Mengenal dengan Benar Berbuah Kasih Mesra Khotbah Minggu 17 Mei 2020

4 May 2020

Minggu Paskah VI – Masa Raya Unduh-unduh
Stola Putih

Bacaan 1         :  Kisah Para Rasul 17 : 22 – 31
Bacaan 2         : 
1 Petrus 3 : 13 – 22
Bacaan 3         : 
Yohanes 14 : 15 – 21

Tema Liturgis :  Penggenapan Karya Allah Memampukan Orang Percaya Untuk Bersyukur
Tema Khotbah: 
Mengenal dengan Benar Berbuah Kasih Mesra

Penjelasan Teks Bacaan :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Kisah Para Rasul 17 : 22 – 31

Mahkamah Aeropagus merupakan badan yudisial yang mengurus persoalan seputar pendidikan, moral dan agama. Di hadapan Mahkamah Aeropagus inilah, Paulus memberitakan Injil Kristus dengan mengolah ritus dan keyakinan masyarakat Atena untuk memperkenalkan Allah yang diimaninya, di mana masyarakat Atena beribadah kepada para dewa dan dewi. Para dewa dan dewi ini diyakini mengendalikan berbagai kekuatan alam dan sosial, misalnya Dewa Zeus adalah pengatur musim, Poseidon penguasa laut, dll. Oleh karenanya, Paulus dalam memperkenalkan Allah yang di-imaninya dengan memuji kesalehan beribadah orang-orang Atena kepada dewa-dewa mereka sebab banyak sekali obyek ibadah di kota tersebut. Sekalipun Paulus mengetahui bahwa ibadah yang dilakukan orang-orang Atena keliru.

Diantara sekian banyak obyek mezbah di kota Atena, ada sebuah mezbah yang menarik perhatian Paulus dan sekaligus menjadikan tulisan itu sebagai jalan untuk memulai pewartaannya.  Tulisan itu bertuliskan “Kepada Allah yang tidak dikenal” (ay. 23). Allah yang tidak dikenal inilah yang diimani oleh Paulus sebagai Allah yang telah menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi. Ia yang tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia. Tuhan yang empunya kuasa atas alam semesta, sebab dalam Dialah sumber hidup dan nafas.

Paulus secara tersirat menjelaskan bahwa di dalam Dia kita hidup. Oleh pengenalan akan Allah yang sedemikian, membawa kepada hidup di dalam Dia. Hidup secara utuh, baik rohaniah maupun jasmaniah. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan kita yang bergerak, kita ada. Sebab kita ini dari keturunan Allah juga (ay.28).

1 Petrus 3 : 13 – 22

Latar belakang penulisan surat Petrus yang pertama ini ditujukan kepada ‘umat pilihan Allah’ yakni orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil. Dengan tujuan untuk menguatkan iman mereka yang sedang mengalami penganiayaan dan tekanan. Penderitaan yang dialami oleh jemaat disebabkan oleh kebijakan pemerintah kekaisaran Romawi dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang menekan pertumbuhan dan perkembangan kekristenan yang dianggap sebagai ancaman. Karena itu Petrus menulis kepada jemaat yang terserak dan menderita karena iman, untuk memberikan penghiburan dan pengharapan dan untuk menolong mereka agar tetap setia kepada Kristus.

Rasul Petrus mengatakan bahwa berbahagia orang yang hidup oleh karena Kristus yang hidup dan dikuduskan di dalam hatinya sebagai Tuhan (ay. 15). Sekalipun jemaat menerima penderitaan karena menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan, jemaat harus tetap menunjukkan perbuatan yang baik. Karena dengan demikian, mereka mengikuti teladan Juruselamat mereka yang tidak berbuat salah apa pun, namun disalibkan (2:21-23). Atau dengan kata lain, kematian dan kebangkitan Kristus memampukan setiap orang yang percaya untuk turut berpartisipasi dalam persekutuan dengan Allah melalui perbuatan baik. Lebih baik menderita karena berbuat baik daripada menderita karena berbuat jahat.

Yohanes 14 : 15 – 21

Bacaan ini berada dalam konteks percakapan Yesus dengan para murid-Nya menjelang Ia ditangkap dan disalibkan. Walaupun pada akhirnya Yesus akan meninggalkan para murid, para murid akan mengalami penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Hal itu berlaku jika para murid mampu mengasihi-Nya, mengenal-Nya dan menerima Dia dengan sepenuh hati. Yesus tidak akan meninggalkan mereka sebagai yatim piatu, tetapi akan menyertai para murid dengan Penolong yang lain (parakleitos). Penolong yang lain itu adalah Roh Kudus. Kata ‘Penolong yang lain’ merupakan istilah yang berarti bahwa Roh Kudus itu akan mengisi tempat yang ditinggalkan Kristus, mengerjakan segala sesuatu bagi murid-muridNya seperti yang dikerjakan-Nya selama Yesus tinggal bersama mereka di bumi. Bila Yesus melayani dari ‘luar’, maka Roh Kudus melayani dari ‘dalam’ hati orang percaya.

Benang Merah Tiga Bacaan:

Pengenalan yang benar akan Allah seharusnya menjadikan umat percaya memiliki relasi yang baru dan benar dengan-Nya. Relasi yang baru di dalam Yesus Kristus itu bercirikan kehidupan yang mengasihi Yesus, menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupannya. Setiap orang yang mengasihi Yesus akan menuruti, memegang dan melakukan perintah-perintah-Nya. Setiap orang yang mengenal Allah dengan benar, semakin mewujudkan kasihnya kepada Tuhan dan sesama.

RANCANGAN KHOTBAH :  Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)

Pendahuluan

Jika anda diberikan sebuah pertanyaan sebagai berikut, “Menurut anda, siapakah Yesus Kristus itu?”. Jawaban apakah yang Anda berikan? Jawaban yang lazim disampaikan adalah Yesus itu Tuhan, Mesias, Juru Selamat, Anak Allah, dsb. Dari jawaban tersebut, nampak jika masih ada orang Kristen yang mengenal Kristus sebatas pengertian kognitif saja. Pengenalan tentang Yesus hanya menirukan apa yang diajarkan kepadanya. Dan jawaban yang lahir dari pengenalan dan pengalaman pribadi bersama Tuhan dimungkinkan  jarang. Mengapa? Karena pengenalan pribadi tentang siapakah Allah nampak dalam sebuah jawaban yang tidak hanya melibatkan pikiran, tetapi juga emosi dan iman. Pengenalan pribadi tentang Allah sangat menentukan sejauh manakah hidup kita berada dalam Allah sendiri. Juga pengenalan akan Allah menunjukkan sejauh manakah ketahanan kita dalam menjalani hidup yang sarat akan berbagai dinamika ini.

Isi

Paulus mengerti secara jelas jika masyarakat di Atena salah dalam mengenal siapakah Allah?. Hal itu nampak dari keberadaan masyarakat Atena yang menyembah patung-patung berhala. Masyarakat Atena merefleksikan keberadaan yang ilahi sama seperti emas, perak, batu atau sesuatu yang bisa diciptakan oleh manusia (Kis. 17:29). Pemahaman yang demikian akhirnya membawa masyarakat Atena pada hidup yang penuh kebodohan. Hidupnya jauh dari Allah karena ketidak-tahuan mereka tentang Allah yang sejati. Kemudian Paulus memperkenalkan bahwa Allah yang tidak dikenalinya, Dia-lah Tuhan  yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya (Kis. 17:24). Allah yang tidak diam dalam kuil-kuil buatan manusia tetapi Dia-lah Allah Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan. Di dalam Dia-lah manusia mendapatkan hidup sehingga manusia dapat bergerak dan ada seperti sekarang ini. Bahkan melalui Yesus Kristus, manusia dan masyarakat Atena mendapatkan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Tindakan Allah yang sedemikian ini menunjukkan bahwa Allah menjunjung tinggi kehidupan melalui tindakan kasih-Nya.

Pengenalan akan Allah Sang pencipta dan pemilik kehidupan inilah yang mengarahkan kita untuk menjalin relasi yang baru dengan-Nya. Relasi yang baru itu bercirikan kehidupan yang dilandasi kasih. Kehidupan yang mengasihi Yesus dan tinggal dalam kasih Yesus. Dengan menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat dan pengendali kehidupan kita. Sehingga secara tidak langsung ketika Yesus berkuasa dalam hati dan kehidupan kita, maka kita pun dimampukan mengenal karya-Nya, kehendak-Nya, memahami perintah-Nya, dan menuruti-Nya. Seseorang yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hatinya akan memiliki keteguhan dan kekuatan untuk mewartakan Allah yang diimaninya dalam segala karya-Nya (1 Petr.3:15). Orang tersebut tidak akan takut menderita dan berani menanggung resiko atas iman yang disaksikannya. Orang tersebut akan tetap melakukan hal yang benar, baik dan memperjuangkan kehidupan sebab itulah yang dikehendaki Allah.

Di sisi lain, kita yang mampu mengasihi Yesus dan tinggal dalam kasih Yesus akan senantiasa disertai-Nya. Penyertaan itu nampak melalui kehadiran “seorang Penolong yang lain”, yakni Roh Kudus, Roh Kebenaran. Roh Kudus tersebut bekerja dalam hati manusia untuk menolong, menopang, mengarahkan agar segenap tindakan kita merupakan bagian dari karya dan rencana Allah semata.

Penutup

Semakin seseorang mengenal Allah dengan benar, semakin besar pula kecintaannya kepada Allah. Kita yang telah mengenal Allah dalam segala karya, penyertaan dan berkat-Nya dalam hidup ini, pun akan menunjukkan keterlibatan kita dalam mewujudkan kebaikan dan rencana kasih-Nya. Salah satunya melalui perayaan unduh-unduh saat ini, keterlibatan kita diwujudkan melalui persembahan kepada-Nya. Kiranya melalui pengenalan yang mendalam tentang kasih Tuhan mendorong kita lebih bersungguh-sungguh dalam mempersembahkan. Sekaligus melatih kita untuk mampu meletakkan hidup pada sandaran yang tepat dan benar, bukan pada uang tetapi pada Tuhan sendiri. Amin. [garlic]

Pujian  :  KJ.  400 : 1, 3  Ku Daki Jalan Mulia

RANCANGAN KHOTBAH :  Basa Jawi

Pambuka

Kados pundi wangsulan para sedherek rikala wonten pitakenan kados mekaten, “Sinten tha Gusti Yesus miturut pemanggih panjenengan?”. Umumipun wangsulan ingkang dipun aturaken bilih Gusti Yesus inggih punika Sang Mesih, Putraning Allah, Juru Kawilujengan, lsp. Saking wangsulan kalawau  cetha bilih taksih wonten tiyang Kristen ingkang tepang kaliyan Gusti namung winates pangerten kognitif kemawon. Pangertosan bab Gusti Yesus namung nyonto punapa ingkang diwulangaken dhateng piyambakipun. Mbok menawi wangsulan ingkang lair saking pangertosan lan pengalaman pribadi kaliyan Gusti punika jarang kaaturaken. Sabab pangertosan ingkang lair sacara pribadi bab sinten tho Gusti punika mboten namung sacara kawruh kemawon, ananging ugi kadhasaran emosi lan kapitadosan. Pangertosan kita bab Gusti Allah saged nemtoaken kados pundi gesang kita kawangun wonten ing Gusti. Ugi pangertosan punika saged mbiji kados pundi kawontenan kita anggenipun tanggon ngadepi gesang ingkang kebak kaliyan perkawis punika.

Isi

Rasul Paulus mangertosi klayan cetha bilih tiyang ingkang manggen ing kitha Atena gadhahi pemanggih ingkang salah bab Gusti Allah. Punika saged dipun tingali saking kawontenan tiyang ing ngriku ingkang nyembah reca brahala. Ugi masyarakat ing Atena manggihi kawontenan Gusti Allah kadosdene salaka utawi sela utawi ingkang kawujudaken dening kagunan manungsa (Kis. 17:29). Pemanggih ingkang mekaten mbekta masyarakat ing Atena gesangipun kebak tumindak ingkang bodho. Gesangipun tebih kaliyan Gusti karana mboten mangertosi bab Gusti Allah ingkang sejatos. Tumrap tiyang ing Atena, lajeng Paulus nepangaken bab Gusti ingkang boten kasumerepan, Panjenenganipun inggih punika Gusti ingkang nitahaken langit lan bumi (Kis. 17:24). Gusti Allah ingkang mboten dumunung wonten ing dalem damelaning manungsa ananging Panjenenganipun Pangeraning sarwa tumitah lan ingkang kagungan gesang. Namung gesang wonten ing Panjenenganipun manungsa saged gesang matemah manungsa saged nindakaken aktifitas lan wonten ngantos wekdal punika. Langkung-langkung lumantar Gusti Yesus Kristus, manungsa dan masyarakat ing Atena pikantuk wekdal kangge mratobat lan ndandosi dhirinipun supados tansah sae. Pakaryan Gusti Allah ingkang mekaten ugi nelakaken bilih Gusti Allah punika pro-kehidupan.

Pangertosan bab Gusti Allah ingkang sarwa tumitah lan ingkang kagungan gesang ngeneraken kita tumrap sesambetan ingkang enggal kaliyan Panjenenganipun. Sesambetan punika dipun tandhani kaliyan pigesangan ingkang kadhasaran katresnan. Gesang ingkang nresnani Yesus lan gesang wonten ing salebetipun katresnanipun Yesus. Klayan andadosaken Yesus Kristus punjer dan panuntuning gesang kita. Rikala Gusti Yesus dados pangwasa wonten ing manah lan gesang kita, manungsa kasagedaken mangertosi pakaryanipun, piwucalipun lan netepi dhawuhipun. Tiyang ingkang tansah nucekaken Gusti Yesus kadosdene Pangeran ing salebeting manahipun gadhahi kakiyatan kagem mawartosaken pakaryan Gusti Allah (1 Petrus 3:15). Tiyang kalawau mboten ajrih nampi kasangsaran lan resiko saking kapitadosanipun. Tiyang punika bakal tansah nindakaken tumindak sae, elok kadosdene karsanipun Gusti.

Ing sisih sanes, tiyang ingkang saged nresnani Gusti Yesus lan mangun gesang wonten ing katresnanipun tansah pinayungan panganthinipun. Panganthinipun Gusti nyata wonten ing salebeting Sang Juru Panglipur, inggih punika Roh Suci, Rohing Kayekten. Roh Suci punika bakal makarya wonten ing manahipun manungsa kangge paring pitulungan, ngiyataken lan ngeneraken sedaya tumindak kita supados saged mujudaken pakaryan lan rancanganipun Allah.

Panutup

Pangertosan ingkang sangsaya leres bab Gusti Allah, mawujudaken katresnan kita dumateng Gusti inggih sangsaya ageng. Kita ingkang sampun tepang kaliyan Gusti wonten ing salebeting pakaryan, panganthi lan berkahipun wonten ing gesang punika, ugi bakal nderek mawujudaken kasaenan lan rancangan katresnanipun. Lumantar pahargyan unduh-unduh punika, kita badhe nderek ngaturaken pisungsung konjuk Gusti. Mugi-mugi lumantar pangertosan kita bab katresnaning Gusti ingkang sangsaya leres saged mbeta kita sangsaya tumemen anggenipiun ngaturaken pisungsung. Ugi dados sarana pambalajaran tumrap kita supados saged mapanaken gesang wonteng ing pangandel ingkang leres, sanes wonten ing bandha ananging namung wonten ing Gusti Allah. Amin. [garlic]

Pamuji :  KPJ. 154   “Adrenging Tyas Kula”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak