Tahun Gerejawi: Pra Paskah III
Tema: Mengakui kesalahan dan bertobat
Bacaan: Lukas 13:1-9
Ayat Hafalan: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15: 8)
Lagu Tema: Mata Tuhan Melihat
Tujuan:
- Setelah membaca Lukas 13: 1-9 remaja dapat menyebutkan perrbuatan-perbuatan tidak baik dan dosa yang pernah dilakukan
- Remaja dapat menuliskan sebuah janji untuk tidak mengulangi perbuatan baik atau dosa yang pernah dilakukan.
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Ada banyak orang pada waktu itu yang berpikir bahwa musibah atau malapetaka yang dialami oleh seseorang adalah akibat dari dosa manusia. Mereka menganggap bahwa malapetaka adalah ujian dari Tuhan. Maka Tuhan Yesus marah dan menegur orang-orang yang berpikir demikian. Pada waktu itu ada serombongan orang Galilea yang datang membawa kabar tentang mereka yang hidupnya berakhir memprihatinkan. Yang pertama, adalah yang darahnya dicampur oleh Pilatus dengan darah korban. Yang kedua, adalah ada delapan belas orang yang meninggal karena ditimpa menara di dekat Siloam.
Orang-orang ini datang kepada Tuhan Yesus menyampaikan pikiran dan perasaan mereka dengan tanpa empati. Mereka merasa bahwa orang-orang yang mengalami musibah atau malapetaka demikian karena dosa mereka jauh lebih besar. Sedangkan mereka yang masih hidup ini jauh lebih baik daripada orang-orang yang terkena musibah atau malapetaka. Tuhan Yesus dengan tegas menegur orang-orang yang berpikir demikian. Melalui perkataan Tuhan Yesus di perikop ini, Tuhan Yesus mengajak orang-orang ini untuk bertobat daripada menghakimi. Melalui perumpamaan pohon ara, Tuhan Yesus juga menjelaskan bahwa kesempatan untuk bertobat masih diberikan. Seperti pohon ara yang sudah tiga tahun tidak berbuah, lalu akan ditebang karena diangap tidak berguna. Namun pengurus kebun menawar untuk diberi kesempatan satu tahun lagi. Ia akan mencangkul tanah di sekelilingnya dan memberi pupuk. Mungkin pohon ara itu akan berubah dan berbuah. Tetapi jika tidak, maka pohon ara itu akan ditebang.
Melalui perumpamaan ini dapat dimengerti bahwa pertobatan harus disertai dengan perubahan. Seperti pohon ara yang selama ini hanya berakar dan menyerap nutrisi tanah saja tetapi tidak berubah. Pohon ini diberi kesempatan untuk hidup dan berbuah. Jika tidak berbuah maka pohon itu akan ditebang. Perumpamaan ini menggambarkan hidup manusia. Hidup yang berguna adalah hidup yang menghasilkan buah. Kita diberi kesempatan dan hidup kita harus rela dicangkul dan dipupuk. Kesempatan itu adalah kesempatan untuk bertobat dan menghasilkan buah. Pertobatan merupakan jalan satu-satunya untuk berbalik dari hidup yang penuh dosa kembali kepada Tuhan.
Refleksi Untuk Pamong
Kita diingatkan bahwa hidup mengikut Tuhan itu berarti hidup dalam pertobatan. Mengarahkan pikiran pada yang tinggi dan luhur kepada Tuhan. Hidup dalam pertobatan berarti hidup baru, hidup yang terang. Segala perasaan dan perilaku berangkat dari pikiran yang diterangi kebenaran, bukan kegelapan yang diliputi nafsu diri sendiri.
Hidup dalam pertobatan, adalah hidup dalam kerendahan hati yang menghambakan pikiran pada Kehendak Allah atau menghamba pada kebenaran. Ketika memenuhi hal-hal yang tidak benar dan tidak baik, kita harus segera mengelola pikiran menuju kebaikan. Bagaimana dengan hidup kita? Dunia kita ini diisi oleh berbagai macam masalah. Padahal, selagi kita diberi kesempatan hidup, kita dipanggil untuk tumbuh dan berbuah. Dari mana kita memulai pertumbuhan itu? Tentu dari diri sendiri, sejak dari dalam pikiran.
Pendahuluan
Teman-teman, seandainya ada dua perbuatan dosa, yang pertama adalah pembunuhan yang sadis dan kejam dan yang kedua adalah pencurian mangga di pohon tetangga. Mana dosa yang lebih besar dan mana dosa yang lebih kecil? Bagaimana pendapatmu? Sebenarnya orang Kristen tidak mengenal dosa besar dan dosa kecil. Dosa adalah dosa. Karena itu semua dosa adalah perbuatan yang tidak baik dan tidak dilakukan. Pertobatan dimulai dari pikiran, yang awalnya berfokus pada diri sendiri beralih pada Tuhan. Kemudian mewujud dalam laku kehidupan yang awalnya kering menjadi berbuah. Selagi dianugerahi kesempatan, mari hidup dalam pertobatan yang diawali dari pikiran dan berbuah dalam perbuatan.
Cerita
Melalui perikop bacaan Alkitab hari ini diceritakan bahwa ada sekelompok orang-orang Galilea yang yang datang kepada Tuhan Yesus. Mereka membawa kabar bahwa ada orang-orang yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan dan juga delapan belas orang yang mati ditimpa menara di dekat Siloam. Mereka berpikir bahwa orang-orang yang mendapat musibah atau malapetaka adalah orang-orang yang lebih berdosa dari mereka.
Tuhan Yesus kemudian menegur mereka dan mengingatkan bahwa setiap orang harus bertobat. Melalui perumpamaan pohon ara, Tuhan Yesus juga menjelaskan bahwa pertobatan itu juga harus disertai dengan perubahan yaitu berbuah. Seperti pohon ara yang diberi kesempatan untuk dapat berbuah, manusia berdosa juga diberi kesempatan untuk bertobat. Pertobatan tentu tidak sekedar ucapan di bibir saja. Pertobatan harus benar-benar tulus dari hati kita. Pertobatan dapat terjadi ketika seseorang melakukannya dengan kemauan sendiri bukan karena terpaksa atau dipaksa orang lain. Pertobatan haruslah melalui tuntunan Roh Kudus. Tanda dari pertobatan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh atau tidak adalah dari buah yang dihasilkan. Seperti pohon ara yang diberi kesempatan selama satu tahun untuk berbuah, demikian juga manusia diberi kesempatan untuk bertobat dan menghasilkan buah yang baik. Inilah pengharapan kita sebagai manusia yang penuh dosa.
Aktivitas
Bagi remaja dalam beberapa kelompok kecil sejumlah 3 sampai 4 orang. Kemudian ajak remaja berdiskusi atau berbagi pengalaman dalam kelompok kecil mengenai:
- Perbuatan-perbuatan tidak baik atau dosa yang pernah dilakukan yang merugikan orang lain atau diri sendiri. Contoh, mencontek saat ujian, mengejak teman, menyembunyikan barang orang lain, dan lain-lain.
- Tuliskan di selembar kertas atau sticky note, sebuah janji untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik atau dosa yang pernah dilakukan. Janji tersebut selnajutnya dapat disimpan di dalam alkitab atau ditempel di tempat pribadi agar mudah melihat dan mengingatnya kembali.
BASA JAWA
Cerita
Liwat wacan Alkitab sing diwaca dina iki, diceritaake ana kelompok wong Galilea kang marani Gusti Yesus. Wong-wong kuwi nggawa kabar menawa ana wong sing getihe dicampur Pilatus karo getihe kurban sing dikurbanake, lan uga ana wong wolulas kang tiwas ana ing menara cedhak Siloam. Kelompok kuwi nganggep yen wong kang ngalami musibah iku wong kang luwih dosa tinimbang kelompoke mau.
Gusti Yesus banjur nggegirisi lan ngelingake yen saben wong kudu mratobat. Lumantar pasemon bab wit anjir, Gusti Yesus uga nerangake yen tobat uga kudu dibarengi owah-owahan, yaiku ngasilake woh. Kaya wit anjir kang diwenehi kesempatan kanggo ngetokke woh, manungsa kang dosa uga diwenehi kesempatan kanggo mratobat.
Tobat mesthine ora mung ana ing lambe. Tobat kudu bener-bener tulus saka ati. Tobat bisa kedadeyan yen ana wong kang nindakake kanthi karep dhewe lan ora amarga kapeksa utawa dipeksa dening wong liya. Tobat kudu liwat tuntunan Roh Suci. Pratandha yen tobat ditindakake kanthi ikhlas utawa ora yaiku woh kang diasilake. Kaya dene wit anjir sing diwenehi kesempatan setaun kanggo ngetokke woh, semono uga manungsa diwenehi kesempatan kanggo mratobat lan ngetokke woh sing apik. Iki dadi pangarep-arep kita minangka manungsa dosa.