Tahun Gerejawi: Bulan Keluarga
Tema: Karakter Kristiani
Judul: Kepedulian Yang Sejati
Bacaan: Kejadian 50:15-21
Ayat Hafalan: Galatia 5:22-23
Lagu Tema: Hidup ini Adalah Kesempatan
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Yusuf adalah anak kesayangan ayahnya sejak dahulu, karena ia adalah anak dari Ibu Rahel yaitu istri yang paling dikasihi oleh Yakub. Namun karena ulah dari saudara-saudaranya, Yusuf justru hidupnya berjauhan dengan ayahnya karena dibuang oleh saudara-saudaranya. Saat ayahnya Yakub meninggal tentu hati Yusuf sangat sedih dan kacau, karena ia harus kehilangan sosok ayah yang paling ia sayangi dan ayah yang paling menyayangi dia. Secara kacamata manusiawi ketika kehilangan orang yang paling disayang maka yang dibutuhkan adalah penghiburan yang datangnya dari orang lain. Akan tetapi, berbeda dengan Yusuf yang justru memberikan suatu bentuk sikap kepedulian kepada saudara-saudaranya.
Sebagai saudara-saudara yang pernah menyakiti Yusuf dan berbuat tidak baik terhadap Yusuf. Sepertinya mereka mengalami ketakutan tersendiri setelah ayahnya meninggal. Saudara-saudara Yusuf memiliki prasangka terhadap Yusuf bahwa adiknya itu akan membalas dendam kepada mereka, karena ayahnya sudah tidak ada. Tidak ada keterangan yang jelas mengapa mereka memiliki prasangka demikian padahal Yusuf sudah pernah menunjukkan sikap kepedulian dan menolong mereka saat mengalami bencana kelaparan. Karena rasa takut yang timbul dari hati mereka sendiri, maka saudara-saudaranya mencoba menyuruh seseorang untuk menyampaikan pesan terakhir dari ayahnya kepada Yusuf. Tidak ada keterangan yang jelas apakah pesan tersebut benar-benar dari Yakub sebelum ia meninggal. Namun yang pasti saudara-saudaranya berharap Yusuf benar-benar mengampuni kesalahan dan tidak membalas dendam terhadap mereka. Yusuf pada akhirnya juga menunjukkan sikap yang baik terhadap saudara-saudaranya, dan tidak pernah sekalipun mendedam terhadap mereka. Oleh kerena itulah, Yusuf bisa menunjukkan belas kasihnya kepada saudara-saudaranya, menghibur mereka yang sedih dan ketakutan. Di samping itu juga Yusuf akan selalu mencukupi kebutuhan hidup saudara-saudaranya sampai dengan anak cucunya.
Tujuan
- Remaja dapat mencirikan tokoh Yusuf yang peduli pada kesulitan.
- Remaja dapat menunjukkan faktor penghambat untuk peduli terhadap saudara.
- Remaja dapat dapat menunjukkan faktor pendukung untuk peduli terhadap saudaranya.
- Remaja membiasakan diri untuk peduli pada saudaranya.
- Remaja dapat menjadi pelopor untuk peduli saudaranya.
Pendahuluan
- Ajak remaja membaca Kejadian 50:15-21
- Ajak remaja bermain Role Play tentang pembuangan Yusuf oleh Saudara-saudaranya. Role Play ini untuk mengingat perjalanan hidup Yusuf.
- 1 remaja berperan sebagai Yusuf dan 11 remaja lainnya berperan sebagai saudara-saudara Yusuf.
- Setelah bermain Role Play selesai dilakukan, ajaklah tokoh Yusuf untuk menggali bagaimana perasaannya ketika menjadi Yusuf. Demikian juga remaja yang berperan sebagai saudara-saudaranya.
- Ajaklah remaja lain menyampaikan pendapat mereka sebagai penonton dan yang tidak terlibat fragmen.
Cerita
Teman-teman remaja yang dikasihi Tuhan.
Ketika di dalam hidup ini kita pernah disakiti atau dikecewakan oleh seseorang, maka hati kitapun akan berat jika diminta untuk mengampuni mereka. Jangankan untuk menolong orang yang sudah menyakiti kita, untuk bertemu saja rasanya berat dan masih sakit hati. Mungkin ada yang memilih untuk menghindari saja orang-orang yang telah menyakiti kita, dan mengabaikan mereka. Bagaimanapun hidup mereka entah kesusahan atau tidak, lebih baik tidak peduli. Pertanyaannya, apakah bersikap tidak peduli dapat menyelesaikan persoalan? Ataukah justru kita sedang menyimpan luka untuk waktu yang lama?
Bacaan hari ini menceritakan tantang sikap kepedulian Yusuf yang sangat sejati kepada saudara-saudara. Perjalanan hidup Yusuf sebelumnya sebenarnya tidak mudah karena mengalami penderitaan, dan pembuangan yang disengaja oleh kakak-kakaknya sendiri, dan berlangsung selama 13 tahun lamanya. Ia dibuang di dalam sumur, dijual sebagai budak, difitnah kemudian masuk penjara. Apa yang dialami Yusuf begitu menyakitkan apabila kita memakai kaca mata diri kita saat ini yang pernah disakiti oleh orang lain. Meskipun begitu Yusuf tetap mau menolong saudara-saudaranya atau lebih tepatnya keluarga besarnya pada saat mereka mengalami bencana kelaparan di Kanaan.
Yusuf mengalami gelombang kesedihan yang kedua pada saat ayahnya Yakub meninggal dunia. Sebagai anak yang paling disayang oleh orang tuanya, tentu Yusuf sangat sedih ditinggalkan oleh ayah yang paling ia sayangi. Jika kita yang ada di posisi Yusuf saat ini, apakah yang seharusnya kita lakukan terhadap saudara-saudara yang pernah menyakiti kita??? Mengabaikan mereka? Memilih diam ? Membalas dendam mumpung tidak ada lagi orang tuanya? Setidaknya itu adalah pikiran manusiawi kita yang masih sulit untuk mengampuni keadaan. Akan tetapi berbeda dengan Yusuf, sekalipun ia yang bersedih, jusru ia adalah orang yang pertama menghibur saudara-saudaranya. Yusuf tidak menunggu untuk dihibur, tetapi Yusuflah yang menunjukkan kepedulian tersebut.
Apa yang dipikirkan oleh saudara-saudara Yusuf tidak sesuai dengan realita yang sesungguhnya. Saudara-saudaranya sempat merasa takut kalau Yusuf akan mendedam dan membalas kejahatan mereka. Mungkin mereka takut akan diusir oleh Yusuf, dan tidak ditolong lagi, takut akan diabaikan oleh Yusuf, dan takut dijual oleh Yusuf. Namun realitanya Yusuf tidak bersikap jahat terhadap saudara-saudaranya. Yusuf justru memberikan pengampunan sudah sejak lama, dan mengasihi saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudara Yusuf meminta pengampunan, dan menjadi budaknya, Yusuf justru memberikan lebih dari itu. Yusuf berkomitmen akan selalu membantu mencukupi segala kebutuhan hidup saudara-saudaranya, beserta anak-anak saudaranya. Yusuf sangat peduli dengan kehidupan saudara-saudaranya, kehidupan Yusuf yang dipenuhi kemakmuran saat di Mesir bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kehidupan orang lain.
Remaja yang dikasihi oleh Tuhan, cerita Yusuf hari ini mengajari kita tentang sebuah keluarga yang sangat indah karena di dalamnya ada kasih, pengampunan dan kepedulian. Kita mungkin pernah disakiti oleh anggota keluarga kita, entah itu adik, kakak, dan sepupu atau oleh yang lainnya. Tetapi apakah menyimpan dendam kepada saudara-saudara kita akan menyelesaikan permasalahan ? Tentu tidak justru kita akan menambah luka di dalam hati kita dan keluarga kita bisa hancur. Mari kita belajar dari Yusuf untuk bisa memiliki kepedulian yang sejati kepada saudara-saudara kita, keluarga kita khususnya. Karena keluarga adalah anugerah dari Tuhan, dan karena keluarga juga kita bisa ada di sini sampai hari ini.
Mari kita harus bisa menjadi anak-anak Tuhan yang mau berbagi, mau peduli terhadap sesama, apalagi yang kesusahan. Sekalipun kita pernah merasa kecewa tapi katakanlah dalam hati bahwa kita bukan pengganti Tuhan Allah yang pantas menghukum kesalahan orang lain dengan tidak peduli terhadap sesama maupun keluarga kita. KASIH ITU KEPEDULIAN
Aktivitas
- Berikan Para remaja masing-masing kertas berukuran sedang, misalnya 7x7cm. Kemudian siapkan juga bolpoin untuk remaja menulis di kertas tersebut.
- Ajak remaja untuk menuliskan contoh sikap peduli yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Atau contoh sikap peduli yang mereka harapkan namun belum pernah dilakukan.
- Kemudian kertas tersebut dilipat jadi dua, untuk dikumpulkan lagi pada pamong. Selanjutkan bagikan lagi secara acak kepada para remaja.
- Tujuan dari aktivitas ini, agar remaja dapat mewujudkan isi tulisan dalam kertas tersebut dan menunjukkan sikap peduli seperti contoh yang mereka dapatkan.