Kesetiaan-Keberanian-Pengharapan Tuntunan Ibadah Paskah Untuk Remaja 20 April 2025

7 April 2025

Tahun Gerejawi: Paskah
Tema: Kebangkitan Tuhan membawa sukacita-perubahan

Bacaan: Lukas 24: 1-12
Ayat Hafalan: “…Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan…” (1 Petrus 1:3)

Lagu Tema: KJ 188 Kristus Bangkit Soraklah

Tujuan

  1. Remaja menjelaskan cerita kebangkitan Tuhan Yesus dari teks Lukas 24:1-12
  2. Remaja menyatakan kehidupan yang penuh keberanian, kesetiaan, dan pengharapan dalam penghayatan Paskah.

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Lukas 24:1-12 secara sederhana menceritakan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Hal ini menjadi bagian penting dari iman Kristen karena menjadi bukti kemenangan Kristus atas maut dan dosa. Secara detail, dalam teks ini dipaparkan reaksi para perempuan, para murid, dan malaikat dalam menghadapi kebangkitan Yesus.

Dari unsur perempuan, diceritakan bahwa pada hari pertama minggu itu, mereka datang ke kubur Yesus membawa rempah-rempah yang telah mereka persiapkan. Dalam konteks Yahudi, mengunjungi kuburan dengan membawa rempah-rempah adalah tindakan penghormatan bagi orang yang meninggal. Mereka datang di pagi buta yang menunjukkan perhatian dan dedikasi kepada Yesus. Namun, ketika mereka tiba di kubur, mereka menemukan batu sudah terguling, dan tubuh Yesus tidak ada di sana. Para perempuan ini tidak menduga tentang kebangkitan Yesus – mereka datang dengan tujuan untuk merawat tubuh-Nya. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun Yesus telah mengatakan berkali-kali tentang kebangkitan-Nya, para pengikut-Nya tidak sepenuhnya memahami atau percaya bahwa hal itu benar-benar akan terjadi. Mereka masih terjebak dalam pemahaman pribadi mereka tentang kematian.

Ketika para perempuan bingung melihat kubur yang kosong, dua malaikat dengan pakaian bersinar-sinar muncul di hadapan mereka. Para perempuan ini sangat takut dan menundukkan wajah mereka ke tanah. Malaikat tersebut kemudian mengingatkan mereka tentang perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga setelah penyaliban-Nya. Penampakan malaikat dalam Alkitab sering kali menandai peristiwa besar yang melibatkan Allah. Malaikat yang berpakaian cemerlang ini adalah utusan dari surga yang menyampaikan pesan ilahi, yaitu bahwa Yesus telah bangkit. Perkataan malaikat, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati?” menegaskan bahwa Yesus sekarang hidup dan tidak lagi berada di dunia orang mati. Hal ini sekaligus menjadi teguran halus bahwa para perempuan seharusnya mengingat ajaran Yesus tentang kebangkitan-Nya. Perkataan malaikat menjadi menarik karena tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, akan tetapi juga sebagai pembawa-pengingat pesan teologis. Malaikat mengarahkan para perempuan untuk mengingat kembali perkataan Yesus yang menekankan pentingnya pengajaran-Nya tentang kebangkitan sebagai inti dari kabar sukacita

Setelah diingatkan oleh malaikat, para perempuan tersebut akhirnya mengingat perkataan Yesus tentang kebangkitan-Nya. Mereka segera pergi dan memberitahukan hal ini kepada para murid Yesus. Lukas menekankan bahwa perempuan-perempuan ini menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus. Dalam konteks budaya Yahudi, kesaksian perempuan sering kali dianggap kurang bernilai dibandingkan dengan kesaksian laki-laki (bandingkan dengan budaya patriakal). Namun, Lukas dengan sengaja mencatat bahwa para perempuanlah yang pertama kali menyaksikan kebangkitan dan menyampaikan berita ini kepada para murid. Hal ini nampaknya ingin menunjukkan bagaimana Allah membalikkan ekspektasi sosial dan memberikan kehormatan kepada mereka yang dianggap rendah dalam masyarakat untuk menjadi pembawa kabar baik.

Ketika para perempuan memberitakan kabar tentang kebangkitan Yesus, para murid menganggap perkataan mereka sebagai “omong kosong” dan tidak mempercayai mereka. Dalam bagian ini menunjukkan betapa sulitnya bagi para murid untuk memahami dan menerima kebangkitan Yesus, meskipun Yesus telah mengatakan sebelumnya – menjadi memprihatikan karena mereka yang paling dekat dengan Yesus tidak segera mempercayai kesaksian perempuan itu.

Keraguan para murid mencerminkan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahami kuasa Allah. Keraguan ini juga menjadi kontras dengan keyakinan yang akan datang setelah Yesus menampakkan diri kepada mereka. Lukas menggarisbawahi bahwa iman sering kali tidak datang dengan segera, tetapi melalui proses pengungkapan dan pengalaman yang mendalam dengan kuasa Allah. Di tengah keraguan para murid tentang berita kebangkitan Yesus, Petrus bangkit dan pergi ke kubur untuk menyelidikinya sendiri. Ia melihat kain-kain kafan terletak di kubur, tetapi tidak menemukan tubuh Yesus. Petrus kemudian pulang dengan penuh keheranan atas apa yang terjadi. Reaksi Petrus, yang secara aktif pergi menyelidiki kubur, menunjukkan bahwa meskipun ada keraguan, ada dorongan dalam dirinya untuk mencari kebenaran.

Refleksi Untuk Pamong
Teks Lukas 24:1-12 menjelaskan tentang bagaimana para perempuan, para murid, dan bahkan malaikat terlibat dalam peristiwa besar ini. Dalam sudut pandang penghayatan sebagai pamong remaja, ada beberapa poin pelajaran yang bisa diambil, terutama dalam hal mendampingi dan membimbing remaja-remaja dalam perjalanan iman mereka.

Pertama, Kesetiaan dalam Pelayanan. Para perempuan dalam teks ini menunjukkan kesetiaan yang luar biasa kepada Yesus – meskipun mereka merasa sedih dan kehilangan, mereka tetap berani datang ke kubur untuk memberikan penghormatan terakhir. Mereka tidak mengetahui bahwa Yesus telah bangkit, tetapi mereka datang dengan cinta dan ketulusan. Sebagai pamong remaja, bersama dipanggil untuk menunjukkan kesetiaan dalam melayani. Remaja-remaja membutuhkan teladan yang setia, terutama ketika mereka merasa kebingungan atau kehilangan arah. Dalam perjalanan rohani mereka, (mungkin) mereka tidak selalu memahami ajaran Yesus sepenuhnya, tetapi melalui kesetiaan dan ketulusan para pamong dalam membimbing mereka, akan terjadi penanaman benih iman di hati mereka secara terus-menerus.

Kedua, Menyampaikan Kabar Baik dengan Keberanian dalam Membangun Kepercayaan Diri. Ketika para perempuan menemukan bahwa Yesus telah bangkit, mereka segera pergi untuk memberitahukan kabar tersebut kepada para murid. Mereka mengambil peran sebagai saksi kebangkitan, meskipun dalam budaya saat itu, kesaksian perempuan sering tidak dianggap penting. Bagian ini menjadi poin penting bagi pamong untuk terus menjadi teladan dan membantu remaja-remaja memahami bahwa setiap dari mereka berharga di mata Tuhan, dan bahwa mereka dapat menjadi pembawa kabar baik, sama seperti para perempuan yang menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus. Teladan nyata untuk senantiasa mendorong remaja-remaja untuk berbicara dan berpartisipasi dengan percaya diri, tidak peduli latar belakang atau keterbatasan yang mungkin mereka miliki.

Ketiga, Menghadapi Keraguan dengan Pengharapan. Para murid tidak segera percaya ketika mendengar kabar kebangkitan dari para perempuan. Mereka meragukan berita tersebut dan menganggapnya “omong kosong.” Namun, Petrus memutuskan untuk menyelidiki sendiri dan melihat bukti kebangkitan dengan matanya sendiri. Dalam konteks perjalanan iman, remaja-remaja sering kali memiliki pertanyaan dan keraguan, terutama ketika mereka belum sepenuhnya memahami ajaran-ajaran Alkitab. Sebagai pamong, inilah yang menjadi tugas-panggilan utama – bukan serta merta memaksakan jawaban, melainkan membimbing mereka dengan sabar. Melalui proses ini, mereka akan belajar bahwa iman tidak selalu datang dengan segera, tetapi membutuhkan pertemuan dan pengalaman pribadi dengan Tuhan.

Keempat, Kebangkitan sebagai Kemenangan: Mengajarkan Pengharapan. Kebangkitan Yesus adalah kemenangan atas maut dan dosa. Bagi para perempuan, para murid, dan semua orang percaya, kebangkitan adalah sumber pengharapan yang besar. Sebagai pamong remaja, penting untuk senantiasa menanamkan pengharapan ini di hati mereka. Remaja perlu belajar dan terus menghayati, bahwa di tengah kesulitan hidup, ada kebangkitan yang menanti. Dalam setiap kegagalan, dalam setiap kebingungan, Tuhan selalu menawarkan pengharapan baru. Hal ini menjadi pondasi dan dasar yang kuat dalam membangun iman mereka.

Pendahuluan
Teman-teman coba sekarang bayangkan kamu sedang bermain game petualangan yang seru dan menantang. Dalam game itu, kamu diberikan misi untuk menemukan sebuah harta karun yang sangat berharga, tetapi jalannya penuh teka-teki, jebakan, dan musuh. Pada awalnya, semuanya tampak mudah. Kamu mulai perjalanan dengan semangat tinggi, mengalahkan tantangan demi tantangan. Tetapi, semakin jauh kamu melangkah, semakin sulit rintangan yang kamu hadapi. Ada momen ketika kamu merasa tersesat, bingung, dan tidak tahu arah. Map dalam game tidak memberikan petunjuk yang jelas dan kamu mulai merasa frustrasi, bahkan hampir menyerah. Namun, kamu ingat sesuatu bahwa game ini memiliki “cheat code” atau kunci rahasia, yang kamu dengar bisa menolongmu untuk melanjutkan petualangan.

Sayangnya, “cheat code” itu tidak langsung muncul dengan sendirinya. Kamu harus mencarinya, membaca petunjuk, dan dengan hati-hati memecahkan teka-teki yang ada. Beberapa temanmu dalam game mungkin mengatakan, “Ah, cheat code itu tidak benar-benar ada, kamu hanya buang-buang waktu!” Tapi kamu tetap yakin untuk mencobanya. Dengan usaha keras, kamu akhirnya menemukan petunjuk yang mengarahkanmu pada “cheat code” tersebut. Dan benar, setelah memasukannya, game yang tadinya tampak mustahil untuk dituntaskan, tiba-tiba menjadi lebih mudah dilalui. Kamu menemukan harta karun dan misi berhasil diselesaikan.

Teman-teman, game petualangan ini mirip dengan sebuah perjalanan hidup, terutama ketika menghadapi tantangan dalam iman dan kehidupan sehari-hari. Seperti remaja yang kadang-kadang merasa bingung, kehilangan arah, atau bahkan meragukan kehadiran Tuhan, kita sering merasa seperti tersesat di dalam “game” kehidupan ini! Bahkan sampai di titik frustasi dan ingin menyerah. Kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa meskipun rintangan dalam “game” kehidupan ini tampak sulit dan tidak mungkin, Tuhan punya rencana yang lebih besar dan lebih indah. Dan dengan kesetiaan, keberanian, dan harapan itulah, semua tantangan bisa dilewati, sampai akhirnya menemukan “harta karun” yang Tuhan sudah siapkan, yakni pengharapan dan kemenangan dalam hidup bersama-Nya.

Cerita
Teman-teman yang terkasih dalam teks kita hari ini yang terambil dari Lukas 24:1-12 diceritakan bahwa para perempuan datang ke kubur Yesus dengan perasaan sedih dan kehilangan. Mereka tidak tahu bahwa Yesus sudah bangkit dan di tengah rasa sedih dan kehilangan itu yang menarik adalah mereka tetap setia datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada-Nya – meskipun mereka bingung dan berduka, mereka tetap melayani Tuhan dengan cinta dan ketulusan. Bagian ini tentunya sangat lekat dengan kehidupan remaja yang saat ini identik dengan kebingungan menentukan arah hidup – entah itu tentang masa depan, sekolah, atau bahkan soal perkara iman! Ada banyak hal yang menjadikan remaja kehilangan arah. Namun, dari perjalanan para perempuan ini, setidaknya ada satu hal yang menarik untuk dihidupi dalam perayaan kebangkitan Kristus ini, yakni tetap setia dan berpegang pada Tuhan, bahkan ketika tidak sepenuhnya memahami rencana-Nya. Lalu…bagaimana caranya? Kesetiaan dalam doa bersama dengan DIA menjadi hal utama, karena bagian ini menjadi hal yang cukup langka terjadi dalam kehidupan remaja saat ini. Tindakan sederhana inilah yang pada akhirnya akan merawat kesetiaan kepada Dia.

Bacaan dilanjutkan, ketika para perempuan mendapati kubur Yesus kosong, mereka segera pergi menyampaikan kabar kebangkitan kepada murid-murid. Mereka menjadi saksi pertama dari kebangkitan Yesus, meskipun pada zaman itu, kesaksian perempuan sering dianggap tidak penting. Terkadang sebagai remaja yang dianggap belum dewasa, ada anggapan bahwa apa yang disampaikan itu tidak penting – muncul pemikiran bahwa pendapat tidak diperhitungkan. Tapi ingatlah, Tuhan melihat semuanya berharga. Jangan takut untuk berbicara tentang imanmu, bahkan di tengah tantangan. Kehidupan remaja juga sering diperhadapkan dengan keraguan tentang karya Tuhan. Sering kali muncul pemikiran “Benarkah Tuhan peduli padaku? Apakah Dia benar-benar ada dalam masalahku?”

Keraguan itu wajar, terutama ketika kita belum melihat jawaban dari doa-doa kita. Tapi, apa yang dilakukan Petrus mengajarkan sesuatu yang penting: saat ada keraguan, jangan menyerah. Teruslah mencari Tuhan. Tanyakan, gali lebih dalam, dan lihat bagaimana Tuhan akan menjawab melalui pengalaman dan karyaNya. Tuhan tidak marah ketika kita bertanya, justru Dia ingin kita datang kepada-Nya dengan pertanyaan-pertanyaan kita. Dan melalui proses pencarian itu, iman kita akan semakin dikuatkan.

Kebangkitan Yesus adalah kemenangan terbesar dalam sejarah umat manusia. Bagi para perempuan, para murid, dan semua orang percaya, kebangkitan ini membawa pengharapan baru – bahkan di tengah kehilangan dan ketidakpastian. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Tuhan selalu punya rencana yang lebih besar. Ingat dan teruslah belajar bahwa dalam kebingungan, tantangan, dan keraguan, di sana tetap tersedia bagian yang mampu menumbuhkan iman. Dan Kesetiaan, keberanian, dan pengharapan adalah kunci untuk menghadapi segala hal yang kita hadapi. Ingatlah bahwa Tuhan selalu bersama kita, memberikan kita kekuatan untuk menjadi saksi-Nya di dunia ini.

Aktivitas Reflektif
Setelah renungan, adakan aktivitas menulis “Surat Pengharapan” di mana setiap remaja menuliskan hal-hal yang mereka inginkan atau doakan di tengah kesulitan mereka, lalu bersama-sama mendoakan surat-surat tersebut sebagai simbol pengharapan di dalam Yesus sebagai bentuk pengharapan pada masa Paskah.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak