberi alasan mengapa harus mematuhi orang yang merawat dan mendidik mereka
Pendahuluan
Bermain permainan “Gembala dan Domba-dombanya”
Persiapan:
- Sebuah sapu tangan.
- Jumlah peserta tidak terbatas.
- Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan.
- Seorang dari peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan.
Cara bermain:
Seorang dari antara para peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) untuk menjadi “gembala” dan kemudian diminta maju ke depan. Lalu matanya ditutup dengan sapu tangan. Semua peserta yang lain diumpamakan dengan “domba” dan mereka berjongkok di tempat yang berbeda-beda, tetapi jangan terlalu berjauhan.
Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk mencari “domba-dombanya”, ia harus meraba-raba setiap domba. Domba yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-buat sehingga gembala tidak dapat menebak suara siapa itu.
Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama “domba” tersebut, ia harus mencari lagi “domba-domba” yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan benar nama “domba” yang disentuhnya. Orang yang disebutkan namanya harus menjadi gembala untuk menggantikannya.
Tujuan Permainan:
Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-dombanya, seperti halnya Tuhan Yesus, gembala kita yang baik, mengenal kita, domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).
Inti Penyampaian
Gembala yang Baik itu adalah Tuhan kita Yesus Kristus. Ia mengumpamakan diriNya sebagai seorang Gembala yang mengasihi dan menyayangi domba-dombaNya senantiasa. Jika Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik, maka kita adalah domba-dombaNya.
Apa yang dilakukan Gembala yang baik? Gembala yang baik itu merawat, membimbing, menuntun, serta melindungi dan menjaga domba-Nya dari segala mara bahaya. Bahkan, Gembala yang baik rela berkorban. Ia rela memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan domba-dombaNya. Tindakan tersebut jelas berbanding terbalik dengan Gembala Upahan yang hanya melakukan tugasnya demi upah. Jika ada serigala, ia akan lari meninggalkan domba-domba itu.
Penerapan
Gembala yang baik mengenal domba-dombaNya satu persatu, demikianlah Tuhan mengenal seluruh kehidupan kita. Tuhan sebagai Gembala yang baik menerima bagaimanapun karakter setiap domba-dombaNya.
Tinggal sekarang bagaimana kita, apakah kita mau menjadi domba-domba yang baik? Apakah kita ingin menjadi domba-domba yang diselamatkan? Maka, tugas kita adalah mendengar dan patuh kepada Gembala. Selain berusaha untuk terus mendengar Suara Tuhan melalui FirmanNya, Suara Gembala itu juga ada dalam nasihat orang tua, nasihat guru, nasihat nenek kakek, nasihat pendeta dll. Mereka adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk mengasihi, merawat, mendidik dan menuntun hidup kita agar tetap di jalan yang baik dan benar.
Aktivitas
“Mengidentifikasi Dampak Buruk dari Sikap Tidak Patuh”
- Bagi anak-anak dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4 anak.
- Berilah kertas kosong dan pulpen kepada mereka
- Minta mereka untuk mendiskusikan:
- Contoh nyata sikap tidak patuh baik kepada Tuhan, orang tua dan juga guru (masing-masing 5 sikap).
- Dampak buruk dari sikap tidak patuh tersebut satu per Satu
- Hasil diskusi ditulis dalam secarik kertas yang tersedia, boleh dibuat dalam bentuk tabel dengan 4 kolom sebagai berikut: