Pra Paskah 2
Stola Ungu
Bacaan 1 : Kejadian 17: 1-7; 15-16
Bacaan 2 : Roma 4: 13-25
Bacaan 3 : Markus 8: 31-38.
Tema Liturgis : Mengosongkan Diri di Dalam Ketaatan Kepada Kehendak Tuhan.
Tema Khotbah : Janji Tuhan Bagi Beriman
KETERANGAN BACAAN
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Kejadian 17: 1-7; 15-16
Abraham anak Terah ini kita kenal sebagai Bapa Orang Percaya. Ia dan seluruh keluarganya menjadi contoh ketaatan. Bermula ketika Tuhan memintanya bersama seluruh keluarganya pergi meninggalkan negerinya. Abraham belum tahu akan ke mana ia pergi, bagaimana situasi yang akan dia hadapi, tetapi ia taat pada perintah itu. Tuhan berkenan dengan apa yang dilakukan oleh Abraham. Tuhan melihat kesungguhan hati Abraham. Tuhanpun mengikat janji dengan Abraham dan Sara. Keturunan mereka akan memenuhi bumi. Sara akan melahirkan raja-raja.
Roma 4: 13-25
Surat kepada jemaat di Roma ini merupakan surat Paulus yang paling teologis. Surat ini memuat pokok yang sangat penting dalam tradisi Reformasi yang dikenal dengan doktrin Pembenaran.
Rasul Paulus menekankan bahwa tidak ada satu orang pun yang tidak berada di bawah kuasa dosa. Maka tidak ada seorang pun yang bisa diselamatkan kecuali hanya karena kasih karunia Allah. Manusia bisa diselamatkan hanya kalau dibenarkan oleh Allah. Karena itu, perbuatan baik dan melakukan hukum bukanlah syarat keselamatan manusia. Hanya oleh kasih karunia Iman, manusia diselamatkan. Itu sama dengan Abraham. Abraham dibenarkan karena Iman, maka umat percaya pun akan dibenarkan oleh Iman.
Markus 8: 31-38.
Di masa Yesus, Israel dikuasai oleh penjajah Romawi. Pengharapan-pengharapan akan kedatangan Sang Pembebas (Mesias) menjadi tema yang menarik bagi umat. Telah banyak dinubuatkan bahwa Sang Pembebas akan datang ketika umat berada dalam tekanan-tekanan.
Bagi banyak orang termasuk murid Yesus,Yesus diharapkan sebagai Mesias yang akan membebaskan mereka dari penderitaan akibat penjajahan. Namun kenyataan wacana yang dikembangkan Yesus berbeda. Ia justru membicarakan bahwa Ia harus menderita, ditolak oleh berbagai kalangan bahkan mati. Bagi murid-muridNya, apa yang disampaikan Yesus itu merupakan sesuatu yang mengerikan dan bertolak belakang dengan harapan mereka.
Meskipun Yesus menceritakan penderitaan yang akan dialamiNya dan juga dialami oleh mereka yang percaya kepadaNya, Ia menekankan janji bagi mereka yang setia kepadanya yakni keselamatan.
BENANG MERAH TIGA BACAAN
Hanya karena Iman dan kasih karunia manusia bisa selamat. Demikian Abraham, Sara dan semua orang percaya menerima janji keselamatan dari Allah karena mereka memiliki Iman dan setia padaNya.
RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan…bisa dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat)
Pendahuluan
Apa yang biasanya membuat orang tertarik menjadi pengikut seorang tokoh dan menjadi anggota kelompoknya? Sebagian besar karena ada janji menarik yang didapatkan. Janji tersebut bisa berupa apa saja: uang, kedudukan, status social, kedamaian hati, dsb.
Untuk beberapa kelompok tertentu, tak jarang janji-janji yang dikemukakan baik oleh pimpinan kelompok maupun anggotanya memang dengan tujuan agar orang tertarik dan menjadi anggota kelompok tersebut. Masuknya semakin banyak orang menjadi anggota kelompok akan membawa keuntungan tersendiri bagi kelompok tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa materi apabila kelompok tersebut anggotanya harus membayar iuran. Keuntungan lain yang didapatkan kelompok adalah popularitas. Apabila suatu kelompok memiliki banyak anggota maka kelompok tersebut dianggap memiliki nilai tersendiri dan akan populer.
Isi
Entah apa alasan para murid ketika memutuskan menjadi pengikut Yesus. Mestinya ada banyak alasan. Bagi sebagian mereka mungkin karena tertarik pada sosok Yesus yang kharismatis di jaman itu. Atau karena mereka telah melihat sendiri mukjizat-mukjizat yang dilakukan orang Nazaret ini. Atau karena alasan yang sulit dijelaskan yakni memang batin mereka sendiri yang mendorong mereka untuk mengikut Yesus. Semua Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) menceritakan betapa mudahnya Yesus mendapatkan murid-murid. Meskipun ada juga yang ragu-ragu bahkan menolak untuk mengikutNya. Tetapi kebanyakan murid-murid tersebut diceritakan pergi dengan sukarela, meninggalkan pekerjaan mereka saat itu juga, meninggalkan orang tua mereka/keluarga untuk berjalan mengiringi Yesus yang memberitakan pertobatan, mengajar, menyembuhkan orang sakit, dsb ke mana-mana.
Apa yang dilakukan oleh Petrus Nampak dalam kacamata biasa sangatlah normal. Ia sungguh khawatir bahwa apa yang disampaikan Yesus tentang penderitaanNya dan kengerian yang akan terjadi kepadaNya dapat mempengaruhi ketertarikan orang-orang kepada Yesus. Sebagai bagian dari kelompok itu mungkin Petrus merasa harus menyelamatkan kehormatan Gurunya dan kehormatan kelompok di hadapan banyak orang. Jangan sampai mereka dicemooh bahkan ditinggalkan mereka yang biasanya datang berbondong-bondong mendengarkan Yesus. Tetapi rupanya Petrus tidak paham dengan essensi misi Allah dalam Yesus. Tentu kita bisa mengerti Petrus. Siapa yang bisa paham rencana Tuhan? Manusia serba terbatas. Demikian juga para murid yang setiap hari, setiap saat mengikuti Yesus. Mereka tidak bisa memahami semua itu. Mereka baru akan memahami apa yang terjadi beberapa tahun kemudian, setelah fisik Yesus tidak lagi bersama mereka.
Pada saat Yesus menceritakan penderitaan yang harus dan akan dilaluiNya, para murid terutama Petrus merasa hal itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa seorang Mesias yang diharap-harapkan itu tiba-tiba mengatakan hal yang bertolak belakang dengan harapan mereka.
Tetapi bagi Yesus, misiNya jelas. Ia datang bukan untuk membebaskan Israel dari penjajah Romawi atau bermegah bak seorang Raja. Ia datang sebagai penebus dosa manusia. Menjadi penebus dosa manusia berarti Ia harus menjalani penderitaan bahkan harus mati.
Misi Yesus bukan Misi yang sifatnya temporal. Kalau misi pembebasan Israel dari penjajah Romawi itu temporal. Begitu Romawi kalah maka selesai sudah tugas sang pembebas. Misi yang diemban Yesus berbeda. Misi yang diembanNya merupakan misi berkelanjutan, misi yang dampaknya tidak akan pernah berhenti bagi manusia. Bagi yang setia mengikutNya dan tidak menyangkaliNya, ada janji keselamatan jiwa yang kekal.( ay. 35)
Janji Tuhan kepada umat manusia itu dasarnya hanya iman. Abraham dan Sara diberi janji tentang keturunan dan berkat juga karena iman. Demikian pula surat Roma mengatakan bahwa janji diberikan karena iman. Dalam kekristenan, yang disebut kebenaran itu bukan karena melakukan hukum tetapi karena iman.
Bagi yang mementingkan akal dan bukan iman, Allah yang menderita merupakan keanehan yang tidak bisa diterima. Bagaimana mungkin Allah yang agung itu menderita sebagai manusia? Demikian pikir mereka. Tetapi dalam iman, semua bisa dipahami.
Penutup
Kita memasuki Minggu Pra-Paskah yang ke-dua. Mulai Minggu lalu, kita memasuki masa-masa penting menuju ke peristiwa paling sentral dalam iman kita yakni Paskah/Kematian Yesus, Sang Kristus di kayu salib untuk menebus dosa kita. Mari kita hayati hari demi hari, minggu demi Minggu dengan beriman akan janjiNya.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Amin.
Nyanyian: KJ. 369a: 1,3
—
RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi
Pambuka
Menapa ingkang saged ndadosaken tiyang kepengen dados pandherekipun salah satunggaling tokoh lan dados anggota ing kelompokipun? Umumipun amargi wonten janji ingkang ngresepi ingkang badhe dipunduweni. Janji menika saged arupi menapa kemawon: arta, pilenggahan, status sosial, ayeming manah lan sapanunggalanipun.
Kangge sawatawis kelompok, pancen janji-janji ingkang dipunaturaken sae dening pimpinan kelompok utawi anggota tujuanipun supados tiyang kepilut lajeng mlebet dados anggota kelompok. Menawi kathah ingkang lumebet ing kelompok mila badhe mbeta untung kangge kelompok menika. Untungipun saged arupi materi menawi anggotanipun kedah mbayar iuran. Untung sanesipun ingkang saged dipundarbeni kelompok inggik menika kemonceran. Menawi kelompok kathah anggotanipun mila kelomok menika badhe saged dipunwastani sae lan moncer.
Isi
Duka menapa ingkang dados alesanipun para murid nalika mutusaken dados pandherekipun Gusti Yesus. Mestinipun kathah alesan. Mbokmenawi amargi kasengsem kaliyan kharismanipun Gusti Yesus nalika semanten. Utawi amargi para murid ngalami piyambak mukjizat-mukjizat ingkang dipuntindakaken priyantun saking Nazaret menika. Saged ugi amarga alesan-alesan ingkang boten saged dipunjlentrehaken inggih menika batosipun piyambak ingkan mbereg supados ndherek Gusti Yesus. Sedaya Injil (Matius, markus, Lukas, Yohanes) sami nyarioaken bilih Gusti Yesus gampil sanget anggenipun ngajak tiyang dados muridipun sanadyanta wonten ingkang mangu-mangu malah nolak. Nanging kanyatanipun dipuncariyosaken bilih para murid sami ndherek kanthi lila legawa, nilar pandamelan, nilar tiyang sepuh lan brayat kangge ngiringi lampahipun Gusti Yesus dhateng pundi-pundi martosaken pamratobat, memulang, nyarasaken tiyang sakit lan sapanunggalanipun.
Menapa ingkang dipuntindakaken Petrus kalawau, ing kaca tingalipun tiyang biasa inggih normal. Petrus sanget anggenipun was-was dhumateng menapa ingkang dipundhawuhaken Gusti Yesus bab sangsaranipun. Petrus kuwatos dene menapa ingkang dipundhawuhaken Gusti Yesus badhe saged ngicali sengsemipun tiyang kathah dhumateng Gusti Yesus. Piyambakipun boten kepengen dene tiyang kathah ingkang tut wuri Gusti Yesus menika mangke nilar Gusti Yesus lan kelompokipun. Rupinipun, Petrus boten saged paham menapa essensi misi Gusti Allah ing Gusti Yesus Kristus. Mila kita saged maklum kaliyan menapa ingkang dipuntindakaken Petrus. Sinten ingkang saged paham rancanganipun Gusti Allah? Manungsa sarwa winates.
Makaten ugi para murid. Senadyanta saben dinten ndherek Gusti Yesus nanging taksih panggah dereng saged paham. Para murid badhe saged paham mangke nalika Gusti Yesus sampun boten wonten ing sategahipun.
Nalika Gusti Yesus paring dhawuh bab sangsaranipun, para murid utaminipun Petrus rumaos bilih bab ingkang dipundhawuhaken botern mlebet ing akalipun. Kadospundi Mesias ingkang dipunajeng-ajeng, ujug-ujug ndhawuhaken prekawis ingkang boten cundhuk kaliyan pangajeng-ajengipun.
Ananging kagem Gusti Yesus, misinipun jelas. Gusti rawuh sanes kangge ngluwari umat Israel saking penjajah Romawi. Gusti rawuh dados panebusing dosa. Dados panebusing dosa artosipun Gusti Yesus kedah nandhang sangsara malah kedah seda.
Misi menika sanes misi ingkang temporal. Menawi misi pangluwaran Israel saking penjajah menika temporal. Menawi Romawi sampun kawon, mila tugasipun sang pangluwar sampun cekap. Misi ingkang dipunemban dening Gusti Yesus benten. Misi ingkang dipunemban Gusti yesus menika misi ingkang berkelanjutan, ingkang wohipun badhe saged dipunalami manungsa salaminipun. Kagem ingkang setya ndherek Gusti lan boten nyelaki, wonten janji keslametaning nyawa. (ay. 35)
Janjinipun Gusti dhumateng manungsa menika dhasaripun iman. Rama Abraham lan ibu Sara dipunparingi janji tedhak turun ingkang kathah lan dados berkah ugi krana iman. Makaten ugi serta Rum ugi ndhawuhaken bilih janji dipunparingaken krana iman. Makaten ing kapitadosan Kristen, ingkang dipunsebut leres menika sanes krana nindakaken hukum nanging namung karana iman.
Kangge sok sintena ingkang nengenaken akalipun, kabar bilih Gusti Allah nandhang sangasara menika tamtu aneh lan boten saged katampi. Kadospundi Allah ingkang agung saged nandhang sangsara? Makaten pikiripun. Nanging ing salebeting iman, sedaya prekawis menika saged dipunmangertosi.
Panutup
Minggu menika kita lumebet ing Minggu Pra-Paskah kaping kalih. Dipunwiwiti Minggu kepengker, kita lumebet ing wekdal ingkang penting tumuju dhateng prastawa paling punjer ing iman kapitadosan kita inggih menika Paskah/Seda lan Wungunipun Gusti Yesus, Sang Kristus, panebus kita. Sumangga kita raos-raosaken, dinten baka dinten, minggu baka minggu kanthi pitados dhumateng janjinipun Gusti Allah. (Dn)
Temahan tentrem rahayu kang saka ing Gusti Allah, kang ngungkuli saliring budi, bakal rumeksa marang ati lan pangangen-angenmu ana ing Sang Kristus. Amin.
Pamuji: KPK. 161: 1-3