Hidup yang Dikuasai dan Dikendalikan oleh Firman Allah Khotbah Minggu 7 September 2025

25 August 2025

Minggu Biasa | Pembukaan Bulan Kitab Suci
Stola Hijau

Bacaan 1: Ulangan 30 : 15 – 20
Mazmur: Mazmur 1
Bacaan 2: Filemon 1 : 1 – 22
Bacaan 3: Lukas 14 : 25 – 33

Tema Liturgis: Membudayakan Cinta Alkitab dengan Berkisah
Tema Khotbah: Hidup yang Dikuasai dan Dikendalikan oleh Firman Allah

Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Ulangan 30 : 15 – 20
Selama memimpin bangsa Israel Musa telah banyak memberikan berbagai pengajaran kepada bangsa  Israel tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup sebagai umat Allah. Pada akhir pengajaran tersebut, Musa menyatakan dengan tegas kepada bangsa Israel bahwa sebagai umat Allah bangsa Israel harus taat kepada Allah. Sebagai umat Allah, ketaatan kepada Allah adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Dalam pengajarannya, Musa memang memberikan kesempatan kepada bangsa Israel, mereka diperhadapkan pada dua pilihan, yakni kehidupan atau kematian. “… kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.” (Ay. 19). Meski demikian sebagai umat Allah, mereka diingatkan dan diharapkan tetap setia melakukan apa yang difirmankan Allah. Mereka diharapkan memilih kehidupan, yakni hidup dalam ketaatan kepada Allah dengan melakukan firman-Nya. Ketaatan kepada Allah akan mendatangkan berkat bagi mereka. Selanjutnya, berkat yang diberikan Allah akan mendatangkan sukacita dalam kehidupan mereka, bahkan keturunan mereka juga akan menikmati berkat Allah tersebut. Berkat Allah itu akan bisa dinikmati oleh setiap orang yang mengasihi Allah dan hidup taat kepada-Nya. Oleh karena itu, Musa memerintahkan kepada bangsa Israel agar mengasihi Tuhan Allah dan hidup taat kepada-Nya: “karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.(Ay. 16).

Filemon 1 : 1 – 22
Sebagai Rasul, Paulus telah belajar banyak hal tentang apa yang tertulis pada Kitab Suci dan berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan apa yang tertulis pada Kitab Suci. Selain itu, Paulus juga memiliki banyak pengalaman dalam menjalin relasi dengan orang banyak agar berita Injil yang ia sampaikan bisa didengar dan diterima dengan baik. Sehingga orang-orang yang mendengar berita Injil bukan hanya menyediakan diri untuk beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, melainkan juga bersedia hidup dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, Paulus terus membina hubungan baik dengan mereka yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus agar iman mereka terus bertumbuh. Paulus juga berharap agar pada saatnya di antara mereka ada yang menyediakan diri untuk ikut serta melayani Tuhan bersama dengannya. Di antara mereka yang ikut serta melayani dan menjadi teman sekerja Paulus adalah Filemon (Ay. 2).

Melalui suratnya kepada Filemon tampak betapa Paulus bersyukur berkaitan dengan apa yang dilakukan Filemon dalam pelayanannya. Paulus terkesan dengan pelayanan Filemon dan terus mendoakan Filemon agar terus menyatakan kasih dan perhatiannya kepada semua orang kudus, yakni mereka yang dipersekutukan dalam persekutuan jemaat. Bagi Paulus, Filemon mampu melakukan pelayanannya dengan baik, pelayanannya menguatkan iman dan mendatangkan sukacita bagi orang-orang yang dilayani, sehingga, berkat Tuhan dapat dirasakan banyak orang melalui pelayanan Filemon (Ay. 5,7). Oleh karena itu, Paulus sangat menghormati Filemon sebagai teman sekerja dalam pelayanan. Tampaknya, Paulus sempat memperhatikan antara Filemon dan Onesimus  pernah ada perselisihan. Dengan menggunakan bahasa yang halus, tidak memerintah apalagi memaksa Filemon mengikuti keinginannya, Paulus berharap agar Filemon bersedia menerima Onesimus ikut serta menunaikan pelayanan bersama dengannya (Ay. 17). Paulus, meskipun memiliki banyak pengetahuan tentang Kitab Suci, memiliki jabatan sebagai seorang Rasul dan pengalaman pelayanan yang banyak, ia menunjukkan sikap kerendahan hati dalam pelayanannya.

Lukas 14 : 25 – 33
Mengambil keputusan untuk beriman kepada Tuhan Yesus dan melakukan apa yang diajarkan dan diteladankan-Nya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Oleh karena itu, Tuhan Yesus mengingatkan orang banyak yang berduyun-duyun mengikuti perjalanan-Nya dengan suatu pengajaran. Hal tersebut perlu dilakukan agar orang-orang yang mengikuti-Nya itu juga memiliki alasan yang kuat. Bisa saja di antara mereka ada yang hanya sekedar ikut-ikutan saja. Ada yang hanya tertarik dengan mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Ada yang tertarik pada pengajaran-Nya. Ada pula yang tertarik pada keberanian-Nya ketika berdiskusi dan berbeda pendapat dengan para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi dll. Oleh karena itu, memperhatikan banyaknya orang yang berduyun-duyun mengikuti perjalanan-Nya, tiba-tiba Tuhan Yesus berhenti dan memberikan pengajaran kepada mereka, bahwa mengikut-Nya itu tidak mudah. Tidak asal mengikut saja. Tidak juga sekedar meniru orang lain.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan setiap orang sebelum memutuskan untuk mengikut dan menjadi murid Tuhan Yesus. Pertama, harus rela melepaskan kenyamanan yang sebelumnya mereka dapatkan dan hanya berfokus kepada Tuhan Yesus. Kasihnya kepada Tuhan Yesus harus lebih diutamakan. Oleh karena itu, mereka harus siap menanggung konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dalam kenyataannya ada orang yang dibenci oleh anggota keluarganya karena keputusannya untuk mengikut Tuhan Yesus (Ay. 26). Kedua, ia harus siap memikul salibnya. Maksudnya adalah siap menghadapi berbagai tantangan dan sengsara karena harus menjauhkan diri dari kesenangan diri sendiri, sebab hidupnya hanya terfokus untuk menyenangkan atau memuliakan Tuhan Yesus (Ay. 27). Ketiga, memerhatikan beratnya syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, maka setiap orang harus mempertimbangkan dengan matang keputusan yang hendak diambil. Sehingga, ketika sudah berani mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus, keputusannya sudah sepenuh hati. Tidak setengah-setengah. Harus setia pada komitmen untuk mengikut Tuhan Yesus dengan segala konsekuensinya (Ay. 28-32). Tuhan Yesus menghendaki agar setiap orang yang memutuskan untuk mengikut-Nya, harus setia pada keputusan yang dipilih sampai akhir hidupnya. Meski demikian Tuhan Yesus pasti akan selalu memerhatikan para pengikut-Nya. Ia juga selalu mengingatkan dan memberikan semangat kepada mereka agar tetap memiliki ketulusan dalam kesetiaan melakukan kehendak-Nya.

Benang Merah Tiga Bacaan
Setiap orang yang mengaku  sebagai umat Allah memliliki kewajiban untuk melakukan segala yang difirmankan Allah. Meski demikian, melakukan apa yang difirmankan Allah bukanlah hal yang mudah dilakukan. Tuhan Yesus bahkan memberikan tantangan bagi setiap orang yang ingin mengikut Dia agar juga mengetahui konsekuensi dari keputusan yang diambil. Namun, bagi setiap orang yang selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan firman Allah dan merenungkannya pasti akan selalu mendapatkan pelajaran secara utuh tentang bagaimana seharusnya hidup sebagai umat Allah. Firman Allah akan membimbing dan mengendalikan setiap orang itu agar hidupnya sejalan dengan kehendak Allah. Selain itu juga akan menjadikannya tetap bersemangat untuk taat dan setia melakukan firman Allah. Firman Allah juga bisa menjadikan setiap orang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak bijaksana dalam kesehariannya.

 

Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)

Pendahuluan
Setiap orang yang menghayati hidup sebagai umat Allah tentu mengakui, bahwa Tuhan Allah selalu peduli dan melakukan apa yang baik kepada umat-Nya. Tuhan Allah selalu hadir dalam kehidupan umat-Nya dan tidak akan membiarkan umat-Nya begitu saja ketika mengalami berbagai persoalan. Pada saatnya Tuhan Allah akan bertindak untuk menolong dan memberikan apa yang dibutuhkan umat-Nya. Meskipun umat-Nya harus mendapatkan hukuman karena melanggar perintah-Nya, namun tidak selamanya Tuhan Allah membiarkan umat-Nya hidup dalam penghukuman. Pada saatnya Ia membebaskan umat-Nya dari penghukuman dan menikmati anugerah-Nya. Meski demikian Tuhan Allah tidak berkenan umat-Nya bertindak semaunya sendiri. Bagaimanapun keberadaannya sebagai umat Allah harus tetap menghormati Allah dengan melakukan perintah-Nya.

Isi
Umat Allah bisa mengerti perintah Allah jika selalu memperhatikan Firman Allah sebagaimana tertulis pada Kitab Suci. Oleh karena itu, segala yang tertulis pada Kitab Suci harus selalu dipelajari dan direnungkan oleh setiap orang yang mengaku sebagai umat Allah. Dengan membaca dan  merenungkan apa yang tertulis pada Kitab Suci, setiap orang bisa mengenal Tuhan Allah dan kemahakuasaan-Nya. Selain itu juga mengerti tentang apa yang harus dilakukannya sebagai umat Allah.

Tuhan Allah Berkuasa Atas Hidup Umat-Nya
Setiap orang yang mengaku sebagai umat Allah tidak bisa hidup semaunya sendiri, melainkan  harus hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. Tuhan Allah menghendaki agar umat-Nya setia melakukan apa yang difirmankan-Nya. Meskipun umat Allah mendapatkan kebebasan untuk memilih, namun Tuhan Allah menghendaki agar umatnya memilih kehidupan, yakni hidup dalam ketaatan kepada-Nya dengan melakukan firman-Nya. Dalam pengajarannya, Musa mengingatkan bahwa ketaatan kepada Allah akan mendatangkan berkat bagi umat-Nya. Berkat yang diberikan Allah akan mendatangkan sukacita bagi umat-Nya. Bahkan, berkat Allah itu juga bisa dinikmati oleh setiap orang yang mengasihi Allah dan hidup taat kepada-Nya (Ul. 30:16). Oleh karena itu, memerhatikan firman Allah dan menerapkannya dalam kehidupan sehar-hari menjadi kewajiban umat Allah.

Firman Allah Mengendalikan Hidup Umat-Nya
Umat Allah yang selalu meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan firman Allah akan menjadikannya dikuasai oleh firman Allah. Firman Allah yang tertanam dalam hati dan pikirannya akan mengendalikan dirinya dalam berkata-kata, bersikap, dan bertindak sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Itulah yang dialami dan dilakukan oleh Rasul Paulus. Sebagai seorang Rasul, Paulus belajar banyak hal tentang apa yang tertulis pada Kitab Suci dan berusaha sungguh-sungguh untuk menjalankan dalam kehidupannya.  Selain itu, apa yang dilakukan Paulus ini berdampak pada sikap dan tindakannya dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk dengan rekan sekerja atau teman sepelayanannya, yakni Filemon. Paulus sangat menghormati Filemon. Paulus tidak ingin memerintah Filemon, meskipun hal tersebut berkaitan dengan pelayanan kepada Tuhan. Namun, Paulus menyampaikan keinginannya kepada Filemon melalui percakapan yang membangun meski dilakukan melalui surat. Selain itu, Paulus menyampaikan keinginannya kepada Filemon dengan menggunakan kalimat yang baik dan membangun agar Filemon menerima Onesimus menjadi rekan sepelayanannya (Fil. 1:17). Hal ini menunjukkan bahwa firman Allah menguasai hidup Paulus, sehingga dalam pelayanannya Paulus menunjukkan kerendahan hati.

Firman Allah Memberi Petunjuk tentang Sikap Hidup Para Pengikut Yesus
Ada berbagai alasan bagi banyak orang yang memutuskan untuk beriman kepada Tuhan Yesus dan mengikut-Nya. Bisa saja di antara orang-orang yang mengikut Tuhan Yesus itu ada yang hanya sekedar ikut-ikutan saja. Ada yang hanya tertarik mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Ada yang tertarik pada pengajaran Tuhan Yesus. Ada pula yang  tertarik pada keberanian Tuhan Yesus ketika berdiskusi dan berbeda pendapat dengan para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dll. Memerhatikan banyaknya orang yang berduyun-duyun mengikuti perjalanan Tuhan Yesus menjadikan Tuhan Yesus memberikan pengajaran kepada mereka bahwa mengikut Dia itu tidak mudah. Tidak asal mengikut saja. Tidak juga sekedar meniru orang lain.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan setiap orang sebelum memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus. Pertama, ia harus rela melepaskan kenyamanan yang sebelumnya ia dapatkan dan hanya berfokus untuk mendengarkan dan melakukan apa yang diajarkan Tuhan Yesus. Ketaatan dan kesetiaanya kepada Tuhan Yesus harus lebih diutamakan. Selain itu ia harus siap menanggung konsekuensi dari keputusan yang diambilnya, meskipun karena keputusannya itu menjadikannya dibenci oleh anggota keluarganya (Luk. 14:26). Kedua, ia harus siap memikul salibnya. Maksudnya adalah siap menghadapi berbagai tantangan dan sengsara karena harus menjauhkan diri dari kesenangan diri sendiri, menjadikan hidup hanya terfokus untuk memuliakan Tuhan Yesus (Luk. 14:27). Ketiga, memperhatikan beratnya syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, maka ia harus mempertimbangkan dengan matang keputusan yang hendak diambil, sehingga ketika ia sudah berani mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus, keputusannya sudah sepenuh hati. Tidak setengah-setengah. Ia harus setia pada komitmen untuk mengikut Tuhan Yesus dengan segala konsekuensinya (Luk. 14:28-32). Tuhan Yesus menghendaki agar setiap orang yang memutuskan mengikut-Nya, hidupnya hanya terfokus untuk mendengarkan, mengingat, dan melakukan apa yang diajarkan-Nya. Tentu saja hal ini tidaklah mudah dilakukan. Meski demikian Tuhan Yesus pasti akan memperhatikan para pengikut-Nya. Ia juga selalu mengingatkan dan memberikan semangat kepada mereka agar tetap memiliki kesungguhan, ketulusan, dan kesetiaan melakukan apa yang diajarkan-Nya.

Penutup
Alkitab atau Kitab suci telah menjadikan kita mengenal dan mengakui kemahakuasaan Allah. Selain itu juga mengajarkan tentang bagaimana seharusnya kita menjalani hidup sebagai umat Allah yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita diingatkan kembali agar tetap setia membaca dan merenungkan apa yang tertulis pada Kitab Suci yang menjadikan hidup kita dikuasai dan dikendalikan oleh firman Allah. Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertindak sebagai orang yang beriman kepada-Nya dan menjadi pengikut-Nya. Kini saatnya bagi kita sebagai orang yang dikuasai oleh firman Allah untuk menjalani hidup sesuai dengan apa yang difirmankan Allah sebagaimana yang tertulis pada Kitab Suci. Amin. [HSW].

 

Pujian : KJ. 57  Yesus Lihat Umat-Mu

 

Rancangan Khotbah: Basa Jawi
(Punika namung rancangan khotbah, saged dipun kembangaken miturut konteks pasamuwan piyambak)

Pambuka
Saben tiyang ngraos-ngraosaken gesang minangka umat kagunganipun Gusti Allah, tamtunipun ngakeni bilih Gusti Allah tansah peduli lan nindakaken punapa ingkang sae dhateng para umat kagungan-Ipun. Gusti Allah rawuh ing pigesanganipun para umat lan mboten kendel nalika pirsa kawontenan umat kagungan-Ipun ngalami mawerni-werni pakewet. Ing wancinipun Gusti Allah tumindak paring pitulungan lan maringi punapa ingkang dipun betahaken dening para umat kagungan-Ipun. Nadyan para umat punika kedah nampi paukuman awit tumindakipun ingkang nerak angger-anggeripun Gusti Allah, nanging mboten salaminipun Gusti Allah paring paukuman. Ing wancinipun Gusti Allah paring pangluwaran saking paukuman lan ndadosaken para umatipun ngraos-ngraosaken sih kanugrahan-Ipun. Nadyan mekaten Gusti Allah ugi mboten karenan menawi para umat kagunganipun tumindak miturut pikajengipun piyambak. Kados pundi kemawon minangka umat kagunganipun Gusti Allah ing gesangipun kedah ngurmati Gusti Allah lan nindakaken punapa ingkang dados karsan-Ipun.

Isi
Umat kagungan-Ipun Gusti Allah saged mangertos karsanipun Gusti Allah menawi migatosaken Pangandikan-Ipun Gusti Allah ingkang kaserat ing Kitab Suci. Pramila, punapa ingkang kaserat ing Kitab Suci kedah dipun sinaoni lan dipun raos-raosaken dening saben tiyang ingkang ngaken dados umat kagungan-Ipun Gusti Allah. Kanthi maos lan ngraos-ngraosaken punapa ingkang kaserat ing Kitab suci saben tiyang saged mangertos bab Gusti Allah lan kuwaos-Ipun. Kejawi punika ugi mangertos gegayutan kaliyan punapa ingkang kedah katindakaken minangka umat kagungan-Ipun Gusti Allah.

Gusti Allah Kagungan Kawasa Tumrap Gesangipun Para Umat
Minangka umat kagungan-Ipun Gusti Allah, saben tiyang mboten saged gesang sakpikajengipun piyambak, nanging kedah tumindak cundhuk kaliyan karsan-Ipun Gusti Allah. Gusti Allah ngersakaken supados para umat kagungan-Ipun tansah setya tuhu nindakaken Pangandikanipun. Nadyan para umat punika nampi kebebasan nemtokaken pilihan, nanging Gusti Allah ngersakaken supados para umat tansah setya tuhu dhumateng Panjenenganipun kanthi nindakaken punapa ingkang kapangandikakaken. Ing piwucalipun, Musa ngengetaken bilih ngestokaken Pangandikanipun Gusti punika ndadosaken berkah tumrap para umat kagungan-Ipun. Berkah ingkang kaparingaken Gusti Allah ndadosaken sukabingah tumrap para umat. Malah, berkah saking Gusti Allah punika ugi saged dipun tampi lan karaosaken tumrap saben tiyang ingkang nresnani Gusti Allah lan gesangipun miturut karsan-Ipun (PT. 30:16). Pramila, migatosaken Pangandikanipun Gusti Allah lan ngecakaken ing gesang sadinten-dinen punika dados kuwajiban para umat.

Pangandikan-Ipun Allah Ngemudheni Para Umat Kagungan-Ipun
Para umat ingkang nyisihaken wekdal kagem maos lan ngraos-ngraosaken Pangandikanipun Allah ndadosaken gesangipun para umat dipun kuwasani dening Pangandikanipun Allah. Pangandikanipun Allah ingkang katanem ing manah lan pikiran badhe ngemudheni para umat ing wicanten, sikep, lan tumindak nyondhongi kaliyan karsanipun Gusti Allah. Inggih mekaten ingkang dipun alami lan dipun tindakaken dening Paulus. Minangka rasul, Paulus tamtunipun sampun sinau kathah gegayutan kaliyan punapa ingkang kaserat ing Kitab suci lan tansah ngupadi kanthi temen, ngecakaken ing pigesanganipun sadinten-dinten. Kejawi punika punapa ingkang katindakaken dening Paulus ugi kawujud anggenipun sesambetan kaliyan tiyang sanes ing pasrawunganipun, kalebet kaliyan rencang sapaladosan, inggih punika Filemon. Paulus ngurmati sanget Filemon. Paulus mboten ndikte, mrintah, lan meksa Filemon nadyan gegayutan kaliyan paladosan dhumateng Gusti. Nanging, Paulus nglairaken punapa ingkang dados pepinginanipun dhumateng Filemon lumantar wawan rembag ingkang nuwuhaken kasaenan, nadyan kalairaken lumantar serat. Kejawi punika Paulus nglairaken pepinginanipun dhumateng Filemon kanthi ukara ingkang mboten ngasoraken Filemeon supados Filemon karsa nampi Onesimus dados rencang sapaladosan (Fil. 1:17). Prekawis punika nedahaken bilih Pangandikanipun Allah nguwasani Paulus, satemah ing paladosanipun Paulus ngetingalaken manah ingkang andhap asor.

Pangandikan-Ipun Allah Paring Pitedah Bab Gesangipun Para Pandherekipun Gusti Yesus
Wonten mawerni-werni alesan ingkang dipun gadhahi dening saben tiyang gegayutan kaliyan kapitadosanipun dhumateng Gusti Yesus lan dados pandherek-Ipun. Wonten ingkang namung ela-elu kemawon kados dene tiyang sanes. Wonten ingkang kesengsem dhumateng mukjizat ingkang katindakaken dening Gusti Yesus. Wonten ingkang kesengsem dhumateng piwucalipun Gusti Yesus. Wonten ugi ingkang kesengsem gegayutan kaliyan tumindakipun Gusti Yesus ingkang wantun wawan rembag lan benten pamanggih kaliyan para ahli Toret lan tiyang Farisi, lan sakpanunggalanipun. Migatosaken kathahipun tiyang ingkang sami ngetut wingking Gusti Yesus, ndadosaken Gusti Yesus paring piwucal dhumateng tiyang-tiyang punika, bilih ndherek Gusti Yesus punika mboten gampil. Mboten pokoke ndherek. Ugi mboten namung ela-elau kemawon kados tiyang sanes.

Wonten prekawis ingkang kedah dipun galih kanthi temen sakderengipun nemtokaken sikep dados pandherekipun Gusti Yesus. Sepisan, piyambakipun kedah legawa nilar prekawis ingkang namung katuju dhumateng kabingahan ingkang sampun karaosaken lan namung mirengaken lan nindakaken piwucalipun Gusti Yesus. Kasetyanipun dhumateng Gusti Yesus kedah dados ingkang utami. Kejawi punika ugi sagah ngadhepi pakewet gegayutan kaliyan punapa ingkang dados katetepanipun inggih punika pitados lan dados pandherekipun Gusti Yesus. Nadyan prekawis punika dadosaken gesangipun dipun gethingi dening brayatipun (Luk. 14:26). Kaping kalih, piyambakipun kedah sagah mikul salibipun piyambak. Tegesipun sagah nagdhepi mawerni pakewet lan kasangsaran karana nebihaken gesang saking kabingahanipun gesang ingkang katuju dhumateng dhirinipun piyambak, dados gesang ingkang namung katuju kagem mulyakaken Gusi Yesus (Luk. 14:27). Kaping tiga, migatosaken awratipun katetapan ingkang kedah dipun lampahi minangka pandherek-Ipun Gusti Yesus, piyambakipun kedah menggalih kanthi temen sakderengipun netepaken pilihan dados pandhrekipun Gusti Yesus. Satemah, nalika sampun nemtokaken lan netepaken pilihan, katetapan dados pandherekipun Gusti Yesus punika kedah temen lan mantep. Mboten setengah-setengah. Ing saklajengipun piyambakipun kedah setya tumrap katetepanipun lan sagah ngadhepi sadengah kawontenan (Luk. 14:28-32). Gusti Yesus ngersakaken supados saben tiyang ingkang sampun netepaken pilihan dados pandherek-Ipun, gesangipun namung katuju mirengaken, ngenget-enget, lan nindakaken punapa ingkang kawucalaken dening Panjenenganipun. Tantu kemawon prekawis punika mboten gampil katindakaken. Nadyan mekaten Gusti Yesus tansah migatosaken para pandherek-Ipun. Panjenenganipun ugi tansah ngengetaken lan paring semangat dhateng para pandherek-Ipun supados tansah saestu, tulus, lan setya nindakaken piwical-Ipun.

Panutup
Kitab suci paring panuntun dhumateng kita satemah saged wanuh lan ngakeni Gusti Allah ingkang kebak kawasa. Kejawi punika ugi paring piwucal gegayutan kaliyan mujudaken gesang minangka umat kagunganipun Allah ingkang pitados dhumateng Gusti Yesus. Pramila, kita dipun engetaken supados setya maos lan ngraos-ngraosaken punapa ingkang kaserat ing Kitab Suci, ingkang saged ndadosaken gesang kita dipun kuwasani lan dipun kemudheni dening Pangandikanipun Allah. Gusti Yesus ugi paring piwucal dhumateng kita gegayutan kaliyan sikep lan tumindak minangka tiyang ingkang pitados dhumateng Panjenenganipun lan dados pandherek-Ipun. Samangke wekdalipun kita minangka tiyang ingkang dipun kuwasani Pangandikanipun Allah ngayahi gesang cundhuh kaliyan pangandikanipun Gusti Allah, kados ingkang kaserat ing Kitab Suci. Amin. [HSW].

 

Pamuji: KPJ. 194  Kitab Suci Kang Adi

Renungan Harian

Renungan Harian Anak