Bacaan: Lukas 10:30-37
Nats: “Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.” (Lukas 10:33)
Willy siswa favorit di Kelas V hanya karena wajahnya yang blasteran Eropa. Jika Willy ada masalah di kelas, banyak yang berebut ingin menolongnya. Bahkan mereka dengan bahagia dan ikhlas menawarkan uang sakunya jika Willy sedang berbelanja di kantin. Sikap mereka berbanding terbalik terhadap Hananta. Saat Hananta terpeleset, bukannya menolong, mereka justru tertawa dan meninggalkan Hananta sendirian. Walaupun sering diperlakukan berbeda, Hananta tetap berusaha menjadi teman yang ramah dan baik kepada semua orang. Meski membutuhkan waktu yang lama, ketulusan dan kebaikan hati Hananta akhirnya bisa membuat siswa Kelas V menyadari bahwa kebaikan hati seharusnya diberikan kepada semua orang, entah apapun ras atau sukunya.
Perumpamaan dalam bacaan kita hari ini mengingatkan kita betapa sulitnya untuk memberikan kebaikan (kemurahan hati) secara tulus. Kita mudah berbuat baik ketika ada tujuan atau keinginan yang kita harapkan dari orang tersebut. Orang Yahudi dan orang Samaria sudah lama tidak rukun karena orang Yahudi memandang rendah orang Samaria. Meski sering diperlakukan hina dan tidak adil, namun orang Samaria tetap berbuat baik kepada orang Yahudi yang menjadi korban perampokan.
Meski tidak mudah untuk memberikan kebaikan secara tulus kepada semua orang tanpa memandang ras atau suku, namun marilah terus melakukannya dengan tulus dan sukacita.
Doaku: “Tuhan, berikanlah aku hati yang tulus dan sukacita untuk melakukan kebaikan kepada semua orang. Amin”