Minggu Biasa | Penutupan Kitab Suci
Stola Hijau
Bacaan 1: Bilangan 11 : 4 – 6, 10 – 16, 24 – 29
Mazmur: Mazmur 19 : 8 – 15
Bacaan 2: Yakobus 5 : 13 – 20
Bacaan 3: Markus 9 : 38 – 50
Tema Liturgis: Kitab Suci Menguatkan Umat Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan Sosial
Tema Khotbah: Kuasa Allah Nyata dalam Kehidupan Umat-Nya
Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Bilangan 11 : 4 – 6, 10 – 16, 24 – 29
Bagian bacaan kita mengisahkan tentang bangsa Israel yang bersungut-sungut kepada Tuhan karena mereka ingin makan daging (Ay. 4-6). Setelah sekian lama dalam perjalanan di padang gurun, mereka merasa bosan dengan manna yang menjadi makanan pokok mereka sehari-hari. Maka datanglah mereka kepada Musa, dengan bersungut-sungut dan sambil menangis meminta daging untuk mereka makan. Di saat yang sama mereka merasa menyesal telah meninggalkan Mesir. Bagi mereka lebih baik tinggal di Mesir dengan cukup makanan dari pada harus mengalami kesulitan makan daging. Mereka sudah melupakan janji Allah yang akan memberikan Tanah Kanaan, Tanah Perjanjian yang menjadi tujuan mereka.
Tangisan dan sungut-sungut bangsa Israel ini membuat Musa berkeluh kesah di hadapan Allah. Pada ayat 10 – 16, Musa mengungkapkan keluh keashnya kepada Allah, Musa merasa sudah tidak sanggup lagi untuk mengatasi masalah bangsa Israel ini. Musa merasa bahwa lebih baik dia mati daripada harus menanggung beban berat ini (Ay. 15) Di sini tampak keraguan Musa kepada Allah, tampak kelemahan Musa sebagai manusia yang terbatas. Tekanan Bangsa Israel yang menuntut makan daging membuatnya putus asa, merasa tidak sanggup lagi untuk memimpin bangsa Israel.
Respons Tuhan Allah terhadap Musa: Allah tidak murka kepada Musa, sebaliknya Allah menolong Musa dan bangsa Israel. Allah meminta Musa untuk mengumpulkan 70 tua-tua Israel untuk diangkat sebagai pemimpin Israel, memikul tanggung jawab yang sama dengan Musa. (Ay. 24-29). Dengan demikian Musa tidak merasa sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Ia ada bersama dengan 70 tua-tua Israel yang membantunya dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi bangsa Israel. Demikian pula Tuhan Allah memberikan burung puyuh kepada bangsa Israel (Ay. 31-34).
Yakobus 5 : 13 – 20
Yakobus dalam suratnya menegaskan pentingnya doa dalam segala hal. Bagi Yakobus doa adalah kekuatan bagi umat Allah. Di saat umat sedang mengalami penderitaan dan aniaya, doa menjadi peneguh iman dan pengharapan kepada Tuhan di tengah kesesakan. (Ay. 13). Demikian doa juga menjadi sarana untuk menyembuhkan orang yang sakit. Manakala ada seorang yang sakit adalah baik memanggil para penatua jemaat untuk mendoakan dan mengoleskan minyak kepada dia dalam nama Tuhan. (Ay. 14) Di sini doa menjadi cara untuk memohon pertolongan, kesembuhan, dan pemulihan dari Tuhan. Baik pendoa atau orang yang didoakan menyerahkan sepenuhnya pergumulan atau sakitnya kepada kuasa Tuhan. Mereka harus percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk menyembuhkan orang sakit (Ay. 15). Mengoleskan minyak merupakan tanda untuk menyatakan kuasa Allah pada orang sakit tadi. Pengolesan minyak menjadi sarana bagi Allah untuk melawat dan menyatakan kuasa-Nya kepada umat-Nya.
Yakobus juga menjelaskan tentang kuasa doa. Doa orang benar sangat besar kuasanya. (Ay. 16). Yakobus mencontohkan Nabi Elia yang berdoa kepada Tuhan Allah supaya hujan tidak turun (1 Raj. 17:1; 18:1), maka hujan tidak turun ke bumi selama tiga tahun. Demikian saat Elia berdoa agar Tuhan menurunkan hujan dari langit (1 Raj. 18:42-45), maka hujan turun dan bumi pun menghasilkan buah kembali. Doa harus dilakukan di dalam nama Tuhan. Artinya ada pengakuan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Percaya hanya Tuhanlah Sang Penyembuh, Tuhanlah yang menolong umat-Nya.
Yakobus juga menyerukan pentingnya untuk saling mengakui dosa dan saling mendoakan agar beroleh kesembuhan. Kesembuhan yang dimaksudkan bukan hanya kesembuhan jasmani saja, tetapi juga kesembuhan rohani. Umat disembuhkan dari luka-luka batin, kepahitan, dendam, amarah saat mereka mau mengampuni sesama yang telah berbuat salah dan jahat padanya. Demikian Yakobus mengajak umat saling mendoakan dan mengaku dosa, sebab dengan saling mendoakan maka umat juga dikuatkan dalam menghadapi penderitaan dan kesesakan. Yakobus mengingatkan pentingnya pertobatan bagi mereka yang tersesat dan menyimpang dari jalan Tuhan. Di sini setiap umat Tuhan dipanggil untuk mengingatkan dan menasihati saudaranya yang tersesat agar ia kembali di jalan Tuhan. Panggilan untuk mempertobatkan mereka yang tersesat adalah upaya untuk menyelamatkan jiwa orang yang tersesat dari maut. Dengan demikian akan semakin banyak orang yang diselamatkan di dalam Tuhan.
Markus 9 : 38 – 50
Bagian Injil Markus 9:38-50 oleh LAI dibagi menjadi 2 perikop, yaitu Markus 9:38-41 yang mengisahkan tentang seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan, dan Markus 9:42-50 yang mengisahkan pengajaran Yesus tentang gambaran orang yang menyesatkan diri dan tentang garam dunia.
Markus 9:38-41, Yohanes mewakili para murid Yesus yang lain merasa keheranan mengetahui ada orang lain di luar keduabelas murid Yesus yang mampu mengusir setan di dalam nama Yesus. (Orang itu kemungkinan adalah murid Yohanes yang sudah tahu dan percaya kepada Yesus.) Bagi Yohanes, hal mengusir setan semestinya menjadi hak para murid Yesus saja, sebab merekalah yang selama ini bersama-sama dengan Sang Guru, yang memberi mereka kuasa ilahi. (Ay. 38). Tampak disini, Yohanes menunjukkan sikap egosentrisnya, ia merasa diri yang paling berhak untuk melakukan pengusiran setan dalam nama Yesus. Hal ini tidak membuat Yesus menjadi khawatir. Yesus tidak merasa keberatan jika nama-Nya digunakan oleh orang lain untuk mengusir setan. Bagi-Nya, orang yang mengusir setan dalam nama-Nya itu adalah orang yang percaya pada-Nya walaupun dia bukan termasuk murid Yesus. Karena itu Yesus berkata, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku.” (Ay. 39) Yesus meyakini bahwa orang itu bukanlah musuh, karena itu Yesus tidak menginginkan para murid-Nya salah paham dengan tindakan orang itu. Bagi-Nya menolong orang lain, dalam hal ini orang yang kerasukan setan, menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan karya Allah dan ia pun mendapatkan kebaikan dari hal yang ia lakukan.
Markus 9:42-50, Yesus menegaskan barangsiapa yang menyebabkan umat percaya berbuat dosa maka dia harus dihukum. Di sini Yesus menginginkan agar para pengikut Kristus harus menjadi berkat bagi sesamanya. Hidupnya harus menjadi teladan bagi sesamanya, sehingga orang lain semakin percaya dan tidak tersesat hidupnya. Yesus juga menjelaskan apabila ada anggota tubuh yang menyesatkan seperti mata, tangan, kaki lebih baik dibuang jika itu membuat seseorang itu tersesat. (Ay. 43-47). Lebih baik ia cacat fisik masuk dalam surga daripada dengan kesempurnaan anggota tubuh namun masuk dalam neraka (Ay. 43-47). Mengingat pemurnian yang akan dilakukan, maka orang percaya harus menjadi garam yang dapat dirasakan manfaatnya (Ay. 50). Hidup harus bermakna dan menjadi berkat. Jika Tuhan masih memberi kesempatan kepada umat, maka kesempatan hidup itu harus dipergunakan untuk melakukan kebaikan dan menyatakan karya kasih Allah kepada dunia.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Ketiga bacaan kita berbicara tentang kuasa Allah yang dinyatakan dalam kehidupan umat-Nya. Pada bacaan 1: Allah mendengar keluh kesah dan sungut-sungut bangsa Israel yang meminta daging. Allah berkuasa mencukupkan kebutuhan umat-Nya berupa makanan (daging burung puyuh). Bacaan 2: Allah mendengarkan seruan doa umat-Nya yang memohon kesembuhan. Oleh kuasa-Nya, orang yang sakit disembuhkan dan dipulihkan. Allah juga berkenan menyembuhkan bukan hanya orang yang sakit jasmaninya saja, tetapi Allah juga menyembuhkan orang yang sakit rohaninya. Allah berkenan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Bagian bacaan 3 : Allah menyatakan kuasa-Nya pada orang yang bukan murid Yesus, orang tersebut dapat megusir setan dalam nama Yesus. Di dalam nama Yesus ada kuasa yang dinyatakan.
Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)
Pendahuluan
Jika saudara ditanya, “Apakah saudara percaya mujizat Tuhan masih ada saat ini? Apakah saudara pernah melihat kuasa Tuhan yang nyata, seperti memberi makan pada orang banyak, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan di zaman sekarang? Bagaimana jawab saudara?” Sebagai umat Tuhan tentu saja kita percaya karya dan mujizat Tuhan masih ada dan terus dinyatakan dalam kehidupan umat Allah sepanjang masa. Contoh: sebuah jemaat sedang membangun gerejanya, dan dibutuhkan biaya yang besar untuk dapat membangun gereja sesuai dengan yang direncanakan. Di awal pembangunan mungkin ada yang ragu, khawatir, karena anggaran atau dana yang dimiliki jemaat terbatas. Seiring berjalannya waktu gedung gereja tersebut selesai sesuai rencana. Tuhan menolong jemaat tersebut dengan cara-cara ajaib yang tidak terpikirkan. Pada akhirnya jemaat menyadari karya Tuhan nyata pada umat yang berseru pada-Nya. (Pelayan dapat menambahkan cerita atau kesaksian lain tentang karya atau mukjizat Allah dalam kehidupan umat).
Mukjizat bermakna suatu kejadian/peristiwa/fenomena yang luar biasa atau di luar kebiasaan dan yang secara normal tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia atau oleh mesin/alat buatan manusia, sehingga secara meyakinkan hanya dapat dilakukan oleh kuasa Tuhan sendiri. Pada penutupan bulan Kitab Suci saat ini, mari kita belajar memaknai karya Allah yang senantiasa dinyatakan dalam setiap perjalanan hidup umat-Nya.
Isi
Pada bacaan 1, karya Tuhan Allah dinyatakan melalui kisah Tuhan Allah memberi makan bangsa Israel berupa burung puyuh. Saat itu, bangsa Israel bersungut-sungut kepada Tuhan karena mereka ingin makan daging (Ay. 4-6). Mereka merasa bosan makan manna. Maka datanglah mereka kepada Musa, sambil menangis meminta daging untuk mereka makan. Tangisan dan sungut-sungut bangsa Israel ini membuat Musa berkeluh kesah kepada Tuhan Allah. Musa merasa bahwa dia sudah tidak sanggup lagi untuk mengatasi masalah bangsa Israel ini. Baginya lebih baik mati daripada harus menanggung beban berat ini (Ay. 15). Di sinilah Allah menyatakan kasih-Nya kepada Musa. Tuhan Allah menolong Musa dengan cara mengangkat 70 tua-tua Israel menjadi pemimpin Israel, memikul tanggung jawab yang sama dengan Musa. (Ay. 24-29). Dengan demikian Musa tidak merasa sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Bersama dengan 70 tua-tua Israel, Musa dapat menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi bangsa Israel. Demikian akhirnya Tuhan Allah menunjukkan kuasa-Nya, Dia memberikan burung puyuh kepada bangsa Israel (Ay. 31-34). Dia mencukupkan kebutuhan hidup umat-Nya, Israel.
Pada bacaan 2, karya Allah dinyatakan melalui kuasa doa. Allah berkenan mendengarkan doa orang benar dan menyembuhkan orang sakit. Yakobus melalui suratnya mengingatkan jemaat bahwa doa adalah kekuatan bagi umat. Di saat mereka mengalami penderitaan dan aniaya, doa menjadi peneguh iman dan pengharapan kepada Tuhan. (Ay. 13). Doa juga menjadi sarana untuk menyembuhkan mereka sakit. Allah berkenan menyatakan kuasa-Nya untuk menyembuhkan dan memulihkan orang yang sakit. Bukan hanya kesembuhan jasmani saja, tetapi juga kesembuhan rohani. Umat yang mengalami luka-luka batin, kepahitan, dendam, amarah disembuhkan oleh Tuhan Allah. Syaratnya mereka mau mengampuni sesama mereka yang telah berbuat salah dan jahat pada mereka. Karena itu, umat yang sudah disembuhkan dan diampuni dosa-dosanya dipanggil untuk mengingatkan dan menasihati saudaranya yang tersesat agar dia kembali kepada Tuhan.
Pada bacaan 3, karya Allah dinyatakan oleh orang di luar murid Yesus yang mampu mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus. Bagi Yesus, orang yang mengusir setan dalam nama-Nya itu adalah orang yang percaya pada-Nya walaupun dia bukan murid-Nya. Yesus meyakini bahwa orang itu bukanlah musuh, karena itu Yesus tidak menginginkan para murid-Nya salah paham dengan tindakan orang itu. Bagi-Nya menolong orang lain yang kerasukan setan, menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan karya Allah dan ia pun mendapatkan kebaikan dari hal yang ia lakukan. Yesus juga mengajarkan agar para murid menjalani hidup bermakna dan jangan menyebabkan orang yang telah percaya kepada-Nya jatuh ke dalam dosa.
Penutup
Menutup rangkaian bulan Kitab Suci pada saat ini, kita mengetahui bahwa karya dan kuasa Allah senantiasa dinyatakan kepada kita sebagai umat Allah di sepanjang kehidupan kita. Melalui Kitab Suci, kita mengetahui dan ikut merasakan bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan kita, umat-Nya. Kita semakin mengenal Tuhan yang kita percaya sebagai Tuhan yang hidup. Tuhan yang turut merasakan kesesakan, kesulitan, dan penderitaan yang kita alami. Oleh karena itu, melalui perenungan Firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk merenungkan:
- Tuhan Allah Senantiasa Memelihara Hidup Kita
Penyertaan dan pemeliharaan Tuhan Allah tidak hanya saat bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun menuju Kanaan saja, tetapi juga berlaku dalam perjalanan hidup kita di dunia saat ini. Firman-Nya yang kita baca dalam Alkitab menyadarkan kita betapa besar kasih Allah pada kita. Tuhan menyediakan dan mencukupkan kebutuhan hidup kita. Ia memberi makan, menyembuhkan yang sakit, dan menjauhkan kita dari si Jahat Iblis. Jika saat ini kita masih diberikan kesempatan hidup, dapat melakukan segala tugas dan karya kita, itu menjadi bentuk pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Karena itu, mari kita percaya bahwa karya dan pemeliharaan Tuhan senantiasa terjadi dalam hidup kita. Yakinlah bahwa kita tidak dibiarkannya sendiri dalam perjuangan hidup di dunia ini. Jika Allah menolong Musa dan bangsa Israel, maka Allah juga akan berkarya dan menolong kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. - Doa adalah Kekuatan Kita
Untuk dapat menjalani hidup dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan, ancaman, dan pergumulan, maka kita harus berdoa. Doa menjadi kekuatan kita untuk mampu melakukan tugas, tanggung jawab dan karya kita. Melalui doa, kita bersyukur kepada Tuhan atas karya kasih dan penyertaan-Nya. Kita dapat memohon pengampunan dosa atas segala perbuatan, ucapan, dan pikiran kita yang jahat. Kita dapat memohon pertolongan pada Tuhan, agar dikuatkan, dihiburkan, dan dipulihkan dari segala pergumulan hidup kita. Mengingat doa adalah kekuatan bagi kita, mari kita senantiasa berdoa. Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Jumpailah Dia dalam keteduhan hati, dalam perenungan akan Firman-Nya yang kita baca melalui Kitab Suci. Yakinlah Tuhan pasti mendengarkan setiap doa, harapan, dan permohonan kita. Hayatilah dalam doa, kita merasakan bahwa Tuhan tidak jauh dari kita, Dia ada dekat dengan kita.
Bulan Kitab Suci akan kita tutup saat ini, tetapi semangat untuk terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan tidak berhenti atau selesai saat bulan Kitab Suci berakhir. Justru kita semakin bertekun dalam doa, bertekun dalam membaca Alkitab, bertekun dalam bersekutu, memuji dan memuliakan Tuhan Allah. Mari kita berjalan bersama Tuhan dalam setiap langkah kita, percaya dan rasakan bahwa karya dan kuasa Allah senantiasa dinyatakan di sepanjang hidup kita. Kiranya Tuhan semakin memelihara dan memberkati kita. Amin. [AR].
Pujian: KJ. 438 : 1, 2 Apapun Juga Menimpamu
Rancangan Khotbah: Basa Jawi
(Punika namung rancangan khotbah, saged dipun kembangaken miturut konteks pasamuwan piyambak)
Pambuka
Bilih panjenengan dipun tangleti, “Punapa panjenengan pitados bilih mukjizatipun Gusti punika taksih kababar ngantos wekdal punika? Punapa panjenengan nate ningali panguwaosipun Gusti ingkang nyata, kados Gusti maringi tetedhan dhateng tiyang kathah, Gusti nyarasaken tiyang sakit, Gusti ngusir setan ing jaman sapunika? Kados pundi wangsulan panjenengan?” Minangka umatipun Gusti tamtu kita pitados bilih pakaryan sarta mukjizatipun Gusti Allah punika taksih wonten ing gesang kita, ing sauruting mangsa. Contonipun: wonten satunggal pasamuwan ingkang mbangun greja. Pasamuwan punika mbetahaken ragad/dana ingkang kathah kangge nyekapi pambangunan greja punika. Ing wiwitan mbangun, kathah warga ingkang mangu-mangu, kuwatos awit warga pasamuwan namung nggadhah arta/dana ingkang kawates, kadosipun ewet mujudaken pambangunan greja punika. Ing sauruting wekdal, gedung greja punika rampung kados ingkang dipun rancang. Gusti Allah nulungi pasamuwan punika kanthi cara ingkang mboten nate dipun pikiraken dening pasamuwan. Pungkasanipun warga pasamuwan sami nyadari bilih Gusti Allah makarya dhateng umat-Ipun. Gusti Allah mirengaken pandonga lan panyuwunan umat-Ipun. (Pelados saged pados carita utawi kesaksian sanesipun ingkang nyariyosaken pakaryan utawi mukjizatipun Gusti Allah salebeting gesang para umat).
Mukjizat punika nggadhah makna kedadosan/prastawa/fenomena ingkang luar biasa utawi luar saking kabiasaan normalipun, ingkang mboten saged dipun tindakaken manungsa utawi mesin damelanipun manungsa, mukjizat punika namung saged dipun tindakaken Gusti Allah piyambak. Ing panutupan wulan Kitab Suci punika, mangga kita sami sinau anggenipun mangertos makna pakaryanipun Gusti Allah ingkang tansah nyata salebeting lampah gesang umat-Ipun.
Isi
Ing waosan 1, pakaryanipun Gusti Allah saged dipun panggihaken lumantar cariyos Gusti Allah maringi tetedhan dhateng Bangsa Israel arupi peksi puyuh. Nalika semanten, bangsa Israel sami sesambatan dhumateng Gusti Allah awit kepengin nedha daging. Bangsa Israel sampun bosen nedha manna. Mila bangsa Israel sami murugi Musa kanthi nangis nyuwun daging kangge dipun tedha. Tangisan lan pasambatipun bangsa Israel punika dadosaken Musa ugi sambat dhumateng Gusti Allah. Musa rumaos bilih piyambakipun sampun mboten sanggup malih kangge ngatasi masalahipun bangsa Israel. Kangge piyambakipun, langkung penak pejah tinimbang kedah nanggung momotan ingkang awrat punika. Ing ngriki Gusti Allah nulungi Musa, kanthi cara ngangkat 70 sesepuhing Israel dados pimpinan bangsa Israel, kangge mikul tanggel jawab ingkang sami kados Musa (Ay. 24-29). Saking pitulunganipun Gusti punika, Musa mboten rumaos piyambakan malih anggenipun nindakaken ayahanipun. Sinarengan kaliyan 70 sesepuhing Israel, Musa saged ngrampungaken saben masalah ingkang dipun adhepi dening bangsa Israel. Pungkasanipun Gusti Allah nedahaken panguwaos-Ipun dhateng bangsa Israel, bangsa Israel ingkang nyuwun daging kaparingan daging peksi puyuh (Ay. 31-34). Saestu Gusti Allah tansah nyekapi kabetahan gesang umat-Ipun, Israel.
Ing waosan 2, pakaryanipun Gusti Allah dipun nyatakaken lumantar pandonga. Gusti Allah karsa mirengaken pandonganipun tiyang ingkang bener lan karsa nyarasaken tiyang ingkang sakit. Yakobus lumantar seratipun ngengetaken pasamuwan bilih donga punika kakiyatan kangge para umat pitados. Nalika para umat nandhang sangsara lan aniaya, donga dados kakiyatan iman lan pangajeng-ajeng dhumateng Gusti (Ay. 13). Donga ugi dados sarana kangge nyarasaken tiyang sakit. Gusti Allah karsa nyatakaken kuwaosipun kangge nyarasaken lan mulihaken tiyang ingkang sakit. Mboten namung kasarasan sacara kajasmanen kemawon, nanging ugi kasarasan karohanen. Umat ingkang nandhang tatu batosipun, ngraosaken pait, dendam, nesu, saged dipun sarasaken dening Gusti Allah. Syaratipun tiyang punika kedah purun ngapunteni sesaminipun ingkang lepat lan tumindak awon dhateng piyambakipun. Awit saking punika, para umat ingkang sampun ngraosaken saras lan kaapunten sedaya dosanipun, sami dipun timbali kangge ngengetaken lan ngajak sedherekipun ingkang sesat supados piyambakipun wangsul dhumateng Gusti.
Ing waosan 3, pakaryanipun Gusti Allah saged dipun mangertosi lumantar cariyos tiyang ingkang sanes sakabatipun Gusti Yesus, nundhung setan ing dalem Asmanipun Gusti Yesus. Kagem Gusti Yesus, tiyang ingkang nundhung setan ing dalem Asman-Ipun punika piyambakipun tiyang ingkang pitados dhumateng Panjenenganipun sanadyan piyambakipun sanes perangan saking sakabatipun Gusti Yesus. Gusti Yesus yakin bilih tiyang punika sanes mengsah, karana punika, Gusti Yesus mboten kepengin para sakabat salah pemanggih tumrap punapa ingkang dipun tindakaken tiyang punika. Kagem Gusti Yesus, nulungi tiyang ingkang kepanjingan setan punika nedahaken bilih piyambakipun sampun nindakaken pakaryan-Ipun Gusti Allah. Piyambakipun ugi nampi kasaenan saking bab ingkang dipun tindakaken punika. Gusti Yesus lajeng gulawenthah para sakabat supados para sakabat saged nindakaken gesang ingkang aji, lan sampun ngantos dadosaken tiyang ingkang pitados Gusti Yesus punika dawah ing dosa.
Panutup
Mungkasi wulan Kitab Suci sapunika, kita mangertos bilih pakaryan lan panguwaosipun Gusti Allah punika tansah kanyatakaken dhateng kita minangka umat-Ipun Gusti Allah ing sauruting lampah gesang kita. Lamantar Kitab Suci, kita mangertos lan saged ngraosaken bilih Gusti Allah punika mboten nate nilar kita piyambakan. Kita langkung tepang kaliyan Gusti, ingkang kita pitados minangka Gusti Allah ingkang gesang, Gusti Allah ingkang ndherek ngraosaken kasisahan, karibetan, lan kasangsaran kita. Awit saking punika, lumantar pangandikanipun Gusti sapunika, kita dipun ajak kangge gegilut :
- Gusti Allah Tansah Ngrimati Gesang Kita
Panganthi lan pangrimatanipun Gusti Allah punika dipun alami mboten namung nalika Bangsa Israel medal saking Mesir lumampah tumuju Kanaan kemawon, nanging ugi kita alami ing lampah gesang kita ing donya sapunika. Sabdan-Ipun ingkang kita maos saking Kitab Suci, nyadaraken kita, agunging pakaryan lan sih katresnanipun Gusti Allah dhateng kita. Gusti Allah karsa nyawisaken lan nyekapi kabetahan gesang kita. Panjenenganipun ingkang maringi tetedhan, ingkang nyarasaken tiyang sakit, lan nebihaken kita saking Iblis. Bilih ngantos wekdal punika, kita taksih kaparingan kesempatan gesang, saged nindakaken sedaya tugas lan pakaryan kita, punika nedahaken bilih pangrimatanipun Gusti Allah nyata ing salebeting gesang kita. Karana saking punika, sumangga kita sami pitados bilih pakaryan lan pangrimatanipun Gusti Allah punika tansah kelampahan ing salebeting gesang kita. Kita kedah yakin bilih Gusti Allah mboten badhe nilar kita piyambakan ing gesang punika. Bilih Gusti Allah sampun nulungi Musa lan Bangsa Israel, Gusti Allah ugi kersa makarya lan nulungi kita anggen kita sami nglampahi gesang ing donya punika. - Pandonga punika Kakiyatan Kita
Supados kita saged tahan anggenipun ngadepi maneka warni tantangan, ancaman lan masalah, kita kedah dedonga. Donga punika dados kakiyatan kangge kita nindakaken tugas, tanggel jawab, lan pakaryan kita. Lumantar donga, kita ngaturaken pamuji sokur dhumateng Gusti Allah tumrap sih katresnan lan panganthin-Ipun. Mekaten ugi kita nyuwun sih pangapuntening dosa tumrap sedaya tumindak, pangucap, lan pamikiran kita ingkang awon. Kita nyuwun pitulungan dhumateng Gusti Allah supados kita dipun kiyataken, dipun lipur lan dipun pulihaken saking sakatahing masalah gesang kita. Ngengeti bilih donga punika kakiyatan kangge kita, mangga kita tansah dedongo. Kita cawisaken wekdal kagem marek sowan wonten ing ngarsanipun Gusti. Kita pinanggih Gusti nalika manah kita lerem, lan kita purun maos Sabdan-Ipun Gusti ingkang wonten ing Kitab Suci. Swawi kita sami yakin bilih Gusti Allah karsa mirengaken donga-donga kita, pangajeng-ajeng kita, lan panyuwunan kita. Kita raosaken, lumantar donga, kita saged ngraosaken bilih Gusti Allah punika mboten tebih kaliyan kita, Panjenenganipun punika celak kaliyan kita.
Wulan Kitab Suci badhe kita pungkasi dinten punika, nanging semangat kangge maos lan gegilut Sabdan-Ipun Gusti punika mboten nate mandek utawi rampung nalika wulan Kitab Suci punika sampun rampung. Mangka kita kedah langkung temen dedonga, temen maos Kitab Suci, temen nyatunggil kaliyan Gusti, memuji, lan ngluhuraken Gusti Allah. Mangga kita nglampahi gesang kita sinarengan kaliyan Gusti. Kita pitados lan saged ngraosaken bilih pakaryan lan panguwaos-Ipun Gusti Allah punika tansah nyata ing sauruting lampah gesang kita. Mugi Gusti Allah tansah ngrimati lan mberkahi kita. Amin. [AR].
Pamuji: KPJ. 192 : 1, 2 Undangna Sabdeng Allah