Tahun Liturgi: Jumat Agung
Tema: Percaya pada Pengorbanan Yesus
Judul: Pengorbanan Terbesar
Bacaan: Yohanes 19:28-37
Ayat Hafalan: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristustelah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,.” (1 Korintus 15:3)
Lagu Tema: Karya Terbesar
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Penyebutan Yesus sebagai Anak domba Allah tidak lepas dari Yohanes 1:29 yang menuliskan bahwa Yesus disebut sebagai Anak domba Allah. Bacaan kita hari ini merupakan bagian perjalanan Yesus sebagai Anak domba Allah yang sedang menggenapi nubuatan-nubuatan yang sudah disampaikan oleh para nabi. Salah satu bagiannya adalah cerita tentang kematian yang harus Yesus alami. Seperti yang kita tahu dan yakini bahwa Yesus harus mati di atas kayu salib untuk menebus manusia yang berdosa. Yesus adalah domba yang dikorbankan untuk penghapus dosa manusia.
Dalam Perjanjian Lama, pada waktu-waktu tertentu atau ketika seseorang berbuat dosa, maka orang tersebut wajib memberikan korban bakaran kepada Allah sebagai persembahan untuk penghapusan dosa. Namun, dalam Perjanjian Baru, ketika Allah mengutus anak-Nya yang tunggal untuk datang ke dunia, Ia menjadi Anak domba yang akan dikorbankan sekali untuk selamanya. Maksudnya adalah ketika Yesus mati diatas kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga, Yesus telah menghapus segala dosa manusia dan manusia yang percaya tidak perlu lagi melakukan korban bakaran sebagai persembahan untuk penghapusan dosa.
Pada bacaan kita hari ini, fokus renungannya terdapat dalam ayat ke 36, yaitu tidak ada tulang yang dipatahkannya. Jika melihat referensi ayat yang terdapat dalam Alkitab, Keluaran 12:46; Bilangan 9:12; Mazmur 34:21 merujuk pada perayaan Paskah orang yahudi. Seperti yang kita tahu, dalam tradisi Yahudi, Anak domba yang dikorbankan adalah anak domba yang tidak dipatahkan kakinya. Dalam injil Yohanes, Kaki Yesus tidak dipatahkan. Hal ini membuktikan bahwa Yesus mati sebagai anak domba Allah. Ada makna yang terkandung dalam hal tulang-Nya yang tidak dipatahkan: kekuatan tubuh terletak di dalam tulang. Kata dalam bahasa Ibrani untuk tulang mengandung arti kekuatan. Karena itu, perkataan tidak satu pun dari tulang Kristus dapat dipatahkan menunjukkan bahwa meskipun Ia disalibkan di dalam kelemahan, kekuatan-Nya dalam menyelamatkan tidak terpatahkan sama sekali.
Refleksi untuk Pamong
Pelayanan kita harus didasari dengan rasa syukur atas pengorbanan yang Tuhan Yesus lakukan dengan mati di kayu salib. Pelayanan kita dilakukan untuk menceritakan kabar sukacita bahwa Ia rela datang ke dunia, mati diatas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Pelayanan kita adalah sikap kesungguhan hati kita untuk mengikut Yesus.
Tujuan: Remaja menjelaskan bahwa Yesus benar-benar Mesias melalui pengorbanannya di kayu salib.
Pendahuluan
- Ajak remaja untuk membaca Yohanes 19:28-37
- Ajak remaja untuk menyanyikan lagu: “Karya Terbesar”
- Ajak remaja untuk mendiskusikan pertanyaan: “mengapa penyaliban Yesus dianggap sebagai pengorbanan yang besar?”
Cerita
Teman-teman, penyaliban Yesus dianggap sebagai pengorbanan yang besar karena Yesus yang adalah Allah rela menjadi manusia, kemudian mau menanggung penderitaan dan kematian di atas kayu salib (seperti orang yang berdosa dan melakukan kejahatan berat). Tujuannya adalah agar manusia tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Dosa-dosa manusia terhapus dan hubungannya dengan Allah yang rusak akibat dosa dapat dipulihkan. Korban persembahan berupa kambing, domba yang dulu-dulu dilakukan tidak dapat menghapus semua dosa manusia. Maka dari itu, korban persembahan itu harus terus menerus dilakukan setiap melakukan pelanggaran atau pada waktu-waktu tertentu. Tetapi tidak demikian dengan pengorbanan Anak domba Allah. Hal itu bisa terjadi karena Yesus adalah anak domba yang suci, murni, tidak bercacat dan berdosa. Maka Yesus perlu melakukannya agar manusia memperoleh penebusan.
Yesus disebut anak domba Allah. Hal ini juga digenapi atau ditunjukkan dengan penyaliban Yesus diatas kayu salib. Pada ayat 36, dituliskan bahwa tulang Yesus tidak dipatahkan sama sekali. Hal ini seperti anak domba yang tidak dipatahkan tulangnya ketika ia menjadi korban persembahan utuk Tuhan. Jika melihat referensi ayat yang terdapat dalam Alkitab, Keluaran 12:46; Bilangan 9:12; Mazmur 34:21 merujuk pada perayaan Paskah orang yahudi. Seperti yang kita tahu, dalam tradisi Yahudi, Anak domba yang dikorbankan adalah anak domba yang tidak dipatahkan kakinya. Dalam injil Yohanes, Kaki Yesus tidak dipatahkan. Hal ini membuktikan bahwa Yesus mati sebagai anak domba Allah.
Penerapan
Teman-teman, Tuhan Yesus telah membuktikan diri-Nya adalah Mesias, Anak domba Allah atau apapun sebutan yang kamu berikan untuk-Nya melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Maka dari itu, kamu harus menghargai, menghormati dan percaya pada pengorbanan-Nya dengan cara hidup benar, hidup menjauhi dosa dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Tidak menduakan Tuhan, belajar untuk tidak berbuat dosa. Dengan demikian kita menghargai dan menghormati pengorbanan-Nya yang besar. Dan pada akhirnya, dengan hidup kita yang benar dan memuliakan Tuhan, kita dapat menceritakan pengorbanan-Nya diatas kayu salib pada orang lain.
Aktivitas
Ajak remaja untuk menyanyikan dan menghayati lagu: “Terlalu Besar”