Curang? No! Jujur? Yes! Tuntunan Ibadah Anak Madya 22 Juli 2018

Bacaan Alkitab: Kejadian 27: 1-40
Tahun Gerajawi : Hari Anak Nasional
Tema : Karakter Kristiani/Moralitas
Ayat Hafalan : “Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakukanya” (Amsal 2:7)
Lagu Tema :

  1. Special Songs for Kid 301 “Aku Senang”
  2. Special Songs for Kid 2 84 “Jagalah Lidah Dan Mulutmu”

Tujuan:

  1. Anak dapat menceritakan kisah tentang Yakub yang berbuat curang.
  2. Anak mengetahui bahwa sifat jujur adalah tindakan yang benar.
  3. Anak dapat menyebutkan contoh sikap jujur dimanapun berada

PENJELASAN TEKS

Ishak memberkati Yakub
Ishak memberkati Yakub

Cerita ini diawali dengan keterangan atas kondisi Ishak yang sudah tua, lalu memanggil anaknya yang pertama, Esau dengan maksud untuk memberi berkat. Pada tradisi masa itu, orang tua dipandang sah untuk memberi berkat atau memohon pada Tuhan supaya menyalurkan berkatNya bagi siapa berkat itu diberikan. Berkat itu dipandang sebagai warisan berharga bagi setiap anak.

Ishak memiliki istri bernama Ribka dan anak kembar bernama Esau dan Yakub. Ishak sudah tua saat hendak memberikan berkatnya pada Esau. Saat itu penglihatan Ishak sudah kabur, sehingga Ishak mengandalkan indera perabaannya. Ishak berencana memberi berkat pada Esau tetapi Ribka ingin supaya Yakublah yang mendapatkan berkat itu.

Esau dalam bahasa Ibrani berarti kasar atau berambut. Ia adalah kakak Yakub. Esau juga dikenal dengan nama Edom yang berarti merah (bnd Kej 25:30). Esau suka berburu, itulah mengapa ia dipandang sebagai gambaran dari para pemburu. Esau pernah menjual hak kesulungannya pada Yakub, dan kemudian kehilangan berkatnya karena diambil oleh Yakub.

Yakub, adik Esau. Nama Yakub memiliki arti ‘memegang tumit seseorang’ (sebab ia lahir dengan memegang tumit Esau). Arti dari namanya dapat dimaknai sebagai Penipu. Yakub bekerja sebagai seorang penggembala. Ia dua kali mencurangi Esau. Pertama, ia memanfaatkan kondisi lapar dan lelah Esau dengan menjual sup kacang merah pada Esau agar ditukar dengan hak kesulungannya. Kedua, dia merebut berkat Esau dengan mencurangi Ishak. Yakub didorong berbuat curang oleh ibunya. Ia berpura-pura menjadi Esau dengan menyamar mengenakan bulu domba supaya saat diraba ayahnya ia disangka Esau.

Berkat yang semestinya membawa kebaikan bagi penerimanya, ternyata tidak serta merta berlaku demikian sebab berkat itu diambil dengan cara yang tidak baik. Oleh sebab itu, kecurangan yang dilakukan Yakub membawa dampak buruk. Pertama, hal itu menimbulkan kesusahan bagi orang lain. Dalam hal ini pada Esau. Esau tidak jadi mendapat berkat, dan ia harus bekerja keras dalam mengusahakan tanah yang diolahnya. Kedua, hilangnya kerukunan/ keharmonisan dalam keluarga, karena Esau menjadi dendam pada Yakub. Ketiga, hidup Yakub diliputi kesusahan dan ketakutan bila bertemu dengan Esau.

Dalam bacaan ini ada beberapa hal pelajaran yang dapat kita petik:

  1. Maka jelaslah bahwa hal baik apapun itu, termasuk juga berkat, hendaknya dimintakan/diupayakan dengan cara yang baik pula. Sebaik apapun hal baik yang diharapkan, berkat yang diminta bahkan pelayanan/perbuatan yang dilakukan bila didasari dengan kecurangan atau ketidakjujuran akan berdampak buruk bagi diri sendiri juga orang lain. Jadi lebih baik berlakulah jujur meski berat, sebab sama seperti Esau meski ia jujur tetapi tidak mendapat berkat, namun bila ia mau berjuang maka hidupnya akan menjadi lebih baik.
  2. Orang tua harusnya sebagai peletak dasar nilai-nilai hidup bersama sehingga terjalin kerukunan telah dilanggar oleh Ribka. Tindakan Ribka mengajak Yakub untuk mendapat berkat dengan melakukan kecurangan adalah sumber malapetaka bagi Yakub baik masa kini maupun masa depan. Masa kini nampak dari tindakan Yakub harus meninggalkan keluarganya karena Esau menaruh dendam kepadanya. Sedangkan dampak masa depan adalah nampak dari hidup Yakub yang penuh dengan rasa bersalah karena telah berlaku curang.

Menjadi tugas kita bersama sebagai Pamong untuk selalu mengingatkan kepada anak-anak agar sikap jujur dalam segala hal meskipun untuk itu harus menderita. Memang tampak luarnya hidup jujur itu menderita, tetapi yang tidak tampak adalah ketentraman dan kebahagiaan hidup bersama selalu menyertai perjalanan hidup kita.

 

ALAT PERAGA

  1. Kertas Origami atau HVS warna-warni yang dipotong jadi 6
  2. Wadah dari tanah liat atau kaleng atau tempat lain untuk membakar kertas dari anak-anak yang dikumpulkan.

 

PENDAHULUAN

Siapa yang pernah berbohong atau berbuat curang?

Bagaiamana sih rasanya berbuat curang itu? Tenang ndak yaa? Enak ndak?

Kita akan membaca bacaan kita dengan membagi peran. Saya membutuhkan beberapa anak untuk membantu membaca bacaan kita yaitu :

  1. Narator. Tugasnya membaca tulisan yang tidak ada tanda kutiknya.
  2. Ishak. Tugasnya membaca perkataan Ishak
  3. Ribka. Tugasnya membaca perkataan Ribka
  4. Esau. Tugasnya membaca bagian perkataan Esau.
  5. Yakub. Tugasnya membaca bagian perkataan Yakub.

Saya dan kalian sebagai narator. Saya membutuhkan 3 anak laki-laki sebagai Ishak, Esau dan Yakub. Saya juga membutuhkan 1 anak  perempuan sebagai Ribka. Oke…sekarang mari kita mulai membacanya.

 

INTI PENYAMPAIAN

Setelah kita membaca bersama-sama, jadi anak-anak siapa sih tadi yang berbuat curang? …..

Oooh jadi Yakub yang berbuat curang.

Siapa sih yang dicurangi Yakub?

Aah iiyaa bapaknya, namanya Ishak dan saudaranya, Esau

Kenapa ya dia berbuat curang? ….

Apa ya akibatnya kalau berbuat curang begitu?

(beri kesempatan anak-anak menjawab dan bercerita)

Benar anak-anak, ternyata curang atau bohong atau menipu itu jelas tidak baik untuk dilakukan meskipun tujuannya mendapatkan berkat Tuhan. Sebab curang itu cara yang salah.

Kalau berbuat curang, hati kita menjadi gelisah, takut, tidak nyaman. Wah ndak enak yaa rasanya. Terus kalau curang, itu bisa menyusahkan orang lain, karena mengambil hak dari orang lain. Bahkan gara-gara berbuat curang, bisa bertengkar, marah, tidak berteman lagi. Waduh ternyata banyak sekali tidak enaknya…

Berarti lebih baik kita berbuat jujur. Jujur itu tidak hanya bicara jujur saja tapi tindakan juga. Misalnya  mengerjakan soal ulangan sendiri, tidak mencontek, itu contoh berbuat jujur. Atau diberi uang oleh bapak untuk bayar buku dan ada kembaliannya tapi tidak dikembalikan, itu contoh tindakan tidak jujur.

Anak-anak, Tuhan menyayangi orang yang jujur. Meskipun Esau menjadi kehilangan berkat dari bapaknya tetapi Tuhan berjanji pada Esau, supaya Esau tetap jujur dan bekerja keras, maka Tuhan akan memberkati Esau dan membuat hidup Esau menjadi baik.

 

PENERAPAN

Bagikan kertas origami/HVS pada tiap anak. Ajak anak-anak menulis dengan jujur, perbuatan curang/bohong apa saja yang pernah anak-anak lakukan dan bagaimana rasanya setelah melakukan perbuatan tersebut. Yakinkan anak-anak untuk jujur dan tidak takut menulisnya. Boleh ditulis sebanyak-banyaknya.

Beri waktu untuk beberapa saat.

Setelah semua selesai menuliskan, ajak anak-anak berdoa meminta ampun pada Tuhan dan berjanji untuk tidak lagi berbuat curang. Belajar jujur.

Setelah berdoa, masukkan semua kertas itu pada wadah yang sudah disiapkan lalu dibakar. Jelaskan pada anak-anak bahwa itu tandanya tidak lagi berbuat curang. Kita sudah diampuni dan disucikan oleh Tuhan. Mari berbuat jujur.

Ayo….kita menyanyi : Jagalah Lidah Dan Mulut


Gambar: Sweetpublishing.com

Renungan Harian

Renungan Harian Anak