Advent 1 / Perjamuan Kudus
Stola Hijau
Bacaan 1 : Yesaya 64:1-9
Bacaan 2 : 1 Korintus 1:3-9
Bacaan 3 : Markus 13:24-37
Tema Liturgis : “Menyiapkan Jalan Menyambut Kedatangan Tuhan”
Tema Khotbah : “Menyambut KedatanganNya Dengan Baik”
KETERANGAN BACAAN
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Yesaya 64:1-9
Umat Israel telah jatuh dalam dosa. Mereka telah melakukan pemberontakan sejak dulu kala. Sehingga keadaan mereka digambarkan seperti orang najis. Kesalehan mereka seperti kain kotor, menjadi layu seperti daun, lenyap oleh kejahatan, dan seperti seperti daun yang dilenyapkan oleh angin. Yesaya sebagai wakil umat Israel mengakui dosa di hadapan Allah yang Maha Dahsyat, yang tidak dapat disamakan dengan Allah manapun. Di hadapan Allah yang dahsyat itu manusia tidak berarti apa-apa. Apalagi jika Allah menunjukkan kekuasaanNya yang dahsyat itu. Ketika Ia mengoyakkan langit dan turun, gunung-gunung akan goyang, seperti api membuat ranggas menyala-nyala, seperti air mendidih. Dengan keberadaan umat Israel yang demikian, Allah menjadi murka. Oleh karena itulah melalui nabi Yesaya, umat Israel mengakui dosa dan pemberontakannya. Mereka melakukan pertobatan. Hal tersebut nampak dari pengakuan yang demikian, “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu” (ayat 8-9).
1 Korintus 1:3-9
Kasih karunia yang diberikan Allah dalam Kristus adalah pengampunan dosa. Orang yang percaya kepada Kristus akan mendapatkan pengampunan itu, sehingga damai sejahterapun akan dirasakan. Orang-orang berdosa tidak akan dapat berdamai dengan Allah, dan juga tidak akan dapat memperoleh apa yang baik dari-Nya, selain melalui Kristus. Kristus adalah pengantara yang mendatangkan semua kemurahan Allah. Orang-orang yang dipersatukan dengan Dia oleh iman mendapat kebaikan-Nya. Allah mengasihi mereka, berkenan melimpahkan kepada mereka berkat, yaitu karunia rohani. Jemaat Korintus sangat terkenal dengan karunia-karunia ini. Mereka tidak kekurangan suatu karunia pun dibandingkan dengan jemaat-jemaat lainnya (ay. 7). Paulus merincikan segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan mereka (ay. 5). Jemaat Korintus juga tidak kekurangan suatu karuniapun, sambil menantikan penyataan Tuhan Yesus Kristus. Tidak hanya itu, Ia juga akan meneguhkan mereka sampai kepada kesudahannya, sehingga mereka tak bercacat pada hari Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, jemaat Korintus dipanggil untuk bersekutu dengan Yesus Kristus, karena Allah adalah setia.
Markus 13:24-37
Ayat-ayat ini menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua kali untuk menghakimi dunia. Hari kedatangan Kristus dan hari penghakiman. Tanda-tanda yang ditunjukkan adalah matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya. Bintang-bintang di langit, yang dari semula menjaga tempat dan geraknya secara teratur, akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. Mereka akan dijemput dari satu ujung bumi ke ujung bumi lain, sehingga tidak ada yang dibiarkan terlewat. Mereka akan dijemput dari ujung bumi, yang paling terpencil dari tempat-tempat di mana penghakiman Kristus akan diadakan. Begitu pasti, begitu cepat, dan begitu mudahnya perjalanan mereka nanti sehingga tidak akan ada yang terlewat, walaupun mereka dibawa dari bagian paling ujung dari bumi ke bagian yang paling ujung lainnya di langit sana. Kapan kedatangan Kristus yang kedua itu terjadi? Misteri. “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” Hal yang dapat dilakukan adalah: “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah”, dengan tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai orang percaya.
BENANG MERAH TIGA BACAAN
Umat yang membrontak kepada Allah digambarkan seperti orang najis. Kesalehan mereka seperti kain kotor, menjadi layu seperti daun, lenyap oleh kejahatan, dan seperti seperti daun yang dilenyapkan oleh angin. Pembrontakan umat dapat membuat Allah murka. Di hadapan Allah yang maha dahsyat itu, manusia tidak berarti apa-apa. Kristus berperan untuk lelakukan pendamaian dengan Allah. Orang-orang berdosa tidak akan dapat berdamai dengan Allah, dan juga tidak akan dapat memperoleh apa yang baik dari-Nya, selain melalui Kristus. Kristus adalah pengantara yang mendatangkan semua kemurahan Allah. Umat diajak untuk tetap setia kepada Allah, sampai kedangan Kristus yang kedua, yaitu dengan tetap berati-hati dan berjaga-jaga, dengan tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai orang percaya.
RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan…bisa dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat)
Pendahuluan
Siapakah orang yang istimewa bagi bapak ibu dan saudara? Kedatangan seseorang yang Istimewa tentu akan disambut dengan sangat baik. Fasilitas yang digunakan disiapkan sesempurna mungkin. Masih ingatkah ketika Raja Salman datang ke Indonesia? Penyambutan yang diberikan sangatlah luar biasa. Seperti dilansir oleh sebuah media online, guna menyambut kunjungan bersejarah ini, pemerintah menyiapkan sambutan khusus kepada Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud dan rombongan. Persiapan menyambut Raja Salman dilakukan dengan sangat matang. Tangga pesawat khusus disiapkan untuk menyambut Raja Salman. Karpet hijau juga digelar dari arah tangga khusus tersebut ke mobil Raja Salman. Marching band juga dipersiapkan untuk menyambut kedatangannya. Selain itu, sederetan mobil mewah juga dipersiapkan untuk menghatar Raja Salman dan rombongan. Persiapan pengaman VVIP juga dilakukan. Gelar pasukan dilakukan dalam rangka operasi pengamanan VVIP untuk Raja Salman. Apel ini diikuti oleh pasukan komando di jajaran TNI, seperti Kostrad, Kopassus, Paskhas, dan Marinir. Ada 6.116 anggota pasukan yang disiapkan untuk pengamanan Raja Salman. Pasukan ini akan terbagi dalam 3 ring yang berbeda. Bahkan aktivitas penerbangan bandarapun sengaja dihentikan selama 30 menit untuk menyambut kedatangan sang raja. Persiapan yang istimewa dan luar biasa, bukan? Tentunya bangsa Indonesia tidak ingin merasa malu di hadapan para tamu. Bagaimana persiapan bapak, ibu dan saudara ketika menyambut kedatangan tamu istimewa? (pelayan dapat menceritakan persiapan penyambutan orang istimewa lainnya).
Isi
Jadwal kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud dan rombongan sangat jelas dan dapat dipastikan yakni Rabu 1 Maret 2017 yang lalu. Persiapan pun dapat dilakukan dengan sangat maksimal. Bagaimana dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, yang waktu kedatangan-Nya masih misteri? “Tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” Apakah persiapan kita juga sudah maksimal? Melalui Injil Markus kita mendapatkan sebuah pemahaman dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus, yakni dengan berhati-hati dan berjaga-jaga dan tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai orang percaya. Hal ini berarti bahwa dalam menjalani kehidupan sebagai orang percaya jangan sampai sembrono dan bertindak semaunya sendiri. Jika sikap sembrono ini terjadi, maka akan berdampak pada lepasnya iman percaya kita kepada Tuhan Yesus. Dalam situasi menunggu kedatangan Tuhan Yesus ada kecenderungan orang untuk tidak fokus pada Dia yang dinantikan. Hal ini terjadi karena Ia yang dinantikan tidak kunjung datang. Oleh karena itu, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita diajak untuk tetap setia kepadaNya dan tidak tergoyahkan meskipun berbagai godaan berat datang silih berganti. Meski alam berubah menjadi kacau, seperti yang digambarkan Markus: “Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya, bintang-bintang di langit yang dari semula menjaga tempat dan geraknya secara teratur, akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.” Namun iman tetap pada Tuhan Yesus, Sang Raja Agung itu. Itulah cara kita dalam mempersiapkan kedatangan-Nya.
Kita harus menyadari bahwa Tuhan Yesus sangat berperan penting dalam memberikan pengampuan atas dosa, keselamatan dan damai sejahtera bagi manusia. Rasul Paulus menjelaskan bahwa orang-orang berdosa tidak akan dapat berdamai dengan Allah, dan juga tidak akan dapat memperoleh apa yang baik dari-Nya, selain melalui Kristus. Kristus adalah pengantara yang mendatangkan semua kemurahan Allah. Orang-orang yang dipersatukan dengan Dia oleh iman mendapat kebaikan-Nya. Allah mengasihi mereka, berkenan melimpahkan kepada mereka berkat, yaitu karunia rohani. Seperti halnya jemaat Korintus, bukankah selama hidup kita juga merasakan kebaikanNya? Ia juga meneguhkan kita. Sampai dengan kedatangan-Nya jangan sampai ada cacad cela. Ia setia, kitapun juga harus setia kepadaNya.
Apakah dampak jika kita tidak setia kepada-Nya? Murka-Nya. Mengerikan bukan! Pengalaman bangsa Israel, seperti yang dituliskan nabi Yesaya cukuplah bagi kita. Keadaan iman mereka yang lemah membuat mereka melakukan pemberontakan. Sehingga keadaan mereka digambarkan seperti orang najis. Kesalehan mereka seperti kain kotor, menjadi layu seperti daun, lenyap oleh kejahatan, dan seperti daun yang dilenyapkan oleh angin. Ingatlah siapa Dia, Allah Israel, yang juga Allah kita. Ia adalah Allah yang maha dahsyat. Ketika Ia mengoyakkan langit dan turun, gunung-gunung akan goyang, seperti api membuat ranggas menyala-nyala, seperti air mendidih. Di hadapan-Nya, kita tidak berarti apa-apa. Jangan sampai kita mendapatkan murka-Nya. Kita hanyalah tanah liat dan Ia yang membentuk kita, dan kita adalah buatan tangan-Nya.
Penutup
Hari ini kita masuk pada masa advent. Kita diajak untuk menghayati kebaikan yang sudah dinyatakan-Nya melalui kelahiran-Nya di dunia. Persiapan perayaan Natal, untuk memperingati kelahiran-Nya, biasanya dilakukan secara maksimal. Jika kita dapat mempersiapkan Natal dengan maksimal, kita pun diajak untuk mempersiapakan kedatangan-Nya yang kedua dengan maksimal juga. Dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya itu, yang harus kita lakukan adalah berhati-hati dan berjaga-jaga, tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai orang percaya dan tetap setia kepada-Nya, dan tetap bertahan dalam iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Sepanjang perjalanan kehidupan yang kita lalui, itulah masa kita mempersiapkan diri. Terus dan terus, dan tiada henti. Kita berupaya untuk tetap dalam keadaan segar dalam iman, tidak layu, apalagi berguguran. Itulah persiapan maksimal dan terbaik yang dapat kita lakukan. Amin. [SWT]
Nyanyian: KJ 76
—
RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi
Pembuka
Sinten tiyang ingkang istimewa kangge bapak, ibu lan para sedherek? Rawuhipun tiyang ingkang istimewa, tamtunipun badhe dipun tampi kanthi sae. Sarana ingkang kaagem dipun cawisaken kanthi sampurna. Punapa panjenengan taksih enget rikala Raja Salman rawuh ing Indonesia? Ngeram-eramaken sanget anggenipun pamarentah nampi rawuhipun. Kados ingkang dipun wartosaken salah satunggaling media online, kangge nampi rawuhipun ingkang saged kawastanan “bersejarah” punika, pamarentah nyawisaken sadayanipun kanthi mirunggan kagem Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud sarombongan. Pacawisan dipun lampahi kanthi sae, inggih punika nyawisaken tangga pesawat khusus, ugi karpet ijem saking tangga pesawat tumuju dhateng mobilipun Raja Salman. Marching band dipun cawisaken kangge nampi rawuhipun. Salintunipun punika, mobil-mobil mewah ugi dipun cawisaken kangge ndherekaken Raja Salman sarombongan. Pacawisan pengaman VVIP ugi dilampahi. Gelar pasukan dipun tindakaken kangge operasi pengamanan VVIP Raja Salman. Pasukan komando ing TNI, kados Kostrad, Kopassus, Paskhas, lan Marinir, sami ndherek apel pengamanan. Wonten 6.116 cacahipun pasukan ingkang dipun cawisaken kangge pengaman Raja Salman. Pasukan punika kapara dados 3 ring ingkang benten. Mboten namung punika, penerbangan ing bandara mandheg 30 menit kangge nampi rawuhipun Raja Salman. Saestu panampi ingkang istimewa. Tamtunipun bangsa Indonesia mboten kepingin isin kaliyan para tamu. Kados pundi pacawisan bapak, ibu lan sedherek kangge nampi tamu istimewa? (palados saged nyariyosaken pacawisan nampi tiyang istimewa lintunipun)
Isi
Titi wanci kangge rawuhipun Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud lan rombongan cetha lan seged kapesthekaken, inggih punika Rabu 1 Maret 2017 kepengker. Pacawisan saged dipun lampahi kanthi sae. Kados pundi kaliyan rawuhipun Gusti Yesus ingkang kaping kalih? Kamangka wegdal rawuhipun taksih dereng cetha? Ngingingi dinten lan wegdalipun mboten wonten priyantun ingkang mangertosi, malaekat-malaekat ing swarga mboten, Sang Putra ugi mboten, namung Sang Rama ingkang mangertosi. Punapa pacawisan ingkang kita lampahi sampun sae? Lantaran Injil Markus kita pikantuk pemanggih kados pundi anggen kita nampi rawuhipun Gusti Yesus, inggih punika kanthi nindakaken jagi lan melek, lan ngayahi tanggel jawab minangka tiyang pitados. Punika ateges bilih ing salebeting nglampahi gesang minangka tiyang pitados sampun ngatos sembrana lan tumindak sapikajengipun piyambak. Menawi tumindak sembrana punika taksih kelampahan, punika badhe ndadosaken uwal saking iman kapitadosan dhumateng Gusti Yesus. Ing salebeting ngrantos rawuhipun Gusti Yesus wonten pakulinan mboten ngener dhateng Panjenenganipun ingkang kita rantos. Punika kelampahan awit Panjenenganipun ingkang kita rantos punika mboten enggal rawuh. Mila saking punika, minangka tiyang pitados dhumateng Gusti Yesus, kita sami kaajak mujudaken kasetyan dhumateng Panjenenganipun lan mboten obah senaosa panggoda ingkang nempuh gilir gumantos. Senaosa alam ngalami ewah-ewahan dados worsuh, kados kagambaraken dening Markus: “Srengéngé bakal dadi peteng, lan rembulan ilang padhangé, lintang-lintang bakal padha tiba saka ing langit, lan kaanan ing sakurebing langit bakal kisruh ora karuwan”. Nanging iman kapitadosan kedah tetep wonten ing Gusti Yesus, Sang Ratu Agung punika. Punika perkawis ingkang kita lampahi kangge nyawisken rawuhipun.
Gusti Yesus punika ingkang ndadosaken manungsa pikantuk pangapuntening dosa, kawilujengan lan tentrem rahayu. Rasul Paulus nerangaken bilih tiyang dosa mboten badhe karukunaken kaliyan Gusti Allah, lan mboten badhe pikantuk punapa ingkang sae saking Panjenenganipun, kejawi lumantar Sang Kristus. Sang Kristus minangka pantara ingkang ndhatengaken sedaya kamirahanipun Gusti Allah. Para tiyang ingkang katunggilaken kaliyan Panjenengaipun ing iman kapitadosan pikantuk kasaenanipun. Gusti Allah ngasihi kita, ngluberaken berkah, inggih punika berkah karohanen. Kados dene pasamuwan Korintus, punapa kita ugi ngraosaken kasaenanipun? Ngantos ing wegdal rawuhipun, sampun ngantos kita cacad. Panjenenganipun setya, kita ugi kedah setya dhumateng Panjenenganipun.
Punapa ingkang kedadosan menawi kita mboten setya? Panjenenganipun badhe duka. Saestu nggegirisi menawi Panjenenganipun duka. Pengalamanipun bangsa Israel, kados ingkang dipun serat dening nabi Yesaya sampun cekap kangge kita. Iman kapitadosan ingkang ringkih ndadosaken bangsa Israel mbalela. Kawontenanipun najis, sakathahing kamursidan kados sinjang ingkang kénging sesuker rah, kados klaras garing, ingkang kabur ing angin. Sumangga kita sami enget sinten Panjenenganipun! Panjenenganipun punika Allah ingkang nindakaken kaelokan ingkang nggengirisi. Menawi Gusti Allah kersa nyuwek langit lan tumedhak, redi-redi sami gonjing, kados latu ingkang mbesmi kajeng rencekan, kados latu ingkang ngumobaken toya. Ing ngarsanipun Gusti kita mboten wonten napa-napanipun. Sampun ngantos Panjenenganipun punika duka kaliyan kita. Kita namung lempung lan Panjenenganipun ingkang nitahaken lan mangun kita.
Panutup
Ing dinten punika kita lumebet ing mangsa Advent. Kita kaajak ngraosaken kasaenan ingkang sampun kawujudaken lantaran wiyosipun ing donya. Pacawisan Natal, kangge mengeti wiyosipun, adatipun dipun lampahi kanthi sae. Menawi kita saged nyawisaken Natal kanthi sae, kita ugi kaajak nyawisaken rawuhipun ingkang kaping kalih, kathi sae ugi. Ing salebeting nyawisaken dhiri nampi rawuhipun, perkawis ingkang kedah kita lampahi inggih punika nindakaken jagi lan melek, lan ngayahi tanggel jawab minangka tiyang pitados, setya tuhu dhumateng Panjenenganipun, lan tetep manteb ing iman kapitadosan dhumateng Gusti Yesus Kristus. Ing sauruting margi kita nglampahi gesang, punika wegdal kita nyawisaken dhiri. Terus lan terus, mboten mandheg. Kita sami mbudidaya gesang supados iman kapitadosan kita tansah seger, mboten alum, punapa malih gogrog. Punika pacawisan kita ingkang sae, ingkang saged kita lampahi. Amin. (SWT)
Pamuji: KPK 210