Tak Akan Kualangi Lagi Tuntunan Ibadah Anak Pratama 25 Februari 2018

13 February 2018

Bacaan: Markus 1:1-8
Tahun Gerejawi: Pra Paskah II
Tema: Mengakui Kesalahan
Tujuan :

  1. Anak dapat mengenal tokoh Yohanes pembaptis sebagai penyeru pertobatan
  2. Anak dapat menerapkan sikap meminta maaf jika melakukann kesalahan

Lagu Tema: Kidung Sekolah Minggu no. 238 ”Yesuslah Sahabatku”

Penjelasan Teks (Untuk Pamong):
Pertobatan adalah ajakan kebaikan bagi setiap orang yang mau menerima dengan kesungguhan. Pertobatan tidak selalu bernuansa memalukan atau negative karena disadari maupun tidak setiap manusia pasti memiliki dosa, secara khusus kepada Tuhan. Sehingga selayaknya manusia menyadari bahwa panggilan pertobatan baginya memberikan harapan baru.

Hal demikianlah yang ingin disampaikan oleh Yohanes Pembaptis pada perikop kita hari ini. Dia menyerukan pertobatan agar setiap orang yang mendengarnya dapat menyadari kesalahan, berani meminta maaf dan hidupnya menjadi lebih baik lagi dengan jalan menerima baptisan darinya. Yohanes Pembaptis menyerukan perintah pertobatan dan memberi diri dibaptis, supaya semua orang dapat mendengarkan dan bersedia menerimanya.

Ajaran ini diharapkan juga menjadi sebuah semangat positif bagi anak-anak supaya belajar dari Yohanes Pembaptis. Dia berani dan bersedia melawan kejahatan dengan kebaikan. Anak-anak juga kiranya bersedia untuk mengakui kesalahannya kepada orang tua ketika melakukan kesalahan, sehingga dosa tidak lagi diam di dalam dirinya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Persiapan Cerita:
Untuk cerita hari ini, pamong akan mengawalinya dengan menceritakan sebuah kisah yang diambil dari buku seri cerita bijak terbitan Kanisius yang berjudul “Tak akan kuulang lagi”. Mohon pamong untuk mengajak anak-anak bisa mengambil posisi duduk senyaman mungkin supaya sepanjang proses bercerita anak-anak bisa mendengarkannya dengan nyaman.

Contoh Cerita: (untuk Anak-Anak)
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,

Hari ini kita akan mendengarkan sebuah cerita berjudul “Tak akan kuulang lagi”. Ayo siapa yang mau mendengarkan cerita ini? Oke, kita mulai ceritanya ya…
Di sebuah sekolah sihir tinggalah Guru Katak Hijau bersama dua muridnya, yaitu Koko si kucing dan Hitam si kambing. Kedua binatang itu telah bertahun-tahun belajar pada Katak Hijau dan mereka adalah murid yang sangat berbakat. Hanya saja Koko lebih lincah dan periang dibandingkan Hitam yang pendiam dan suka menyendiri. Hitam tidak pandai bicara seperti Koko.

Suatu ketika desa di lereng bukit itu mengalami kekeringan yang sangat panjang. Dan hanya Guru Katak Hijaulah yang dapat membantu mereka dengan tongkat ajaibnya. Tapi sayang, tongkat ajaib Guru tidak dapat ditemukan meskipun Guru telah mencarinya cukup lama. Guru Hijau juga sudah bertanya kepada kedua muridnya dan mereka mengatakan tidak mengetahui keberadaan tongkat ajaib tersebut. Maka, dengan berat hati Guru Hijau tersebut tetap berangkat ke desa tersebut walau tidak membawa tongkat ajaibnya.

Setelah Guru Katak Hijau meninggalkan mereka, masuklah Koko ke kamarnya dan dia mengambil sebuah tongkat dan berkata demikian,”nah ini tongkat yang sudah lama ingin kumiliki”. Ternyata tongkat milik Guru itu dicuri Koko dan dia tidak mau jujur. Segeralah Koko mencoba keunggulan tongkat tersebut. Dia mencari temannya yang selalu saja bersembunyi di tempat yang sama sepanjang hari dan mengganggu Hitam memakai tongkat ajaib Gurunya. Dia mengatakan “Sim Salabimmm, maka batu yang ada di sekeliling Hitam pun mencair”. Hitam sangat kaget dengan situasi ini, tetapi dia tidak menemukan siapakah yang sedang ingin mengganggunya karena Koko bersembunyi dibalik batu besar yang lain.

Keesokan harinya, Koko pun melakukan ulah jail lagi. Ketika Hitam hendak sarapan maka tiba-tiba makanan di atas piringnya berubah menjadi potongan-potongan kayu. Kembali lagi Hitam heran akan situasi tersebut tetapi tidak menemukan siapa yang mengganggu dirinya. Pada saat Hitam berlatih sihirnya di depan mulut gua besar, maka Hitam pun mengalami kejadian yang aneh lagi. Tiba-tiba dari mulut gua keluarlah seekor naga besar, dan mengejar dirinya sehingga ia ketakuan. Melihat Hitam ketakutan, Koko malah tertawa puas karena bisa mengganggu Hitam dengan ulah jailnya.

Tidak hanya berhenti di situ saja, pada esok paginya, Koko berencana memakai tongkat ajaibnya untuk menyulap gedung sekolahannya menjadi lebih baik. Tetapi yang terjadi bangunan sekolahan itu malah terbakar. Dalam kondisi itu Koko berbohong kepada Gurunya yang kembali dari desa dengan melimpahkan kesalahan tersebut kepada Hitam. Kepandaiannya berkata-kata meyakinkan Guru Katak bahwa itu adalah ulah Hitam.

Hitam tidak bisa membela diri karena dia tidak pandai berbicara. Guru Katak memarahi Hitam dan Hitam mendapat hukuman atas kesalahan yang tidak dibuatnya.
Siang hari, ketika Hitam menyendiri di balik bukit, Koko temannya tidak merasa kapok dengan ulah jahatnya sehingga berniat mengganggu Hitam yang sedang merenung akibat dimarahi gurunya. Koko menyulap tikus kecil menjadi besar dengan maksud supaya mengejar Hitam.

Tetapi bukan tikus besar yang datang malah naga besar yang malah mengejar Koko. Naga itu ternyata tidak menyukai hewan yang tidak jujur sehingga mengejar Koko. Melihat kejadian itu, guru Katak akhirnya tersadar bahwa semua ini ulah Koko.

Akhirnya, Koko mendapat hukuman harus turun ke desa untuk menolong manusia demi menebus kesalahan yang sudah sering dibuatnya. Koko harus mengabdi bagi manusia sampai masa tuanya, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Nah, Anak-anak yang dikasihi Tuhan, untuk siapapun yang melakukan kesalahan harus berani jujur dan meminta maaf supaya tidak semakin sering berbuat dosa lagi. Seperti si Koko ya, yang dihukum oleh Gurunya akibar kesalahan yang dilakukannya, ada banyak kesalahan yang sudah dilakukannya. Ayo apa saja? ……..
Yohanes Pembaptis datang di padang gurun juga ingin mengingatkan banyak orang supaya setiap orang yang mendengar seruannya mau bertobat dan menyerahkan diri untuk dibaptis. Apa itu artinya anak-anak? Artinya adalah mau untuk menjadi anak Tuhan yang menerima tanda keselamatan dari-Nya. Jadi, setiap orang yang pernah melakukan kesalahan diingatkan kembali oleh Yohanes supaya bertobat, supaya mau mengakui kesalahannya.

Contho Cariyos: (Basa Jawi)
Sugeng enjang anak-anak ingkang dipuntresnani Gusti,

Dinten punika kita badhe mirengaken carios bab “Ora bakal aku baleni maneh”. Ayo sapa kang kepengen ngrungokake carios iki? Oke, ayo dimulai…

Ing satunggaling sekolah sihir ana satunggal Guru Kodhok Ijo lan loro muride, yaiku Koko si kucing lan Hitam si wedus. Loro kewan mau uwis suwi siau marang
Kodhok Ijo lan lorone dadi murid ingkang pinter. Namung wae Koko luwih lincah lan seneng guyo tinimbang Hitam kang meneng lan seneng dewean. Hitam iyo ora pinter ngomong koyok Koko. Hitam iyo ora iso ngrayu ati sopo wae, koyok Koko. Hitam luwih seneng dewean eng papan sepi.

Ing satuggalig dina ing ereng-erenge gunung ana kang lagi ngalami mangsa paceklik uwis suwi. Namung Guru Kodhok ingkang iso ngewangi wog-wong ndesa nganggo teken ajaib. Ananging teken ajaib Guru ilang, digoleki ora ketemu-ketemu. Takon menyang murid, murid yo padha ora ngerti. Banjur Guru Kodhok kepekso budal ora nggowo teken ajaib e.

Sawise Guru Kodhok mungkur, cepet-cepet Koko mlebu kamare lan njupuk teken kang disimpen, lan ngucap mangkene,”nah iki teken kang uwes suwi aku pingini.” Jebule teken iku duwenane Guru lan dicolong Koko, Koko ngapusi Gurune. Koko njajal sektine teken iku. Deweke nggoleki kanca kang mesthi ana ing papan senengane, lan ngganggu Hitam nggawe teken ajaib Gurune. Deweke ngomong,”Sim Salabimm, lan watu kang ana ing sakiwa tengene Hitam dadi banyu”. Hitam kaget ndeleng kahanan iki, tapi ora ngerti sapa sing kepengen ngganggu, mergo Koko ndelik ndek watu gedhe liyane.

Ing wayah isuke, Koko kepengen ngganggu kancane maneh. Nalika Hitam sarapan, lawuh e padha dadi kayu cilik-cilik. Hitam dadi kaget maneh tapi ora ngerti sapa seng kepengen ngganggu deweke. Wayahe Hitam latihan ing lawange gua, ana kewan gede kang metu saka gua iku, tapi lagi-lagi Hitam ora ngerti sapa seng ngganggu deweke.

Ora mung mandeg ing kono, ing wayah isuk e maneh Koko kepengen nggawe teken ajaib e kangge nyulap gedung sekolahan dadi luwih apik maneh. Tapi hasile gedung kuwi kebakaran. Ing kondisi ngono kuwi Koko malah nuduh Hitam seng nglakoni. Neng ngarepe Gurune Koko malah ngapusi lan ngomong nek kabeh kuwi ulahe Hitam. Pintere olah omongan ndadekake Gurune percoyo lan ngukum Hitam. Guru Kodhok nyeneni Hitam, lan ora ana ampun gawe Hitam. Koko seneng karo kondisi ngono kuwi. Ing wayah awan, Koko kepengen ngganggu Hitam maneh seng lagi diukum Gurune. Koko nyulap tikus cilik supaya dadi gedhe lan iso nguber Hitam. Ananging seng kedadean tikus kuwi malah dadi naga gedhe lan nguber Koko. Tibak e naga iku ora seneng karo kewan seng senengane ngapusi, dadi malah nguber Koko. Guru Kodhok ngerti lan malah ngukum Koko, mergo kabeh kesalahan ing sekolahan iku tumindake Koko. Akhire, Koko dihukum supaya mudun menyang desa lan ngewangi para warga kang lagi kesusahan. Koko dikongkon janji ora nglakoni salah maneh.

Bocah-bocah kang ditresanani Gusti, sapa nglakoni salah kudu jujur lan nyuwun apura supaya ora tambah akeh dosane. Kaya si Koko, kang diukum mergo akeh nglakoni salah. Ayo, disebutne apa wae salahe Koko ning carita mau?

Nah, Yokanan Pambaptis teka ing ara-ara samun iya kepengen ngelingke saben tiyang supaya ngrungu suarane lan gelem bertobat, lan dibaptis. Apa tegese iku? Tegese gelem dadi bocah gkang nampa tanda slamet saka Gusti Yesus. Dadi, saben wong kang nate nglakoni salah kudu mratobat supaya gelem ngakoni salah.
Kita ugi dielingke Yokanan Pambaptis supaya gelem ngakoni salah, apa bocah-bocah gelem ngaku yen salah? Apa sampeyan gelem nyuwun pangapura yen duwe salah marang wong tuwa? Nah, saben anak kang manut lan gelem ngaku salah mesthi diapura. Gusti Yesus mberkahi. Amin.

Lagu Tema : Kidung Sekolah Minggu no. 238 “ Yesusku Sahabatku”

Gambar: https://sweetpublishing.com/

Renungan Harian

Renungan Harian Anak