Bersyukur dan Berterimakasih Untuk Segala Hal Tuntunan Ibadah Remaja 23 Juli 2023

10 July 2023

Tahun Gerejawi: Hari Anak Nasional
Tema: Karakter Moral-Tokoh.
Judul: Bersyukur dan Berterimakasih Untuk Segala Hal.

Bacaan: Lukas 17 : 11-19
Ayat Hafalan:Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau” (Mazmur 145:10)

Lagu Tema: Terimakasih Tuhan

Tujuan:

  1. Anak dapat menyebutkan alasan seorang kusta berterima kasih kepada Yesus.
  2. Anak dapat menyebutkan alasan ia berterima kasih.
  3. Anak dapat menyebutkan faktor penghambat ia sulit berterima kasih.
  4. Anak dapat membiasakan diri mengucapkan terimakasih ketika mendapat pertolongan.
  5. Anak dapat membuat kartu ucapan untuk menyatakan terimakasih kepada para orangtua atau orang-orang di sekitarnya.

 

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Pada suatu hari ada 10 orang yang sedang mengalami sakit kusta. Sepuluh orang kusta tersebut perasannya sangat sedih, karena tubuh mereka dipenuhi oleh luka borok yang tidak bisa disembuhkan. Kemudian karena sakitnya itu sepuluh orang kusta ini dikucilkan dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Mereka bukan hanya dikucilkan dan tidak boleh beraktivitas bersama orang-orang yang tidak sakit. Akan tetapi sepuluh orang kusta tersebut juga disingkirkan dari kehidupan keagamaan, dan tidak boleh menjalani ritual keagamaan. Beban hidup yang dijalani 10 orang kusta ini tidak mudah, sebab mereka juga dipandang sebagai kaum najis karena sakitnya.

Namun tiba-tiba suatu hari, ada Tuhan Yesus bersama rombongannya berjalan menyusuri daerah perbatasan Samaria dan Galilea. Rupaya ketika rombongan Tuhan Yesus lewat sepuluh orang kusta tadi sudah pernah mendengar dan mengetahui bahwa Pribadi yang ada di dekat daerah mereka bukan orang biasa saja. Dan mereka sudah mengetahui bahwa Tuhan Yesus sudah pernah menyembuhkan dan memberi banyak muzijat pada orang-orang. Sehingga mereka segera bergegas untuk menjumpai Tuhan Yesus dan berseru memohon kesembuhan pada-Nya. Sekalipun mereka baru berjumpa dengan Tuhan Yesus pada hari itu juga, dengan penuh keyakinan dan percaya diri mereka semua berteriak dari kejauhan memohon agar Tuhan Yesus menyelamatkan mereka. Alasannya mereka berteriak dari kejauhan adalah karena mereka menyadari posisinya sebagai orang yang sakit parah.

Pada hari itu juga, mereka langsung diperintahkan oleh Tuhan Yesus pergi kepada para imam, untuk menunjukkan diri mereka. Tuhan Yesus tidak memerintahkan mereka untuk mandi di suatu tempat tertentu atau memakan sesuatu agar mereka sembuh. Meskipun tidak ada syarat-syarat khusus dan hanya menemui para imam, sepuluh orang Kusta tadi justru menjadi sembuh pada saat di tengah perjalanan. Tuhan Yesus kemudian merasa heran dan bertanya-tanya mengapa hanya satu orang saja yang kembali untuk mengucap syukur dengan sikap tersungkur penuh hormat kepada-Nya. Kesembilan orang yang sudah sembuh tadi justru tidak bersikap demikian. Satu orang yang berterimakasih serta bersyukur adalah orang Samaria. Padahal orang Samaria sering dipandang sebagai orang kafir dikalangan orang Yahudi. Namun ia justru bisa menunjukkan sikap yang jauh lebih baik dibandingkan kesembilan orang Yahudi lain yang sudah sembuh.  Di samping itu juga ia menjadi lebih dekat dengan Tuhan Yesus dan tidak hanya mendapat pemulihan secara fisik, namun juga pemulihan spiritualitasnya.

Pendahuluan

  1. Ajak remaja membaca Lukas 17:11-19
  2. Berdasarkan bacaan tersebut ajak remaja untuk menemukan dan menyebutkan persamaan-persamaan yang dimiliki 10 orang yang datang kepada Yesus.
  3. Ajak remaja untuk menemukan dan menyebutkan perbedaan yang ada pada 10 orang tersebut.
  4. Ajak remaja menyebutkan apa saja pemulihan yang sudah diperoleh 10 orang yang datang kepada Tuhan Yesus.

Cerita – Bahasa Indonesia
Remaja yang terkasih, pernahkah kalian menolong orang lain, namun orang yang telah teman-teman tolong tidak mengucapkan terima kasih kepada kalian? Lalu bagaimana perasaan kalian ketika orang yang sudah ditolong tidak mengucapkan terima kasih? (biarkan remaja menjawab)

Pasti perasaan kita secara manusiawi akan sedih dan kecewa, karena kita merasa upaya kita tidak dihargai oleh orang yang sudah kita tolong. Atau mungkin justru kita sendiri pernah lupa mengucapkan terimakasih kepada orang lain atas banyak hal, entah itu karena telah ditolong ataupun diberi sesuatu.

Padahal mengucapkan kata terimakasih adalah salah satu contoh sikap yang sudah diajarkan oleh orang tua sejak kita masih kecil, atau saat belajar bicara. Dalam sebuah buku berjudul Words Can Change Your Brain, yang ditulis oleh Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan bahwa sebuah kata punya kekuatan untuk mempengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi. Hal itu berarti juga melalui kata-kata orang tua bisa memberi contoh yang baik dalam hal jasmani dan rohani yang berkaitan dengan perilaku anak. Kemudian dalam salah satu web di Internet menuliskan juga bahwa kata-kata ajaib yang wajib diajarkan orang tua sejak dini kepada anak-anaknya adalah sebagai beriku: Mengucapkan Salam, Terimakasih, Maaf, Tolong, Permisi atau Izin, Baik atau iya, dan Bisa. Tujuan mengajarkan kepada anak-anak kata-kata ajaib adalah supaya dapat membentuk dan menumbuhkan sifat serta karakter yang positif. Manfaat lainnya yaitu agar anak bisa bertumbuh dengan akhlak yang mulia, yaitu akhlak yang baik atau terpuji. Dalam bacaan firman hari ini, kita akan belajar tentang salah satu kata ajaib tersebut yaitu terima kasih

Ada sepuluh orang yang mengalami persoalan yang sama yaitu menderita sakit kusta. Mereka sama-sama disingkirkan dari kehidupan sosial masyarakat, dan mereka menanggung nasib yang sama tidak diijinkan beribadah atau melakukan ritual keagamaan. Sepuluh orang kusta tadi senasib sepenanggungan, dipandang sebagai orang-orang yang mengalami kutukan menjadi hal yang sudah biasa bagi mereka. Sehingga dalam nasib yang lemah serta menderita itu, mereka juga memiliki harapan yang sama, memiliki doa yang sama, yaitu pulih dan sembuh. Meskipun orang lain menganggap orang sakit kusta itu tidak bisa disembuhkan namun sepuluh orang kusta ini rupanya tidak menyerah, atau berputus asa atas nasib mereka.

Hal ini terbukti, pada saat rombongan Tuhan Yesus melewati daerah perbatasan Samaria dan Galilea, sepuluh orang kusta ini bergegas menemui Tuhan Yesus. Mereka semua kemudian bersama-sama memohon dan meminta agar Tuhan Yesus menyembuhkan serta memulihkan sakit mereka. Sekalipun dari kejauhan, mereka sangat yakin bahwa Tuhan Yesus  adalah Pribadi yang penuh dengan kuasa dan mampu menyelamatkan mereka. Sikap sepuluh orang Kusta ini sebenarnya diawal sudah benar karena mereka memiliki kepercayaan dan mengandalkan Kuasa Tuhan Yesus untuk bisa menolong mereka. Dan akhirnya Sepuluh orang kusta ini pun mendapat berkat kesembuhan yang sama, bukan semata-mata atas usahanya sendiri. Tetapi karena kemurahan hati Tuhan dan Cinta Kasih Tuhan Yesus.

Mereka menjadi sembuh pada saat mereka ada di tengah perjalanan menemui para imam.  Hal ini menunjukkan bahwa sejatinya Tuhan Yesus bukan hanya menyembukan sepuluh orang kusta tadi secara fisiknya/kesehatannya. Tetapi Tuhan Yesus juga memulihkan secara sosial dan agamanya.  Ketika mereka diperintahkan untuk bertemu para imam, itu berarti agar kesembuhan mereka bisa disaksikan oleh orang banyak. Secara khusus dampak berikutnya adalah agar mereka diterima lagi di tengah masyarakat dan para imam bisa mengijinkan mereka untuk melakukan ritual keagamaan.

Namun, satu orang Samaria dari sembilan orang yang sembuh tadi, justru memiliki iman yang sejati. Iman bukan hanya soal keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan mereka. Tetapi orang Samaria ini memiliki iman, dan ia telah menujukkannya dengan datang menemui Tuhan Yesus untuk berterima kasih dan bersyukur dalam ketersujudtannya dihadapan Tuhan Yesus. Rupanya bagi orang Samaria yang beriman ini, pemulihan tidak cukup hanya soal telah diterimanya dia secara sosial, atau keagamannya. Namun imannya juga menjadi pulih, dan diperbaharui dengan mendekatkan diri pada Tuhan Yesus, serta menyadari bahwa hanya Tuhan Yesus saja Sang Sumber Keselamatan bagi hidupnya.

Remaja yang dikasihi oleh Tuhan, mari kita belajar dari orang Samaria yang beriman ini. Firman hari ini bukan hanya mengajarkan kepada kita untuk bisa bersikap lebih sopan terhadap orang lain dengan mengucapkan kata-kata ajaib “Terima Kasih”. Kita juga harus bisa meneladani iman orang Samaria yang selalu mendekat kepada Tuhan, bukan hanya saat kita ingin sesuatu lalu lupa saat keinginan kita telah dikabulkan. Iman yang diteladankan oleh orang Samaria adalah wujud iman yang selalu bergantung pada Tuhan, serta merendahkan diri di hadapan Tuhan. Sebab tanpa Tuhan kehidupan orang Samaria, dan kita tidak akan bisa sampai seperti sekarang ini. Semua berkat yang bisa dirasakan oleh orang Samaria dan kita hanyalah karena Anugerah-Nya.

https://bbpmpjateng.kemdikbud.go.id/kata-kata-ajaib-untuk-anak/
https://www.google.co.id/books/edition/Pedoman_Penafsiran_Alkitab/QyKEDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Yesus+dan+sepuluh+orang+Kusta&pg=PA540&printsec=frontcover
https://www.google.co.id/books/edition/Wholeness_Living/A1s5EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Yesus+dan+sepuluh+orang+Kusta&pg=PT154&printsec=frontcover

 

Aktivitas

  1. Bagikan kepada remaja kertas yang berisi tabel seperti di bawah ini
    Hari/ Tanggal  Daftar Ucapan Terima Kasih dan Alasannya
     1. Senin, 24 Juli 2023  – Beryukur kepada Tuhan buat hari yang baru dan kesehatan baru
    – Berterimakasih kepada ibu yang telah menyiapkan sarapan
    – Berterimakasih kepada guru yang telah mengajar
    – Berterimakasih kepada Teman yang sudah menemani kita
    – dan lain-lain
    2. ..
    3. …
    4. …
    5. … dst
  2. Buatkanlah remaja Kalender Ucapan Terimakasih ini untuk satu Minggu. Dan ajaklah remaja menuliskan daftar ucapan terimakasih yang sudah mereka lakukan dalam satu hari sampai dengan seminggu berikutnya.
  3. Tujuan dari Kalender Ucapan Terimakasih ini adalah untuk mengajak remaja agar mereka peka terhadap sikapnya sendiri ketika berhadapan dengan orang lain. Dan mengajak remaja berlatih mengucapkan kata-kata ajaib tersebut. Semakin banyak ucapan terimakasih yang telah mereka ucapkan dalam seminggu, remaja diharapkan semakin membiasakan diri untuk bersikap yang baik kepada siapapun.

 

Carita – Basa Jawa
Nom-noman sing daktresnani, apa sampeyan wis nulungi wong liya, nanging wong sing sampeyan tulungi ora matur nuwun? Terus piye perasaanmu nek wong sing ditulungi ora ngucap matur nuwun? (biar nom-noman njawab)

Mesthine rasa sedhih lan kuciwa kita manungsa, amarga kita rumangsa usaha kita ora dihargai dening wong sing wis ditulungi. Utawa bisa uga awake dhewe lali ngucapake matur nuwun marang wong liya, apa wae amarga wis ditulungi utawa diwenehi apa-apa.

Sanadyan ngucapake matur nuwun minangka tuladha saka sikap sing wis diwulangake dening wong tuwa wiwit cilik, utawa nalika sinau ngomong. Ing buku sing disebut Words Can Change Your Brain, ditulis dening Andrew Newberg lan Mark Robert Waldman nulis yen tembung nduweni daya kanggo mengaruhi ekspresi gen sing ngatur stres fisik lan emosional. Tegese uga lumantar tetembungan wong tuwa bisa menehi tuladha kang becik ing bab jasmani lan rohani kang gegayutan karo solah bawane bocah. Banjur ing salah sawijining web ing Internet uga ditulis tembung-tembung ajaib sing kudu diwulangake dening wong tuwa marang anak-anake wiwit cilik yaiku: Salam, Nuwun, Nuwun, Nyuwun Pangapunten, Nyuwun Pangapunten, Idin, Becik utawa Ya, lan Saget. Tujuwane mulangake tembung-tembung ajaib marang bocah-bocah yaiku supaya bisa mbentuk lan nuwuhake sipat lan karakter sing positif. Paedah sanesipun inggih menika lare saged tuwuh kanthi akhlak ingkang luhur, inggih menika akhlak ingkang sae utawi ingkang terpuji. Wonten waosan dinten punika, kita badhe nyinau babagan salah satunggaling tembung ajaib menika, matur nuwun

