Pdt. Jelle Eeltjes Jellesma Pancaran Air Hidup Junior 18 Desember 2024

18 December 2024

Bacaan: Yakobus 3: 13-18
Nats: “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.” (Yakobus 3:17)

Pdt. J.E. Jellesma adalah seorang Pendeta Missionaris pertama yang datang ke Surabaya pada tahun 1847. Membutuhkan waktu tiga tahun bagi beliau untuk mendapat izin dari pemerintah Belanda agar dapat melayani di sebuah desa Kristen yang bernama Mojowarno, Jombang. Dalam praktiknya, pelayanan Pdt. Jellesma sebagai seorang missionaris justru lebih banyak dalam hal memelihara dan mempertebal keimanan orang-orang Kristen ketimbang mengkristenkan orang Jawa dengan menyelengarakan sekolah rakyat disamping mendidik sejumlah pemuda menjadi guru sekolah merangkap guru jemaat. Karena pada saat itu Mojowarno adalah daerah pertemuan antara orang Kristen pengikut Tn. Coolen (bersifat Kejawen) dan Tn. Emde (bersifat kebarat-baratan) yang saling berbeda paham tentang ajaran Kekristenan. Tantangan yang dihadapi Pdt. Jellesma adalah ancaman perselisihan dan perpecahan. Dengan kuasa Roh Kudus dan kecakapannya dalam memimpin, tantangan tersebut dapat dilalui. Pdt. Jellesma berhasil mempersatukan kedua aliran kekristenan dan mempertahankan persekutuan orang Kristen di Mojowarno.

Selama berpelayanan di Mojowarno, Pdt. Jellesma telah membaptis sedikitnya 2.500 orang Jawa, mendirikan sekolah, menerbitkan buku-buku rohani dari cerita Alkitab, mengumpulkan satu bundel nyanyian rohani dan mengupayakan kedewasaan dan kemandirian iman persekutuan orang Kristen Jawa. Tahun 1858 pendeta Jellesma meninggal di usianya 41 tahun dan dimakamkan di Mojowarno. Pimpinan Jemaat Mojowarno pun diserahkan pada Pak Paulus Tosari yang telah dipersiapkannya.

Doaku: “Tuhan, jika terjadi perselisihan, jadikanlah aku sebagai saluran pembawa damai-Mu. Amin”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak