Memberi Persembahan Ditengah Kekurangan Tuntunan Ibadah Anak Madya 13 Mei 2018

Bacaan Alkitab: MARKUS 12:41-44
Tahun Gerajawi : Masa Undhuh-Undhuh
Tema : Masa Undhuh-Undhuh
Tujuan :

  1. Anak dapat menyebutkan perbedaan persembahan janda miskin dengan orang kaya.
  2. Anak dapat memberikan persembahan yang benar menurut Tuhan

Lagu Tema : Persembahan Kami

PENJELASAN TEKS: (Untuk Pamong)

Setiap minggu dalam ibadah selalu ada bagian di mana jemaat memberikan persembahan. Demikian juga dalam ibadah anak dan remaja. Selalu ada waktu untuk anak-anak mengumpulkan persembahan untuk diberikan kepada Tuhan. Persembahan bukan hanya wujud rasa syukur kepada Tuhan tetapi juga merupakan simbol dari rasa hormat, kerinduan dan ketaatan kepada Tuhan. Tradisi memberikan persembahan sudah dimulai sejak masa perjanjian lama, seperti kisah Kain dan Habel yang tercatat di Kejadian 4:3-4, Keluaran 35:21 yang mencatat adanya persembahan kepada Tuhan untuk melengkapi kemah pertemuan dan keperluan ibadah, dan juga berbagai jenis persembahan seperti persembahan pendamaian yang diserahkan jemaat untuk menebus kesalahan (Keluaran 30:20), dan persembahan persepuluhan, persembahan khusus dan korban bakaran (Keluaran 12:11).

Persembahan Janda Miskin
Janda miskin memberi di tengah kekurangannya

Pada masa Perjanjian Baru tradisi ini tetap ada dan Yesus menekankan melalui contoh persembahan janda miskin yang tercatat di Markus 12:41-44 bahwa bukan masalah jumlah berapa besar persembahan yang diberikan tetapi yang terpenting adalah masalah hati dan kerelaan pada saat memberikan. Memang para orang kaya memberi dalam jumlah besar tetapi justru janda miskin inilah yang memberi lebih besar karena dia memberi di tengah kekurangannya bukan kelebihannya. Si janda tersebut hanya memberi 2 peser atau sejumlah 1 duit, memang sangat kecil tetapi itu adalah seluruh nafkahnya yang sama juga bahwa dia sedang mempersembahkan hidupnya. Inilah persembahan yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu memberikan hidup kepada Tuhan yang diwujudkan melalui pemberian persembahan.

Bagaimana dengan kita? Belajar dari sikap hidup janda miskin tersebut dalam memberikan persembahan, sepertinya kita perlu bercermin bagaimana kita selama ini memberikan persembahan. Sudahkah kita paham makna persembahan dan bukan hanya melakukannya hanya karena tradisi yang dilakukan turun temurun oleh nenek moyang kita sehingga persembahan dilakukan tanpa makna? Masa Undhuh-undhuh menjadi waktu yang tepat untuk mengingat persembahan hidup apa yang sudah kita berikan kepada Tuhan. Ketika kita memberikan persembahan dalam bentuk dana, sudahkah kita merenungkan besarnya jumlah tersebut secara khusus dan bukan hanya mengambil sisa-sisa dana di dompet dan menyerahkannya kepada Tuhan. Pada saat kita menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Tuhan, sudahkah dilakukan dengan rela dan tanpa paksaan, datang ke gereja untuk kerja bakti, ataupun mengikuti latihan-latihan untuk suatu kegiatan.

Anak-anak perlu belajar memahami bahwa persembahan memang sudah dilakukan sejak lama dan menjadi tradisi. Akan tetapi yang lebih penting adalah mereka memahami bahwa persembahan yang benar bukan masalah jumlah tetapi hati yang total kepada Tuhan.

PERSIAPAN CERITA :

Pamong menyiapkan amplop dan kotak persembahan. Amplop untuk setiap anak telah diberikan di pertemuan sebelumnya. Pamong meminta anak-anak untuk memasukkan persembahannya ke dalam amplop. Akan tetapi apabila anak-anak lupa membawa atau ada anak yang minggu lalu tidak datang, bisa mendapatkan amplop persembahan.

CONTOH CERITA (Untuk Anak-anak)

Adik-adik, kakak punya cerita, dengarkan ya. Nanti setelah cerita kakak selesai, kakak ada pertanyaan. Begini ceritanya:

Suatu ketika ada gempa bumi melanda kota. Gempa bumi ini begitu besar sehingga banyak rumah yang roboh, termasuk gedung gereja. Penduduk mengalami kesedihan yang luar biasa. Nah, berita tentang gedung gereja yang roboh ini terdengar oleh warga di tempat yang lain yang tidak terkena gempa. Warga tersebut ingin membantu tetapi dalam kondisi yang berkekurangan.

Bapak: Bu, kampong sebelah kena gempa. Kasihan. Gedung gereja juga roboh. Ayo, Bu. Apa yang bisa kita lakukan. Uang kita ada berapa? Ayo kita bantu supaya bisa didirikan gereja lagi dan setiap orang bisa beribadah.

Ibu: Iya Pak, benar. Kasihan sekali. Tetapi kita tidak punya banyak uang. Bagaimana ya Pak. Kalau kita bantu tetapi itu adalah uang makan kita, apa nanti cukup buat kita dan kita akan makan apa?

Bapak: Iya Bu. Tapi kita harus bantu. Kasihan, Bu.

Ibu: Tapi kita tidak punya uang, Pak.

Nah, kalau kalian jadi anak dari Bapak dan Ibu itu, apa yang akan kalian lakukan dan usulkan ke Bapak Ibu kalian? Apakah tetap membantu tetapi tidak punya uang makan selama sebulan, ataukah tidak membantu, ataukah bagaimana? (Jawaban anak-anak bisa bermacam-macam. Mungkin mereka akan mengatakan tetap membantu kampung sebelah dan untuk makan akan dicari lagi, atau mungkin biarpun tidak ada dana, kita bisa membantu tenaga dengan membangun gereja dan warga di kampung sebelah, atau tidak perlu membantu).

Nah, untuk lebih paham lagi tentang memberi persembahan yang benar, mari kita belajar dari yang tertulis di Alkitab. Kita baca dari Markus 12:41-44. Pada suatu hari Yesus melihat seorang janda miskin yang memberikan persembahan dengan jumlah sedikit yaitu hanya 2 peser, sementara di sisi lain banyak orang kaya yang memberi dalam jumlah yang besar. Manakah yang membuat Yesus terkesan? Apakah yang memberi persembahan banyak ataukah si janda miskin yang memberi persembahan sedikit? Wah, ternyata Yesus lebih memuji janda miskin padahal memberi persembahan sedikit. Mengapa demikian? Ternyata Yesus melihat bahwa walaupun hanya 2 peser, itu adalah seluruh nafkah dari si janda miskin tersebut. Berarti sama dengan mempersembahkan seluruh hidupnya.

Bagaimana kalau si janda miskin ini tidak bisa makan setelah memberikan persembahan? Berarti bukan jumlah yang penting tetapi hati dan kerelaan. Nah, bagaimana dengan kamu saat ini? Apakah sungguh-sungguh rela memberikan persembahan, ataukah tidak peduli, kan yang memasukkan uang papa dan mama, tidak tahu jumlahnya berapa.

Mulai sekarang, kita belajar untuk memberi persembahan dengan rela, belajar untuk memberi hidup kita kepada Tuhan.

 

AKTIVITAS

Anak-anak mempersiapkan persembahan dalam amplop dan bersiap dengan persembahannya. Setelah Doa Penutup Firman, mereka memberikan persembahan dengan menyanyikan lagu tema “Persembahan Kami” dan maju memasukkan amplop persembahan ke dalam kotak.

 

Lagu Tema:
Persembahan Kami

Persembahan kami, pada hari ini
kiranya Tuhan trimalah, dengan senang hati

Renungan Harian

Renungan Harian Anak