Tahun Gerejawi: Bulan Kitab Suci
Judul: Mendengar suara Tuhan
Tema: Sikap: Mendengar
Bacaan Alkitab: Kejadian 22:1-8
Ayat Hafalan/ Nats: “Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku peraya. Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku” (Mazmur 143: 8)
Lagu Tema:
- Dengar panggilan Tuhan. (KJ 357)
- Dengar Dia panggil saya
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Relasi manusia dengan manusia maupun manusia dengan Tuhan membutuhkan satu sikap yang biasa namun sulit untuk diwujudkan menjadi nyata, yaitu mendengar. Nampaknya hal itu mudah, namun jika dilakukan dalam kehidupan bersama sangatlah tidak mudah. Hal itu karena kecenderungan manusia yaitu suka didengarkan terlebih dulu dan enggan untuk mendengarkan pihak lain. Manusia ingin menonjol dalam beberapa hal dibanding dengan yang lain, apalagi jika memiliki kecendurungan untuk merasa lebih di antara yang lainnya.
Di tengah kecenderungan manusia yang demikian, Abraham memberikan satu teladan yang luar biasa yaitu sikapnya yang mendengar. Sejak awal Abraham digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sikap mendengar dengan sepenuh hati. Firman Tuhan menyuruhnya untuk pergi keluar dari sanak keluarganya ke tempat yang belum diketahui, Abraham taat mendengar firman itu dan melakukannya dengan sama persis (Kejadian 12). Pada pasal 22 ini terulang lagi, bahwa ia disuruh membawa Ishak, anaknya, pergi ke tanah Moria untuk dikorbankan. Abraham pun setia mendengar perintah itu dan melakukannya dengan baik.
Sikap Abraham yang mau mendengar Tuhan dengan baik dan penuh kesetiaan dalam melakukan ini berbuah kebaikan. Ishak tidak jadi dikorbankan, justru semakin mendapat berkat dari Tuhan karena terbukti telah menjadi orang percaya yang tahan uji. Kesediaannya untuk mendengar menjadi teladan bagi semua orang. Sejauh yang didengar itu Tuhan, maka sekalipun sulit, akan berakhir dengan damai dan sukacita. Hal itu nampak dalam jawaban Abraham ketika ditanya Ishak tentang anak domba untuk korban bakaran. Abraham menjawab dengan yakin bahwa Tuhan yang akan menyediakan untuk korban bakaran, sementara ia tahu bahwa anaknyalah yang sebenarnya akan dikorbankan.
Refleksi Pamong
Seperti Abraham, sebagai pamong anak-anak, kita diajak untuk memiliki sikap yang bersedia mendengar segala hal yang baik. Sikap yang demikian itu kita peroleh dengan mendengar firman Tuhan melalui Kitab Suci yang kita baca maupun mendengar perkataan baik dari orang lain, termasuk anak-anak kita. Semua itu sejatinya membantu kita semua bertumbuh menjadi semakin baik sebagai pribadi.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak dapat menceritakankembali kisah Abraham yang mendengarkan Firman Tuhan.
Alat Peraga
- Siapkan berbagai suara, bisa langsung diperankan pamong atau dari HP. Misalnya : suara burung, katak, sapi, singa, orang tertawa, mendengkur, menangis, suara gelas, kaleng, dsb.
- gambar telinga
- gambar Abraham
Pendahuluan
Teman-teman, kapan kalian terakhir membersihkan telinga? Jika telinganya bersih, akan dapat mendengar dengan baik. Sekarang coba dengarkan, suara apakah ini? (pamong membuat / memutar berbagai suara, dan meminta anak-anak Balita untuk menebaknya). Wah, hebat sekali. Jika kalian dapat mendengar dan menebak suara apa saja itu tadi, kalian juga dapat mendengar kata baik dari bapak dan ibu, guru dan pamong.
Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, pada jaman dahulu, ada seorang yang sangat hebat dalam mendengar. Dia bernama bapak Abraham (tunjukkan gambar). Jika kita mendengar “Adik, ayo bobok!” kadang dijawab “siap!” kadang juga dijawab “nanti saja”. Kalau bapak Abraham ini tidak. Ia adalah orang yang selalu menjawab “SIAP!” Termasuk ketika ia mendengar perintah supaya membawa Ishak, anaknya menjadi korban bagi Tuhan, ia melakukannya juga.
Abraham mendengar dengan baik perintah Tuhan itu, lalu ia pergi melakukan perintah itu dengan patuh. “Dhuh, ini kan anak kesayangan. Masak sih akan pergi dariku?” Mungkin bapak Abraham ini sedih ya, tapi karena dia seorang yang mendengarkan Tuhan, maka bapak Abraham yakin bahwa nantinya Tuhan akan memberikan yang baik dan membahagiakan. Yang ia lakukan adalah, mendengarkan dan melakukan saja.
Nah, teman-teman Balita ada nggak ya yang begitu? Ketika ayah atau ibu mengatakan “Ayo Dik, makan buah dan sayurnya!” itu supaya badan kita sehat. Jika kemarin-kemarin teman-teman menjawab dengan “Nggak mau, nggak enak!” mulai sekarang kita ganti dengan “Siap!”. Percaya deh, jika mau mendengar nasehat dan pesan orang tua, nantinya kita akan merasakan yang baik dan jadi gembira.
Jadi, yuk teman-teman balita juga mau mendengar firman Tuhan dengan rajin ibadah anak dan mendengar apa yang dikatakan pamong. Mari kita menjadi anak-anak yang kesenangannya adalah membaca firman Tuhan atau mendengar firman Tuhan. Percaya deh, seperti bapak Abraham, nanti kita akan bergembira jika mau mendengar Tuhan.
Aktivitas
Anak-anak diajak untuk menggunting kertas bergambar telinga. Lalu memasang di tempat ada pada gambar kepala sebagai pesan untuk mau mendengar.
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak dapat menceritakan kembali kisah Abraham yang mendengarkan Firman Tuhan.
Alat Peraga
- Gambar Abraham (seperti Balita)
Pendahuluan
Teman-teman, kapan kalian terakhir membersihkan telinga? Jika telinganya bersih, akan dapat mendengar dengan baik. Minta masing-masing anak membuat satu suara (misalnya suara hewan atau alat musik) dan minta teman-teman lainnya untuk menebaknya. Lakukan ini secara bergantian sampai semua anak mendapat giliran. Permainan ini mensyaratkan fokus / perhatian untuk bisa mendengar dengan baik.
Menurut kalian, permainan tadi mudah atau sulit? Dimana mudahnya, dimana sulitnya? Mengapa?
Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, hampir semua orang bisa mendengar. Namun untuk mendengar dengan baik butuh usaha lebih. Bukti bahwa orang sudah mendengar dengan baik adalah ketika ia bisa menerima berita itu sama persis. Bahkan ketika ia bisa melakukan dengan baik dan tepat pula. Pada jaman dahulu, ada seorang yang sangat hebat dalam mendengar. Dia bernama bapak Abraham (tunjukkan gambar). Jika kita mendengar “Kakak, ayo beresin mainannya!” kadang dijawab “siap!” kadang juga dijawab “nanti saja”. Kalau bapak Abraham ini tidak. Ia adalah orang yang selalu menjawab “SIAP!” Termasuk ketika ia mendengar perintah supaya membawa Ishak, anaknya menjadi korban bagi Tuhan, ia melakukannya juga.
Abraham pergi dengan mematuhi semua perintah yang didengarnya dengan baik. Sejak awal, ia dipanggil Tuhan keluar dari sanak keluarganya (pasal 12), sampai diminta mengorbankan anaknya (pasal 22), sikapnya masih sama yaitu mau mendengar dengan sepenuh hati. Pokoke SIAP! Abraham mendengar dengan baik perintah Tuhan itu, lalu ia pergi melakukan perintah itu dengan patuh. “Dhuh, ini kan anak kesayangan. Masak sih akan pergi dariku?” Mungkin bapak Abraham ini sedih ya, tapi karena dia seorang yang mendengarkan Tuhan, maka bapak Abraham yakin bahwa nantinya Tuhan akan memberikan yang baik dan membahagiakan. Yang ia lakukan adalah, mendengarkan dan melakukan saja.
Kira-kira, ada nggak teman-teman Pratama yang begitu? Ketika ayah atau ibu mengatakan “Ayo Kak, makan buah dan sayurnya!” itu supaya badan kita sehat. “ayo Kak, beresin mainannya” supaya tidak ada yang terinjak dan hilang. Jika kemarin-kemarin teman-teman Pratama menjawab dengan “Nggak mau, malas!” mulai sekarang kita ganti dengan “Siap!”. Percaya deh, jika mau mendengar nasehat dan pesan orang tua, nantinya kita akan merasakan yang baik dan jadi gembira.
Lihat saja bapak Abraham yang mau mendengar Tuhan dengan baik dan penuh kesetiaan, akhirnya berbuah kebaikan. Ishak tidak jadi dikorbankan, justru semakin mendapat berkat dari Tuhan karena terbukti telah menjadi orang percaya yang tahan uji. Kesediaannya untuk mendengar menjadi teladan bagi semua orang.
Jadi, yuk teman-teman Pratama, kita belajar untuk terus bertumbuh membangun sikap mendengar Firman Tuhan dengan rajin berdoa dan membaca Alkitab. Mari bersedia mendengar perkataan baik dari orang tua, pamong maupun guru.
Aktivitas
Mengerjakan tugas
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan:
- Anak dapat menjelaskan tindakan Abraham sebagai orang yang mendengarkan firman Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan dampak dari tindakan Abraham yang mendengarkan firman Tuhan.
- Anak dapat melatih diri untuk mendengarkan firman Tuhan.
Alat Peraga
kertas dan pulpen.
Pendahuluan
Teman-teman, kapan kalian terakhir membersihkan telinga? Jika telinganya bersih, akan dapat mendengar dengan baik. Sekarang mari kita berlatih fokus, memperhatikan dan mendengar dengan baik lewat permainan “AKU MENDENGAR” berikut ini :
- Bagi anak-anak madya menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6-8 orang.
- Semua berbaris, berjajar depan belakang.
- Tunjukkan sebuah gambar pada anak paling belakang (Bunga dengan 2 daun, ayam berkaki 3, bebek kecil berkaki 1 pakai mahkota, dsb.).
- Anak Paling belakang membisikkannya kepada anak depannya, demikian juga selanjutnya, sampai anak paling depan.
- Anak paling depan bertugas untuk menggambarkan dengan tepat dan detail sesuai dengan apa yang di dengarnya.
Menurut kalian, permainan tadi mudah atau sulit? Dimana mudahnya, dimana sulitnya? Mengapa?
Inti Penyampaian
Teman-teman yang dikasihi Tuhan, hampir semua orang bisa mendengar. Namun untuk mendengar dengan baik butuh usaha yang lebih. Bukti bahwa orang sudah mendengar dengan baik adalah ketika ia bisa menerima berita itu sama persis. Bahkan ketika ia bisa melakukan dengan baik dan tepat pula. Hal itu nampak dalam permainan kita tadi. Pada jaman dahulu, ada seorang yang sangat hebat dalam mendengar. Dia bernama bapak Abraham. Jika kita mendengar “Kakak, tolong bantu bapak atau ibu!” kadang ada yang menjawab “siap!” kadang juga dijawab “nanti saja”. Kalau bapak Abraham ini tidak. Ia adalah orang yang selalu menjawab “SIAP!” Termasuk ketika ia mendengar perintah supaya membawa Ishak, anaknya menjadi korban bagi Tuhan, ia melakukannya juga.
Abraham pergi dengan mematuhi semua perintah yang didengarnya dengan baik. Sejak awal, ia dipanggil Tuhan keluar dari sanak keluarganya (pasal 12), sampai diminta mengorbankan anaknya (pasal 22), sikapnya masih sama yaitu mau mendengar dengan sepenuh hati. Pokoke SIAP! Abraham mendengar dengan baik perintah Tuhan itu, lalu ia pergi melakukan perintah itu dengan patuh. “Dhuh, ini kan anak kesayangan. Masak sih akan pergi dariku?” Mungkin bapak Abraham ini sedih ya, tapi karena dia seorang yang mendengarkan Tuhan, maka bapak Abraham yakin bahwa nantinya Tuhan akan memberikan yang baik dan membahagiakan. Yang ia lakukan adalah, mendengarkan dan melakukan saja.
Kira-kira, ada nggak teman-teman Madya yang begitu? Ketika ayah atau ibu mengatakan “Ayo Kak, makan buah dan sayurnya!” itu supaya badan kita sehat. “ayo Kak, beresin buku dan baju-bajunya” supaya rapi dan tidak hilang. Jika kemarin-kemarin teman-teman Madya menjawab dengan “Nggak mau, malas!” mulai sekarang kita ganti dengan “Siap!”. Percaya deh, jika mau mendengar nasehat dan pesan orang tua, nantinya kita akan merasakan yang baik dan jadi gembira.
Lihat saja bapak Abraham yang mau mendengar Tuhan dengan baik dan penuh kesetiaan, akhirnya berbuah kebaikan. Ishak tidak jadi dikorbankan, justru semakin mendapat berkat dari Tuhan karena terbukti telah menjadi orang percaya yang tahan uji. Kesediaannya untuk mendengar menjadi teladan bagi semua orang.
Jadi, yuk teman-teman Madya, kita belajar untuk terus bertumbuh membangun sikap mendengar Firman Tuhan dengan rajin berdoa dan membaca Alkitab. Mari bersedia mendengar perkataan baik dari orang tua, pamong maupun guru. Mari melatih diri dengan mendengar Firman Tuhan setiap hari.
Aktivitas
Diberi kartu baca Alkitab harian selama seminggu untuk diisi. Anak-anak diminta membaca Alkitab setiap hari bersama orang tua, dari daftar bacaan GKJW atau bacaan pada PAH junior.