Tahun Gerejawi: Bulan Keluarga
Tema: Karakter Kristiani
Judul: Yusuf Mau Peduli
Bacaan: Kejadian 50:15-21
Ayat Hafalan: “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.” (Mazmur 41:1)
Lagu Tema: Roti Dan Mentega
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Yusuf lahir ketika bapak Yakub sudah berusia lanjut, lagipula Yusuf dilahirkan dari ibu Rahel, istri yang dikasihi bapak Yakub. Sejak kecil, Yusuf juga mendapat anugerah Tuhan berupa dapat mengartikan mimpi. Dengan banyak kelebihan yang dimiliki Yusuf menjadikan para saudara dari ibu yang lain sangat iri. Mereka mencelakai Yusuf kemudian menjualnya menjadi budak di Mesir, perjalanan Yusuf selanjutnya mengalami naik dan turun, suka dan duka.
Rencana Tuhan sungguh ajaib, Yusuf yang saat itu dipenjara dipilih untuk mengartikan mimpi raja. Raja mulai mempercayai Yusuf dan menjadikannya orang kepercayaan. Yusuf ikut memikirkan banyak strategi sehingga Mesir menjadi negara yang makmur. Selang bertahun kemudian, kelaparan yang melanda, membuat Mesir menjadi negara penolong bagi negara lain. Termasuk diantaranya para saudara Yusuf. Yusuf menolong dan membiarkan mereka menetap di Mesir. Kisah pada perikop sebelumnya ini akan menuntun kita sampai pada pemahaman mengapa saudara-saudara Yusuf begitu sedih dan kuatir setelah bapak Yakub tiada.
Hingga di kemudian hari bapak Yakub menemui ajalnya, tentu saja semua anaknya bersedih. Para saudara Yusuf pun memiliki kesedihan lain yaitu takut Yusuf tidak memperlakukan mereka sebaik ketika bapak Yakub masih ada. Mereka berencana menghadap Yusuf dan menerima nasib jika kelak mereka menjadi budak.
Namun tidak ada yang lebih ingin dilakukan Yusuf daripada berempati kepada saudara-saudaranya. Yusuf sangat mengerti apa yang dirasakan mereka, Yusuf mau berbagi rasa, Yusuf menawarkan kedamaian dan ketenangan bagi saudara-saudaranya.
Refleksi untuk Pamong
Mengingat beratnya perjalanan hidup Yusuf, mustahil rasanya melupakan atau bahkan mengampuni. Mereka punya andil dalam penderitaan Yusuf, lebih mudah rasanya untuk melepaskan dendam. Lebih nyaman rasanya jika mereka yang sudah jahat, merasakan hal yang sama.
Mungkin butuh waktu bagi Yusuf untuk menyadari bahwa proses hidupnya yang rumit itu menuju pada banyak kebaikan-kebaikan yang dialaminya saat ini, terlebih ia dengan kekuasaannya yang sekarang dapat menolong hidup banyak orang.
Bagaimana caranya mengajarkan pengampunan yang berujung kepedulian seperti yang dilakukan Yusuf? Tentu bukan perkara mudah, butuh perenungan yang dalam, butuh juga kearifan. Ketika orang lain berbuat jahat kepada kita, di balik itu ada rencana Tuhan yang baik. Allah memilih Yusuf sama seperti Allah memilih kita sebagai pamong anak. Tentu Allah juga membekali kita dengan kearifan yang berawal dari mau mengampuni dan berujung MAU PEDULI.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali kisah Yusuf yang peduli terhadap kesusahan atau kesulitan saudara-saudaranya..
Alat Peraga
Pamong menyiapkan alat peraga di bawah ini:
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Bagaimana kabar hari ini? Semua sehat, bukan? Wah senangnya, anak-anak hari ini terlihat ceria ya! Ayo sekarang kita bersama berdiri, tengok teman disebelah kanan dan kiri lalu berjabat tangan dengannya ya! Sambil berjabat tangan, katakanlah: Halo selamat pagi, aku senang kita bertemu lagi.
Hari ini kita mau mendengar cerita tentang dia (tunjukkan gambar ke-4). Siapakah dia? Dia bernama Yusuf. Dia orang kepercayaannya Raja di negara Mesir. Coba ulangi sekali lagi, siapa nama orang ini? Iya betul, Yusuf.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
(Pamong menunjukkan gambar 1).
Ini adalah para saudara Yusuf. Mereka sedang berkumpul membicarakan sesuatu yang serius. Apakah anak-anak mengerti, serius itu apa? Serius itu membicarakan sesuatu yang penting. Mereka bersedih karena bapak Yakub meninggal dunia. Menurut mereka, mereka hidup aman dan nyaman di mesir ini karena bapak Yakub masih ada. Kalau sekarang bapak Yakub meninggal, pasti yusuf sudah tidak mau menyayangi mereka lagi.
(Pamong menunjukkan gambar 2).
Maka mereka Bersama-sama menghadap kepada Yusuf. Mereka berkata,”Kami datang menjadi budakmu!”(sedapat mungkin pamong memerankan bagaimana sikap para saudara ketika menghadap Yusuf)
(Pamong menunjukkan gambar 3).
Ternyata Yusuf tidak mengambil mereka sebagai budak. Yusuf mau mereka hidup dengan tenang dan nyaman di Mesir. Yusuf menyayangi saudara-saudaranya.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Bapak Yakub yang telah tua akhirnya meninggal dunia. Saudara-saudara Yusuf berpikir kalau bapak sudah tidak ada, Yusuf tidak akan sayang mereka lagi. Mereka bersedih dan menghadap Yusuf. Kepada Yusuf mereka menyatakan siap menjadi budaknya. Tetapi Yusuf tidak mau, ia ingin keluarganya tetap hidup nyaman seperti biasanya, bahkan berjanji untuk merawat para keturunan mereka juga.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Ayo kita meniru sikap Yusuf, kalau ada keluarga kita yang sedih, kita mau peduli. Kita bisa menghibur dan membuat mereka ceria kembali. Bagaimana caranya kalau melihat ibu atau ayah yang sedang bersedih? Anak-anak dapat menyanyikan lagu atau bahkan memeluk ibu atau ayah. Anak-anak Tuhan Yesus pasti dapat membuat ibu dan ayah atau siapapun juga yang bersedih menjadi ceria lagi.
Aktivitas
Warnailah Gambar Dibawah Ini:
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan:
- Anak dapat menceritakan kembali kisah Yusuf yang peduli terhadap kesusahan atau kesulitan saudara-saudaranya.
- Anak dapat menyebutkan kesulitan yang dialami oleh saudaranya.
- Anak dapat menunjukkan sikap yang peduli pada kesulitan saudaranya.
Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan Alat Peraga yang terdapat di Jenjang Balita
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Apa kabarnya? Kita mau bermain dulu sebentar ya? Kakak mau menyebutkan ciri-ciri teman yang hadir hari ini, anak-anak silahkan menebak siapa yang dimaksud(Pamong menyebutkan ciri salah satu anak yang hadir saat itu, dimulai dari apa warna bajunya, warna sepatunya, apakah dia suka tersenyum, apakah dia suka bernyanyi dan seterusnya. Biarkan anak-anak mengenali dan memiliki kepedulian kepada rekannya yang hadir). Permainan bisa diulang kepada beberapa ciri anak lain, sampai dirasa cukup menarik perhatian dan minat.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
(Pamong menunjukkan gambar 4).
Ini adalah Yusuf. Siapa namanya? (beri kesempatan anak-anak untuk mengulang). Apakah anak-anak masih ingat peristiwa apa yang terjadi dalam hidupnya(berikan kesempatan jika ada salah satu atau beberapa anak yang dapat bercerita)
Anak-anak masih ingat bukan bagaimana Yusuf diperdaya sampai masuk sumur kering, lalu dilaporkan kepada bapak Yakub bahwa ia sudah meninggal karena dimakan binatang buas? Tidak hanya sampai disitu, Yusuf juga dijual sebagai budak kepada orang yang lewat. Melalui cara ini, akhirnya ia sampai di mesir. Sampai di Mesir, hidup Yusuf tidak langsung enak, ia sempat dipenjara juga. Hingga suatu hari, ia dapat mengartikan mimpi dan akhirnya menjadi orang kepercayaan raja.
Beberapa tahun kemudian datanglah kelaparan hebat yang melanda seluruh negeri. Berkat Yusuf yang dapat mengartikan mimpi raja, bangsa mesir dapat bersiap dengan kelaparan dan punya cadangan makanan yang cukup banyak. Cadangan makanan itu juga dapat menolong bangsa lain disekitarnya, termasuk keluarga Yusuf. Singkat cerita Yusuf dapat menolong keluarganya dan membuat mereka hidup nyaman di Mesir.
Inti Penyampaian
(Pamong menunjukkan gambar 1)
Bapak yakub yang telah tua akhirnya meninggal dunia. Saudara-saudara Yusuf ini sedang berkumpul. Mereka tidak hanya sedih karena ditinggal bapaknya, tapi mereka juga sedih karena berpikir Yusuf tidak akan menyayangi mereka lagi setelah ini. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghadap Yusuf saja.
(Pamong menunjukkan gambar 2)
Dihadapan Yusuf, mereka mengatakan mau menjadi budaknya. Apa sih budak itu? Budak adalah hamba, orang yang hidupnya melayani orang lain, tidak boleh punya keinginan sendiri. Padahal selama ini, saudara-saudara Yusuf diperlakukan dengan sangat baik dan hidup dengan nyaman selama di Mesir. Kalau menjadi budak itu berarti mereka tidak hidup nyaman lagi. Yusuf pun menjadi iba dan mengerti perasaan saudara-saudaranya.
(Pamong menunjukkan gambar 3)
Karena itulah kemudian Yusuf berkata bahwa mereka akan tetap hidup nyaman sama seperti sebelumnya. Mereka tidak perlu kuatir, jangankan mereka, keturunannya pun dipastikan akan hidup nyaman juga.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Sikap Yusuf yang mau mengerti apa yang dirasakan saudara-saudaranya itu disebut sikap apa ya? Apakah ada yang tahu? Sikap itu dinamakan PEDULI. Peduli itu dirasakan di hati. Anak-anak Tuhan punya sikap peduli, yaitu bisa merasakan apa yang dirasakan teman-temannya. Contohnya begini, kalau ada teman yang sedih karena kehilangan sepatunya, apakah anak-anak akan tertawa? Apakah anak-anak akan diam saja dan membiarkan ia sendirian?
Tentu tidak. Anak-anak Tuhan tentu akan ikut bersedih, mendekat dan menghibur teman tersebut. Dengan bersikap demikian, kesedihan yang dirasakannya akan berkurang, dia akan merasa tidak sendirian atau punya teman yang dapat menghibur hatinya.
Anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan,
Mulai sekarang cobalah untuk lebih peduli dengan situasi disekitarmu ya. Menjadi orang yang peduli tidak ada ruginya kok! Lebih peduli akan membuat kita menjadi banyak teman. Mungkin tidak sekarang, suatu saat nanti berteman dengan banyak orang akan membuat hidup kita lebih mudah.
Aktivitas
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak dapat menceritakan kembali kisah Yusuf yang peduli terhadap kesusahan atau kesulitan saudara-saudaranya.
- Anak dapat menyebutkan kesulitan yang dialami oleh saudaranya.
- Anak dapat menunjukkan sikap yang peduli pada kesulitan saudaranya.
Alat Peraga
Pamong dapat menyiapkan Alat Peraga yang terdapat di Jenjang Balita
Pendahuluan
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Apa kabarnya? Kakak senang bertemu dengan semua hari ini. Apakah semua hadir? Apakah ada teman yang sedang pergi keluar kota, atau sedang sakit dirumah? Apakah anak-anak ada yang mendengar kabar temannya? Coba tengok teman disebelah kiri dan kanan kalian ya, apakah ada yang teman yang hari ini tidak datang? Nanti kita saling mengingatkan, mendoakan teman kita sebelum ibadah berakhir.
Hari ini kita juga mau mendengar firman Tuhan tentang Yusuf yang mau peduli.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
(Pamong menunjukkan gambar 4).
Kenalkan, orang ini bernama Yusuf. Yusuf sudah sejak lama tinggal di Mesir, semenjak saudara-saudaranya menjual Yusuf sebagai budak kepada bangsa Mesir, ia merasakan sengsara bertahun-tahun lamanya. Namun Tuhan sayang kepada Yusuf dan memberikan jalan terbaik sehingga ia akhirnya mendapat kepercayaan Raja Mesir.
Waktu berlalu, terjadi kelaparan hebat namun Mesir sudah bersiap sehingga punya banyak cadangan makanan. Negara-negara tetangga berdatangan dan meminta bantuan, tak terkecuali saudara-saudara Yusuf. Mereka yang semula tidak mengenali Yusuf akhirnya tahu kalau Yusuf yang sekarang adalah orang kepercayaan raja.
Tidak lama kemudian bapak Yakub yang telah tua meninggal dunia. Mereka mulai kuatir kalau Yusuf tidak akan menyayangi mereka lagi. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan, kakak akan menunjukkan gambar-gambar ini, silahkan disimak yang baik ya.
(Pamong menunjukkan gambar 1)
Ini adalah saudara-saudara Yusuf. Mereka sedih karena bapak Yakub baru saja meninggal dunia. Namun mereka lebih sedih lagi mengingat nasib mereka yang sekarang. Jangan-jangan Yusuf akan teringat lagi dengan kesalahan mereka yang dulu, kira-kira apa yang akan dilakukan Yusuf? Mereka memberanikan diri untuk menghadap Yusuf.
(Pamong menunjukkan gambar 2)
Dihadapan Yusuf mereka berterus terang bahwa seandainya dijadikan budak, mereka akan menerima. Mendengar perkataan saudaranya, yusuf pun ikut bersedih. Bagaimana Yusuf bisa setega itu?
(Pamong menunjukkan gambar 3)
Yusuf yang berhati baik dan peduli, tidak mau menjadikan mereka budak. Mereka adalah saudara-saudara Yusuf, Yusuf berjanji untuk menjaga mereka dan memberikan hidup yang nyaman kepada semua saudaranya.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Dari cerita ini, kita mendapat teladan yang baik dari sikap Yusuf. Yusuf memang pernah disakiti hatinya oleh saudara-saudaranya, tapi ia tidak mendendam. Ia ikut merasakan kesedihan mereka, karena memang mereka bersaudara.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Sama dengan cerita Yusuf, kita semua bersaudara, walaupun tidak satu keturunan. Sudah sewajarnya kalau kita saling memperhatikan dan peduli.
Seperti misalnya di awal ibadah, kalau melihat ada temannya yang tidak hadir, ayo mencari tahu, kira-kira kenapa temannya? Kalau sedang sakit, ayo bersama mendoakan dan menjenguknya. Apapun yang terjadi dengan teman atau saudara kita, ayo kita bersemangat membantu. Peduli dengan teman atau saudara itu membuat bebannya terasa ringan. Kalau teman-teman sedang bersedih dan ada yang peduli, bukankah rasanya hati menjadi lega? Senang rasanya kalau ada yang peduli dan ingin tahu bagaimana keadaan kita.
Peduli itu tidak sama dengan kepo ya? Kalau kepo, kita hanya ingin tahu tapi bisa saja tidak membantu. Tapi kalau orang yang peduli, setelah mengetahui temannya sedang kesusahan biasanya akan merespon: aku bisa membantu apa?
Sama seperti hukum kasih yang selalu diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI. Anak-anak Tuhan adalah anak-anak yang tidak pernah bosan membantu sesamanya dan mau peduli.
Selamat hari minggu, Tuhan selalu memberkati. Amin.
Aktivitas
Membagi anak-anak kedalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang. Bagikan kertas warna-warni sejumlah 4 warna. Warna biru mewakili makanan, warna kuning mewakili rumah, warna merah mewakili Pendidikan/sekolah, warna hijau mewakili pakaian. Setiap kelompok bagilah masing-masing 2 warna.
Lalu tulislah juga 4 permasalahan yaitu:
- Kelaparan
- Rumah rusak
- Tidak ada biaya untuk sekolah
- Semua baju hilang karena bencana
Lalu undilah, masalah apa yang dimiliki kelompok mana. Pamong mengatur dan menyarankan agar setiap kelompok lain yang tidak mengalami masalah, menyumbangkan/memberikan kertas berwarna sesuai kebutuhan kelompok yang bermasalah.
Contoh: kelompok 1 mendapat gulungan kertas bertuliskan rumah rusak, maka kelompok lainnya menyumbangkan kertas berwarna kuning, begitu seterusnya. Pastikan semua anak ikut berpartisipasi, jika perlu pamong dapat menambahkan gulungan kertas permasalahan. Semakin banyak akan membantu anak berlatih peduli kepada kondisi di sekitarnya.