Tahun Gerejawi: Pra Paskah IV
Tema: Bertobat dan mendapatkan pengampunan
Bacaan: Lukas 15:11-32
Ayat Hafalan: “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (Lukas 15: 7)
Lagu Tema: Ada Ampun Bapa Bagimu
Tujuan:
- Setelah membaca Lukas 15: 11-32 remaja dapat menceritakan kembali perumpamaan tentang anak yang hilang.
- Melalui diskusi kelompok, remaja dapat menceritakan perbuatan pertobatan yang menghasilkan buah perbuatan yang lebih baik
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Melalui perumpamaan tentang anak yang hilang, digambarkan bahwa perbuatan dosa merupakan perbuatan yang egois. Ketika seseorang hidup dalam dosa, ia melakukan perbuatan yang hanya mementingkan diri sendiri dan justru bisa mendorongnya untuk masuk ke dalam penderitaan. Hal ini ditunjukkan dengan gambaran kehidupan si anak bungsu dalam perumpamaan ini.
Kehidupan yang membawanya masuk ke dalam penderitaan membuatnya sadar akan apa yang telah dilakukannya. Si anak bungsu sadar bahwa ia telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa. Kesadaran ini mengalahkan rasa malu dan gengsinya, sehingga ia mau untuk pulang dan memohon pengampunan. Tidak dianggap anak tidak apa-apa karena memang tidak layak. Dijadikan pekerja upahan menjaga babi pun juga boleh yang penting dapat numpang hidup. Namun respon sang bapa ketika melihat anak bungsunya kembali berbeda. Ia berlari menyambut, merangkul, mencium anak hilang yang telah pulang kembali, bahkan mengadakan pesta untuk anakna yang hilang telah kembali.
Demikian juga kasih Allah tak berubah kepada anak-anakNya meskipun mereka sudah sangat berdosa, seperti gambaran bapa dari anak bungsu yang telah kembali. Allah memiliki belas kasihan kepada yang hilang karena keadaaan mereka yang menyedihkan. Kasih Allah begitu besar dan menantikan mereka kembali kepadaNya. Ketika orang berdosa dengan tulus kembali kepada Allah, maka Allah pun sudah siap menerima dengan penuh pengampunan, kasih dan karunia yang memberikan hak penuh sebagai anak yang sah. Sukacita Allah tidak terhingga atas kembalinya orang berdosa kepadaNya.
Refleksi Untuk Pamong
Mari melihat diri kita, apakah mungkin ada persoalan hidup yang membuat kita terpuruk? Seringkali proses yang kita jalani untuk dapat bangkit kembali sangat menyakitkan. Ya, bertumbuh itu terkadang menyakitkan. Sembuh itu menyakitkan. Seperti pisau operasi yang mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh demi untuk bisa sembuh. Bertumbuh itu sakit karena yang dilawan adalah diri sendiri. Kita melawan rasa takut melawan kecemasan dan kekuatiran, takut untuk mengambil keputusan dan mencari bantuan. Sungguh bukan suatu hal yang mudah.
Si Bungsu telah membuat langkah besar. Mengenali diri sendiri, menyadari kelemahannya, berdamai dengan keadaannya, lalu LAWAN. Cukup sampai di sini. Jangan ditunda. Lakukan sesuatu, bangkit, berani bicara. Pergi menempuh langkah sulit, setapak demi setapak. Mari bertumbuhlah. Bertumbuh baik itu membutuhkan perjuangan. Pertama-tama adalah berjuang mengalahkan diri sendiri, dan seringkali latihannya menyakitkan. Mari melihat di sekitar kita. Bapa mendamaikan situasi anak-anaknya, dengan ajakan: mari menjadi agen pendamai, dan mulailah dari berdamai dengan diri sendiri. Mari turut bersukacita mengupayakan pertumbuhan.
Pendahuluan
Pernahkah teman-teman mendengar berita tentang pendaki gunung yang tersesat? Ada satu berita tentang pendaki gunung yang tersesat, bisa dibaca di sini. https://www.kompas.tv/regional/545100/tersesat-gadis-pendaki-gunung-slamet-ditemukan-selamat Kira-kira apa yang dirasakan oleh mereka ketika mereka tersesat ya? (Ajak remaja untuk mengungkapkan perasaan mereka seandainya mereka yang tersesat saat mendaki gunung) Bagaimana perasaan orang tua, teman, saudara, ketika mereka kembali ditemukan? Tentu mereka akan sangat bersyukur dan bersukacita ketika bisa berkumpul kembali dalam keadaan selamat.
Cerita
Teman-teman, perikop bacaan Alkitab hari ini menceritakan tentang perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang kaya raya dengan kedua anaknya. Anak bungsu meminta harta bagiannya. Setelah bapa memberikan kepada si bungsu, segera si bungsu pergi dari rumahnya dan hidup berfoya-foya. Suatu saat hartanya habis dan si bungsu hidupnya jatuh menderita. Di tengah penderitaannya itu si bungsu menyadari akan dosa dan kesalahannya. Tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukannya selain pulang ke rumah bapanya. Akhirnya dengan tidak memikirkan gengsi, si bungsu ini pulang ke rumah bapanya. Ternyata bapanya menyambutnya dengan penuh sukacita, bahkan membuat pesta untuknya.
Perumpamaan ini menggambarkan kasih Tuhan yang ditunjukkan kepada manusia yang seringkali melakukan dosa. Manusia seringkali lupa kepada Tuhan dan mementingkan kesenangan diri sendiri. Hal inilah yang seringkali membuat manusia terjatuh dan tersesat ke dalam dosa. Seperti pendaki yang tersesat di gunung, orang yang berdosa juga akan kesulitan untuk mencari jalan pulang. Orang berdosa dapat kembali kepada Tuhan hanya dengan satu jalan saja yaitu bertobat. Dengan mengakui semua kesalahan yang telah dilakukan dan bertobat dengan tulus, ia akan diampuni. Pertobatan tidak hanya sekedar di mulut saja. Pertobatan adalah perbuatan berbalik penuh dari dosa. Seperti si bungsu yang menyadari dosa dan kesalahannya, serta mau memohon ampun kepada bapanya, maka ia disambut dengan penuh sukacita oleh bapanya.
Demikian juga orang berdosa yang berbalik penuh dari dosanya dan memohon pengampunan kepada Tuhan, maka Tuhan akan dengan sukacita memberikan pengampuan. Bapa pada perumpamaan itu menggambarkan sosok Tuhan yang sangat bersukacita ketika ada anakNya yang bertobat dan datang kembali kepadaNya. Seperti juga keluarga yang bertemu kembali dengan pendaki yang tersesat di gunung. Karena itu teman-teman diajak untuk belajar dari perumpamaan anak yang hilang ini. Ketika kita memiliki banyak persoalan, atau banyak melakukan dosa dan kesalahan, mampukah kita sadar bahwa kita harus berbalik kepada Tuhan. Seperti si bungsu yang melakukan langkah besar ketika menyadari dosa dan kesalahannya. Ia menyadari keadaannya, berdamai dengan dirinya dan lawan kesalahan dan dosanya.
Demikian juga dengan kita. Kita diajak untuk menyadari dosa dan kesalahan kita, berdamai dengan diri kita sendiri dan segera berbalik kepada Tuhan. Dengan demikian kita semakin bertumbuh dalam hidup dan iman. Tuhan akan senantiasa menerima kita dengan penuh sukacita dan memberi pengampunan.
Aktivitas
Bagi remaja dalam beberapa kelompok kecil sejumlah 3 sampai 4 orang. Kemudian ajak remaja berdiskusi atau berbagi pengalaman dalam kelompok kecil mengenai:
- Perbuatan-perbuatan tidak baik atau dosa yang pernah dilakukan yang merugikan orang lain atau diri sendiri. Contoh: mencontek saat ujian, mengejek teman, menyembunyikan barang orang lain.
- Perbuatan apa yang menunjukkan pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau dosa tersebut, yang menghasilkan buah yang lebih baik.
Dapat ditulils dalam bentuk tabel seperti di bawah ini
No. | Perbuatan Yang Tidak Baik | Perbuatan Yang Menunjukkan Pertobatan |
1 | Mengejek teman | Meminta maaf, berjanji tidak mengulangi, menjadi teman yang baik |
2 | ||
3 | ||
4 | ||
5 |