Belajar Tetap Rendah Hati Tuntunan Ibadah Remaja 24 Maret 2024

11 March 2024

Tahun Liturgi: Palmarum
Tema: Rendah Hati
Judul: Belajar Tetap Rendah Hati

Bacaan: Markus 11:1-11
Ayat Hafalan: Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Amsal 22:44)

Lagu Tema: Rukun Cinta

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Keledai merupakan salah satu alat transportasi yang sudah digunakan sejak zaman perjanjian lama. Di dalam Alkitab, keledai merupakan sakah satu alat transportasi yang paling sering disebutkan. Badannya tidak terlalu tinggi, namun keledai dapat mengangkut barang-barang yang berat jauh lebih baik daripada kuda. Keledai tidak terlihat seperti hewan yang gagah, bahkan banyak sekali cerita dan perumpamaan yang menunjukkan bahwa keledai adalah hewan yang bodoh, lambat dan lemah. Cerita dan perumpamaan tentang keledai membuat gambarannya menjadi tidak baik. Hal ini berbeda sekali dengan kuda yang selalu digambarkan sebagai hewan yang gagah. Bukan hanya karena badannya yang besar dan terlihat tangguh, tetapi juga karena kuda adalah hewan yang sering dipakai dalam perang.

Dalam perikop yang kita baca hari ini, Yesus memilih dan memakai keledai untuk dijadikan sebagai alat transportasi yang digunakan untuk memasuki Yerusalem menuju ke Bait Allah. Seperti yang tertulis dalam ayat 2, keledai yang dipakai Yesus adalah keledai yang sedang tertambat(sulit dikendalikan), belum pernah ditunggangi, dan bukan miliknya sendiri. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat dan penerimaan orang-orang yang menyambut dan mengelu-elukan Yesus di Yerusalem. Pemilihan keledai menunjukkan bahwa Yesus datang tidak untuk terlihat gagah dan tangguh seperti jika Ia menunggangi kuda, tetapi menunjukan bahwa sesuatu yang dianggap remeh itu dapat memberi dampak yang besar(seperti keledai dapat mengangkut barang-barang yang berat jauh lebih baik daripada kuda).

Refleksi untuk Pamong
Pada bacaan minggu ini, Tuhan mengingatkan kita untuk memiliki sikap rendah hati. Artinya dalam melakukan pelayanan kita tidak boleh sombong, tidak boleh memandang rendah orang lain supaya pelayanan kita dapat menjadi berkat dan memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan.

Tujuan:
Remaja menjelaskan dampak sikap rendah hati bagi diri sendiri dan orang lain

Pendahuluan

  1. Ajak remaja untuk membaca firman Tuhan dari Markus 11:1-11
  2. Ajak remaja untuk menyanyikan lagu “Rukun Cinta”
  3. Ajak remaja untuk mendiskusikan “apa itu rendah hati?”

Cerita
Apa itu rendah hati? Rendah hati artinya tidak sombong, tidak memandang rendah orang lain. Lalu apa hubungannya dengan bacaan kita hari ini?

Teman-teman yang dikasihi Tuhan, minggu ini dikenal dengan minggu Palmarum. Hal ini sesuai dengan cerita yang kita baca pada perikop hari ini. Minggu Palmarum dikenal karena itu adalah hari di mana Yesus terakhir kali masuk ke Yerusalem dan disambut dengan luar biasa ketika menaiki keledai.

Seperti yang kita tahu, kebanyakan cerita atau tokoh-tokoh yang terkenal, selalu menggunakan kuda sebagai alat transportasinya. Hal itu dipengaruhi oleh pemikiran bahwa kuda adalah hewan yang kuat, gagah dan tangguh. Tetapi cerita kita hari ini sungguh berbeda. Yesus yang adalah anak Allah, raja di atas segala raja, pembuat mujizat yang hebat pada masa itu, justru datang ke Yerusalem dengan sambutan yang meriah namun menaiki hewan yang dianggap bodoh, lambat dan lemah, yaitu keledai.

Keledai menjadi ciri bahwa Yesus adalah orang yang sederhana. Memakai alat transportasi seadanya (yang mudah ditemukan saat itu). Tidak memikirkan bahwa Ia harus memakai alat transportasi yang dapat membuatnya gagah dan kuat. Apalagi, keledai yang ditunggangi Yesus adalah keledai pinjaman karena didapat dengan menemukan keledai yang sedang tertambat sesuai dengan arahan Yesus.

Ciri sederhana itulah yang menunjukkan bahwa Yesus adalah orang yang rendah hati. Sama seperti keledai yang dapat menanggung beban yang sangat berat, keledai juga menunjukkan bahwa Yesus juga sanggup untuk menanggung beban yang sangat berat yang akan dialaminya.

Penerapan
Teman-teman dalam kehidupan kita sehari-hari tidak luput dari namanya kesombongan dan bahkan terkadang kita bisa saja memandang rendah orang lain. Misalnya kita menyombongkan kelebihan yang kita miliki pada orang lain atau kita menilai orang lain tidak mampu melakukan sesuatu karena penampilannya atau karena merasa orang tersebut tidak mampu. Ketika kita melakukan hal tersebut secara terus menerus, kita pasti akan kehilangan teman atau dibenci, ataupun orang lain bisa marah terhadap sikap kita yang kurang baik tersebut. Akibatnya, kita hidup dengan dibenci dan dijauhi orang lain atas sikap kita.

Kita perlu meniru sikap Tuhan Yesus yang hidup dengan sederhana dan rendah hati. Kesederhaan dan kerendahan hati Yesus membuat Ia disenangi, disukai, bahkan ketika datang ke Yerusalem Dia disambut dengan meriah. Kita menunjukan sikap hidup sederhana dan rendah hati tentu saja bukan untuk dipuji namun karena kita mau menerapkan dan meniru sikap Yesus yang baik. Mari terus belajar sederhana dan rendah hati supaya hidup kita berkenan dihadapan Tuhan. Amin.

Aktivitas
Ajak masing-masing remaja untuk menuliskan atau menyebutkan 3 contoh sikap rendah hati yang dapat ia lakukan pada orang lain!


BASA JAWA

Tujuan:
Remaja menjelaskan dampak sikap rendah hati bagi diri sendiri dan orang lain

Pendahuluan
Ajak cah enom maca pangandikané Gusti Allah saka Markus 11:1-11

  1. Ajak remaja nembang tembang Rukun Cinta.
  2. Ajak remaja rembugan “apa sing diarani andhap asor?”

Cerita
Apa iku andhap asor? Andhap asor tegese ora sombong, ora ngremehake wong liya. Dadi apa hubungane karo wacan kita saiki?

Para sedherek ingkang kula tresnani, minggu punika dipuntepangi kanthi nama Minggu Palmarum. Iki jumbuh karo crita sing kita waca ing wacan saiki. Minggu Palm dikenal amarga iku dina pungkasan Yesus mlebu ing Yerusalem lan diwenehi sambutan sing apik banget nalika nunggang kuldi.

Kaya sing wis dingerteni, umume crita utawa tokoh sing misuwur mesthi nggunakake jaran minangka alat transportasi. Iki dipengaruhi dening gagasan yen jaran iku kewan sing kuwat, gagah lan tangguh. Nanging crita kita dina iki pancen beda. Gusti Yesus, putrane Gusti Allah, ratune para ratu, juru mukjijat sing gedhe nalika iku, pancen teka ing Yerusalem kanthi sambutan sing nyenengake nanging nitih kewan sing dianggep bodho, alon lan ringkih, yaiku kuldi.

Keledai kuwi minangka tandha nèk Yésus kuwi wong sing prasaja. Nggunakake sarana transportasi sing kasedhiya (sing gampang ditemokake nalika iku). Ora ngira yen dheweke kudu nganggo alat transportasi sing bisa nggawe dheweke wani lan kuwat. Kajaba iku, kuldi sing ditumpaki Gusti Yesus yaiku kuldi sing dipinjam amarga dipikolehi kanthi nemokake kuldi sing ditandhani miturut pituduhe Gusti Yesus.

Ciri sing prasaja iki nduduhké nèk Yésus kuwi wong sing andhap asor. Kaya kuldi sing bisa nanggung beban sing abot, kuldi uga nduduhké nèk Yésus uga isa nanggung beban sing abot banget sing bakal dialami.

Penerapan
Kanca-kanca ing padintenan ora uwal saka jenenge sombong lan kadhangkala uga bisa ngremehake wong liya. Contone, kita ngegung-egungake kaluwihan sing diduweni kanggo wong liya utawa nganggep wong liya ora bisa nindakake apa-apa amarga penampilane utawa amarga dheweke rumangsa ora bisa. Nalika kita nindakake iki terus-terusan, kita mesthi bakal kelangan kanca utawa disengiti, utawa wong liya bakal nesu karo sikap kita sing ala. Akibaté, kita urip kanthi disengiti lan disingkiri wong liya amarga sikap kita.

Awaké dhéwé kudu niru sikapé Gusti Yésus sing uripé sederhana lan andhap asor. Kesederhanaan lan andhap asor Gusti Yesus ndadekake dheweke disenengi lan disenengi, sanajan dheweke teka ing Yerusalem dheweke disambut kanthi surak-surak. Awaké dhéwé nduduhké gaya urip sing sederhana lan andhap asor, mesthi ora kanggo dipuji, ning merga péngin ngetrapké lan niru sipaté Yésus sing apik. Sumangga kita sinau kanthi prasaja lan andhap asor supados gesang kita pikantuk keparengipun Gusti. Amin.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak