BULAN KESPEL/ PENTAKOSTA
STOLA MERAH
Bacaan 1 : Bilangan 11: 24-30
Bacaan 2 : Kisah Para Rasul 2: 1-13.
Bacaan 3 : Yohanes 20: 19-23.
Tema Liturgis : Kuasa Kristus memandirikan umatNya.
Tema Kotbah : Roh Kudus memandirikan dan memampukan umat menyaksikan namaNya
Keterangan Bacaan
Bilangan 11:24-30
Dari antara orang Israel dipilihlah 70 orang untuk menjadi tua-tua Israel yang tugasnya membantu Nabi Musa dalam mengatur, memimpin dan melayani bangsa Israel. Untuk melengkapi mereka termasuk Eldad dan Medad yang masih berada di dalam perkemahan, Tuhan menurunkan RohNya sebagaimana yang diberikan kepada Musa. Ketika Yosua memohon Musa untuk mencegah Eldad dan Medad kepenuhan Roh Tuhan, Musa malah menjawab: “Ah, sekiranya seluruh umat menjadi nabi oleh karena Tuhan memberikan RohNya hinggap atas mereka”.
Kisah Para Rasul 2:1-13
Pada hari ke 50 setelah Paskah ketika semua orang percaya berkumpul di Yerusalem, Roh Kudus diturunkan kepada mereka semua. Mereka dapat bernubuat dengan berbagai bahasa dan orang-orang dari berbagai negeri dan bangsa itu dapat mengerti apa yang dikatakan oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus itu. Banyak orang yang takjub: “Apakah artinya semua ini? Sebagian termangu-mangu, tetapi juga banyak orang yang skeptis dan sinis: “mereka sedang mabuk anggur manis!”
Yohanes 20:19-23
Di ruang terkunci para murid berkumpul. Mereka ketakutan kalau ketahuan oleh orang-orang Yahudi atau aparat pemerintah sebab mereka adalah para pengikut Yesus Kristus yang disalibkan itu. Tiba-tiba Tuhan Yesus menampakkan diri kepada mereka dan kata-kata pertama adalah ”Damai sejahtera bagi kamu”, bahkan diulangi lagi. Berarti kata itu sangat penting sekali. Melalui salib dan kebangkitanNya Yesus telah menyelesaikan misiNya untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang Mahasuci dan hasilnya manusia didamaikan dengan Allah dan sesama. Seketika rasa takutpun lenyap dan berganti sukacita. Yang menarik, kemudian mereka dihembusi dengan Roh Kudus dan kuasa Roh Kudus itu memberi kuasa pengampunan. Manakala murid-murid itu mengampuni dosa orang maka dosanya akan terampuni, tetapi jika mereka menyatakan dosa orang itu tetap ada maka dosanyapun tetap ada.
BENANG MERAH TIGA BACAAN
Roh Kudus telah ada bersama Tuhan sejak dunia belum diciptakan. Dalam PL (Perjanjian Lama), Roh Kudus diturunkan kepada orang-orang percaya tertentu yang dipilih Tuhan. Tetapi dalam PB (Perjanjian Baru), Roh itu dicurahkan kepada semua orang percaya. Bahkan kuasanya tidak hanya mampu bernubuat dan melakukan bermacam karunia rohani saja, melainkan juga kuasa pengampunan.
RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
Pendahuluan
Sering karya Roh Kudus digambarkan dengan segala sesuatu yang luar biasa, yang mentakjubkan. Sehingga, hal-hal yang kelihatan biasa dipandang bukan karya Roh Kudus. Lebih parah lagi dalam denominasi gereja tertentu karya Roh Kudus disempitkan lagi dengan bahasa lidah. Sehingga, orang yang tidak bisa berbahasa lidah lalu dipandang belum dihinggapi oleh Roh Kudus. Padahal, jika kita mendalami Alkitab, karya Roh Kudus itu sangat banyak, tak terhitung dan luas tak terbatas. Orang dapat percaya kepada Sang Kristus itu juga hanya oleh karya Roh Kudus. Dalam nas kita, ada karya Roh Kudus yang jarang disebut yaitu kuasa pengampunan.
Isi
Karya Roh Kudus di dalam Alkitab
Dalam PL, Roh Kudus diturunkan kepada orang-orang percaya pilihan Allah yang diutus untuk menyampaikan Firman Allah atau bernubuat dan melayani
Tuhan. Misalnya: para nabi, penilik seperti Samuel. Namun dalam Bilangan 11: 24-30 ini lebih luas lagi Roh Kudus juga diturunkan kepada 70 tua-tua Israel, termasuk Eldad dan Medad yang saat itu di kemah mereka dan tidak ikut berkumpul bersama-sama tua-tua yang lain di sekeliling Kemah Allah. Mereka akan bersama Musa memikul tanggung jawab atas umat Israel dan membantu Musa dalam memimpin mereka.
Dalam PB, pada hari ke 50 setelah Paskah, ketika murid-murid Yesus berkumpul di Yerusalem tiba-tiba terdengar suara gumuruh seperti angin dan nampak seperti jilatan-jilatan api turun dan menghinggapi mereka semua. Merekapun berbicara dengan berbagai bahasa yang dapat dimengerti oleh berbagai orang dari berbagai negeri yang datang ke Yerusalem. Roh Kudus memberi roh komunikasi dan pengertian, sehingga para murid mampu mengkomunikasikan Firman dan kehendak Tuhan dan orang-orang mampu mengertinya. Lebih jauh lagi dalam surat-surat Rasul Paulus, Roh yang sama ini memberikan berbagai karunia, seperti: bernubuat, mengajar, berbahasa lidah, penyembuhan, kepemimpinan, mujizat-mujizat, dst. Tujuannya untuk memampukan para murid untuk mandiri, mengkomunikasikan Injil dan melayani umat Tuhan, sehingga Gereja tumbuh dan menjadi berkat.
Roh yang sama itu juga memberikan berbagai karunia kepada kita warga GKJW sekarang. Tidak hanya untuk mampu mandiri saja, tetapi juga menjadi dewasa, artinya mampu berbagi berkat dengan orang lain dan alam lingkungan kita melalui berbagai karunia yang diberikan kepada kita. Karena kedewasaan yang sebenarnya tidak hanya berarti mampu berdiri sendiri dan mencukupi kebutuhan diri sendiri saja, melainkan juga berbagi, saling memperhatikan dan menopang antara satu dengan yang lain.
Karya Roh Kudus memberi kuasa pengampunan
Yang menarik, dalam Yohanes 20:19-23 Roh Kudus memberikan kuasa pengampunan. Pada waktu itu para murid sedang dirundung duka, terluka, stress dan penuh ketakutan, sehingga mereka bersembunyi di ruang terkunci rapat. Mereka takut ketahuan orang-orang Jahudi dan aparat pemerintah karena mereka pengikut Yesus yang tersalib itu.
Tiba-tiba Tuhan Yesus muncul di tengah mereka dan kata-kata yang pertama adalah “Damai sejahtera bagi kamu”, bahkan karena karena pentingnya, kata-kata ini diulangi lagi: “Damai sejahtera bagi kamu”. Di sini Tuhan Yesus mau memproklamirkan bahwa Ia telah menyelesaikan misiNya datang ke dunia, yakni mati dan bangkit demi mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang Mahasuci. Hasilnya adalah damai sejahtera. Orang-orang yang percaya itu telah didamaikan dengan Allah dan sesama manusia. Mereka telah diampuni supaya mereka juga membagi pengampunan Allah kepada sesama. Oleh karena itu, satu per satu dari mereka dihembusi Roh Kudus oleh Tuhan Yesus untuk membawa kuasa pengampunan ini. Jikalau mereka mengampuni dosa orang, maka dosa orang itu akan diampuni Allah. Tetapi jikalau mereka menyatakan dosa orang itu tetap ada, maka dosanyapun tetap ada.
Pengampunan! Betapa sulitnya melakukan pengampunan. Lebih-lebih di tengah masyarakat yang menganut ajaran dan budaya “gigi ganti gigi dan mata ganti mata”, “pembalasan lebih kejam dari tindakan.” Semua hukum, peradilan dan kehidupan diatur dengan paradigma saling balas ini. Jikalau dibiarkan terus, kapan selesainya? Makin lama permusuhan dan kebencian itu akan makin besar dan merajalela. Semua ini akan menjadikan rusak, tidak hanya bagi si pendendam sendiri, tetapi juga orang lain, malahan generasi selanjutnya yang tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Sungguh dunia membutuhkan kekuatan pengampunan yang dapat memutus lingkaran setan itu, dan kita dikaruniai kuasa itu! Tinggal kita mau hidup dari kuasa yang menghidupkan itu, atau tetap dikuasai kuasa hukum bala dendam yang membinasakan. Amin. [BRU]
Nyanyian: KJ 228: 1,4.
—
RANCANGAN KOTBAH: Basa Jawi
Pambuka
Para sadherek kinasih, asring pakaryanipun Sang Roh Suci kasambetaken kaliyan prakawis-prakawis ingkang sarwa ngedab-edabi miwah kebak kaelokan. Malah wonten satunggaling denominasi Greja ingkang langkung ngalitaken malih kanthi ngegungaken basa roh (glosolalia). Saengga bab-bab ingkang biasa tuwin tiyang pitados ingkang mboten saged celathu kanthi basa roh, kaanggep dereng kadunungan dening Sang Roh Suci. Kamangka pakaryanipun Sang Roh Suci punika saestu kathah sanget, bebasan tanpa wates. Malahan tiyang saged pitados dhumateng Gusti Yesus punika inggih karana pakaryanipun Sang Roh Suci piyambak. Ing Injil Yokanan punika wonten malih pakaryanipun Sang Roh Suci ingkang awis sanget kasebat, inggih punika panguwaos pangapunten.
Isi
Panguwaosing Sang Roh Suci ing Kitab Suci
Ing Prajanjian Lami Roh Suci katedhakaken dhumateng para pitados ingkang pinilih, kadosta nabi, ananging ing Kitab Wilangan 11:24-30, sanesipun katedhakaken dhumateng Nabi Musa, Rohipun Gusti ugi kathedhakaken dhateng 70 pinisepuhing umat Israel, kalebet Eldad lan Medad ingkang ing wekdal punika mboten ndherek makempal ing Tarub Pasewakan. Tujuanipun supados para pinisepuh punika dherek tanggel jawab miwah mbiyantu nabi Musa mimpin umat Israel.
Ing Prajanjian Enggal, ing dinten kaping 50 sasampunipun Paskah (Pentekosta) rikala kathah tiyang sami makempal ing Kitha Yerusalem, kalebet para muridipun Gusti Yesus, dumadakan kepireng suwanten gumuruh kados angin ageng miwah ketingal kadosdene ilat-ilataning latu, lajeng pecah ambyar ndhawahi sirahing para pitados kalawau. Sakala tiyang-tiyang kalawau lajeng wicanten ngangge basa warni-warni ingkang saged dipun mangertosi dening tiyang-tiyang neneka saking mawarni-warni negari. Wonten ingkang ngungun: “Kita krungu wong-wong iku padha celathu nganggo basa kita dhewe-dhewe. Apa ta tegese iki?” Nanging ugi wonten ingkang ngece: “wong-wong iku rak lagi padha mendem anggur manis!” Roh Suci maringi rohing pangertosan lan komunikasi, saengga para murid saged medharaken pangandika miwah kersanipun Gusti lan tiyang-tiyang kathah saking pundi-pundi punika saged mangertosi sadaya ingkang dipun wedharaken dening para muridipun Gusti.
Salajengipun Sang Roh Suci maringaken marupi-rupi kesagedan miwah peparing: peparing medharaken sabda, memucal, basa roh, nindakaken mukjijat, nyarasaken tiyang sakit lan salajengipun. Tujuanipun pasamuwan saged nindakaken timbalanipun tetunggilan, nyekseni asmanipun Gusti miwah peladosan. Saengga, pasamuwanipun Gusti mboten namung mandiri saged ngadeg kanthi kekiyatipun piyambak kemawon, ananging ugi dewasa, wosipun saged lados-linadosan, tulung-tinulung ing bot repot, bangun-binangun saengga tuwuh ngrembaka lan dados berkah.
Mekaten ugi Greja Kristen Jawi Wetan ugi mboten namung mandiri kemawon, ananging ugi kedah dados dewasa, wosipun saged nyekapi kabetahanipun piyambak miwah gesang wigatos-winigatosan, sengkuyung- sinengkuyung, saras-sinarasan lan tulung-tinulung ing salebeting pasamuwan, ing antawisipun pasamuwan-pasamuwan ing GKJW miwah dados berkah tumrap masyarakat lan lingkungan gesang peparingipun Gusti punika.
Roh Suci maringi panguwaosing pangapunten
Ingkang nengsemaken (menarik) ing waosan kita, Roh Suci ugi maringi panguwaosing pangapunten. Ing wekdal punika para murid saweg ing salebeting kamar ingkang kinunci sadaya kori miwah cendhelanipun. Raos sedhih, kecalan, muntab, stress lan ajrih campur adhuk dados satunggal ngebaki pikiran lan manahaipun para murid. Para murid ajrih sanget menawi kadenangan minangka para pandherekipun Yesus Kristus ingkang sinalib.
Kanthi mboten kanyana-nyana Gusti Yesus ngetingal ing tengahing para murid. Pangandika ingkang paling wiwitan: “Tentrem rahayu anaa ing kowe kabeh!” Pangandika punika dipun ambali malih: “Tentrem rahayu ana ing kowe kabeh!” Artosipun, Gusti ngantebaken bilih kanthi seda lan wungunipun saestu Panjenenganipun sampun nindakaken pakaryannipun kanthi tuntas. Asilipun inggih tentrem rahayu punika. Manungsa karukunaken kaliyan Yehuwah Allah lan sesamining manungsa. Sakala raos ajrih, stress, nelangsa kalawau musna, ingkang kantun inggih raos tentrem miwah bingah. Para murid sampun dipun apunten dening Allah miwah kaparingan panguwaosing pangapunten. Mila para murid sami dipun damoni dening Gusti kanthi pangandikanipun: “Padha nampanana Roh Suci, manawa kowe padha ngapura dosane wong, iku dosane diapura. Lan menawa kowe netepake dosane, iku dosane ditetepake”
“Kaya nggonku kautus dening Sang Rama, kowe saiki iya padha dakkongkon” inggih punika dipun utus nglajengaken pakaryannipun Gusti Yesus ambekta pirukun miwah tentrem rahayu. Salah satunggalipun inggih nindakaken pangapunten. Saestu, iba angelipun nindakaken pangapunten! Langkung-langkung ing tengahing masyarakat ingkang nggadhahi wewaler: “mripat winales mripat, untu winales untu” (Mat 5:38). Walesan langkung kejem katimbang tumindak! Saengga sadaya pathokan gesang, wewaton miwah tatanan kadhasaraken hukum wales-winales punika, mboten namung ing generasipun, malahan katurunaken dhateng generasi-generasi salajengipun. Saestu nggegirisi temahanipun (akibatnya)! Jagad sangsaya kebak memengsahan, dendam miwah pasulayan. Jagad sangsaya risak, mboten wonten pambendungipun. Saestu jagad mbetahaken panguwaosing pangapunten ingkang saged ngendhegaken panguwaos nggegirisi punika. Lan Roh Suci maringi kita panguwaos punika. Sapunika kantun kita purun gesang lan nindakaken punapa mboten? Amin. [BRU]
Pamuji: KPK 284:1,2.