Khotbah Minggu 28 Mei 2017

24 May 2017

BULAN KESAKSIAN DAN PELAYANAN
STOLA: MERAH

Bacaan 1         : Kisah Para Rasul 1: 12-14
Bacaan 2         : 1 Petrus 4: 12-14
Bacaan 3         : Yohanes 17: 1-17

Tema Liturgis  : Kuasa Kristus Memandirikan UmatNya
Tema Khotbah : Kristus mendoakan para pengikutNya

 

Keterangan Bacaan

Kisah Para Rasul 1:12-14

Apa yang bisa dilakukan oleh para pengikut Yesus, sepeninggal Yesus naik ke surga untuk melaksanakan tugas yang Tuhan embankan kepada mereka? Mereka hanya kawanan kecil, tak lebih dari 120 orang (ayat 15). Mereka juga bukan orang-orang yang memiliki nama besar atau kekuatan tertentu. Di antara sebelas rasul, sebagian besar pernah melarikan diri atau menyangkal Yesus, dan punya konsep Kerajaan Allah yang masih keliru (ayat 6). Memang mereka murid-murid inti Yesus, tetapi apa yang bisa mereka lakukan? Kemudian ada para wanita yang mengikut Yesus. Mungkin sebagian dari antara mereka memiliki kekayaan yang pernah mendukung pelayanan Yesus (Luk. 8:1-3). Yang agak mencengangkan adalah para saudara Yesus. Dulu waktu Yesus masih hidup, mereka termasuk yang menentang dan memusuhi Dia (Mrk. 3:21). Akhirnya ada juga para pengikut Yesus yang lain. Mereka hanyalah sekelompok orang yang tidak memiliki apa-apa yang dapat diandalkan.

Apa yang mereka bisa lakukan? Yang jelas mereka menaati pesan Tuhan Yesus untuk tinggal di Yerusalem menantikan kuasa Roh Kudus memenuhi mereka (ayat 4-5). Hanya oleh kuasa Roh Kudus mereka akan dimampukan menjadi saksi-Nya hingga ke ujung dunia. Mereka melakukannya dengan sikap bersekutu, bersehati dalam doa (ayat 14).

 

1 Petrus 4:12-14

Berbagai penderitaan dialami oleh orang Kristen di dunia ini. Orang Kristen rela menjalani penderitaan sesaat ini bukan untuk mendapatkan sebuah pujian atau penghargaan dunia. Tentu saja penderitaan sesaat yang dimaksudkan di sini bukanlah hukuman akibat tindakan kejahatan (ayat 15). Sebab jika ini yang terjadi, penderitaan sesaat itu ialah hukuman atas dosa. Ada dua alasan mengapa orang Kristen mengalami penderitaan sesaat tersebut. Pertama, melalui penderitaan orang Kristen dapat ambil bagian dalam penderitaan yang telah dialami Kristus (ayat 13). Kedua, kalau orang Kristen menderita karena nama Kristus berarti hal ini bertujuan supaya Tuhan dimuliakan (ayat 14,16). Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama Tuhan semakin dikenal di Yerusalem (Kis. 4:1-4).

 

Yohanes 17: 1-17

Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka dipelihara dan menjadi satu (11), dilindungi dari segala yang jahat (15), dan dikuduskan di dalam kebenaran (17), supaya mereka mampu dan layak melaksanakan misi sebagai utusan-utusan Kristus. Mereka yang adalah milik Kristus dan juga milik Bapa, justru akan menjadi musuh dunia. Karena itu, mereka perlu ditopang oleh doa agar setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan. Dia berdoa untuk mereka yang telah diberikan kepada-Nya yang menerima dan percaya akan firman Kristus (ay. 6, 8).

Yang menjadi dasar umum permohonan-Nya bagi mereka dan memohon agar Bapa mengaruniakan kebaikan kepada mereka adalah:

  • Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku.” Merekalah yang dipercayakan kepada Yesus untuk melakukan tugas yang telah diterima Kristus mengenai mereka.
  • “Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang. Segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka” (ay. 8). Ajaran-Nya itu benar-benar sama persis dengan semua petunjuk yang telah Ia terima dari Bapa-Nya.
  • “Mereka telah menuruti firman-Mu” dan terus bertekun di dalamnya. Mereka telah menyesuaikan cara hidup mereka sesuai dengan firman itu. Meskipun para murid telah sering mendukakan hati-Nya dengan bersikap lalai, tetapi kesetiaan mereka terhadap-Nya, kemajuan yang mereka capai secara bertahap, dan pencapaian besar yang mereka hasilkan pada akhirnya merupakan sukacita bagi-Nya. Kristus adalah seorang Guru yang bersuka di dalam kemampuan para murid-Nya.
  • “Segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku. Tidak ada perselisihan di antara Bapa dan Anak (seperti yang terjadi di antara anak-anak manusia). Semua orang yang menerima firman Kristus dan percaya kepada-Nya, menjadi milik Bapa. Kristus mempersembahkan mereka kepada Bapa, dan mereka mempersembahkan diri sendiri, melalui Kristus, kepada Bapa.
  • “Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.” Dia telah dipermuliakan melalui kesetiaan dan ketaatan para murid dalam mengikuti-Nya. Orang-orang yang mempermuliakan Kristus akan mendapat bagian dalam doa syafaat-Nya.

Kristus memanjatkan permohonan-permohonan umum dan khusus untuk murid-murid-Nya. Kristus tidak berdoa supaya mereka menjadi kaya dan hebat di dunia ini, melainkan supaya mereka diperlengkapi untuk melaksanakan kewajiban mereka. Kristus berdoa untuk pemeliharaan atas mereka, dan untuk ini Ia menyerahkan mereka semua ke dalam perlindungan Bapa-Nya.

“Selama Aku bersama mereka, Aku telah memelihara mereka dalam nama-Mu”. Dia memelihara mereka di dalam nama Allah, menjaga mereka supaya tidak jatuh ke dalam kekeliruan atau dosa yang berbahaya. Dia tetap mengawasi dan memelihara mereka sewaktu Dia mengutus mereka.

“Supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka” (ay. 13). Kristus benar-benar menghendaki supaya murid-murid-Nya mengalami sukacita penuh, sebab Ia ingin supaya mereka senantiasa bergirang.

“Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Mereka adalah orang-orang yang tidak memusatkan perhatian mereka kepada perkara duniawi atau mengabdikan diri untuk melayani perkara duniawi.

 

BENANG MERAH TIGA BACAAN

Para pengikut Kristus mempunyai kelemahan dan kekurangan. Sementara itu, banyak tantangan dan pencobaan yang menerpa hidup mereka, sehingga mereka mengalami penderitaan. Karena itu, Kristus secara khusus dan sungguh-sungguh mendoakan mereka, supaya mereka dapat bertahan menyaksikan dan melakukan karya Kristus di dunia bagi kemuliaan Allah.

 

RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia

Pendahuluan

Ada seorang pemudi yang berprestasi sangat baik dalam pekerjaannya di kantor. Karena itu, dia dipercaya oleh pimpinannya untuk melakukan tugas besar di luar negeri. Tetapi ibunya justru merasa sangat prihatin dan kuatir. Karena ibunya tahu kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan putrinya itu, yang tidak diketahui oleh pimpinan kantornya. Putrinya itu tidak pernah mengurus makanan dan pakaiannya sendiri, setiap hari makanan dan pakaiannya selalu disediakan oleh ibunya. Putrinya tidak biasa makan di warung ataupun restoran, dia tidak pernah mencuci/ menyetrika pakaian sendiri ataupun mengirimnya ke laundry. Karena itu, dia memberikan pesan dengan wanti-wanti (amat sangat) dan mendoakannya dengan sangat.

 

Isi

Para murid Tuhan Yesus pada waktu itu, sebelum peristiwa Pentakosta, mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi jumlah, mereka tidak banyak, bahkan tinggal sedikit. Ribuan orang yang semula mengikut dan mengelu-elukan Dia, kemudian berkhianat, ramai-ramai meninggalkan Dia. Para rasul yang semula 12 orang, yang seorang juga berkhianat dan hilang, sehingga tinggal 11 orang.

Dari sisi iman, mereka tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah. Mereka semua pernah mengalami ketakutan yang luar biasa di tengah badai danau, walaupun Tuhan Yesus ada bersama mereka. Simon Petrus mempunyai keberanian untuk berjalan di atas air, tetapi segera kemudian bimbang dan gagal. Hampir semua rasul lari tunggang langgang meninggalkan Tuhan Yesus ditangkap para serdadu dan para pemimpin Yahudi. Hampir semuanya tidak ada yang berani membela Tuhan Yesus di pengadilan, bahkan Simon Petrus menyangkal Dia.

Dari sisi pengetahuan tentang Kerajaan Allah, mereka masih belum paham, bahkan keliru. Mereka masih memahami Kerajaan Allah secara politis. Mereka masih memahami dan menghendaki Tuhan Yesus menjadi Mesias (Raja) secara politis. Sampai saat menjelang Tuhan Yesus naik ke sorga, mereka masih mempertanyakan karyaNya untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi.

Untungnya, di tengah kelemahan dan kekurangan itu, mereka masih memiliki kesetiaan kepada Tuhan Yesus. Sekalipun sudah berkali-kali jatuh dan bangun, para rasul itu tetap setia menjadi pengikutNya. Mereka tetap mau melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Sesuai dengan perintah dan pesanNya, mereka berkumpul di Yerusalem. Mereka tidak mengambil jalanya masing-masing, bukan maunya sendiri.

Di tengah banyaknya kelemahan dan kekurangan itu, mereka mendapat tugas dan panggilan penetapan menjadi saksiNya untuk memberitakan dan memberlakukan kasih, karya, kuasa dan kehendak Kristus yang agung mulia. Tugas itu bukan hanya untuk bangsanya sendiri di Yerusalem, di Yudea, tetapi juga di Samaria, bahkan sampai ujung dunia.

Sementara itu, tantangan dan bahkan ancaman dari orang-orang dan para pemimpin Yahudi tentu masih sangat besar dan berbahaya. Tentu keberadaan mereka masih terus dicari. Kepergian dan aktifitas mereka terus diawasi. Jika mereka tertangkap, penderitaan pastilah akan menimpa mereka.

Mengingat posisi mereka yang tidak aman, kondisi mereka yang lemah dan tugas panggilan mereka yang sangat besar, sebelum semuanya berlanjut menjadi lebih buruk, Tuhan Yesus secara khusus dan sungguh-sungguh berdoa untuk mereka. Dengan doaNya itu Tuhan Yesus menginginkan para muridNya bisa survive (bertahan) dan mampu menjalankan misiNya di dunia. Untuk itu, Dia juga memohon kepada Bapa untuk mengaruniakan berbagai kebaikan kepada mereka.

Tuhan Yesus menyerahkan mereka kepada Bapa untuk dilindungi dan dipelihara dari berbagai kejahatan yang mengancam mereka. Dia memohonkan perlindungan dan pemeliharaan itu untuk mereka, karena mereka adalah milik Bapa sendiri, karena Tuhan Yesus telah menyatakan nama Bapa kepada mereka, karena mereka telah menuruti firman Bapa yang telah diajarkanNya kepada mereka, karena mereka berkesediaan mempersembahkan hidup mereka kepada Bapa, karena mereka telah mempermuliakan namaNya, yang berarti juga mempermuliakan nama Bapa sendiri. Jadi, siapa yang mempermuliakan nama Bapa dan Tuhan Yesus serta menuruti firman Bapa, menjadi bagian dari syafaat Tuhan Yesus kepada Bapa.

Tuhan Yesus menginginkan para muridNya bersatu teguh sehingga mampu menjalankan misiNya di dunia. Dia menginginkan mereka bersukacita penuh. Mereka tentu akan bersukacita penuh jika mereka bisa bersatu teguh dan mampu menjalankan misiNya itu. Tuhan Yesus akan sangat bersukacita jika mereka bisa bersukacita. Tuhan Yesus menghendaki mereka bisa bersukacita walaupun tantangan dan kejahatan mengancam mereka, walaupun penderitaan akan menimpa mereka.

 

Penutup

Gereja dan jemaat kita tentu mempunyai kelemahan dan kekurangan, seperti para murid Tuhan Yesus tadi. Salah satu kelemahan dan kekurangan gereja kita adalah secara rata-rata seluruh GKJW yang hadir dalam ibadah 5 tahun terakhir ini hanya 47,83% dari seluruh warga GKJW, kurang dari separuh. (Berikan contoh-contoh kelemahan dan kekurangan jemaat di sini!).

Di samping sebagai persekutuan, kita masing-masing keluarga atau pribadi juga mempunyai kelemahan dan kekurangan. Keluarga dan pribadi kita masing-masing menghadapi tantangan dan tuntutan sendiri-sendiri. Kita masing-masing pribadi, keluarga dan gereja mendapat tugas melakukan misiNya dengan bersaksi dan melayani di tengah masyarakat kita. Yang penting adalah kita selalu taat dan setia kepadaNya, menuruti firman Tuhan dalam hidup kita setiap hari. Sebab, orang-orang yang taat dan setia kepadaNya, didoakan oleh Tuhan Yesus untuk diberi perlindungan, pemeliharaan dan kekuatan oleh Allah Bapa kita. Dengan begitu kita bisa survive dari berbagai tantangan, tuntutan dan ancaman. Dengan begitu kita akan mampu bersaksi dan melayani dengan sukacita penuh.

Mari kita masuk dalam SAAT TEDUH mencari kelemahan dan kekurangan, tantangan dan tuntutan pribadi dan keluarga kita, lalu menyerahkan semuanya kepada Tuhan dalam doa pribadi. Kita masuk dalam saat teduh. [st]

 

Nyanyian: KJ 46: 1,3/ 74: 2 (2x)/ KK 133/ 136 (3x)

 —-

RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi

Pambuka

Wonten satunggiling prawan ingkang nggadhahi prestasi sae sanget ing padamelanipun ing kantor. Pramila, lajeng piyambakipun pinitaya dening pimpinanipun nindakaken jejibahan ageng dhateng manca negari. Nanging ibunipun malah rumaos prihatos lan kuatos. Karana ibunipun ingkang pirsa karingkihan lan kekiranganipun ingkang putri menika, ingkang boten kasumurupan dening pimpinanipun. Putrinipun menika boten nate ngurusi tetedhan lan sandhanganipun piyambak; saben dinten tetedhan lan sandhanganipun tansah dipun cawisaken lan dipun urusi dening ingkang ibu. Putrinipun boten kulina nedha wonten warung utawi depot (restoran), ugi boten nate umbah-umbah sandhangan utawi ngintun sandhangan reged dhateng laundry. Awit saking menika, kang ibu wanti-wanti kanthi sanget lan ndongakaken kang putri menika kanthi tumemen.

 

Isi

Para sekabataipun Gusti Yesus nalika semanten, saderengipun lelampahan Pentekosta, sami nggadhahi karingkihan lan kekirangan-kekirangan. Ing tata cacah, para siswanipun Gusti Yesus menika boten kathah, kepara namung sekedhik. Tiyang ewon ingkang swaunipun ndherek lan nyubya-subya Gusti Yesus, lajeng sami mungkur nilaraken Gusti Yesus. Para rasul ingkang swaunipun cacah 12, ingkang setunggal berkhianat dhateng Gusti Yesus lan sirna, temah cacahipun suda kantun sewelas.

Ing tata iman kapitadosan, para murid menika boten ajeg, rog-rog asem, kadhang kala kiyat, sanes wegdal ringkih. Sedayanipun nate ngalami ajrih sanget ing tengahing prahara, kamangka Gusti Yesus nunggil sesarengan para murid. Simon Petrus nggadhahi kekendelan kangge mlampah ing inggiling toya, nanging sakala lajeng mangu-mangu temah kejegur. Meh sedaya rasul sami keplayu nilaraken Gusti Yesus kacepeng dening prajurit lan para pimpinaning umat Yahudi. Meh sedaya boten wantun mbelani Gusti Yesus ing pangadilan, Simon Petrus malah selak bilih piyambakipun ndherek Gusti Yesus.

Ing tata kawruh bab Kratoning Allah, para murid taksih dereng mangertos kanthi sayektos, kepara klintu. Tiyang-tiyang menika taksih nganggep bilih Kratoning Allah menika sacara politik, sami kaliyan tata negari. Para siswa menika sami nganggep Gusti Yesus dados Mesias utawi Raja sacara politis. Ngantos ing titi wanci Gusti Yesus badhe sumengka dhateng swarga, para pendherekipun menika sami apitaken bab pakaryanipun Gusti Yesus kangge ngluwari bangsa Israel saking rehipun bangsa Rum.

Tujune…, ing kawontenanipun ingkang ringkih lan kathah kekiranganipun menika, para muridipun Gusti menika taksih nggadhahi kasetyan dhumateng Gusti Yesus. Nadyan wongsal-wangsul dhawah lan tangi malih, para rasul menika tetep setya ndherek Gusti Yesus. Tiyang-tiyang menika tetep purun nindakaken menapa ingkang dipun printahaken. Selaras kaliyan prentah lan pitungkasipun Gusti Yesus, para murid menika sami makempal ing Yerusalem; boten kesah utawi pados papan sapikajengipun piyambak.

Ing kawontenan ingkang kebak karingkihan lan kekirangan menika, para murid sami kaparingan jejibahan, timbalan lan panetep dados seksinipun Gusti mawartosaken lan mujudaken sih katresnan, pakaryan, pangwasa lan karsanipun Gusti ingkang agung mulya. Jejibahan menika boten namung kangge bangsanipun piyambak ing Yerusalem, ing Yudea, nanging ugi dhateng Samaria, malah ngantos salumahing bumi.

Kamangka, para sedherek, tantangan lan malah pangancam saking tiyang-tiyang lan pimpinaning umat Yahudi tamtu taksih ageng sanget lan mbebayani. Tamtu ing pundi papan dunungipun para rasul menika terus dipun padosi. Tindak lan tumindakipun para rasul menika tamtu tansah dipun waspadani. Menawi ngantos kacepeng, panganiaya lan kasangsaran mesthi badhe nempuh gesangipun para muridipun Gusti menika.

Ngengeti kawontenanipun ingkang boten aman, karosanipun ingkang ringkih sarta timbalan jejibahanipun ingkang ageng, saderengipun dados saya awrat, tumunten Gusti Yesus kanthi tumemen mligi ndedonga kagem para pendherekipun menika. Klayan pandonganipun menika Gusti Yesus ngersakaken para pendherekipun saged survive (ngadeg jejeg) lan saged nindakaken pakaryanipun Gusti ing donya. Ingkang menika, Gusti Yesus nyuwun dhumateng Kang Rama supados maringaken sawarnining kasaenan dhateng para pendherekipun menika.

Gusti Yesus masrahaken para pendherekipun menika dhumateng Kang Rama supados rineksa lan rinimat saking sawarnining piawon ingkang ngancam. Panjenenganipun nyuwunaken pangreksa lan pangrimat menika, karana para pendherekipun menika inggih dados kagunganipun Kang Rama pribadi, karana Gusti Yesus sampun nglairaken asmanipun Kang Rama dhateng para muridipun menika, karana para murid menika sami mbangun turut dhateng sabdanipun Kang Rama ingkang sampun kawulangaken, karana para murid menika sami siaga misungsungaken gesangipun dhumateng Kang Rama, sarta karana para murid menika sampun mulyakaken asmanipun Kang Putra, ingkang ateges ugi mulyakaken asmanipun Kang Rama pribadi. Dados, sinten ingkang mulyakaken asmanipun Sang Rama dan Sang Putra sarta manut ing sabdanipun Rama, dados perangan wigatos ing pandonganipun Gusti Yesus dhumateng Kang Rama.

Gusti Yesus ngersakaken para pendherekipun sami rukun manunggal kanthi teguh temah saged nindakaken pakaryanipun Gusti ing donya. Panjenenganipun ngersakaken sedaya sami kebak kabingahan. Para murid menika tamtu badhe kebak kabingahan menawi saged rukun manunggal teguh sarta saged nindakaken pakaryanipun Gusti menika. Gusti Yesus ugi badhe bingah sanget menawi para pendeherekipun menika kebak kabingahan nindakaken pakaryanipun. Gusti Yesus ngersakaken para pendherekipun saged ngalami kabingahan nadyan kathah tantangan lan piawon ingkang ngancam, nadyan kasangsaran badhe nempuh.

Panutup

Greja lan pasamuwan kita tamtu nggadhahi karingkihan lan kekirangan, kados dene para muridipun Gusti Yesus kalawau. Salah satunggaling karingkihan lan kekiranganing greja kita, nggih menika: 5 taun pungkasan menika, rata-rata saGKJW ingkang rawuh ing pangibadah namung 47,83 % saking sedaya warganing GKJW, boten ngantos separo. (Kaaturna conto-conto karingkihan lan kekiranganipun pasamuwan ing ngriki!)

Kejawi minangka pasamuwan, kulawarga lan pribadi kita piyambak-piyambak ugi nggadhahi karingkihan lan kekirangan. Kulawarga lan pribadi kita ngadhepi tantangan lan tuntutan piyambak-piyambak. Kita sedaya minangka pribadi, kulawarga lan greja nampeni jejibahan nindakaken pakaryanipun Gusti minangka seksinipun Gusti Yesus ingkang lelados ing tengahing greja lan masyarakat. Ingkang wigatos nggih menika kita tansah mbangun turut lan setya dhumateng Panjenenganipun, manut miturut dhateng sabdanipun Gusti ing gesang saben dinten. Awit, inggih tiyang ingkang mbangun turut lan setya dhumateng Panjenenganipun menika ingkang dipun dongakaken dening Gusti Yesus supados pinaringan pangreksa, pangrimat lan kakiyatan saking Allah Rama kita. Kanthi mekaten kita saged survive (bertahan/ ngadeg jejeg) saking sawarnining tantangn, tuntutan lan pangancam. Klayan mekaten kita saged lestantun dados seksi ingkang lelados kanthi kebak kabingahan.

Samangke sumangga kita lumebet ing WAKTU SIDHEM madosi karingkihan lan kekirangan kita, tantangan lan tuntutan pribadi lan kulawarga kita, lajeng kita pasrahaken sedayanipun dhumateng Gusti ing salebeting pandonga pribadi. Sumangga kita lumebet ing waktu sidhem lan ndedonga! [st]

 

Pamuji: KPK 53: 3,4/ 193: 1,2,3.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak