Bacaan Alkitab : Lukas 15 : 11-24
Tahun Gerajawi : Pra Paskah 2
Tema : Mengakui Kesalahan
Ayat Hafalan : Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. (Matius 6:14)
Lagu Tema : Special Songs for Kids 2 93 “K-A-S-I-H ”
KJ 467: 1,2 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku”
Penjelasan Teks:
Bacaan kita hari ini merupakan rangkaian perumpamaan tentang kegembiraan seseorang yang menemukan miliknya yang hilang. Mulai dari domba yang hilang, dirham yang hilang dan yang terakhir adalah anak yang hilang. Perumpamaan ini disampaikan oleh Tuhan Yesus setelah para ahli Taurat dan orang Farisi bersungut-sungut karena Tuhan Yesus menerima para pemungut cukai dan orang berdosa untuk mendengarkan pengajaranNya.
Perumpamaan ini mengisahkan seorang ayah yang memiliki dua anak, si sulung dan si bungsu. Si bungsu meminta bagian harta miliknya kepada ayahnya dan kemudian pergi ke luar negeri. Anak bungsu itu memboroskan miliknya.
Menurut hukum Yahudi, seorang ayah dapat membagian hartanya melalui surat wasiat ketika ia masih hidup, namun pelaksanaannya harus dilakukan setelah ia meninggal. Akan tetapi ia juga bisa melakukan pembagian harta ketika masih hidup, dengan konsekuensi bahwa anak-anak yang mengambil haknya sebelum waktunya akan dikenakan denda. Dengan meminta harta bagiannya, si anak bungsu memutuskan diri dari ikatan keluarga itu, meninggalkan rumahnya.
Terlihat bahwa kecil sekali harapan bagi anak ini untuk kembali pulang ke rumah ayahnya. Padahal di dalam tradisi keyahudian, seorang anak laki-laki wajib mengabdi pada ayahnya dan tidak boleh meninggalkan rumah ayahnya dan tidak boleh meninggalkan rumah ayahnya hingga ayahnya meninggal dunia. Dan itu dilakukan oleh anak sulung dengan menunjukkan ketaatan dan pengabdian kepada ayahnya dengan tinggal bersama.
Setelah si bungsu menghabiskan hartanya barulah ia menyadari bahwa keadaannya sangat memprihatinkan. Ia mengingat kembali bahwa di rumah ayahnya banyak makanan, sedangkan ia menderita kelaparan. Ia memutuskan kembali ke rumah bukan sebagai anak karena ia tidak lagi memiliki hak sebagai anak sehingga ia siap memposisikan diri sebagai upahan karena tidak lagi layak disebut anak bapa. Padahal orang upahan memiliki status lebih rendah dari budak, karena pekerjaannya tidak tetap.
Tetapi si ayah tidak pernah memutuskan relasi dengan anaknya meski mengecewakan dan telah memisahkan diri dari keluarga. Ketika melihat anaknya pulang, sang ayah sangat bersukacita, sehingga melakukan penyambutan yang luar biasa. Hubungan kembali menjadi baik ketika manusia bisa saling maaf-memaafkan.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan : Anak dapat menceritakan kembali kisah anak bungsu yang mengakui kesalahannya.
Alat Peraga :
Pamong dapat menyediakan :
– Gambar perumpamaan anak yang hilang.
– Gambaran harta (kain yang diisi dengan barang-barang kemudian ditali).
Aktifitas Bersama : mengatakan kata “maaf ya” dan “Aku memaafkanmu” serta bersalaman dan berpelukan.
Pendahuluan :
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Wah semuanya pada cantik dan ganteng ya….. tadi anak-anak datang ke gereja bersama dengan siapa ya? Ada yang dengan papa, mama. Dengan kaka atau adik. Dengan nenek, kakek. Puji Tuhan! Anak-anak datang ke gereja dengan anggota keluarga masing-masing.
Hari ini kita akan belajar dari sebuah keluarga. Keluarga ini terdiri dari Ayah dan dua anak laki-laki. Yang besar disebut Si Sulung dan yang kecil disebut Si Bungsu. Siapa anak-anak sang ayah tadi? SI SULUNG dan SI BUNGSU (sambil menunjukkan gambar).
Inti Penyampaian:
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Yang Sulung sangat patuh dengan ayahnya. Sedangkan Si Bungsu adalah anak yang nakal. Setiap anak mendapatkan bagian dari kepunyaan ayahnya. Apa saja kepunyaan ayahnya? Ada uang, ada hewan ternak; domba, sapi dll). Tetapi anak-anak akan menerima bagiannya setelah ayahnya meninggal. Ternyata Si Bungsu memaksa untuk memintanya sekarang. Katanya, “Ayah, aku minta bagianku sekarang!” (pamong bisa mengatakannya dengan nada memaksa). Kira-kira ayahnya memberikan tidak ya? Ya…… Dengan sedih hati sang ayah memberikannya, meskipun belum waktunya. (pamong memperagakan dengan membawa harta yang di dapat).
Lalu uang yang didapat dari ayahnya itu untuk apa? Ya…. Untuk beli barang-barang kesukaannya…(pamong bisa memberikan contohnya). Untuk apa lagi ya? Wah ternyata juga untuk bersenang-senang dengan kawan-kawannya. Sampai akhirnya uangnya habis. Bahkan sampai si Bungsu tidak bisa makan! Wah kasian ya…
Lalu apa yang terjadi? Si Bungsu mengingat akan keluarganya. Ia mengingat memiliki ayah yang baik dan sangat menyayanginya. Dia pulang dengan sedih dan meminta maaf kepada ayahnya. Kira-kira bagaimana kata-kata permintaan maafnya? “Ayah aku minta maaf” (pamong mengajak anak-anak untuk mengatakannya). Bagaimana kira-kira ayahnya mau memaafkan Si Bungsu ga ya? Ternyata sang ayah sudah sangat merindukannya.Sang ayah pun mengatakan, “Iya aku maafkan” (pamong mengajak kembali anak-anak untuk mengatakannya). Lalu anaknya diberi pakaian yang indah, dipasangkan cincin dan dibuatkan pesta yang meriah.
Penerapan :
Begitu sukacitanya keluarga ini. Keluarga yang terpisah akhirnya bersatu kembali karena si bungsu mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Jika kita melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf ya… Tanda bahwa kita meminta maaf biasanya dengan bersalaman dan juga berpelukan. (pamong bisa memberikan contoh).
Nah tentu kita pernah berbuat kesalahan satu dengan yang lain. Anak-anak sering berebut mainan hingga bertengkar, bahkan sampai memukul dan menangis. Ayo bersama-sama kita saling meminta maaf dan memaafkan ya. (pamong mengajak anak-anak untuk bergantian belajar maaf memaafkan ditandai dengan berjabat tangan dan berpelukan). Jangan lupa untuk mengatakan, “Maaf ya” dan “Aku memaafkanmu”.
Ajak anak-anak untuk bernyanyi “K-A-S-I-H”
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan :
- Anak dapat menceritakan kembali kisah anak bungsu yang mengakui kesalahan.
- Anak dapat menyebutkan cara-cara mengakui kesalahan
- Anak dapat menyebutkan cara-cara mengampuni kesalahan.
Alat Peraga:
Pamong dapat menyediakan :
- Menyiapkan beberapa kata-kata. MAAF & Terima Kasih (bisa dicetak dan diperbesar)
- Lidi/ tusuk sate untuk pegangan kata-kata (maaf dan terima kasih)
- Selotip
- Alat tulis
Pendahuluan:
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Saya punya beberapa kata-kata yang biasa kita ucapkan. (satu persatu kata-kata itu diangkat). Yang pertama adalah kata MAAF. Kapan kalian mengucapkan kata maaf? Dan yang kedua adalah kata TERIMA KASIH. Kapan kalian mengatakan terima kasih? Iya…. Kita meminta maaf ketika kita melakukan kesalahan dan mengatakan terima kasih ketika kita diberi sesuatu oleh orang lain (bisa barang, bisa bantuan, bisa diberi maaf). Kalau anak-anak, sering mengatakan kata yang mana ya? (tanyakan kepada anak-anak dan apa yang menjadi alasannya!). Hari ini kita akan belajar maaf-memaafkan dari sebuah keluarga di dalam cerita Alkitab hari ini.
Inti Penyampaian
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah dengan 2 anak. Sebut saja nama anaknya Si Sulung dan Si Bungsu. Si Sulung adalah anak pertama dan Si Bungsu anak kedua. Yang Sulung sangat patuh dengan ayahnya. Sedangkan yang Si Bungsu adalah anak yang nakal. Menurut kebiasaan saat itu, setiap anak mendapatkan bagian dari kepunyaan ayahnya. Apa saja kepunyaan ayahnya? Ya… Harta benda ayahnya. Ada uang, ada hewan ternak (domba, kambing, lembu, sapi ), tanah dll. Akan tetapi peraturannya, anak-anaknya akan menerima setelah ayahnya sudah meninggal.
Wah…. Ternyata Si Bungsu memaksa untuk memintanya sekarang. Katanya, “Ayah, aku minta bagianku sekarang!” (pamong bisa mengatakannya dengan nada memaksa). Kira-kira ayahnya memberikan tidak ya? Ya…… Dengan sedih hati sang ayah memberikan-nya, meskipun belum waktunya.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Lalu uang yang didapat dari ayahnya itu untuk apa? Ternyata…. Uangnya dipakai untuk membeli barang-barang kesukaannya…(pamong bisa memberikan contohnya). Untuk apa lagi ya? Wah ternyata juga untuk bersenang-senang dengan kawan-kawannya. Sampai akhirnya uangnya habis. Bahkan sampai si Bungsu tidak bisa makan dan kelaparan! Sampai-sampai ia memakan makanan babi. Wah kasian sekali ya…
Lalu apa yang terjadi? Si Bungsu sangat bersedih dan menyesali perbuatannya. Dia mengingat akan keluarganya. Ia mengingat keluarganya. Ia ingat ayah yang baik dan sangat menyayanginya. Dia memberanikan diri untuk pulang dengan sedih dan meminta maaf kepada ayahnya. Bagimana kira-kira ayahnya mau memaafkan Si Bungsu nggak ya? Ternyata sang ayah sangatlah baik. Ayahnya memaafkan perbuatan si Bungsu yang nakal itu. Bahkan begitu senangnya, ayahnya membuat pesta yang meriah. Hal ini dilakukan karena ayahnya selalu merindukan anaknya pulang.. Diberikan pakaian indah dan dipasangkan cincin.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Begitu sukacitanya keluarga ini. Keluarga yang terpisah akhirnya bersatu kembali. Karena si bungsu mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya dan ayahnya pun menerima permintaan maaf dari anak yang dikasihinya itu. Oleh karena itu, jika kita melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf ya dan juga tentunya memberikan maaf. Mari kita nyanyikan lagu “K-A-S-I-H”
Nah saat ini mari bersama kita mengingat tentang peristiwa maaf dan memaafkan di dalam kehidupan kita bersama dengan keluarga dan teman-teman kita. (pamong membagikan blangko maaf memaafkan).
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan
- Anak dapat menceritakan kembali kisah anak bungsu yang mengakui kesalahan.
- Anak dapat menyebutkan cara-cara mengakui kesalahan
- Anak dapat menyebutkan cara-cara mengampuni kesalahan.
Alat Peraga :
Pamong dapat menyediakan :
- Menyiapkan beberapa kata-kata. Maaf & Terima Kasih (bisa diperbesar)
- Alat tulis
Pendahuluan:
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Saya punya beberapa kata-kata yang biasa kita ucapkan. (satu persatu kata-kata itu diangkat). Yang pertama adalah kata MAAF. Kapan kalian mengucapkan kata maaf? Dan yang kedua adalah kata TERIMA KASIH. Kapan kalian mengatakan terima kasih? Iya…. Kita meminta maaf ketika kita melakukan kesalahan dan mengatakan terima kasih ketika kita diberi sesuatu oleh orang lain (bisa barang, bisa bantuan, bisa diberi maaf). Kalau anak-anak, sering mengatakan kata yang mana ya? (tanyakan kepada anak-anak dan apa yang menjadi alasannya!). Hari ini kita akan belajar maaf-memaafkan dari sebuah keluarga di dalam cerita Alkitab hari ini.
Inti Penyampaian:
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah dengan 2 anak. Sebut saja nama anaknya Si Sulung dan Si Bungsu. Si Sulung adalah anak pertama dan Si Bungsu anak kedua. Yang Sulung sangat patuh dengan ayahnya. Sedangkan yang Si Bungsu adalah anak yang nakal. Menurut kebiasaan saat itu, setiap anak mendapatkan bagian dari kepunyaan ayahnya. Apa saja kepunyaan ayahnya? Ya… Harta benda ayahnya. Ada uang, ada hewan ternak (domba, kambing, lembu, sapi ), tanah dll. Akan tetapi peraturannya, anak-anaknya akan menerima setelah ayahnya sudah meninggal.
Wah…. Ternyata Si Bungsu memaksa untuk memintanya sekarang. Katanya, “Ayah, aku minta bagianku sekarang!” (pamong bisa mengatakannya dengan nada memaksa). Kira-kira ayahnya memberikan tidak ya? Ya…… Dengan sedih hati sang ayah memberikan-nya, meskipun belum waktunya.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Lalu uang yang didapat dari ayahnya itu untuk apa? Ternyata…. Uangnya dipakai untuk membeli barang-barang kesukaannya…(pamong bisa memberikan contohnya). Untuk apa lagi ya? Wah ternyata juga untuk bersenang-senang dengan kawan-kawannya. Sampai akhirnya uangnya habis. Bahkan sampai si Bungsu tidak bisa makan dan kelaparan! Sampai-sampai ia memakan makanan babi. Wah kasian sekali ya…
Lalu apa yang terjadi? Si Bungsu sangat bersedih dan menyesali perbuatannya. Dia mengingat akan keluarganya. Ia mengingat keluarganya. Ia ingat ayah yang baik dan sangat menyayanginya. Dia memberanikan diri untuk pulang dengan sedih dan meminta maaf kepada ayahnya. Bagimana kira-kira ayahnya mau memaafkan Si Bungsu nggak ya? Ternyata sang ayah sangatlah baik. Ayahnya memaafkan perbuatan si Bungsu yang nakal itu. Bahkan begitu senangnya, ayahnya membuat pesta yang meriah. Hal ini dilakukan karena ayahnya selalu merindukan anaknya pulang.. Diberikan pakaian indah dan dipasangkan cincin.
Penerapan
Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Begitu sukacitanya keluarga ini. Keluarga yang terpisah akhirnya bersatu kembali. Karena si bungsu mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya dan ayahnya pun menerima permintaan maaf dari anak yang dikasihinya itu. Oleh karena itu, jika kita melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf ya dan juga tentunya memberikan maaf. Mari kita nyanyikan lagu “K-A-S-I-H”
Nah saat ini mari bersama kita mengingat tentang peristiwa maaf dan memaafkan di dalam kehidupan kita bersama dengan keluarga dan teman-teman kita. (pamong membagikan blangko maaf memaafkan).