Perjamuan Kudus Pembangunan GKJW
Minggu Biasa
Stola Putih
Bacaan 1 : Keluaran 16:2-4, 9-15
Bacaan 2 : Efesus 4:1-16
Bacaan 3 : Yohanes 6:25-35
Tema Liturgis : Bersekutu dalam Kristus dan berbagi berkat dengan sesama
Tema Khotbah: Makanan istimewa untuk kesatuan
KETERANGAN BACAAN
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Keluaran 16:2-4, 9-15
Orang Israel menggerutu di padang gurun, karena tidak mendapatkan makanan seperti yang biasa mereka dapatkan ketika masih berada di Mesir. Mereka menginginkan roti dan daging seperti yang biasanya mereka makan di Mesir. Mereka menginginkan itu walau pun harus mati dalam perbudakan.
Tetapi di padang gurun Sin itu Tuhan memberikan makanan yang istimewa, bukan yang biasa. Tuhan memberikan makanan yang turun dari langit, yang selalu baru setiap harinya. Tuhan juga memberikan daging burung puyuh. Tuhan memberikan makanan itu bukan dalam penderitaan sebagai budak. Mereka menerimanya sambil menikmati kemuliaan Tuhan dalam awan.
Efesus 4:1-16
Di sini Rasul Paulus menulis tentang kesatuan orang-orang percaya. Yang menciptakan kesatuan itu adalah Tuhan sendiri, bukan orang-orang percaya itu. Kesatuan itu sudah diciptakanNya. Kesatuan itu suda ada. Orang-orang percaya itu tinggal mewujudkannya. Untuk mewujudkan kesatuan itu, orang-orang percaya dinasehati supaya selalu rendah hati, lemah lembut, sabar dan menunjukkan kasih dengan saling membantu. Dengan kesatuan itu, dengan sikap rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling membantu itu, persekutuan dan kesatuan orang-orang percaya itu mengalami pertumbuhan dalam iman dan membangun diri dalam Kristus. Dengan sikap seperti itu dan oleh pekerjaan pelayanan, tubuh Kristus terus dibangun.
Yohanes 6:25-35
Tuhan Yesus menghendaki orang-orang yang mengikuti Dia supaya melakukan pekerjaan yang mendatangkan makanan untuk hidup yang kekal. Yesus sendirilah yang merupakan makanan untuk hidup yang kekal itu. Tuhan Yesuslah roti hidup. Dia menyediakan diri untuk menghidupi para pengikutNya sampai kekal selama-lamanya.
Pekerjaan Allah yang harus mereka lakukan adalah percaya kepada Kristus yang diutus Allah. Percaya kepada Yesus Kristus dan mengikut Dia berarti tinggal (bersekutu) dengan dan di dalam Dia. Percaya itu bukan sekedar suatu pengakuan yang diucapkan, melainkan suatu penyerahan hidup kepada-Nya yang diusahakan dan diperjuangkan. Orang yang demikian itulah yang tidak akan lapar atau haus selamanya, melainkan merasakan kepuasan dan kesukacitaan kekal.
Benang Merah Tiga Bacaan
Makanan yang diberikan oleh Tuhan untuk umatNya bukan hanya untuk kepuasan (kenyang), melainkan juga mempersekutukan dan mempersatukan seluruh umatNya.
RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, sila dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat)
Pendahuluan
Setiap orang pasti punya pengalaman mendapat makanan istimewa. Dan karena istimewanya, tentu setiap orang mengingat makanan itu. (pengkhotbah bisa menyampaikan makanan istimewanya dan mengapa istimewa dan atau mempersilahkan beberapa umat untuk mengungkapkan makanan istimewanya dan mengapa istimewa) Makanan itu menjadi istimewa karena bermacam-macam sebab. Mungkin istimewa karena untuk pertama kali memakannya, belum pernah sebelumnya. Mungkin istimewa karena sangat sederhananya, karena aneh atau uniknya. Mungkin istimewa karena orang yang memberinya adalah orang asing, atau orang sangat miskin atau sangat kaya atau sangat tampan atau sangat penting. Mungkin istimewa karena rasanya yang sangat lezat, atau mungkin karena tanpa garam atau terlalu banyak garam atau karena sebab yang lain lagi.
Isi
Orang Israel diberi makanan yang istimewa oleh Tuhan di padang gurun Sin. Makanan itu istimewa, bukan makanan biasa, bukan karena lezatnya, bukan karena melimpah jumlahnya. Makanan itu istimewa karena:
- roti itu turun dari langit, bukan hasil tumbuhan di bumi;
- roti itu selalu baru setiap harinya, hanya bisa dan boleh dikonsumsi 1 hari saja;
- daging itu dari binatang (burung) yang mendatangi mereka di perkemahan mereka, bukan karena diburu;
- makanan itu mereka terima bukan dalam penderitaan sebagai budak, namun dalam kebebasan mereka sebagai orang merdeka;
- mereka menerimanya sambil melihat/ menikmati kemuliaan Tuhan (dalam awan).
Orang Israel dengan bersungut-sungut meminta makanan, roti dan daging, seperti yang biasa mereka dapatkan di Mesir. Mereka menginginkan itu walau pun harus menderita sebagai budak, bahkan walau pun harus mati. Tetapi Tuhan, karena kasih dan kesabaranNya, memberikan mereka makanan yang istimewa. Tuhan menyatakan kasih, karya, kuasa dan kemuliaanNya kepada mereka.
Tuhan Yesus juga memberikan makanan yang istimewa kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Istimewanya makanan itu adalah karena:
- makanan itu turun dari sorga, pasti suci, bukan dari bumi;
- makanan itu adalah Tuhan Yesus sendiri, tubuhNya yang suci;
- makanan itu membawa keselamatan kekal bagi yang mengikuti dan percaya kepadaNya;
- makanan itu mempersekutukan dan mempersatukan semua orang percaya.
Untuk mendapatkan makanan istimewa itu ada syaratnya, yakni percaya kepada Tuhan Yesus sebagai yang diutus Allah datang ke dunia. Percaya itu bukan sekedar suatu pengakuan yang diucapkan, melainkan suatu penyerahan hidup kepada-Nya yang diusahakan dan diperjuangkan. Percaya itu adalah sikap meyakini yang diusahakan dan diperjuangkan. Sebab nyatanya, orang cenderung menghaki hidupnya untuk dirinya sendiri, bukan untuk Tuhan. Nyatanya, orang mudah sekali menjadi bimbang, kurang meyakini kuasa dan kasih Tuhan kepadanya. Karena itu, percaya itu harus dikerjakan, diusahakan dan diperjuangkan.
Semua orang yang memakan makanan pemberian Tuhan Yesus itu berarti tinggal di dalam Dia, bersekutu dan bersatu dengan Dia. Semua orang yang memakannya bersekutu dan bersatu bersama di dalam Tuhan Yesus Kristus. Semua orang yang memakannya bersekutu dan bersatu bersama membangun tubuh Kristus untuk menyatakan kasih, karya, kuasa dan kehendakNya di tengah dunia. Untuk bersekutu, bersatu membangun tubuh Kristus untuk menyatakan kasih, karya, kuasa dan kehendak Tuhan itu diperlukan sikap selalu rendah hati, lemah lembut, sabar dan menunjukkan kasih dengan saling membantu.
Penutup
Dalam pelayanan Perjamuan Kudus kita diberi makanan istimewa oleh Tuhan. Dalam Perjamuan Kudus kita semua diberi makan dari tubuh yang sama, yakni tubuh Tuhan Yesus yang suci, supaya kita bersekutu dan bersatu saling mengasihi satu sama lain. Dalam Perjamuan Kudus kita juga diberi minum dari darah yang sama, yakni darah Tuhan Yesus yang suci, supaya kita bersekutu dan bersatu saling melayani dalam kasih. Mari kita memperkuat persekutuan dan kesatuan kita membangun tubuh Kristus untuk menyatakan kasih, karya, kuasa dan kehendak Tuhan yang agung mulia. Amin.
Nyanyian: KJ 249:1-3; 313:1,2; 412:1,2/ KK 104.
—
RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi
Pambuka
Saben tiyang mesthi nggadhahi pengalaman pikantuk tetedhan ingkang istimewa. Amargi istimewanipun, lajeng saben tiyang mesthi enget dhateng tetedhan menika. (juru khotbah saged nyariyosaken tetedhan istimewanipun lan kenging menapa kok istimewa lan utawi ngaturi wegdal dhateng sawatawis warga ingkang badhe nyariyosaken tetedhanipun ingkang istimewa lan kenging menapa istimewa) Tetedhan menika dados istimewa karana mawarni-warni sabab. Mbokmenawi istimewa karana nembe sepisan menika dhahar tetedhan menika, dereng nate saderengipun. Mbokbilih istimewa amargi prasaja sanget, karana aneh utawi elok. Mbokmenawi istimewa awit tiyang ingkang maringaken menika tiyang manca, utawi tiyang miskin sanget utawi sugih sanget utawi nggantheng/ ayu sanget utawi priyagung. Dados istimewa mbokbilih amargi raosipun saestu eca sanget, utawi malah kasinen sanget utawi malah babar pisan boten asin, utawi sabab sanesipun.