Ana sepuluh wong sing ngalami masalah sing padha, yaiku lepra. Loro-lorone ora kalebu ing urip sosial, lan padha duwe nasib sing padha ora diijini nyembah utawa nindakake ritual agama. Sapuluh lara lara kusta padha nasibe, amarga katon minangka wong sing ngalami ipat-ipat sing wis dadi lumrah kanggo wong-wong mau. Satemah ing nasib kang ringkih lan nandhang sangsara, uga padha duwe pangarep-arep, padha donga, yaiku waras lan mari. Sanadyan wong liya ngira menawa wong lara lara kusta ora bisa waras, nanging wong lara kusta sepuluh iki ketoke ora nyerah, utawa nyerah marang nasibe.

Iki kabukten, nalika rombongane Gusti Yesus ngliwati wilayah perbatasan Samaria lan Galilea, sepuluh lara lara kusta iki padha kesusu nemoni Gusti Yesus. Wong-wong mau kabèh banjur padha nyuwun lan nyuwun marang Gusti Yésus supaya nambani lan nambani lelarané. Malah saka kadohan, wong-wong mau percaya tenan nèk Gusti Yésus kuwi Pribadi sing kuwasa lan isa nylametké wong-wong kuwi. Sikapé wong lara kusta sepuluh kuwi sakbeneré wiwitané bener merga padha nduwé iman lan ngendelké Pangwasané Gusti Yésus kanggo nulungi. Lan pungkasane sepuluh lara kusta iki uga nampa berkah penyembuhan sing padha, ora mung kanggo usaha dhewe. Nanging marga saka sih-rahmating Allah lan Sih-Tresnane Gusti Yesus.

Wong-wong mau padha waras nalika lagi tindak nemoni para imam. Iki nuduhake yen sejatine Gusti Yesus ora mung nambani wong lara kusta sepuluh kanthi fisik / kesehatan. Nanging Gusti Yesus uga mulihake dheweke kanthi sosial lan agama. Nalika padha didhawuhi nemoni para pandhita, ateges kasarasane bisa dirasakake dening wong akeh. Utamane, pengaruh sabanjure yaiku dheweke ditampa maneh ing masyarakat lan para imam bisa ngidini dheweke nindakake ritual agama.

Nanging, siji wong Samaria saka sangang wong sing diwarasaké sadurungé, bener-bener nduwé iman sing sejati. Iman ora mung bab kapercayan lan kapercayan marang Gusti Yesus sing wis nambani wong-wong mau. Nanging wong Samaria iki nduwé iman, lan dhèwèké nduduhké karo teka marani Gusti Yésus kanggo ngucap sokur lan ngucap sokur ing ngarsané Gusti Yésus. Kayane kanggo wong Samaria sing setya iki, pemulihan ora mung babagan penerimaan sosial, utawa agama. Nanging kapitadosanipun ugi malih, saha dipun anyaranaken kanthi nyedhak dhateng Gusti Yesus, saha mangertos bilih namung Gusti Yesus ingkang dados sumbering karahayon tumrap gesangipun.

Nom-noman sing ditresnani Gusti Allah, ayo sinau saka wong Samaria sing setya iki. Sabda ing jaman saiki ora mung mulangake supaya luwih sopan marang wong liya kanthi ngucapake tembung-tembung ajaib “Matur Nuwun”. Kita uga kudu bisa niru imane wong Samaria sing tansah nyedhak marang Gusti Allah, ora mung nalika kepinginan lan banjur lali yen kekarepan kita wis kabul. Kapitadosan ingkang dipuntuladhakaken dening tiyang Samaria punika minangka wujud iman ingkang tansah gumantung dhateng Gusti, saha ngasoraken dhiri wonten ngarsanipun Gusti. Amarga tanpa Gusti Allah uripe wong Samaria, lan kita ora bakal kaya saiki. Kabeh berkah sing bisa dialami wong Samaria lan kita mung amarga sih-rahmat.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak