Judul: Pengorbanan Yang Membebaskan
Tahun Liturgi: HUT RI-Pekan Pembangunan GKJW
Tema: Kemerdekaan RI diawali dengan pengorbanan
Bacaan Alkitab: Yohanes 6:52-59
Ayat Hafalan/ Nats: “Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” (Yohanes 6: 52)
Lagu Tema: Ku menang Ku menang
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Orang Yahudi biasanya memberikan korban sebagai persembahan berupa daging hewan. Mereka tidak mengenal adanya korban berupa manusia. Karena itu ketika Tuhan Yesus mengorbankan diriNya sebagai korban yang menghapus dosa manusia, hal ini berbeda dengan pemahaman orang Yahudi. Karena itu mereka mempertanyakan pengorbanan Tuhan Yesus.
Maksud Tuhan Yesus sebenarnya adalah bahwa Yesus mengorbankan diriNya untuk menebus dosa manusia supaya manusia memiliki hidup. Ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup di dalamNya itu berarti ia sedang memakan dagingNya dan sedang memperoleh hidup yang kekal.
Di sisi lain Hal ini menyatakan kesediaan Tuhan Yesus untuk mengorbankan diriNya bagi kehidupan manusia. Ini adalah suatu teladan untuk rela berbagi. Tuhan Yesus telah bersedia memberikan mililkNya yang sangat berharga, yaitu nyawaNya untuk kebebasan manusia dari dosa. Kesediaan Tuhan Yesus untuk berbagi ini telah mengubah kehidupan manusia dari belenggu dosa menjadi kemerdekaan hidup.
Refleksi Untuk Pamong
Tuhan Yesus telah bersedia untuk mengorbankan milikNya yang paling berharga bagi kehidupan kita. Maka kitapun juga harus hidup di dalam Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh. Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik untuk memerdekakan manusia dari belenggu dosa dan mendamaikan manusia kembali dengan Allah. Maka kita yang hidup dalam Tuhan Yesuspun juga seharusnya memberikan yang terbaik bagi kehidupan di sekitar kita. Mau berkorban dan rela berbagi bagi orang di sekitar kita untuk dapat menjadi pembawa damai bagi lingkungan kita.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan:
- Dengan gambar, anak menceritakan kembali kisah Pengorbanan Yesus yang memberikan diriNya sebagai “makanan dan minuman” bagi orang lain.
- Dengan Gambar, anak menyebutkan nama beberapa Pahlawan Indonesia yang telah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia
Alat Peraga
- Roti
- Gambar :
- Tuhan Yesus disalib
- Soekarno
- R.A. Kartini
- Ki Hajar Dewantara
Pendahuluan
Teman-teman tentu pernah makan roti. Ini ada beberapa potong roti, yuk kita makan bersama. Yuk kita makan roti sambil kita perhatikan roti itu. Roti yang kita makan itu, kita kunyah, kemudian kita telan sampai habis. Lalu jadi apa rotinya di dalam tubuh kita. Iya.. jadi tenaga untuk tubuh kita supaya kita dapat melakukan pekerjaan kita.
Nah untuk bisa membuat roti itu, ternyata ada banyak proses lho. Dari mengumpulkan bahannya, dari alat-alat yang dipakai, dari tenaga yang dibutuhkan. Kemudian bahan-bahan itu diolah dengan takaran yang tepat, menggunakan alat yang tepat, dipanggang dan seterusnya. Semua itu juga butuh tenaga dari orang yang mengolahnya. Setelah jadi baru bisa kita makan. Wah.. ternyata panjang ya prosesnya membuat roti. Butuh tenaga dan waktu dari si pembuat roti.
Inti Penyampaian
Nah, teman-teman. Kalau dari cerita minggu lalu kita diingatkan bahwa ternyata yang membutuhkan makanan tidak hanya tubuh jasmani saja tetapi juga tubuh rohani juga. Nah, Tuhan Yesus mau menjadi makanan dan minuman bagi rohani kita. Ia mau menjadi roti hidup untuk menyehatkan tubuh rohani kita. Dan menjadi roti hidup itu juga butuh pengorbanan lho.
(Dengan menunjukkan gambar Tuhan Yesus disalib) Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, sehingga saat ini kita bisa hidup terbebas dari hukuman dosa. Nah dengan cara berkorban seperti itu Tuhan Yesus sudah menjadi makanan dan minuman bagi tubuh rohani kita. Untuk bisa memakan makanan dan minuman rohani itu kita harus hidup di dalam Tuhan Yesus, yaitu dengan melakukan kasih kepada semua orang.
Seperti Tuhan Yesus yang telah berkorban bagi kita, Pahlawan Indonesia pada zaman dahulu juga telah berkorban bagi kita. Mereka berkorban untuk mengusir penjajah dari bangsa kita sehingga bangsa kita merdeka. Kita dapat berkumpul bebas seperti ini juga karena pengorbanan dari para pahlawan pada zaman dahulu.
Kita harus mengucap syukur atas pengorbanan Tuhan Yesus yang telah menebus dosa kita. Kita juga harus mengucap syukur atas pengorbanan para pahlawan Indonesia yang telah membuat bangsa kita merdeka dari penjajah. Yuk kita wujudkan ucapan syukur itu dengan berbuat baik, menolong, membantu yang membutuhkan, dan mengasihi semua orang.
Aktivitas
Mewarnai gambar pahlawan. Pilih salah satu gambar untuk diwarnai
- Soekarno
- A. Kartini
- Ki Hajar Dewantoro
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak melengkapi cerita sesuai dengan isi Firman Tuhan tentang orang Yahudi yang tidak memahami tentang konsep pengorbanan Tuhan Yesus.
Alat Peraga
- Roti
- Potongan kalimat dari ayat Yohanes 6: 52 yang ditulis dalam potongan-potongan kertas. Buat beberapa potong dan setiap satu kalimat dikumpulkan di dalam satu amplop.
Pendahuluan
Teman-teman tentu pernah makan roti. Ini ada beberapa potong roti, yuk kita makan bersama. Yuk kita makan roti sambil kita perhatikan roti itu. Roti yang kita makan itu, kita kunyah, kemudian kita telan sampai habis. Lalu jadi apa rotinya di dalam tubuh kita. Iya.. jadi tenaga untuk tubuh kita supaya kita dapat melakukan pekerjaan kita.
Nah untuk bisa membuat roti itu, ternyata ada banyak proses lho. Dari mengumpulkan bahannya, dari alat-alat yang dipakai, dari tenaga yang dibutuhkan. Kemudian bahan-bahan itu diolah dengan takaran yang tepat, menggunakan alat yang tepat, dipanggang dan seterusnya. Semua itu juga butuh tenaga dari orang yang mengolahnya. Setelah jadi baru bisa kita makan. Wah.. ternyata panjang ya prosesnya membuat roti. Butuh tenaga dan waktu dari si pembuat roti.
Inti Penyampaian
Teman-teman, di dalam bacaan Alkitab kita pada hari ini diceritakan tentang orang Yahudi yang tidak mengerti tentang maksud Tuhan Yesus dengan roti hidup. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia adalah roti hidup. Maksud dari Tuhan Yesus bahwa Ia adalah roti hidup sebenarnya bukan sebagai makanan untuk jasmani yang bisa kita gigit, kita kunyah dan kita telan. Tetapi sebenarnya yang dimaksud dengan diriNya sebagai roti hidup adalah sebagai makanan rohani. Karena itu tentunya cara makan roti hidup berbeda dengan cara makan makanan jasmani. Ini yang tidak dimengerti oleh orang Yahudi pada zaman itu. Orang Yahudi berpikir bahwa Tuhan Yesus memberikan daging dan darahNya untuk dimakan dengan cara digigit, dikunyah dan ditelan.
Teman-teman, tentu yang dimaksud dengan makan daging dan minum darah Tuhan Yesus harus kita artikan dengan makan dan minum secara rohani. Artinya Kita hidup dari Tuhan Yesus, dengan cara melakukan perintahNya yaitu hidup di dalam kasih. Tuhan Yesus telah mengorbankan diriNya di kayu salib untuk menjadi menebus dosa kita. Dengan percaya akan pengorbanan Tuhan Yesus itulah kita memperoleh hidup. Makanan dan minuman Rohani inilah yang menghidupkan rohani kita.
Nah dari pengorbanan Tuhan Yesus untuk kita ini, kita jadi teringat bahwa Bangsa Indonesia ini juga pernah berkorban lho. Pada bulan Agustus ini kita masih dalam suasana memperingati hari kemerdekaan negara kita. Tentu kemerdekaan ini membutuhkan ppengorbanan dari para pehlawan yang memperjuangkannya.
Para pahlawan dahulu juga berkorban untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah. Mereka rela berkorban, perang, bahkan banyak yang mati untuk mengusir penjajah dari Bangsa ini. Mereka memperjuangkan supaya damai sejahtera ada di negara kita. Dan sekarang kita merasakan hasil dari pengorbanan para pahlawan kita. Kita saat ini dapat berkumpul bersama dalam damai sejahtera juga karena pengorbanan para pahlawan.
Nah, kalau Tuhan Yesus mau berkorban supaya kita merdeka dari dosa dan memiliki hidup, Para pahlawan pada zaman dahulu juga rela berkorban untuk mengusir penjajah sehingga kita dapat hidup damai sejahtera pada saat ini. Sekarang kita juga diajak untuk mau berkorban supaya bisa menjadi pembawa damai bagi sesama kita. Yuk kita berbuat baik kepada teman dan saudara kita, tidak bertengkar, tidak berebut, bermain bersama. Kita juga mengasihi orang tua kita. Kita juga diajak untuk mau memberi teman atau saudara kita yang membutuhkan. Dan masih banyak lagi kebaikan yang harus kita lakukan. Yuk Menjadi pembawa damai bagi sesama kita.
Aktivitas
- Bagi anak-anak dalam kelompok kecil terdiri dari dua atau tiga orang.
- Masing-masing kelompok diberi amplop berisi potongan kalimat dalam ayat Yohanes 6: 52 yang sudah disiapkan. Amplop jangan dibuka terlebih dahulu
- Dalam hitungan ketiga setiap kelompok membuka amplop yang sudah dibagikan dan menyusunnya menjadi kalimat ayat Yohanes 6: 52. Kelompok yang paling cepat menyusun kalimat adalah kelompok pemenang.
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak menjelaskan tujuan Tuhan Yesus mengorbankan dirinya bagi manusia sesuai isi Firman Tuhan.
- Anak menyebutkan contoh pengorbanan yang pernah mereka lakukan untuk orang lain.
Alat Peraga
- Roti
Pendahuluan
Teman-teman tentu pernah makan roti. Ini ada beberapa potong roti, yuk kita makan bersama. Yuk kita makan roti sambil kita perhatikan roti itu. Roti yang kita makan itu, kita kunyah, kemudian kita telan sampai habis. Lalu jadi apa rotinya di dalam tubuh kita. Iya.. jadi tenaga untuk tubuh kita supaya kita dapat melakukan pekerjaan kita.
Nah untuk bisa membuat roti itu, ternyata ada banyak proses lho. Dari mengumpulkan bahannya, dari alat-alat yang dipakai, dari tenaga yang dibutuhkan. Kemudian bahan-bahan itu diolah dengan takaran yang tepat, menggunakan alat yang tepat, dipanggang dan seterusnya. Semua itu juga butuh tenaga dari orang yang mengolahnya. Setelah jadi baru bisa kita makan. Wah.. ternyata panjang ya prosesnya membuat roti. Butuh tenaga dan waktu dari si pembuat roti.
Inti Penyampaian
Nah, teman-teman. Kalau dari cerita minggu lalu kita diingatkan bahwa ternyata yang membutuhkan makanan tidak hanya tubuh jasmani saja tetapi juga tubuh rohani juga. Nah, Tuhan Yesus mau menjadi makanan bagi rohani kita. Ia mau menjadi roti hidup untuk menyehatkan tubuh rohani kita. Dan menjadi roti hidup itu juga butuh pengorbanan lho.
Tuhan Yesus rela berkorban supaya kita yang mendapatkan roti hidup ini memperoleh kehidupan. Apa sih pengorbanan Tuhan Yesus untuk menjadi roti hidup bagi kita? Tuhan Yesus ternyata rela untuk disalib menggantikan kita manusia yang berdosa. Dengan Tuhan Yesus disalib, kita telah merdeka dari dosa. Maksud Tuhan Yesus sebenarnya adalah bahwa Yesus mengorbankan diriNya untuk menebus dosa manusia supaya manusia memiliki hidup. Ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup di dalamNya itu berarti ia sedang memakan dagingNya dan sedang memperoleh hidup yang kekal
Nah dari pengorbanan Tuhan Yesus untuk kita ini, kita jadi teringat bahwa Bangsa Indonesia ini juga pernah berkorban lho. Pada bulan Agustus ini kita masih dalam suasana memperingati hari kemerdekaan negara kita. Tentu kemerdekaan ini membutuhkan ppengorbanan dari para pehlawan yang memperjuangkannya.
Para pahlawan dahulu juga berkorban untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah. Mereka rela berkorban, perang, bahkan banyak yang mati untuk mengusir penjajah dari Bangsa ini. Mereka memperjuangkan supaya damai sejahtera ada di negara kita. Dan sekarang kita merasakan hasil dari pengorbanan para pahlawan kita. Kita saat ini dapat berkumpul bersama dalam damai sejahtera juga karena pengorbanan para pahlawan.
Nah, kalau Tuhan Yesus mau berkorban supaya kita merdeka dari dosa dan memiliki hidup, Para pahlawan pada zaman dahulu juga rela berkorban untuk mengusir penjajah sehingga kita dapat hidup damai sejahtera pada saat ini. Sekarang kita juga diajak untuk mau berkorban supaya bisa menjadi pembawa damai bagi sesama kita. Yuk kita berbuat baik kepada teman dan saudara kita, tidak bertengkar, tidak berebut, bermain bersama. Kita juga mengasihi orang tua kita. Kita juga diajak untuk mau memberi teman atau saudara kita yang membutuhkan. Dan masih banyak lagi kebaikan yang harus kita lakukan. Yuk Menjadi pembawa damai bagi sesama kita.
Aktivitas
- Bagi anak-anak dalam kelompok kecil terdiri dari dua atau tiga orang.
- Ajak anak-anak untuk berbagi pengalaman dalam kelompok kecil tentang pengorbanan yang pernah mereka lakukan bagi orang lain.