Isi
Tiyang Israel dipun paringi tetedhan ingkang istimewa dening Gusti Allah wonten ing ara-ara Sin. Tetedhan menika istimewa, sanes kados pakulinan, boten karana raosipun ingkang eca sanget, sanes karana kathahipun. Tetedhan menika istimewa amargi:
- roti (tetedhan) menika tumurun saking langit, sanes saking bumi;
- roti menika tansah enggal saben dinten, namung saged dipun masak lan dipun tedha salebeting satunggal dinten;
- daging kewan (peksi gemak) ingkang murugi tiyang Israel ing kemahipun, boten srana mbebedhag;
- tetedhan menika dipun tampeni boten ing salebebting kasangsaran minangka budhak, nanging salebeting kamardikan;
- tiyang Israel nampeni tetedhan menika kanthi ningali kamulyanipun Gusti Allah ing mega.
Tiyang-tiyang Israel sami nggrundel nyuwun tetedhan, roti lan daging, kados kulinanipun dipun tampeni ing Mesir. Tiyang Israel kepengin nampeni tetedhan menika sanadyan kedah ngalami sangsara minangka budhak, malah sanadyan kedah pejah. Nanging Gusti Allah, awit sih katresnan lan kasabaranipun, maringi tiyang Israel tetedhan ingkang istimewa. Allah nedahaken sih katresnan, pakaryan, pangwaos lan kamulyanipun dhateng umatipun menika.
Gusti Yesus ugi maringi tetedhan ingkang istimewa dhateng saben tiyang ingkang pitados dhumateng Panjenenganipun. Tetedhan menika istimewa karana:
- tetedhan menika tumurun saking swarga, mesthi suci, sanes saking bumi;
- tetedhan menika inggih Gusti Yesus piyambak, sariranipun pribadi ingkang suci;
- tetedhan menika mbekta karahayon langgeng kangge tiyang ingkang ndherek lan pitados dhumateng Gusti Yesus;
- tetedhan menika nunggilaken, nyatunggilaken sadaya tiyang pitados.
Kangge nampeni tetedhan istimewa menika wonten pitumbasipun, saratipun, inggih menika pitados dhumateng Gusti Yesus minangka ingkang kautus dening Gusti Allah tumedhak mring jagad. Pitados menika boten namung pangaken ingkang kaucapaken, nanging wujud pasrahing gesang dhumateng Gusti ingkang dipun tindakaken kanthi pambudidaya. Pitados menika satunggaling patrap yakin ingkang dipun upayakaken kanthi tumemen. Awit sanyatanipun, manungsa menika sok ndhaku gesang menika kangge dhiri pribadinipun, sanes kagem Gusti. Nyatanipun, kita gampil sanget mangu-mangu, kirang yakin dhateng pangwaos lan sih katresnanipun Gusti dhateng kita. Pramila saking menika, pitados menika kedah dipun upayakaken lan dipun budidaya kanthi tumemen.
Saben tiyang ingkang nedha tetedhan peparingipun Gusti Yesus menika ateges mapan wonten ing Sang Kristus, manunggal kaliyan Panjenenganipun. Sadaya tiyang ingkang nedha tetedhan istimewa menika manunggil sesarengan wonten ing Gusti Yesus Kristus. Sadaya tiyang ingkang nedha tetedhan menika sami manunggil mbangun sariranipun Sang Kristus kangge nedahaken sih katresnan, pakaryan, pangwaos lan karsanipun Gusti ingkang mulya ing jagad menika. Kangge manunggil, mbangun sariranipun Sang Kristus nedahaken sih katresnan, pakaryan, pangwaos lan karsanipun menika dipun betahaken patrap ngasoraken dhiri, sabar sareh lan nedahaken katresnan srana tulung-tinulung.
Panutup
Wonten ing paladosan Bujana Suci kita dipun paringi tedhan istimewa dening Gusti. Kita sadaya dipun paringi tedhan saking sarira ingkang sami, inggih sariranipun Gusti Yesus ingkang suci, supados kita sadaya saestu manunggil tresna-tinresnan. Kita sadaya dipun paringi omben saking rah ingkang sami, anenggih rahipun Gusti Yesus ingkang suci, supados kita sedaya manunggil lados-linadosan ing katresnan. Sumangga kita ngraketaken patunggilan kita mbangun sariranipun Sang Kristus nedahaken sih katresnan, pakaryan, pangwaos lan karsanipun Gusti ingkang agung mulya. Amin.
Pamuji: KPK 37:1,2; 67:1; 201:1-3.